• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

F. Sosialisasi

2. Jenis Sosialisasi

kelompoknya. Artinya adalah individu tersebut akan beradaptasi untuk memiliki posisi atau kedudukan agar mendapat pengakuan dari orang-orang disekitar.

Menurut Peter Berger dan Paul B. Horton, sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya. Artinya adalah orang tersebut mendapatkan stimulus agar mempelajari kebiasaan-kebiasaan apa yang ada di lingkungan tempat tinggalnya yang kemudian akan membuatnya memiliki jati diri. Kemudian Soerjono Soekanto berpendapat, sosialisasi adalah suatu proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru. Artinya disini adalah interaksi aktif dari seorang pribumi kepada orang pendatang, agar dapat menyesuaikan dirinya di tempat yang baru. Tentu ini dilakukan demi kebaikan bersama.

2. Jenis Sosialisasi

Dalam bersosialisasi, kita harus memperhatikan lingkungan sosial. Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat yang di dalamnya terdapat interaksi antara individu dengan individu yang lain. Yang terlibat dari proses sosialisasi tersebut adalah manusia sebagai makhluk sosial, yang berhubungan dengan sekitarnya, serta adanya dorongan untuk mengabdi kepada masyarakat23.

23

Bimo Walgito, Psikologi Sosial Suatu Pengantar, (Yogayakarta : Ardi, 2002), ed. III, cet. Ke-1, h.22

Karena manusia sebagai makhluk sosial, maka dalam tindakan-tindakanya manusia juga sering mengarah pada kepentingan-kepentingan masyarakat. Sebaliknya, apabila manusia lebih cenderung individual, maka ia lebih mementingkan kehidupan pribadinya.

Berdasarkan jenisnya, sosilisasi dibagi menjadi dua. Pertama yaitu Sosialisasi Primer, sosialisasi ini terjadi pada masa pertumbuhan, yakni dengan cara mengucapkan kalimat, cara mengucapkan kata, cara bersikap dan lain sebagainya. Pada masa ini pemegang peran sosialisasi utamanya adalah keluarga. Keluarga mempunyai peranan penting dalam terbentuknya kepribadian seorang anak. Maka dari itu keluarga adalah tempat pertama kita belajar akan segala sesuatu, mulai dari kecil hingga kita sudah bisa membedakan yang mana yang baik dan yang mana yang buruk, atau mumayyiz.

Menurut Peter L. Berger dan Luckmann yang mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosidalisasi pertama yang dijalani individu menjadi anggota masyarakat (keluarga). Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitarnya. Selain itu, disebut primer juga karena kelompok ini bisa menjadi instrument penting untuk control social. Sebagai pemegang peran sosialisasi, kelompok primer berusaha menjaga agar norma dan sosial yang dianut bersama bisa membentuk sikap dan prilaku anggota kelompoknya seperti yang dianut masyarakat di kelompoknya.

31

Kemdian kedua ada Sosialisasi Sekunder, yaitu suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Jadi sosialisasi ini adalah setelah kita sudah bisa berbicara lancar dan bersikap dewasa. Saat itulah kita siap untuk bergabung ke masyarakat di luar lingkungan keluarga. Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi sosial, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup terkukung, dan diatur secara formal.

32 BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Humas MPR RI

Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal MPR RI ditugaskan untuk menyelenggarakan kegiatan sosialisasi Empat Pilar kehidupan bernegara melalui media massa. Oleh karena itu, dalam kerangka pelaksanaan tugas pokok penyelenggaraan kehumasan, Biro Hubungan Masyarakat dituntut untuk mampu memberikan dukungan teknis, administratif, dan keahlian guna terselenggaranya kegiatan sosialisasi melalui media massa tersebut1. Hal ini penting dilakukan untuk mendukung sosialisasi Empat Pilar utama kehidupan bernegara agar terlaksana secara masif dan menyentuh kalangan masyarakat luas.

