• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Tindakan Dan Undang-Undang Yang Diberlakukan Dalam Pergaulan Antara Laki-Laki dan Wanita

u Q&,8 w Q! OPeR

PENERAPAN HUKUM ISLAM DI KUCHING DALAM PERGAULAN LAKI-LAKI DAN WANITA

E. Jenis Tindakan Dan Undang-Undang Yang Diberlakukan Dalam Pergaulan Antara Laki-Laki dan Wanita

Dari hari ke hari, masyarakat Islam di Sarawak semakin menuju ke arah moderenisasi. Dalam menjalankan kehidupan ini, masyarakat seringkali terlibat ke arah kemaksiatan tanpa mereka sadari. Dilihat semakin terjadinya masalah sosial syariah ini, maka sudah pasti tugas JAIS atau Dapartemen Agama di Sarawak terutamanya di Kuching ini semakin bertambah berat. Kriminal syariah yang melibatkan pergaulan bebas antara laki-laki dan wanita zaman sekarang tidak hanya melibatkan kesalahan satu kedudukan, bahkan dia melibatkan kriminal yang lebih berat seperti melahirkan anak di luar nikah dan sebagainya.

Maka dari itu, bagi pembenteras kriminal ini daripada terus bertambah dan selanjutnya menyelamatkan umat Islam, berbagai tindakan yang lebih efektif lagi

yang perlu diambil. Kewajipan untuk membentras perbuatan maksiat ini juga telah ditekankan dalam firman Allah

]^d + t]= I M#$-\ P= I\

$ $% ,G s V„2… U"?

€ = 6'G Q< Tz]H & %"?

O P=*‰ 26'G sH ,- " ?

a Q<

OeeBR

Artinya”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (Q.S.3: al-Imran: 110)

Berdasarkan ayat di atas, jelas kepada kita bahwa menghapuskan maksiat adalah satu kewajipan. Oleh karena itu, bagi merealisasikan maksud ayat ini, pihak JAIS berperan utama dalam tugas ini karana mereka mempunyai kuasa untuk berbuat demikian.

Bagi menjalankan tugas untuk mencegah kriminal syariah ini,tindakan Bagian Penguatkuasa dan Pendakwaan JAIS hendaklah tidak menyimpang jauh dari Pasal Kriminal Syariah 1991, tidak kepada pasal kriminal jenayah yang lain. Jika dilihat kepada serangkaian jenis kesalahan daripada empat puluh satu kesalahan itu yang sering dilakukan adalah:

1. Perbuatan kurang sopan (pasal4); 2. Sewenang-wenang (pasal 5);

3. Laki-laki meyerupai wanita (pasal 6); 4. Khalwat (pasal 8);

5. Berkelakuan tidak sesuai (pasa 9); 6. Persetubuhan haram (pasal 10);

7. Hamil dan melahirkan anak di luar nikah (pasal 15); 8. Anak dara kabur dari penjagaan orang tua (pasal 20); 9. Minum minuman haram (pasal 25);

10. Menjual, makan dengan sengaja dan sebagainya dalam bulan puasa (pasal 26);

11. Ingkar perintah mahkamh (pasal 28); 12. Mengajar agama tanpa kebenaran (pasal 38).

Daripada tiga belas kesalahan kriminal syariah di atas, penulis hanya membahaskan tindakan-tindakan yang dilakukan berkaitan dengan pergaulan bebas antara laki-laki dan wanita yaitu kasus khalwat. Ini karena penulis melihat bahwa daripada kasus khalwat inilah bermulanya perbuatan tidak sopan sehingga berlaku beberapa kesalahn lebih berat termasuk melahirkan anak di luar nikah. Bagi melaksanakan tugas pencegahan maksiat ini, UU Tahun 1991 telah menetapkan prosedur yang terentu. Ini jelas dalam pasal 3 Kriminal Syariah yaitu:

“Semua kesalahan yang mana Mahkamah mempunyai bidang kuasa hendaklah diperiksa dan dibicara menurut peruntukan yang terdapat dalam pasal ini”

(UU Kriminal Syariah 1991)

Dengan adanya penetapan undang-undang seperti ini, berbagai kesalahan kriminal syariah sebagaimana kesalahan kriminal yang lain hendaklah diperiksa dan dibicara terlebih dahulu. Tindakan ini dilakukan bagi membuktikan kesalahan yang dilakukan oleh tertuduh.

