• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRATEGI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN CALON MUZAKKI DALAM MEMBAYAR ZAKAT (PADA BAZNAS KOTA MAKASSAR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS STRATEGI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN CALON MUZAKKI DALAM MEMBAYAR ZAKAT (PADA BAZNAS KOTA MAKASSAR)"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Makassar

Oleh NUR AMALIAH NIM: 105251104417

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/2021 M

(2)

ii

MEMBAYAR ZAKAT (PADA BAZNAS KOTA MAKASSAR)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sala Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh NUR AMALIAH NIM: 105251104417

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/2021 M

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

(7)

vii

NUR AMALIAH. 105251104417. 2021. Strategi Badan Amil Zakat Nasional Dalam Meningkatkan Pemahaman Calon Muzakki dalam Mmembayar Zakat ( Pada Baznas Kota Makassar) . Dibimbing oleh bapak Muh. Ridwan dan bapak Fakhruddin Mansyur.

Penelitian in bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Strategi Badan Amil Zakat Nasional dalam menigkatkan pemahaman calon Muzakki untuk membayar Zakat di Baznas Kota Makassar , Untuk mengetahui Bagaimana Tingkat Pemahaman calon Muzakki di kota Makassar tentang pembayaran zakat di BAZNAS Kota Makassar, dan untuk mengetahui Bagaimana Tantangan Badan Amil Zakat Nasional Terhadap Strategi dalam meningkatkan pemahaman Calon muzakki dalam membayar zakat di BAZNAS Kota Makassar.

Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif, dilaksanakan di Kantor Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar yang beralamat kantor di Jala Teduh Bersinar Nomor 5 Kelurahan Gunung sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar Profinsi Sulawesi Selatan. Yang berlangsung selama dua bulan mulai dari 25 Januari sampai dengan 25 Maret 2021. Metode pengumpulan data dilakukan secara Observasi, wawanacara dan dokumentasi

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa strategi yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional Kota Makassar sangat direspon baik oleh masyarakat kota Makassar, dapat dilihat dari tanggapan masyarakat yang awalnya tidak mengetahui tentang lembaga amil zakat nasional, Namun dengan adanya sosialisasi kepada masyarakat dan dengan adanya Unit Pengumpulan zakat (UPZ) yang dibentuk oleh Lembaga Badan Amil Zakat nasional di masjid sehingga masyarakat di wilayah tersebut dapaat memahami tentang membayar zakat melalui Unit Pengumpulan Zakat dan Dikelola oleh Badan Amil Zakat Sehingga pendistribusianya merata. Dan dengan adanya media sosial sangat mempermudah masyarakat untuk mengakses dan mencari tahu tentang Fungsi Badan Amil Zakat Nasional di Kota Makassar.

Kata kunci : Calon Muzakki, Strategi, Tingkat Pemahaman

(8)

viii

Agency in Improving Understanding of Prospective Muzakki in Paying Zakat ( At Makassar City Baznas) . Supervised by Mr. Muh. Ridwan and Mr. Fakhruddin Mansyur.

This study uses a qualitative method, which aims to find out the strategy of the National Amil Zakat Agency in increasing the understanding of prospective Muzakki to pay Zakat at the Makassar City Baznas, to find out how the level of understanding of Muzakki candidates in Makassar City about zakat payments at Makassar City BAZNAS, and to find out how Challenges of the National Amil Zakat Agency on Strategies in increasing the understanding of prospective muzakki in paying zakat at BAZNAS Makassar city.

This research was conducted at the Office of the National Amil Zakat Agency (BAZNAS) Makassar City, which has the office address at Jala Teduh Bersinar Number 5, Gunung Sari Village, Rappocini District, Makassar City, South Sulawesi Province. Which lasts for two months starting from January 25 to March 25, 2021. Data collection methods are carried out by observation, interviews and documentation

The results of this study prove that the strategy carried out by the Makassar City National Amil Zakat Agency is very well responded to by the people of Makassar City, it can be seen from the responses of the people who initially did not know about the National Amil Zakat Institution, but with the socialization to the community and the existence of the Zakat Collection Unit (Zakat Collection Unit). UPZ) which was formed by the National Amil Zakat Agency in the mosque so that people in the region can understand about paying zakat through the Zakat Collection Unit and are managed by the Amil Zakat Agency so that the distribution is evenly distributed. And with the existence of social media, it is very easy for the public to access and find out about the function of the National Amil Zakat Agency in Makassar City.

