WILAYAH KA B. S LEMA N KA B. BAN TU L KA B. KU LONPROG O KA B. G UN UN G KIDU L KOTA Y OG Y AK AR TA
Situs Sejarah & Budaya/ Situs Purbakala
9 - - - 14
Museum 7 6 - - 5
Kampung Wisata & Obyek Wisata lainnya
31 22 16 12 4
JUMLAH 47 28 16 12 23
Dari data pengunjung daya tarik wisata di DIY tahun 2016 didapatkan jumlah obyek wisata di setiap kabupaten/kota di DIY. Daerah dengan jumlah obyek paling sedikit berada di Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Gunung Kidul. Untuk memecah konsentrasi pariwisata di DIY, maka potensi adanya obyek wisata baru dapat diletakkan di kedua kabupaten tersebut.
170 Tabel Justifikasi Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Gunung Kidul
Tabel 3.21. Tabel Justifikasi Kab. Kulon Progo dan Kab. Gunung Kidul Sumber : Analisa Pribadi
KAB. KULON PROGO KAB. GUNUNG KIDUL
Berjarak 28 km dari Kota Yogyakarta sebagai pusat kegiatan nasional via Jalan Yogyakarta – Wates
Berjarak 47.7 km dari Kota Yogyakarta sebagai pusat kegiatan nasional via Jalan Nasional III
Topografi
Zona Utara : 500-1000 mdpl Zona Tengah : 100-500 mdpl Zona Selatan : 0-100 mdpl
Didominasi daerah perbukitan di utara dan dataran rendah persawahan di tengah dan selatan.
Topografi
Zona Utara : 200-700 mdpl Zona Tengah : 150 – 200 mdpl Zona Selatan : 0-300 mdpl
Didominasi daerah perbukitan karst yang mengakibatkan daerah ini kurang subur.
Berbatasan dengan Sleman, Magelang, Purworejo, Muntilan. Dimana kota-kota tersebut biasa dilewati orang ketika menuju kota besar atau pantura.
Berbatasan dengan Klaten, Wonogiri, Pacitan. Dimana Wonogiri dan Pacitan masih kurang prospektif secara ekonomi.
Untuk aksesibilitas, Kulonprogo dilewati 2 jalur prasarana perhubungan yang merupakan perlintasan nasional di Pulau Jawa, yaitu jalan Nasional sepanjang 28,57 km dan jalur kereta api sepanjang 25 km.
Untuk aksesibilitas, sipil sering mengalami permasalahan mengenai transportasi khususnya bagi yang ingin mengunjungi obyek wisata dan Gunung Kidul tidak dilalui jalur kereta api.
Rasio panjang jalan/ luas wilayah adalah 1,49. Dimana setiap 1 km2
luas wilayah tersedia panjang jalan rata-rata 1,46 km. (Sumber : BPS DDA DIY 2017)
Rasio panjang jalan/ luas wilayah adalah 0,65. Dimana setiap 1 km2
luas wilayah tersedia panjang jalan rata-rata 650 m. Rasio ini merupakan rasio terendah dari semua kabupaten di DIY. (Sumber : BPS DDA DIY 2017) Masterplan New Yogyakarta
171 Dari tabel justifikasi tersebut maka dipilih Kabupaten Kulonprogo sebagai lokasi perancangan Museum Dirgantara.
Kabupaten Kulon Progo
Kabupaten Kulon Progo terletak paling barat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Ibukotanya dalah Wates dengan luas wilayah kabupaten adalah 58.627,512 Ha. Batas wilayah Kabupaten Kulon Progo adalah :
Barat : Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah Timur : Kabupaten Sleman dan Bantul, Propinsi DIY Utara : Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah Selatan : Samudera Hindia
Kabupaten Kulon Progo terdiri dari 12 kecamatan, 87 desa 1 kelurahan, 918 pedukuhan, 1.885 rukun warga, dan 4.469 rukun tetangga. Kecamatan yang ada di Kabupaten Kulon Progo adalah :
Kecamatan Girimulyo Kecamatan Galur Kecamatan Kalibawang Kecamatan Kokap Kecamatan Lendah Kecamatan Nanggulan Kecamatan Panjatan
172 Kecamatan Pengasih Kecamatan Samigaluh Kecamatan Sentolo Kecamatan Temon Kecamatan Wates
Gambar. 3.88 Peta Kab.Kulon Progo Sumber : www.slideshare.net
Berdasarkan hasil pemetaan potensi ekonomi unggulan non pertanian di setiap wilayah kabupaten/kota. Keunggulan tersebut tentunya akan mendukung jika proyek terbangun.