Perbedaan pokok antara fungsi dan tugas Humas yang terdapat di instansi pemerintah dengan non pemerintah (lembaga komersial) adalah tidak adanya unsur komesial walaupun Humas Pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, yaitu promosi dan periklanan. Humas pemerintah lebih menekankan pada pelayanan umum.

Dalam kerangka sosialisasi, untuk memberikan pembelajaran dan pendidikan politik, diselenggarakan juga Pelatihan untuk Pelatih Sosialisasi Putusan MPR atau yang disebut dengan Training of Trainers di tingkat provinsi dan beberapa

1

33

kementerian, Cerdas Cermat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Ketetapan MPR Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, dan seminar-seminar yang berkaitan dengan materi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Ketetapan MPR.

Seminar ini dilakukan untuk menghimpun dan mengetahui berbagai pandangan dan pendapat masyarakat mengenai hal-hal terkait dengan penyelenggaraan Negara berdasarkan Undang-Undang Dasar.

Seluruh anggota MPR diwajibkan melakukan sosialisasi Empat Pilar di Dapil nya masing-masing, karena MPR terdiri dari anggota DPR (560 orang) dan DPD (124 orang) dan semuanya harus aktif dalam mensosialisasikan Empat Pilar2. Pimpinan dan anggota MPR RI yang dibantu Biro Humas MPR RI dalam mensosialisasikan Empat Pilar kebangsaan juga memanfaatkan media elektronik sebagai media sosialisasi. Dialog media elektronik yaitu radio (RRI) dan televisi (TVRI). Di TVRI ada dua acara, yang pertama adalah Jendela Anak Negeri dan Warung Kebangsaan.

Subjek MPR RI yang saya teliti adalah sosialisasi Empat Pilar Bangsa. Jenis sosialisasinya diantaranya adalah dialog-dialog, seminar, talkshow secara ringan, lomba-lomba cerdas cermat, forum kehumasan, Training of Trainers bekerjasama dengan Kementrian-kementrian, Dinas Pendidikan Provinsi, media cetak dan elektronik.

2

Biro Humas Sekretariat Jenderal MPR RI membantu tugas Pimpinan MPR RI untuk mengoordinasikan anggota MPR untuk memasyarakatkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD Pasal 15 ayat (1) huruf e dan Keputusan MPR Nomor 1/MPR/2010 tentang Peraturan Tata Tertib MPR Pasal 22 ayat (1) huruf e dengan memfasilitasi semua komponen kegiatan-kegiatan sosialisasi.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Drs. Yana Indrawan, M. Si)

Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antar

Lembaga (Agus Subagyo, S.S., M.I.R.)

Pengolahan Data dan Sistem Informasi

(Usep Supriyatna, S.Sos, M.Si.)

Bagian Media Visual (Didi Kusmayadi)

Bagian Perpustakaan (Dra. Roosiah Yuniarsih,

M.Kom.)

Kasubbag Pemberitaan (Rharas Esthining Palupi,

S.H., M.H.)

Kasubbag Hubungan Antar Lembaga (Budi Muliawan, S.H.,

M.H.)

Kasubbag Audio Visual (Supriyanto)

Kasubbag Pelayanan Pepustakaan (Kasan Jaya)

Kasubbag Pengolah Data (M. Haris Purwa P., S.H.)

Kasubbag Penyediaan dan Pemeliharaan Bahan

Pustaka (Zaenal Abidin) Kasubbag Sarana dan Jaringan

(Indri Wahyuni, S.IP.)

Kasubbag Dokumentasi Foto (Rades Rahadian, S.H.)

35

Seperti yang telah peneliti jelaskan sebelumnya, salah satu metode Humas MPR RI dalam mensosialisasikan Empat Pilar kebangsaan adalah pimpinan MPR RI membentuk tim kerja sosialisasi yang anggotanya berjumlah 35 orang, terdiri atas unsur fraksi-fraksi dan kelompok anggota DPD di MPR yang ditugasi untuk menyusun materi dan metodologi, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan sosialisasi, serta melaksanakan sosialisasi.

