• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS SAMPEL Agregat

Dalam dokumen Laporan Praktikum Struktur Beton Kelompo (Halaman 42-51)

Halus Agregat Kasar 1 Kadar Lumpur (%) 6,733 0,27708 2 Kadar air (%) 7,536 1,2145 3 Berat volume (kg/liter) Padat 1,5179 1,5594 Goyangan 1,5006 1,4458 Lepas 1,426 1,3715 4

Apparent Spec. Gravity 2,605 2,72225

Bulk Spec Gravity (kering) 2,600 2,6413

Bulk Spec Gravity (SSD) 2,600 2,671

Penyerapan Air 1,126 0,200 5 Analisis Saringan Daerah Gradasi 3 Masuk Spec. ASTM C33-74 6 Keausan (%) 26,180

7 Nilai Rata-rata keausan (%) 26,180

8 Berat Jenis Semen Rata-Rata

-PERENCANAAN CAMPURAN BETON

Perencanaan campuran beton berdasarkan

A. Data Perencanaan

Volume Pengecoran: 1000 m³

Jenis Beton : Beton bertulang biasa

Kondisi lingkungan : Ringan, terlindung dari cuaca Mutu Pekerjaan : Cukup

Jenis konstruksi : Kolom Mutu beton (f’c) : 30 Mpa

Benda uji : Kubus dan silinder

Jumlah benda uji : 3 buah kubus dan 2 buah silinder Umur rencana : 28 hari

B. Deviasi Standar

Nilai standar deviasi ditentukan berdasarkan tingkat pengendalian mutu pekerjaan.

1. Jika peleksanaan tidak mempunyai data pengalaman atau mempunyai pengalaman kurang dari 15 buah benda uji, maka nilai deviasi standar diambil dari tingkat pengendalian mutu pekerjaan di bawah ini.

Tabel 1. Nilai Deviasi Standar Tingkat Pengendalian Mutu

Pekerjaan SD (MPa) Memuaskan Sangat Baik Baik Cukup Jelek Tanpa Kendali 2,8 3,5 4,2 5,6 7,0 8,4

Sumber : Triono Budi Astanto, Konstruksi Beton Bertulang, 2001

Karena tingkat pengendalian mutu pekerjaan di rencanakan cukup, maka standar deviasinya 5,6 Mpa.

2. Jika pelaksana mempunyai data pengalaman minimum 30 buah benda uji yang diuji kuat tekan rata-ratanya pada umur 28 hari, maka jumlah data dikoreksi terhadap nilai deviasi standar dengan suatu faktor pengali. Namun karena benda uji kurang dari 30 buah, maka pada perhitungan ini tidak menggunakan suatu faktor pengali.

Nilai tambah menurut ketentuan dalam SK. SNI T- 15-1990-03 ayat 3.3.1 butir 2

M = k x s Keterangan :

M = Nilai tambah

K = Tetapan statistik yang nilainya tergantung pada persentase hasil uji yang lebih dari kuat tekan rencana (dalam ini diambil 5 % dan nilai k = 1.64)

S = Deviasi standar

karena tidak mempunyai data pengalaman atau kurang dari 15 buah benda, maka nilai M langsung diambil 12 Mpa.

C. Kuat Tekan Beton Rata-Rata Yang Ditargetkan

Kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan berdasarkan ketentuan dalam SK. SNI T-15-1990-03 ayat 3.3.1 butir 3

f’cr = f’c + M

Keterangan : f’cr = Kuat tekan beton rata-rata f’c = Kuat Beton Karakteristik

M = Kuat tekan yang disyaratkan Maka, f’cr = f’c + M

= 30 + 1,64x5,6

= 39,184 Mpa

D. Bahan Yang Digunakan

Tipe semen : Semen portland tipe I

Asal pengambilan bahan : Kota Palangka Raya Jenis agregat kasar : Batu pecah

Berat Jenis : Agregat kasar = 2,671

Agregat halus = 2,600

E. Faktor Air Semen

Faktor air semen berdasarkan SK. SNI T-15-1990-03 ayat 3.3.2. Langkah-langkah yang dilakukan bila digunakan grafik (1) dan grafik (2):

a. Tentukan nilai kuat tekan pada umur 28 hari dengan menggunakan

Tabel (2) berdasarkan semen dan agregat yang digunakan. b. Guna grafik (1) untuk benda uji berbentuk silinder dan grafik (2)

untuk berbentuk kubus benda ujinya.