Keywords: Candidate Muzakki, Strategy, Level of Understanding

(9)

ix

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, segala puji tercurah hanya kepada Allah Swt. Tuhan yang senantiasa mengiringi setiap langkah ummat-Nya, dengan segala Nikmat dan Rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik. Shalawat serta salam tercurah kepada baginda Rasulullah Saw. Para sahabat, dan keluarganya serta ummat yang senantiasa istiqomah dijalan-Nya.

Peneliti menyadari bahwa sejak persiapan dan proses hingga pelaporan skripsi ini terdapat banyak kesulitan dan tantangan yang di hadapi, namun berkat ridha dari Allah Swt. dan bimbingan dari berbagai pihak maka segala kesulitan dan tantangan yang dihadapi dapat teratasi.

Tiada pencapaian yang sempurna dalam setiap langkah, karena rintangan tidak akan meninggalkan harapan dan cita-cita agung. Segalanya peneliti lalui dengan segenap keyakinan dan kesungguhan bersama dorongan dari Kedua orangtua peneliti, yaitu Jamaluddin dan Nurseha yang telah membesarkan dan memberikan pendidikan peneliti hingga saat ini, selalu memberikan do’a, limpahan kasih sayang, motivasi baik secara moril maupun materil dan semangat setiap waktu. Terima kasih atas perjuangan ayah dan ibu tercinta. dan ucapan Terima kasih juga kepada Saudara kandungku sabili, Muhammad, Fajar, Muslimin yang telah memberikan semangat dan dukungan selama ini, terima

(10)

x kepada yang terhormat:

1. Prof Dr. H. Ambo Asse.M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Dr Amirah Mawardi S.Ag.,M.Si selaku Dekan Fakultas Agama Islam.

3. Ayahanda Dr.Ir.H.Muchlis Mappangaja, MP, Selaku Ketua Prodi Hukum Ekonomi Syariah. yang selalu menyalurkan semangat dan motivasi.

4. Dr. Muh. Ridwan S.H.I., M.H.I dan Fakhruddin Mansyur S.E.I.,M.E.I selaku Pembimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini yang telah memberikan banyak arahan selama proses penulisan skripsi dari awal hingga akhir.

5. Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar yang senantiasa membimbing peneliti selama menempuh pendidikan S1 di hukum ekonomi syariah.

6. Pimpinan dan seluruh staf BAZNAS Kota Makassar yang sudah bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti dalam menyelesaikan Skripsi.

7. Kepada sahabat seperjuangan Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2017 mulai kelas A dan B yang telah turut membersamai perjuangan ini yang tak dapat peneliti sebutkan satu-persatu terima kasih atas kerja samanya

(11)

xi

9. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak sempat penulis sebut satu persatu semoga bantuan yang diberikan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyususnan skripsi ini masi jauh dari bentuk sempurna olehnya itu, peneliti berlapang dada untuk menerima kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata peneliti berharap dalam penyusunan skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi diri pribadi peneliti dan pembaca pada umumnya .

Makassar, 4 Ramadan 1442 H 16 April 2021 M

Peneliti

Nur Amaliah NIM. 105251104417

(12)

xii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING... v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 6

A. ZAKAT ... 6

1. Pengertian Zakat ... 7

2. Dasar Hukum Zakat ... 9

3. Fungsi dan tujuan penyaluran zakat ... 15

4. Jenis Zakat dalam Fikih Islam ... 17

B. MUZAKI 1. Pengertian Muzakki ... 23

2. Syarat- Syarat wajib Muzakki ... 23

(13)

xiii

3. Lingkup kewenangan BAZNAS ... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 35

B. Lokasi Penelitian ... 35

C. Fokus Penelitian Dan Deskriptif Fokus Penelitian ... 36

D. Sumber Data ... 37

E. Instrumen Penelitian ... 38

F. Metode Pengumpulan Data ... 39

G. Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 44

1. Sejarah BAZNAS Kota Makassar ……….44

2. Profil BAZNAS Kota Makassar ... 45

3. Tugas dan fungsi BAZNAS kota Makassar………46

4. Visi Misi Baznas Kota Makassar………...46

5. Program NAZNAS Kota Makassar………....46

6. Sturuktur BAZNAS Kota Makassar………..50

B. Strategi BAZNAS……….51

C. Tingkat Pemahaman Calon Muzakki………58

D. Tantangan BAZNAS……….61

(14)

xiv DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

(15)

1

Zakat dalam agama Islam merupakan pembersih dari harta kekayaan yaitu dengan menyisihkan sebagian harta kekayaan atau pendapatan bila telah mencapai waktu dan besaran jumlahnya, selain sebagai pembersih dari harta kekayaan zakat juga membantu meringankan beban kehidupan bagi mereka yang kurang mampu.