Peran tersebut diwujudkan dengan komitmen Pimpinan MPR untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap nilai-nilai luhur bangsa yang terdapat dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika yang dikenal dengan istilah Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dipandang sebagai sesuatu yang harus dipahami oleh para penyelenggara negara bersama seluruh masyarakat dan menjadi panduan dalam kehidupan berpolitik, menjalankan pemerintahan, menegakkan hukum, mengatur perekonomian negara, interaksi sosial kemasyarakatan, dan berbagai dimensi kehidupan bernegara dan berbangsa lainnya. Dengan pengamalan prinsip Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, diyakini bangsa Indonesia akan mampu mewujudkan diri sebagai bangsa yang adil, makmur, sejahtera, dan bermartabat.

36

1

Pimpinan Tim Kerja Sosialisasi MPR RI

1. Ketua: Drs. Agun Gunandjar Sudarsa, Bc.IP., M.Si. (Fraksi Partai Golongan Karya)

2. Wakil Ketua: Drs. Achmad Basarah, MH. (Fraksi PDI Perjuangan)

3. Wakil Ketua: Drs. H. Zainut Tauhid Sa’Adi (Fraksi Partai Persatuan Pembangunan) 4. Wakil Ketua: Martin Hutabarat

(Fraksi Partai Gerindra)

5. Wakil Ketua: Drs. H. Wahidin Ismail (Kelompok Anggota DPD)

Anggota Tim Kerja Sosialisasi MPR RI

1. DR. Ir. Mohammad Jafar Hafsah (Fraksi Partai Demokrat)

(menggantikan Ir. Agus Hermanto, MM.)

2. Laksada TNI (Purn) Adiyaman Amir Saputra, S.IP. (Fraksi Partai Demokrat)

3. Anton Sukartono Suratto (Fraksi Partai Demokrat) (Menggantikan Sutjipto, SH., M.Kn)

4. Yusyus Kuswanda, SH. (Fraksi Partai Demokrat)

1

37

5. Didi Irawadi Syamsuddin, S.H., LLM (Fraksi Partai Demokrat)

(Menggantikan Rinto Subekti, S.E., MM yang menggantikan Angelina Patricia Pingkan Sondakh, SE.)

6. Ruhut Poltak Sitompul, SH. (Fraksi Partai Demokrat)

7. Ir. H. Muhammad Azhari, S.H., M.H. (Fraksi Partai Demokrat)

(Menggantikan Bokiratu Nitabudhi Susanti, S.E.yang sebelumnya Hj. Himmatul Alyah Setiawaty, SH., MH.)

8. H. Harry Witjaksono, S.H. (Fraksi Partai Demokrat) (Menggantikan Ir. Sumanggar Milton Pakpahan, MM.) 9. Syamsul Bachri M.Sc. (Fraksi Partai Golongan Karya) 10. H.M. Busro (Fraksi Partai Golongan Karya)

(Menggantikan Drs. Josef A. Nae Soi, MM.)

11. Drs. Murad U. Nasir (Fraksi Partai Golongan Karya) (Menggantikan Dra. Hj. Chairun Nisa, MA.)

12. Dr. Ir. Hetifah, MPP. (Fraksi Partai Golongan Karya)

13. Dr. Yasonna Hamonangan Laoly, SH., M.Sc. (Fraksi PDI Perjuangan) 14. Dr. Ir. Arif Budimanta M.Sc (Fraksi PDI Perjuangan)

15. H. Rahadi Zakaria, S.IP., MH. (Fraksi PDI Perjuangan)

16. Dra. Eva Kusuma Sundari, MA., MDE. (Fraksi PDI Perjuangan) 17. H. TB. Soenmandjaja, SD. (Fraksi Partai Keadilan Sejahtera) 18. H. Rofi Munawar, Lc (Fraksi Partai Keadilan Sejahtera)