c. Tarik garis tegak lurus keatas melalu faktor air semen (f.a.s) 0,5 sampai memotong kurva kuat tekan yang ditentukan pada sub butir (b) diatas.

d. Tarik garis mendatar melalui nilai kuat tekan yang ditargetkan sampai memotong kurva yang ditentukan pada sub butir (c) diatas.

e. Tarik gerak lurus kebawah melalui titik potong tersebut untuk mendapatkan f.a.s yang diperlukan.

Faktor air semen maksimum berdasarkan SK. SNI-T-15-1990-03 ayat 3.3.2 butir 2 (dapat ditetapkan sebelumnya atau tidak). Jika nilai f.a.s yang diperoleh lebih kecil dari yang dikehendaki, maka yang dipakai ialah yang terendah.

Sehingga di dapat : Kekuatan tekan (sumber:

Tabel 2, SNI. T-15-1990-03:6) : Silinder = 37 + 0,5 = 37,5 Mpa

Faktor air bebas yang di perlukan : Silinder = 0,48

F. Slump

Nilai slump rencana :

Slump yang disyaratkan untuk pekerjaan kolom struktural menurut ACI adalah maksimum 101,6 mm dan minimum 24,5 mm. Sehingga untuk perencanaan diambil 30-60 mm.

Berdasarkan hasil uji laboratorium didapat : ukuran agregat maksimum = 20 mm

H. Nilai Kadar Air Bebas

Nilai kadar air bebas ditentukan berdasarkan SK. SNI T-15-1990-03 Tabel 6 ayat 3.2.5

Dengan ukuran butir agregat maksimum 20 mm dan nilai slump 30 – 60 mm, maka pada tabel 8.6SNI 03-2834-2000 buku Teknologi Beton A – Z, Sjafei Amir,ST.,Dipl. E. Eng. Maka pada tabel 6 SNI – T – 15 – 1990 – 03 : 13 maka kadar air bebas harus diperhitungkan antara 180 - 210 Kg/m³ untuk agregat gabungan. Kebutuhan air bebas yang akan digunakan dihitung dengan rumus :

Kadar air bebas = 2/3 . WF + 1/3 . WC = 2/3 . 180 + 1/3 . 210 = 190 Kg/m³

Keterangan : WF = perkiraan jumlah air agregat halus WC = perkieaan jumlah air agregat kasar

I. Jumlah Semen

Jumlah semen yang besarnya adalah kadar air bebas dibagi f.a.s. Jumlah semen maksimum jika tidak ditetapkan dapat diabaikan. Tentukan jumlah semen seminimum mungkin. Jika tidak lihat SK. SNI T-15-1990-03 ayat 3.2.2 kadar semen yang diperoleh dari perhitungan jika perlu disesuaikan. Faktor air semen yang disesuaikan jika jumlah semen berubah karena lebih kecil dari jumlah semen minimum yang ditetapkan (atau lebih besar dari jumlah semen maksimum yang disyaratkan), maka f.a.s harus diperhitungkan kembali.

Berat semen dihitung dengan rumus : 1. Untuk Silinder :

Berat semen=

Kadar air bebas f.a.s

= 190/0,48 190

0,54

= 395,833 kg/m3

J. Persentase Agregat Halus

Dengan diketahui ukuran butir maksimum, nilai slump rencana f.a.s dan daerah susunan butir, maka presentase agregat halus yang diperlukan dapat dibaca pada grafik (3) sampai dengan (5). Karena ukuran butir maksimum 20 mm maka menggunakan grafik (4).