1Zakat telah banyak membantu kehidupan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat Muslim Indonesia, oleh karena itu pemerintah mendirikan sebuah badan lembaga zakat nasional yaitu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) untuk mengumpulkan dana zakat dari para masyarakat dan memberdayakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial serta meningkatkan status masyarakat dari mustahik menjadi muzakki.2

Permasalahan yang sering muncul di tengah masyarakat kita adalah kepada siapa zakat harus diberikan, lebih utama disalurkan langsung oleh muzakki kepada mustahiq atau sebaliknya melalui amil zakat. Jika disalurkan langsung kepada mustahiq memang ada perasaan tenang karena menyaksikan zakatnya telah disalurkan kepada mereka yang dianggap berhak menerimanya. Tapi terkadang penyaluran langsung yang dilakukan oleh muzakki tidak mengenai sasaran yang tepat. Terkadang orang merasa sudah menyalurkan zakatnya dengan

1 Mhd.Ali Nuruddin, Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiscal, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2006), h, 1.

2 Ash- Shiddieqy M.Hasbi, Pedoman Zakat, (Yogyakarta: Pustaka Rizki Putra 2009), h, 33.

(16)

tepat namun ternyata yang menerima bukan mustahik yang sesungguhnya. Hanya karena kedekatan emosional maka ia memberi zakat kepadanya.

Zakat diharapkan dapat meminimalisir kesenjangan pendapatan antara orang yang mampu dan kurang mampu, di samping itu zakat juga diharapkan dapat menumbuhkan perekonomian baik pada level individu maupun pada level sosial masyarakat. Namun kewajiban zakat ini masih jarang dibuktikan dengan logika ekonomi (kebijakan viskal) karena masi banyak orang mengaggap bahwa zakat merupakan faktor yang dapat mengurangi pendapatan kena pajak seseorang, untuk itu, para ekonomi Islam dan ahli hukum Islam harus mampu menjelaskan hal ini dengan nalar yang dapat diterima oleh masyarakat/ calon muzakki 3 Landasan dalil mengenai perintah untuk membayar zakat, sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi :

ۗ ْمُهَّل ٌنَكَس َكَت َٰوَلَص َّنِإ ۖ ْمِهْيَلَع ِ لَص َو اَهِب مِهيِ ك َزُت َو ْمُه ُرِ هَطُت ًةَقَدَص ْمِهِل ََٰوْمَأ ْنِم ْذُخ ٌميِلَع ٌعيِمَس ُ َّللَّٱ َو

Terjemahan:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.

Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(Q.S At-Taubah(9):

103.4

Kebutuhan calon muzakki adalah pengetahuan tentang zakat serta panduan dan pengingat akan ketentuan zakat. Tidak semua individu Muslim yang ada di Indonesia memahami dan mempunyai ilmu tentang zakat. Problem utama tentang rendahnya minat masyarakat untuk membayar zakat ataupun membayar melalui

3 Ahmad Mujahidin, Ekonomi Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h, 66.

4 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya QS. At-Taubah: 103.

(17)