19. H. Hermanto, S.E., MM (Fraksi Partai Keadilan Sejahtera) (Menggantikan Dr. H. Muhammad Sohibul Iman)

20. Drs. Ibrahim Sakty Batubara, M.AP. (Fraksi Partai Amanat Nasional) 21. Dra. Mardiana Indraswati (Fraksi Partai Amanat Nasional)

22. H. Ahmad Yani, SH., MH. (Fraksi Partai Persatuan Pembangunan) 23. Ir. H.M. Lukman Edy, M.Si. (Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa) 24. Drs. Erik Satrya Wardhana, SE (Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat) 25. H. Dani Anwar (Kelompok Anggota DPD)

26. Ir. Abraham Paul Liyanto (Kelompok Anggota DPD) 27. Abdul Azis, S.H. (Kelompok Anggota DPD)

(Menggantikan Drs. H. Mohammad Sofwat Hadi, SH. yang sebelumnya Ir. Adhariani, SH., MH.)

28. Ir. Marhany Victor Poly Pua (Kelompok Anggota DPD) (Menggantikan Abdi Sumaithi)

29. H.T. Bachrum Manyak (Kelompok Anggota DPD) 30. dr. Budi Doku (Kelompok Anggota DPD)

39

B. Tujuan Sosialisasi Empat Pilar Bangsa

Empat pilar dari konsepsi kenegaraan Indonesia tersebut merupakan prasyarat minimal, disamping pilar-pilar lain, bagi bangsa ini untuk bisa berdiri kukuh dan meraih kemajuan berlandaskan karakter kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Setiap penyelenggara negara dan segenap warga negara Indonesia harus memiliki keyakinan, bahwa itulah prinsip-prinsip moral keindonesiaan yang memandu tercapainya perikehidupan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Untuk itu diperlukan adanya usaha sengaja untuk melakukan penyadaran, pengembangan dan pemberdayaan menyangkut empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara itu. Para penyelenggara negara baik pusat maupun daerah dan segenap warga negara Indonesia harus sama-sama bertanggung jawab untuk melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam empat pilar tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Empat pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dapat menjadi panduan yang efektif dan nyata, apabila semua pihak, segenap elemen bangsa, para penyelenggara negara baik di pusat maupun di daerah dan seluruh masyarakat konsisten mengamalkan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

Oleh karena itu, MPR selalu mengadakan Sosialisasi Empat Pilar yang diadakan di berbagai Provinsi, Kota, Kabupaten, daerah maupun lingkungan

MPR/DPR/DPD RI, karena Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara dipandang sebagai sesuatu yang harus dipahami oleh para penyelenggara negara bersama seluruh masyarakat dan menjadi panduan dalam kehidupan berpolitik, menjalankan pemerintahan, menegakkan hukum, mengatur perekonomian negara, interaksi sosial kemasyarakatan dan berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara lainnya. Dengan pengamalan prinsip Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, diyakini bangsa Indonesia akan mampu mewujudkan diri sebagai bangsa yang adil, makmur, sejahtera dan bermartabat.

Pemilihan nilai-nilai luhur bangsa ini sesuai dengan kewajiban Anggota MPR sebagaimana diatur dalam Keputusan MPR Nomor 1/MPR/2010 tentang Peraturan Tata Tertib MPR Pasal12 yaitu antara lain harus memegang teguh dan melaksanakan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menaati peraturan perundang-undangan, memasyarakatkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta memperkukuh dan memelihara kerukunan nasional serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Tujuan sosialisasi Empat Pilar Bangsa antara lain Pertama, melaksanakan tugas Pimpinan MPR dalam rangka mengoordinasikan Anggota MPR dalam melakukan pemasyarakatan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sesuai dengan amanat UU No, 27 Tahun 2009, tentang Majelis

41

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pasal 15 ayat (1) huruf e. Humas MPR RI membantu secara teknis dan administratif dalam mengakomodir kegiatan-kegiatan sosialisasi Pimpinan MPR ke seluruh Indonesia.

