• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

B. Jenis Usaha Dalam Ekonomi Islam

1. Pengertian Jenis Usaha dan Dasar Hukumnya

Secara umum, Islam pada dasarnya mempersilakan manusia untuk mengonsumsi dan memperdagangkan apa saja yang mereka kehendak dan mereka kuasai dari apa saja yang ada di bumi, sejauh barang-barang yang dikonsumsinya atau diperdagangkan itu benar-benar halal lagi baik (halalan thayyiban). Dengan kalimat lain, Islam jelas menghalalkan barang (makanan/minuman dan lain-lain) yang baik-baik (at-thayyibat).36

35Tyas Sasetyowati dan Susanti Kurniawati, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Sembako Suatu Kasus pada Pedagang Sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran, (Jurnal, 20121), h. 11

36 Muhammad amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam, (Jakarta : Kholam Publishing, 2008), h. 185

Pada saat bersamaan, Islam juga dengan tegas mengharamkan seseorang dari kemungkinan mengonsumsi makanan atau minuman lain-lain yang buruk-buruk (al-khabitsat). Dalam surat Al-Baqarah ayat 168 dan 169 yang berbunyi :

























































Artinya : Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allâh apa yang tidak kamu ketahui. [al-Baqarah/2:168-169]

Allâh Azza wa Jalla mengingatkan akan anugerah berupa perintah kepada manusia untuk memakan apa saja yang ada di bumi, baik yang berupa biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan, serta daging hewan dan binatang dengan dua kriteria: ًلاَلاَح(yang dihalalkan bagi mereka), bukan barang yang diharamkan atau didapatkan melalui cara yang haram seperti ghashab, mencuri dan lainnya. Kedua, ًابَّيَط(yang baik), maksudnya bukan barang yang khabîts (buruk) seperti bangkai, darah, daging babi dan barang-barang bersifat buruk lainnya.

Maksud sesuatu yang halal adalah segala yang diizinkan oleh Allah. Sementara makna thayyib, yaitu segala yang suci, tidak najis

dan tidak menjijikkan yang dijauhi jiwa manusia. Dengan demikian, dzat makanan (dan minuman) tersebut baik, tidak membahayakan tubuh dan akal mereka.

Islam mengajarkan dalam sistem ekonomi ummatnya, didasarkan pada nilai-nilai keadilan yang harus ditegakkan, dan menjadi prinsip pokok untuk melakukan kegiatan ekonomi. Setiap kegiatan ekonomi harus mengandung unsur manfaat serta tidak melakukan penganiayaan terhadap dirinya dan orang lain, sehingga kegiatan ekonomi dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat secara merata. Melakukan kegiatan ekonomi tidak diperbolehkan dengan melakukan penipuan, perjudian, pemaksaan ataupun mengambil hak milik orang lain dengan cara-cara bathil.37

Menurut Ari Sulistiyo Budi (dalam penelitian tesis nya pada tahun 2006), jenis dagangan pedagang kaki lima sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh aktivitas yang ada disekitar kawasan dimana pedagang tersebut beraktivitas. Misal, disuatu kawasan perdagangan, maka jenis dagangan yang ditawarkan akan beranekaragam, berupa makanan atau minuman, barang kelontong, pakaian dan lain-lain.38

Jenis usaha atau dagangan adalah jenis barang atau jasa yang akan dijual oleh para pedagang di pasar. Jenis-jenis barang yang diperjualbelikan beragam, diantaranya ada buah-buahan, sayuran atau

37 Portal Garuda.org/article.php?article, Analisis Bentu k Gharar Dalam Transaksi Ekonomi (diakses pada tanggal 11 Oktober 2017)

38 Ari Sulistiyo Budi, Kajian lokasi Pedagang Kaki Lima Berdasarkan Preferensi PKL Serta Persepsi Masyarakat Sekitar Di Kota Pemalang, (Tesis, Program Pasca Sarjana Magister Pembangunan Wilayah dan Kota, Universitas Dipenogoro, Semarang, 2006), h. 35

hasil bumi, daging dan ikan, makanan dan minuman, pakaian dan aksesoris, peralatan rumah tangga, sembako, dan lain-lain.39