Untuk agregat halus yang termasuk daerah 3 diperoleh harga : Silinder = 26% – 31%

Persentase agregat halus = (26+31)/2 = 28,5 % Persentase agregat kasar = 100 % - 28,5 % =71,5 %.

K. Berat Jenis Relatif Agregat

Untuk berat jenis relatif agregat di hitung SK.SNI T-15-1990-03 ayat 3.2.6.

Berat jenis campuran dihitung dengan rumus :

Bj. campuran = (PH x Bj. agregat halus) + (PK x Bj. agregat kasar) PH = Persentase berat agregat halus

PK= Persentase berat agregat kasar Sehingga :

Untuk Silinder :

Bj. campuran = (28,5% x 2,6) + (71,5% x 2,671) = 2,65

L. Berat Jenis Beton

Grafik (6) sesuai dengan kadar air bebas yang sudah didapat dari tabel 6 dalam SK. SNI T-15-1990-03 dan berat jenis relatif agregat.

Dari grafik (6) dalam SK SNI T-15-1990-03. Dengan nilai berat jenis Agregat Campuran silinder 2,65 dan kandungan air 190 liter/m3 beton, diperoleh berat jenis beton silinder 2400 kg/m3.

M. Susunan Campuran Bahan-Bahan Untuk 1 m³

a. Menghitung kebutuhan agregat campuran Untuk Silinder :

Kebutuhan agregat campuran = berat jenis beton – kebutuhan semen – kadar air bebas

= 2400 – 395,833 - 190 = 1814,167 kg/m3 Kebutuhan agregat halus

Kebutuhan agregat halus =kebutuhan agregat campuran x persentase agregat halus

= 1814,167 x 29,5 % = 517,037 kg/m3 Kebutuhan agregat kasar

Kebutuhan agregat kasar =kebutuhan agregat campuran – kebutuhan agregat halus

= 1814,167 – 517,037 = 1297,13 kg/m3 Koreksi terhadap kelembaban agregat :

Koreksi air agregat =

kadar air agregat ( ) - penyerapan air agregat ( )

100

x berat agregat

Koreksi jumlah air = jumlah air sebelum dikoreksi – koreksi air agregat

Kadar air = 7,536 % Penyerapan air = 1,126 % Agregat kasar : Kadar air = 1,2145 % Penyerapan air = 0,200 % Maka :

Koreksi air agregat halus =

(7,536 - 1,126)

100 x 517,037

= 33,142 kg

Koreksi air agregat kasar =

(1,2145 - 0,200)

100 x 1297,13

= 13,159 kg

Koreksi jumlah air =190 – 33,142 – 13,159 = 143,699 kg

Berat agregat halus =517,037 + 33,142 = 550,179 kg

Berat agregat kasar =1297,13 + 13,159 = 1310,289 kg

N. Rekapitulasi Hasil

1. Untuk Kubus :

Jadi proporsi untuk 1 m3 beton adalah :

Semen = 395,837 kg

Air = 143,699 liter

Agregat halus = 550,179 kg Agregat kasar = 1310,289 kg

Untuk tiap campuran benda uji (3 kubus, ukuran diameter 15 x15x15) dan jika SF = 1,2 maka :

= 12723,450 cm3 = 0,01272345 m3 Volume kubus = 1,2 x 152 x 30

= 12150 cm3 = 0,012150 m3

Volume total = volume silinder + volume kubus = 0,01272345 m3 + 0,012150 m3 = 0,0249 m3

Jadi setiap 1 kali adukan 2 buah sampel silinder dan 3 buah sampel kubus memerlukan :

Semen = 395,833 kg x 0,0249 = 9,8562417kg Air = 143,699 liter x 0,0249 = 3,5781051 liter Agregat halus = 550,179 kg x 0,0249 = 13,6994571kg Agregat kasar = 1310,289 kg x 0,0249 = 32,6261961 kg

PERENCANAAN CAMPURAN BETON SILINDER

Dalam dokumen Laporan Praktikum Struktur Beton Kelompo (Halaman 42-51)

Dokumen terkait