• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN TEORETIS A. ZAKAT

4. Jenis Zakat dalam Fiqih Islam

Zakat secara umum terbagi dua yaitu zakat harta atau zakat mal yaitu zakat yang dikeluarkan atas harta yang dimiliki seseorang atau lembaga dengan syarat-syarat atau ketentuan secara hukum syara, kedua adalah zakat nafs atau zakat fitrah yaitu zakat yang diberikan berkenaan dengan telah selesai mengerjakan ibadah puasa. 29

a. Zakat fitrih

Zakat Fitrih terdiri dari dua kata yaitu zaka dan fitrih, zakat fitrih adalah zakat yang wajib dikeluarkan setiap Muslim disebabkan berakhirnya puasa pada Bulan Ramadhan. Zakat fitrih hanya istilah yang ada di Indonesia. Menurut hasan al ayyubi zakat fitrah dan sedekah fitra itu mempunyai arti yang sama karena zakat atau sedekah tersebut dikeluarkan setelah selesai melaksanakan Puasa Ramadhan30

Zakat Nafs, yakni zakat jiwa yang dinamai juga dengan “Zakatul Fithri”

(zakat yang diberikan berkenaan dengan telah selesai mengerjakan shiyam(puasa) yang difardhukan)31

28Ibid, h, 76

29 T.M Hasbi Ashiddieqy Pedoman Zakat (Jakarta: PR Bulan Bintang 1984) h 30.

30 Hasan Ayyub fiqih ibadah bi idalatihah fi islam, diterjemahkan oleh Abdul rasak syiddiq fiqi ibadah (Jakarta: PT Pustaka Alkautsar , 2008) h 553.

31T.M. Hasby Ash-Shiddieqy, Pedoman Zakat, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1984, h. 30.

Zakat fitrah ialah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim laki-laki, perempuan, besar atau kecil, merdeka atau budak sebelum melaksanakan shalat ied fitri, bilamana pada dirinya ada kelebihan makanan untuk hari tersebut. Zakat fitrah itu dibayarkan sebanyak dua setengah kilo gram bahan makanan pokok untuk setiap orangnya. Adapun tentang sifat barangnya, maka bahan-bahan pokok yang dipergunakan untuk membayar zakat adalah harus sejenis dan sekualitas dengan apa yang dimakannya.32

Zakat fitrih yang disyariatkan pada bulan sya’ban tahun kedua hijriyah ini di dalamnya mengandung hikmah antara lain guna mensucikan diri pribadi dari perbuatan dan perkataan kotor dan keji, sikap-sikap yang kurang senonoh.33

b. Zakat Mal/harta

Zakat Mal zakat harta): bagian dari harta kekayaan seseorang (juga badan hukum) yang wajib dikeluarkan untuk golongan orang-orang tertentu setelah di miliki selama jangka waktu tertentu dalam jumlah minimal tertentu. 34

Menurut para fuqoha Mazhab Hanafi, zakat mal ialah pemberian harta karena Allah, agar dimiliki orang fakir yang beragama Islam selain dari Bani Hasyim atau bekas budaknya, dengan ketentuan manfaat dari harta itu harus terputus dari pemiliknya yang asli dengan cara apapun.35

Menurut para fuqoha Maliki, bahwa zakat mal itu ialah mengeluarkan bagian tertentu dari harta tertentu pula, yang telah mencapai nishab, diberikan kepada

32Musthafa Kamal Pasha, dkk, Fikih Islam Sesuai dengan Putusan Majelis Tarjih,Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri, Cet. 4, 2009, hlm. 190

33Ibid., h. 191.

34Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf, Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press), 1988, h. 42

35Syauqi Isma’il Syahhatih, Penerapan Zakat dalam Dunia Modern, Tegal: Pustaka Dian, 1987, h,. 17

yang berhak menerimanya, yakni bila harta itu merupakan milik penuh si pemberi, dan telah berulang tahun bagi selain barang tambang dan hasil pertanian.36

Sedang para fuqoha Syafi’i mengatakan, zakat mal itu ialah harta tertentu dikeluarkan dari suatu harta tertentu dengan cara tertentu pula. Adapun menurut para fuqoha Mazhab Hambali, zakat mal ialah hak yang wajib dikeluarkan dari suatu harta. 37

c. Macam-macam harta yang wajib di zakati.