173 Kategori unggulan utama adalah :
a. Aktivitas Keungan dan Asuransi b. Aktivitas Kesehatan Manusia
Kategori yang potensial untuk dikembangkan adalah :
a. Konstruksi
b. Perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motor
c. Penyediaan akomodasi dan makan minum
Peluang dan Tantangan Hadirnya New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulonprogo
Bandara NYIA sedang dalam proses pembangunan dan rencananya akan mulai beroperasi pada tahun 2019. Hadirnya bandara baru akan menjadi pintu masuk bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Adanya bandara baru tentunya juga akan menciptakan banyak kesempatan kerja baru terkait dengan operasional dan pengelolaan bandara maupun sektor lain yang muncul berkaitannya dengan keberadaan.
Fungsi wisata tidak didetailkan secara khusus dan spesifik pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032, maka diasumsikan bahwa Museum Dirgantara ini termasuk dalam bangunan wisata sebagai penunjang pendidikan.
174 Berkaitan dengan peruntukan tata letak peruntukan wisata yang juga menunjang pendidikan, maka merujuk pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032, Pasal 7 ayat 2 menjelaskan bahwa rencana fungsi pusat pelayanan sistem perkotaan meliputi :
- PKL Perkotaan Temon (Kecamatan Temon) dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan pertanian, pariwisata, industri, perkebunan, dan agropolitan.
- PKL Perkotaan Brosot (Kecamatan Galur) dengan fungsi pelayanan sebagai pariwisata, industri, dan pertambangan.
Kecamatan Temon
Memiliki luas wilayah sebesar 3.629,09 Ha dengan rincian penggunaan lahan :
- wetland 1.065,70 Ha, - dryland 1.262,83 Ha, - building 676,33 Ha, dan - lainnya 624,23 Ha.
175 Gambar. 3.89 Peta Adm. Kecamatan Temon
Sumber : https://www.slideshare.net
Terdiri dari 15 desa, 96 pedukuhan, 401 RT, 166 RW dengan jumlah penduduk 26.048 jiwa. Desa yang terdapat di Kecamatan Temon antara lain Jangkaran, Sindutan, Palihan, Glagah, Kalidengen, Plumbon, Kedundang, Demen, Kulur, Kaligintung, Tewon Wetan, Temon Kulon,
176 Kebon Rejo, Janten, Karang Wuluh. Wilayah yang membatasi Kecamatan Temon adalah :
- Utara : Kecamatan Kokap - Selatan : Samudera Hindia - Barat : Kecamatan Wates
- Timur : Kabupaten Purworejo (Jawa Tengah)
Aspek sarana turut menciptakan kualitas suatu lingkungan. Terlebih jika akan merencanakan sebuah tempat tujuan wisata. Wisatawan bisa jadi tidak hanya melakukan kunjungan daerah dalam waktu satu hari. Beberapa sarana yang ada di Kecamatan Temon antara lain :
- Pendidikan merupakan salah satu hal yang akan ditunjang dalam perancangan museum ini. Banyaknya sekolah yang ada di Kecamatan Temon ada 29 TK, 26 SD, 3 SLTP, 1 SLTA, dan 4 SMK. - Banyaknya sarana kesehatan menurut jenisnya ada 1 rumah sakit, 2 puskesmas, 5 pustu, 3 poskesdes, 1 rumah sakit bersalin, 7 praktek dokter.
- Banyaknya tempat peribadatan ada 48 masjid, 93 mushola, 6 gereja. - Banyaknya alat komunikasi ada 1 kantor pos, 3 warnet.
- Banyaknya sarana ekonomi ada 6 pasar, 3 SPBU, 7 toserba minimarket, 5 restoran.
177 Potensi Lokasi dari Kecamatan Temon
- Merupakan kawasan yang direncanakan sebagai fungsi pelayanan pariwisata dengan topografi relatif datar.
- Dekat dengan ibukota kabupaten, yaitu berjarak 7 km dari Wates namun berjarak 40 km dari Kota Yogyakarta sebagai pusat kegiatan nasional. Dalam hal ini Wates merupakan merupakan pusat pemerintahan, pendidikan, kesehatan, olahraga, perdagangan, jasa bagi daerah.