Kedua, melakukan reaktualisasi terhadap nilai-nilai Pancasila, Konstitusi (Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945), Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. Penulis menganggap bahwa pengajaran tentang Empat Pilar bukan hanya memberitahukan apa Empat Pilar Bangsa itu, tapi juga untuk memperkokoh landasan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Ketiga, meningkatkan pemahaman terhadap Empat Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya kepada setiap lapisan masyaraka. Selain mensosialisasikan apa itu Empat Pilar Bangsa, penulis menilai Pimpinan MPR RI sangat berharap bahwa mahasiswa dan mahasiswi juga masyarakat memahami pentingnya mendalami pilar-pilar kehidupan berbangsa dan bernegara Republik Indonesia.

Keempat, sebagai salah satu upaya dalam menggali dan membangun kembali kesadaran pentingnya nilai-nilai Empat Pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut penulis, pilar-pilar yang lahir sejak hampir 70 tahunan yang lalu ini bukan hanya sebagai pajangan istilah-istilah kenegaraan, tapi juga sebagai landasan dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat guna mewujudkan kehidupan masyarakat

yang sejahtera adil dan makmur sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Kelima, membangun sinergisitas antara Pimpinan dan Anggota Majelis sebagai pelaksana tugas konstitusional dengan mahasiswa sebagai agen perubahan dan kalangan akademis sebagai salah satu elemen penggerak masyarakat. Menurut penulis, tujuan ini sudah jelas bahwa Humas MPR RI memiliki peran penting dalam hubungan dalam MPR RI sendiri maupun hubungan ke luar.

Penulis menyimpulkan, bahwa tujuan-tujuan dari sosialisasi Empat Pilar Bangsa di atas tidak lain adalah menjadikan masyarakat Indonesia yang majemuk ini agar terus bersatu padu, tidak berpecah belah antar suku. Sosialisasi Empat Pilar Bangsa kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan Humas MPR RI dalam menyebarluaskan informasi-informasi dan kebijakan pemerintah demi meratanya pengetahuan masyarakat Indonesia akan pemahaman konstitusional negara kita.

Dengan memadukan beberapa aktivitas yang menjadi agenda Pimpinan, Anggota dan Humas MPR berharap mencapai satu hasil yang berlipat. Sehingga MPR bisa benar-benar dekat di masyarakat dan bisa mengurangi citra negatif yang selalu akrab dengan lembaga pemerintah di mata masyarakat. Tentunya tugas-tugas Pimpinan, Anggota dan Humas MPR RI ini juga membutuhkan dukungan kita, jika kita acuh akan tujuan-tujuan sosialisasi MPR ini maka kegiatan mereka juga akan sia-sia. Maka dari itu dibutuhkan kesadaran yang serius dari setiap elemen masyarakat.

43 BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A.Peran Humas MPR RI

Peran Humas MPR RI dalam mensosialisasikan Empat Pilar Bangsa merupakan apresiasi dan pemberdayaan masyarakat dari Pimpinan dan anggota MPR RI untuk mengimplementasikan Empat Pilar Kebangsaan dalam etika kehidupan berbangsa sehari-hari, menjadi pijakan operasional yang ada dalam tujuan Pimpinan MPR RI dan anggotanya sebagai Keputusan MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa dengan memfasilitasi semua komponen kegiatan-kegiatan sosialisasi.