1. Zakat emas, perak dan uang, Emas dan perak dipandang sebagai benda yang mempunyai nilai tersendiri dalam masyarakat. Emas dan perak dibuat untuk berbagai macam perhiasan, terutama emas untuk kaum wanita . menimpa emas serta perak yang dipunyai seorang apabila sudah hingga nisabnya dikenakan zakatnya. Di samping itu emas serta perak pula dijadikan standar dalam memastikan nisbah duit yang harus dikeluarkan zakatnya. zakat emas serta perak dikeluarakan secara harus sehabis penuhi syarat- syarat tertentu.

Ialah menggapai nisab, sudah berumjur satu tahun, nisab zakat emas merupakan 20 nisqal ataupun 2 puluh dinar zakatnya 2, 5% sebaliknya perak nisbahnya 595 grdan zakatnya 2, 5%.

2. Zakat benda tambang hasil tambang emas serta hasil tambang perak, apabila hingga satu nisab, harus dikeluarkan zakatnya pada waktu itu pula dengan tidak di syaratkan hingga satu tahun semacam pada biji- bijian serta buah- buahan.

36Ibid., hlm. 18.

37Ibid., hlm. 19

3. Zakat perdagangan harta yang bisa tumbuh sehingga harus dizakati sebagaimana fauna ternak. Para ulama sependapat kalau harta yang dipersiapkan buat jual beli, harus dizakati apabila sudah menggapai haul(

satu tahun) nisab zakat perdagangan disamakan dengan zakat emas sebanyak 85% serta zakatnya 2, 5%, bisa dibayar dengan duit ataupun benda, dikenakan pada perdagangan ataupun perseroan,

4. Zakat hasil tumbuhan serta buah- buahan

yang sudah penuhi persyaratan harus zakat. Nisab dari zakat pertanian merupakan 645 kilogram, zakatnya sebanyak 5% bila di airi dengan irigasi serta 10% bila tidak di airi dengan irigasi.

5. Zakat hewan ataupun fauna ternak, zakat hewan harus dikeluarkan bila 1) telah penuhi nisab. Ialah 5 ekor buat unta 30 ekor sapi, serta 40 ekor domba.

2) sudah menggapai satu tahun. 3) digembalakan. 4) tidak digunakan buat keperluan individu serta tidak dipekerjakan.

6. Zakat Profesi merupakan seluruh tipe pekerjaan yang dijadikan selaku mata pencaharian baik bekerja buat pemerintah ataupun swasta. kandungan zakat yang wajib dikeluarkan merupakan 2, 5% sebaliknya nisabnya diqiyaskan dengan emas ialah 85 gr ataupun 200 dirham perak.

d. Hikmah serta khasiat zakat

Zakat ialah sesuatu ibadah amaliayah yang mempunyai hikmah serta khasiat yang sangat besar untuk muzakki ataupun mustahiq yang menerimanya, antara lain hikmah serta khasiat tersebut merupakan selaku berikut:

1. Selaku wujud perwujudan keimanan kepada Allah SWT tidak hanya itu pula ialah perwujudan rasa syukur kita kepada Allah SWT, memupuk ahlak muliah dengan meningkatkan rasa kemanusiaan yang besar, melenyapkan watak rakus, kikir, mensterilkan serta meningkatkan harta yang dipunyai dan memupuk ketenangan hidup.

2. Tidak hanya berukuran pertical selaku kewajiban kepada Allah zakat pula mempunyai ukuran horizontal selaku perwujudan dari keserasian serta penyeimbang ikatan antara individu serta warga berbentuk kewajiban yang tentu untuk kalangan yang sanggup buat turut bertanggung jawab selaku upaya mengentaskan kemiskinan.

3. Selaku wujud ta’ awuniyyah terhadap mustahiq buat menolong serta membina mereka kea rah yang lebih sejahtera sehingga mereka bisa penuhi kebutuhan hidupnya dengan layak,

4. Selaku pilar amal bersama serta selaku wujud jaminan sosial untuk para mustahik lewat pengelolaan serta pendayagunaan zakat yang maksimal hingga kehidupan mustahik bisa dicermati dengan baik.

6. Sebagai bentuk sosialisasi etika bisnis yang benar, bahwa di dalam harta yang kita peroleh dari kegiatan usaha maupun bisnis di dalamnya terkandung hak milik orang lain pula.

7. Sebagai instrument pemerataan pendapatan dalam membangun kesejahteraan.

8. Mengeluarkan zakat sebagai satu bentuk ungkapan syukur atas nikmat harta yang telah dititpkan Allah kepada seseorang.38

9. Zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang yang fakir dan orang yang sangat memerlukan bantuan. 39

B. MUZAKKI

Dokumen terkait