Dalam kasus khalwat, bagi membuktikan kesalahan khalwat, terdapat tiga unsur penting yang harus dibuktikan. Jika kurang daripadanya tiga bukti tadi maka si tertuduh bisa dikenakan kesalahan khalwat21. Tiga unsur tadi adalah:

a. Dikurung di dalam rumah atau tidak menampakan diri; b. Mendatangkan syak;

c. Bersama perempuan yang bukan mahrm selain daripada isteri atau laki-laki bukan mahramnya selain suami.

Dilihat kepada prosedur yang dinyatakan, bagi menetapkankan kesalahan seseorang itu bukanlah satu perkara yang mudah. Ia memerlukan bukti yang kuat dan saksi-saksi yang dapat dipercaya. Orang-orang yang dibenarkan menangkap serta memeriksa kesalahan kriminal syariah ini adalah pegawai-pegawai penegak hukum serta polisi. Selain daripada ketua masyarakat yang diyakini sebagai pegawai sipil oleh pasal 3 Undang-Undang Sarawak 1985 dan boleh juga dilantik sebagai Pegawai Penegak hukum Agama. Perkara ini berdasarkan Pasal 22 (4) Ayat Mahkamah Syariah 1991 (Bagian Penegak hukum JAIS). Selain itu, Kepala Jabatan Agama Islam boleh melantik pegawai penegak hukum Agama atas budi bicaranya. Perkara ini jelas dinyatakan dalam Pasal 22 (4) Mahkamah Syariah 1991.

1. Tindakan Yang Dilaksanakan Berdasarkan Maklumat

Tindakan atau langkah yang diambil oleh Bagian Penegak hukum boleh dikategorikan kepada dua jenis yaitu;

a. Tindakan yang dilakukan berdasarkan maklumat;

21

Wawancara bersama Kepala Penegak Hukum Ustaz Mat Noor, Jabatan Agama Islam Sarawak 21 Januari 2007 di Kantor jam 1 siang

b. Tindakan yang dilakukan semasa razia.

Tindakan yang dilakukan berdasarkan maklumat ini dilakukan setelah pihak Penegak hukum menerima laporan. Laporan tersebut boleh dilakukan secara tertulis di Kantor Bagian Penegak hukum atau boleh dilaporkan terus melalui telepon. Sekiranya kriminal tersebut dilakukan di tempat umum, laporan yang diterima akan ditulis dalam formulir 5 yang disediakan oleh bagian tersebut.

Setelah laporan diterima, maka interograsi akan dilakukan. Namun interograsi ini hanya boleh dilakukan setelah mendapat kebenaran daripada Pegawai Mahkamah Syari. Pemohonan untuk memeriksa ini boleh dilakukan setelah formulir permohonan untuk memeriksa diluluskan. Akan tetapi, jika maklumat yang diterima tidak benar, maka laporan dari orang yang melihat itu akan disimpan sebagai simpanan saja hingga ada laporan lain yang diterima, maka pada ketika itu satu lagi pemeriksaan akan dilakukan bagi mempastikan kebenaran laporan tersebut.22

Sekiranya laporan tadi benar maka razia akan dilakukan ke tempat yang dinyatakan. Sebelum razia dilakukan para Pegawai Agama akan melakukan pemeriksaan bagi mempastikan kedudukan serta lokasi tempat dengan tepat. Ini adalah untuk mempermudah razia dilaksanakan. Razia juga hanya dilakukan setelah mereka mendapat maklumat yang benar. Namun sekiranya semasa razia dilakukan dan didapati tidak benar, maka sekali lagi maklumat si pelapor akan

22

Salawati Binti Sarkawi “Khalwat: Punca Dan Peranan Jabatan Agama Islam Sarawak Dalam Menangani Masalah Ini: Satu Kajian Di Bandaraya Kuching: Universitas Kebangsaan Malaysia Bangi Selangor 1998 h 37

disimpan. Dan sekiranya perlu para Pegawai Agama akan mengadakan razia susulan untuk mendapatkan bukti.