Ketetapan ini mengamanatkan untuk meningkatkan kualitas manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia serta berkepribadian Indonesia dalam kehidupan berbangsa. Pokok-pokok etika berbangsa mengacu pada cita-cita persatuan dan kesatuan, ketahanan, kemandirian, keunggulan dan kejayaan, serta kelestarian lingkungan yang dijiwai oleh nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur bangsa.1

Humas MPR RI selain berperan mengakomodir semua kegiatan dan tugas pimpinan MPR RI maupun anggotanya juga berperan menerima masukan yang berasal dari rakyat, LSM, terutama media yang saat ini memiliki kekuatan yang

1

Sekretariat Jenderal MPR RI, Bahan Tayangan Materi Sosialisasi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Indonesia, (Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI, 2013), cet, ke- XIII, h. 68.

paling besar dalam pembentukan opini publik yang mengarah kepada aspirasi publik. Dalam tugas Humas MPR tersebut tentunya berimplikasi dalam mengidentifikasi, mempertahankan, dan menjaga kesinambungan hubungan yang saling menguntungkan antara anggota MPR RI dan masyarakat sangat relevan agar memperoleh dukungan masyarakat secara lebih kontinyu. Tentunya hal ini akan berujung pada pembentukan demokrasi Indonesia yang bersih, aspiratif, dan transparan.

Humas MPR RIjuga dituntut untuk mengantisipasi isu-isu yang berkembang dalam masyarakat maupun internal Sekjen MPR RI, agar proses komunikasi bisa berjalan dua arah, yakni antara MPR RI dengan masyarakat. Disamping itu, Humas MPR RI diharapkan mampu mengevaluasi perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan dan berbagai prosedur organisasi dengan kepentingan publik serta melaksanakan suatu program aksi dan komunikasi dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman publik atas kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh MPR RI itu sendiri.

Dalam MPR RI penulis menemukan satu bagian yang memiliki fungsi manajemen organisasi MPR RI itu sendiri yaitu Biro Kehumasan yang berada langsung dibawah Sekjen dimana biro humas ini bertugas untuk kemudian menyelenggarakan dukungan teknis dan administratif kepada MPR RI dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, serta pembinaan terhadap seluruh unsur

45

dalam lingkungan Sekretariat Jenderal MPR RI yang berkonsentrasi pada menyelenggarakan kegiatan Hubungan Masyarakat, keprotokolan, publikasi, perpustakaan dan dokumentasi. Kemudian juga menampung aspirasi atau respon masyarakat atas kegiatan-kegiatan sosialisasi Empat Pilar Bangsa. Untuk itu mereka membuat sub menu “SURAT PEMBACA” di home page www.mpr.go.id untuk partisipasi aktif dari masyarakat itu sendiri berupa pengaduan online atas kegiatan yang dilaksanakan. Pengaduan tersebut bisa diajukan ke www.mpr.go.id atau alamat email Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) ppid@mpr.go.id baik itu berupa kritik maupun saran.

Humas di MPR RI sudah sangat terstruktur, berdiri sendiri dibawah Sekretaris Jenderal/Wakil Sekretaris Jenderal MPR RI. Biro Hubungan Masyarakat MPR RI menjalankan tugasnya untuk memperoleh goodwill dengan memberikan pernyataan-pernyataan melalui media cetak, media elektronik, media online, ataupun secara tatap muka (melalui seminar/sosialisasi).

Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia termasuk dalam organisasi nonprofit. Karena organisasi nonprofit didirikan untuk mencapai tujuan yang bersifat nonbisnis atau tidak mencari keuntungan, dalam organisasi nonprofit dibagi menjadi dua bagian, yaitu organisasi nonprofit pemerintah dan organisasi nonprofit bukanpemerintah. Dalam penggolongan tersebut Majelis Permusyawaratan

Rakyat Republik Indonesia termasuk dalam golongan organisasi nonprofit pemerintah. Karena kegiatan operasionalnya dibiayai oleh pemerintah atau negara.