- Dilalui Jalan Nasional III, hal ini berkaitan dengan kegiatan pencapaian pengunjung dan juga kemudahan loading barang, khususnya koleksi pesawat yang harus diangkut menggunakan trailer. Sehingga akses jalan menjadi salah satu hal yang penting dan menjadi kebutuhan primer jika museum terbangun nantinya.
- Dilalui jalur jalan lintas pantai selatan atau Jalan Daendels yang merupakan jalur alternatif perhubungan.
- Program pembangunan transportasi kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) sepanjang 75 kilometer yang menghubungkan Tempel-Yogya-Parangtritis-Temon oleh Pemda DIY (Sumber : Kedaulatan Rakyat, Kamis 1 Februari 2018)Terdapat 2 wisata pantai, 5 wisata sejarah, dan 4 wisata jenis lainnya. Karena variasi tersebut maka dapat menjadi daya tarik pengunjung untuk datang ke daerah ini.
178 - Masterplan New Yogyakarta International Airport. Hal tersebut menjadikan Kecamatan Temon sebagai gerbang yang pertama kali dikunjungi oleh wisatawan ketika memasuki DIY. Sehingga pastinya akan meningkatkan kegiatan ekonomi di sekitar bandara.
Kendala Lokasi dari Kecamatan Temon
- Dekat dengan samudera hindia, yang mana tetap perlu diwaspadai akan bencana
Kecamatan Galur
Memiliki luas wilayah sebesar 3.291,24 Ha dengan rincian penggunaan lahan :
wetland 1.225,65 Ha, dryland 956,23 Ha, building 217,77 Ha, dan lainnya 891,59 Ha.
179 Gambar. 3.90 Peta Adm. Kecamatan Galur
Sumber : https://www.slideshare.net
Terdiri dari 7 desa, 75 dusun, 148 RW, 311 RT dengan jumlah penduduk 30.524 jiwa. Desa yang terdapat di Kecamatan Galur antara lain Karangsewu, Banaran, Kranggan, Nomporejo, Brosot, Pandowan, Tirtorahayu.
Utara : Kecamatan Lendah Selatan : Samudera Hindia Barat : Kecamatan Panjatan Timur : Kabupaten Bantul
180 Beberapa sarana yang ada di Kecamatan Galur antara lain :
- Pendidikan merupakan salah satu hal yang akan ditunjang dalam perancangan museum ini. Banyaknya sekolah yang ada di Kecamatan Galur ada 42 TK, 27 SD, 4 SLTP, 2 SLTA, dan 2 SMK. - Banyaknya sarana kesehatan menurut jenisnya ada 4 poskesdes, 2
puskesmas, 4 pustu, 2 rumah sakit bersalin, 5 dokter praktek.
- Banyaknya tempat peribadatan ada 76 masjid, 30 mushola, 50 langgar, 2 gereja.
Potensi Lokasi dari Kecamatan Galur
- Merupakan kawasan yang direncanakan sebagai fungsi pelayanan pariwisata dengan topografi relatif datar, khususnya Desa Brosot. - Berjarak 14.5 km dari Wates sebagai Ibukota Kabupaten dan 26.5
km dari Kota Yogyakarta.
- Dilalui jalur jalan lintas pantai selatan atau Jalan Daendels yang merupakan jalur alternatif perhubungan yang melintas dari Anyer sampai Panarukan.
- Pengembangan kawasan selatan Kecamatan Galur sebagai pusat perdagangan dan wisata pantai. Kecamatan ini berbatasan dengan pantai selatan yang berpotensi sebagai pengembangan wisata bahari. Sebetulnya sudah ada kegiatan wisata alam namun belum dilaksanakan secara terarah. Ditemukan juga adanya penangkaran
181 penyu dan juga kegiatan budaya sedekah laut yang dilaksanakan masyarakat.
Kendala Lokasi dari Kecamatan Galur
- Ketersediaan sarana transportasi yang kurang memadai. Ditemukan satu terminal yaitu terminal Brosot.
- Infrastruktur jalan yang kurang memadai. Aksesibilitas merupakan bagian yang penting dari perencanaan bangunan tujuan pariwisata. - Termasuk daerah rawan bencana banjir. Banjir yang dimaksud
adalah sebatas genangan.
Tabel 3.22. Tabel Penilaian Kecamatan Sumber : Analisa Pribadi