lembaga amil zakat resmi adalah kesadaran dan pemahaman akan arti pentingnya membayar zakat. Hal tersebut mengakibatkan minimnya pengetehuan untuk secara sukarela mensucikan harta yang dimiliki dan menjadikan zakat sebagai suatu kebutuhan dan kewajiban bagi muzakki. Kegiatan sosialisasi kepada calon muzakki tentang pentingnya membayar zakat harus terus dilakukan oleh lembaga amil zakat. Sehingga peran dari lembaga amil zakat dalam meningkatkan pemahaman calon muzakki dengan berbagai strategi. Di era pengetahuan yang semakin terbuka dengan teknologi informasi, tantangan utama lembaga amil zakat adalah bukan terletak pada sekedar pengetahuan dari calon muzakki tapi lebih kepada kesadaran dan inisiatif untuk membayar zakat melalui lembaga amil zakat resmi pemerintah. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk membayar zakat melalui lembaga amil zakat resmi harus tetap di sosialisasikan sehingga para calon muzakki membayar zakat di lembaga amil zakat resmi.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat5 pada Pasal 6 disebutkan BAZNAS merupakan Lembaga yang berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat secara Nasional. Keberadaan Organisasi pengelolaan zakat (OPZ) hususnya Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Saat ini dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang sedang kesusahan. BAZNAS berupaya sedemikian rupa untuk membantu masyarakat kurang mampu dengan berbagai programnya. BAZNAS sebagai lembaga pengelolaan zakat yang didirikan oleh pemerintah sistem pengelolaanya masih belum maksimal. Artinya

5 Menteri Hukum dan HAM RI Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.

(18)

masi perlu di tingkatkan agar para calon muzakki memahami secara detail tentang bagaimana pentingnya membayar zakat.

Dengan perkembangan zaman, kesadaran dan kemauan masyarakat muslim untuk membayar zakat semakin meningkat meskipun masi dalam kecepatan rendah, namun sedikit demi sedikit pemahaman masyarakat terhadap zakat akan semakin berkembang dengan adanya strategi badan amil zakat Nasional untuk memberikan informasi kepada calon muzakki, diharapkan dengan meningkatnya pemahaman masyarakat muslim tentang kewajiban membayar zakat maka meningkat pula kesadaran dan keinginan mereka untuk berzakat.

Dalam memberikan pemahaman kepada calon muzakki tentunya harus di dukung kuat oleh strategi agar para calon muzakki dengan kesadara sendiri untuk membayar zakat melalui badan amil zakat Nasional dari pada menyalurkan langsung kepada orang-orang terdekat.

Peneliti memilih BAZNAS Kota Makassar karena BAZNAS Kota Makaskassar berada di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan sehingga BAZNAS Kota Makassar harus menjadi Contoh dalam hal memberikan informasi atau memberikan pemahaman kepada masyarakat. Untuk melihat kondisi lembaga amil zakat yang ada di daerah dan juga untuk mengetahui bagaimana perkembangan unit pengelolaan zakat yang di bentuk oleh BAZNAS. Maka perlu melakukan penelitian untuk memgetahui bagaimana kinerja BAZNAS dalam hal memberikan informasi kepada calon Muzakki atau Masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini signifikan memfokus pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang dituangkan dalam bentuk skripsi

(19)

dengan judul yaitu : “Analisis Strategi BAZNAS Dalam Meningkatkan Pemahama Calon Muzakki Dalam Membayar Zakat (Pada BAZNAS Kota Makassar)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan di capai jawabanya dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Strategi BAZNAS dalam meningkatkan pemahaman calon Muzakki untuk membayar Zakat di BAZNAS Kota Makassar?

2. Bagaimana Tingkat Pemahaman Calon Muzakki di Kota Makassar dalam Memabayar Zakat ?

3. Bagaimana Tantangan BAZNAS Terhadap Strategi dalam meningkatkan pemahaman Calon muzakki dalam membayar zakat di BAZNAS kota Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana Strategi BAZNAS dalam menigkatkan pemahaman calon Muzakki untuk membayar Zakat di BAZNAS Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui Bagaimana Tingkat Pemahaman Calon Muzakki di Kota Makassar dalam membayar zakat.

3. Untuk mengetahui bagaimana tantangan BAZNAS Terhadap Strategi dalam meningkatkan pemahaman Calon muzakki dalam membayar zakat di BAZNAS kota Makassar ?

(20)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari peelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan terkait tentang strategi BAZNAS dalam meningkatkan pemahaman kepada calon muzakki sehingga menumbuhkan kesadaran dalam berzakat.

2. Manfaat Praktis a. Penulis

Membawa wawasan untuk berfikir secara kritis dan sistematis dalam menghadapi permasalahan yang terjadi dan sebagai alat dalam mengimplementasikan strategi BAZNAS dalam meningkatkan pemahaman kepada calon muzakki.

b. Pembaca

Bagi pembaca, dapat dijadikan bahan bacaan tentang bagaimana strategi BAZNAS dalam memberikan informasi, dan pemahaman kepada calon muzakki dengan baik.

c. Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu dan memberikan informasi kepada masyarakat umum tentang zakat sehingga para calon muzakki dapat terdorong dengan adanya pemahaman yang baik dari badan amil zakat.

d. Lembaga

(21)

Dapat memberikan sumbangan dan pertimbangan dalam menjalankan rencana sebagai acuan dalam melakukan strategi BAZNAS sehingga para calon muzakki terdorong untuk membayar zakat.