Pasar tradisional memiliki aturan tersendiri dalam menentukan jenis usaha atau dagangan. Aturan ini terkait penempatan lokasi berdagang sesuai dengan jenis usaha atau dagangan dalam pola zoning atau pengelompokan jenis dagangan. Pola zoning diterapkan untuk pasar yang memiliki jenis barang dagangan yang bervariasi. Sementara untuk pasar dengan jenis dagangan yang bersifat homogen tidak perlu menerapkan pola zoning karena jenis dagangan yang diperjualbelikan memiliki jenis yang sama. Pola Zoning dapat mempermudah pengelolaan pasar dan mempermudah konsumen mencari barang sesuai jenis dagangannya, selain itu untuk menciptakan suatu pengelolaan pasar tradisional yang baik, rapi dan nyaman.

Adapun jenis dagangan yang ditawarkan oleh pedagang kaki lima dapat dikelompokan menjadi 4 (empat) kelompok utama, yaitu40 :

a. Makanan yang tidak dan belum diproses, termasuk didalamnya makanan mentah, seperti daging, buah-buahan, dan sayuran. b. Makanan yang siap saji, seperti nasi dan lauk pauk dan juga

minuman.

c. Barang bukan makanan, mulai dari tekstil hingga obat-obatan.

39 Nur Isni Atun, Pengaruh Modal, Lokasi, Dan Jenis Dagangan Terhada p Pendapatan Pedagang Pasar Prambanan Kabupaten Sleman, (Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 2016), h. 29

d. Jasa, yang terdiri dari beragam aktivitas, misalnya tukang potong rambut dan lain sebagainya.

Pengertian jenis usaha atau dagangan dalam penelitian ini adalah jenis barang yang dijual oleh para pedagang kaki lima di Pasar Wayhalim sesuai dengan kelompok jenis dagangnya. Jenis dagangan diukur dengan jumlah pedagang dari masing-masing jenis dagangan dimana skor tertinggi dimiliki oleh jenis dagangan dengan jumlah pedagang paling banyak dan skor terendah dimiliki oleh jenis dagangan dengan jumlah pedagang paling sedikit.

2. Hubungan Jenis Usaha Dengan Pendapatan Bersih

Pasar tradisional memiliki aturan tersendiri dalam menentukan jenis dagangan. Aturan ini terkait penempatan lokasi berdagang sesuai dengan jenis dagangan dalam pola zoning atau pengelompokan jenis dagangan. Pola zoning diterapkan untuk pasar yang memiliki jenis barang dagangan yang bervariasi. Sementara untuk pasar dengan jenis dagangan yang bersifat homogen tidak perlu menerapkan pola zoning karena jenis dagangan yang diperjualbelikan memiliki jenis yang sama. Pola zoning dapat mempermudah pengelolaan pasar dan mempermudah konsumen mencari barang sesuai jenis dagangannya, selain itu untuk menciptakan suatu pengelolaan pasar tradisional yang baik,rapi dan nyaman. Pengertian jenis dagangan dalam penelitian ini adalah jenis barang yang dijual oleh para pedagang kaki lima di Pasar Wayhalim Bandar Lampung sesuai dengan kelompok jenis

dagangnya. Jenis dagangan diukur dengan jumlah pedagang dari masing-masing jenis dagangan dimana skor tertinggi dimiliki oleh jenis dagangan dengan jumlah pedagang paling banyak dan skor terendah dimiliki oleh jenis dagangan dengan jumlah pedagang paling sedikit.

Sedangkan hubungan antara jenis usaha dengan pendapatan bersih adalah semakin banyak barang dagangan yang ditawarkan oleh pedagang maka semakin besar pula pendapatan yang didapat oleh pedagang atau pedagang yang menjual barang kebutuhan pokok seperti makanan, minuman dan jajanan pasar cenderung akan cepat laku dan paling banyak dicari oleh konsumen sehingga mempengaruhi pendapatan bersih yang didapat oleh pedagang itu sendiri.

Dokumen terkait