Pimpinan dan seluruh anggota MPR RI diwajibkan melakukan sosialisasi Empat Pilar di Dapil nya masing-masing, dimana MPR RI terdiri dari anggota DPR (560 orang) dan DPD (124 orang) dan semuanya harus aktif dalam mensosialisasikan Empat Pilar Bangsa dibantu oleh Sekretariat Jenderal MPR RI yang bertugas menyelenggarakan dukungan teknis dan administratif kepada MPR RI dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, serta pembinaan terhadap seluruh unsur dalam lingkungan Sekretariat Jenderal MPR RI yang berkonsentrasi pada menyelenggarakan kegiatan Hubungan Masyarakat, keprotokolan, publikasi, perpustakaan dan dokumentasi.

Sesuai dengan Teori Peran Humas oleh Cutlip dan Center yaitu sebagai

Communicator, membina Relationship, melakukan peranan Back Up Management

dan membentuk Corporate Image, dimana Humas MPR RI melaksanakan aktifitas sosialisasi Empat Pilar Bangsa yang sekaligus melakukan fungsi-fungsi MPR RI. Sesuai dengan teori peran Humas tersebut dan hasil penelitian di lapangan, penulis mendapatkan data-data dan fakta terkait peran dan kegiatan Humas MPR RI dalam mensosialisasikan Empat Pilar Bangsa.

Pertama, Peranan Humas sebagai Communicator. Pimpinan dan anggota tim kerja sosialisasi MPR RI yang secara tidak langsung adalah Humas MPR RI, mereka

47

berperan sebagai Communicator. Dalam hal ini, mereka sama-sama berperan sebagai penghubung untuk mewakili MPR RI dalam melakukan komunikasi dengan publik internal dan eksternal. Contohnya adalah Ketua MPR RI Drs. H. Sidarto Danusubroto, SH memberikan sosialisasi secara langsung dalam kegiatan-kegiatan sosialisasi MPR seperti MPR “Goes To Campus” di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Senin, 27 Januari 2014 dengan tema Menuju Pemilu Yang Berkualitas. Kemudian ditayangkan di TVRI pada Senin, 3 Februari 2014.

Bentuk sosialisasi ini adalah dialog ringan yang berlangsung secara tematik dan diselingi dengan komedi-komedi yang diperankan oleh 4 orang komedian. Acara ini dihadiri oleh narasumber dari MPR RI, instansi pemerintah setempat, dan perwakilan tokoh dari universitas, dengan tetap mengedepankan substansi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara sebagai bahan diskusi dan dialog antara narasumber dan peserta.Ketua Biro Humas MPR RI yaitu Bapak Drs. Yana Indrawan, M. Si menjadi pembawa acara dalam acara ini.

Selain acara MPR “Goes To Campus” acara lainnya adalah Jendela Anak Negeri dan Warung Kebangsaan. Ketiga acara ini disiarkan di TVRI, namun bedanya untuk MPR “Goes To Campus” sasarannya adalah mahasiswa/i, sedangkan Jendela Anak Negeri dan Warung Kebangsaan mengundang masyarakat umum datang langsung ke studio TVRI diberikan acara sosialisasi tersebut.

Kedua, Peranan Humas MPR RI dalam membina Relationship ditunjukkan dengan mengadakan Lomba Cerdas Cermat UUD NRI 1945 tingkat SLTA di seluruh Indonesia yang membina kerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi, SLTA-SLTA di seluruh Indonesia dan PGRI. Lomba ini bertujuan untuk memasyarakatkan dan membudayakan pentingnya penyelenggaraan kehidupan berkonstitusi melalui pemahaman aturan dasar bernegara, khususnya di kalangan generasi muda, membangun dan membina persahabatan antargenerasi muda yang dapat memperkukuh persatuan bangsa dan memahami pentingnya kebhinekaan dalam program budaya dan hidup berbangsa di kalangan siswa SLTA.

Peran Humas MPR RI sebagai membina Relationship selanjutnya adalah Dialog Interaktif RRI. Sosialisasi ini bentuknya adalah dialog tanya jawab dengan media elektronik radio antara penyiar dan narasumber dari MPR RI dan juga

Dokumen terkait