Berbeda pula apabila terdapat bukti yang didapati semasa razia dilakukan. Bagi kasus khalwat kasus ini kemungkinan akan menjadi kasus tangkap atau kasus tilang. Ia boleh menjadi kasus tilang jika unsur-unsur yang terdapat dalam kasus tersebut tidak terdapat dalam Ayat 18 dan 19 Pasal Kriminal 1991. Walau bagaimanapun, sekiranya unsur kasus tersebut terdapat dalam Ayat 18 dan 19 Pasal Kriminal, maka ia akan menjadi kasus boleh tangkap. Contoh kasus khalwat yang menjadi kasus boleh tangkap adalah apabila alamat pesalah tersebut bukan dalam Propinsi Sarawak atau beliau dipercayakan memberi keterangan tidak benar. Seseorang yang dikenakan kasus tangkap hanya boleh ditangkap tidak melebihi 24 jam saja. Tempo ini tidak termasuk masa perjalanan atau libur. Namun jika pesalah tersebut membayar uang jaminan, maka ia akan dibebaskan segera.

Semasa tangkapan dilakukan, yaitu ketika berada di tempat razia, beberapa tindakan yang mesti dilakukan oleh Pegawai Penegak hukum Agama. Menurut penelitian daripada Pegawai Penegak hukum Agama, semasa tangkapan tersebut dilakukan, para pesalah akan diambil keterangan mereka dan diambil foto. Pasangan yang bukan Islam akan diambil keterangan saja.

Sekiranya yang bersalah mengaku, maka dia akan dikenakan hukuman tilang atau penjara atau keduanya sekali. Tersangka akan disuruh menikah dengan pasangannya sekiranya mereka tidak mengalami masalah pribadi. Namun tindakan untuk menikahkan mereka ini tidak berarti mereka akan dibebaskan

tanpa hukuman oleh mahkamah. Ini karena dalam Islam, setiap kesalahan atau perbuatan yang dilakukan akan mendapat balasannya yang setimpal.

Bagi yang mengaku kesalahannya,orang tersebut akan dibebaskan dengan jaminan, tapi beliau kan dipanggil semula untuk dibicarakan sekali lagi dengan mengemukakan saksi-saksi. Saksi ini adalah terdiri daripada saksi bagi pihak tergugat dan saksi bagi pihak penggugat. Sekiranya beliau masih tidak mengaku, maka salah satu yang tergugat akan dibebaskan. Walaupun begitu, jika kesalahannya dapat dibuktikan, maka dia akan dikenakan hukuman.23

Prosedur kasus khalwat yang termasuk dalam kasus tilang ini mempunyai sedikit perbedaan dengan kasus boleh tangkap. Orang yang ditilang tanggal perbicaraannya ditentukan. Sekiranya dia gagal hadir pada hari yang ditentukan, maka surat tangkap akan diberikan. Surat ini hanya boleh diberi mengikut Pasal 31 Hukum Kriminal Syariah 1991.

2 Tindakan Yang Dilakukan Berdasarkan Razia

Selain daripada melakukan tangkapan berdasarkan laporan daripada masyarakat, pihak Bagian Penegak hukum Jabatan Agama Islam Sarawak (JAIS) juga mengadakan razia dari semasa ke semasa. Masa razia ini seringkali tidak ditentukan. Kebiasaannya para Pegawai Penegak hukum ditemani oleh anggota polisi yang menjamin keselamatan para Pegawai Penguatkuasa yang mudah terkena bahaya.24

Razia yang dilakukan ini hanyalah melibatkan kawasan di sekitar Bandaraya Kuching saja. Tangkapan biasanya dilakukan di kawasan taman-taman

23

Ibid h 39 24

Salawati binti Sarkawi Khalwat: Punca Dan Pranan Jabatan Agama Islam Sarawak h 26

bunga dan kawasan yang rawan terdapatnya pasangan yang berkhalwat. Kesalahan yang biasa didapati tidak hanya melibatkan kasus khalwat, bahkan kebanyakkan kasus yang dijumpai adalah berkelakuan tidak sopan, minum minuman memabukkan dan beberapa kesalahan lain. Golongan yang terlibat dalam kasus ini adalah anak muda dan orang dewasa. Pelaku-pelaku yang besalah ditahan dan diambil keterangan dan mereka dipanggil ke kantor Bagian Penegak hukum untuk dinterogasi. Mereka juga akan dibawa ke pengadilan agama untuk pembicaraan.

F. Peranan Kerajaan Dalam Menerapkan Hukum Islam Terhadap

Dokumen terkait