(22)

BAB II

TINJAUAN TEORETIS A. ZAKAT

1. Pengertian zakat

Zakat bagi umat Islam, khususnya di Indonesia dan bahkan juga di dunia Islam pada umumnya, sudah diyakini sebagai pokok ajaran Islam yang harus ditunaikan. Zakat dipandang sebagai salah satu rukun Islam , yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji. Melaksanakannya adalah wajib, dan dengan begitu telah dipandang sebagai dosa bagi siapa saja yang meninggalkannya, dan sebaliknya akan mendapatkan pahala bagi yang menjalankannya. 6

Zakat secara etimologi merupakan bentuk isim masdar dari akar kata yang bermakna an-nama’(barakah), at-taharah(bersih), as-salah(kebaikan), safwatu asy- ya’i(jernihnya sesuatu), dan al-madu(pujian)7

Menurut Yusuf Qardhawi, dalam Al-Qur’an kata zakat disebut sebanyak 30 kali. Sebanyak 8 kali terdapat dalam surat makkiyah dan sebanyak 22 kali terdapat dalam surat madaniyah. Kata zakat dalam bentuk ma’rifat disebutkan 30 kali di dalam Al-Qur’an, diantaranya 27 kali disebutkan dalam satu ayat bersama shalat, dan hanya sat, kali disebutkan dalam konteks yang sama dengan shalat tetapi tidak di dalam satu ayat, yaitu surat Al-Mu’minun (23): 1-4.8

6 Didin Hafidhuddin, The power of zakat studi perbandingan pengelolaan zakat asia tenggara, (Malang: UIN Malag Press), 2008, h 3

7 Iqbal M Ambara, problematika zakat dan pajak di Indonesia , sketsa 2009, h, 19

8 Muhammad Hasan, manajemen zakat model pengelolaan yang efektif, (Yogyakarta:

idea Press, 2011,h 1

(23)

Lembaga penelitian dan pengkajian masyarakat (LPPM) Universitas Islam Bandung/ UNISBA (1991) merinci lebih lanjut pengertian zakat yang ditinjau dari segi bahasa sebagai berikut: 9

a. Tumbuh, artinya menunjukkan bahwa benda yang dikenai zakat adalah benda yang tumbuh dan berkembang biak (baik dengan sendirinya maupun dengan diusahakan, lebih-lebih dengan campuran dari keduanya); dan jika benda tersebut sudah dizakati, maka ia akan lebih tumbuh dan berkembang biak, serta menumbuhkan mental kemanusiaan dan keagamaan pemiliknya (muzakki) dan si penerimanya (mustahik).

b. Baik, artinya menunjukkan bahwa harta yang dikenai zakat adalah benda yang baik mutunya, dan jika itu telah dizakati kebaikan mutunya akan lebih meningkat, serta akan meningkatkan kualitas muzakkidan mustahik- nya

c. Berkah, artinya menunjukkan bahwa benda yang dikenai zakat adalah benda yang mengandung berkah (dalam arti potensial). Ia potensial bagi perekonomian, dan membawa berkah bagi setiap orang yang terlibat di dalamnya jika benda tersebut telah dibayarkan zakatnya.

d. Suci, artinya bahwa benda yang dikenai zakat adalah benda suci. Suci dari usaha yang haram, serta mulus dari gangguan hama maupun penyakit, dan jika sudah dizakati, ia dapat mensucikan mental muzakkidari akhlak jelek, tingkah laku yang tidak senonoh dan dosa, juga bagi mustahik-nya.

9 Mursyidi, Akuntansi zakat kontemporer, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003, h 75- 76.

(24)

e. Kelebihan, artinya benda yang dizakati merupakan benda yang melebihi dari kebutuhan pokok muzakki, dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pokok mustahik-nya. Tidaklah bernilai suatu zakat jika menimbulkan kesengsaraan, akan tetapi justru meratakan kesejahteraan dan kebahagiaan bersama.

2. Dasar hukum zakat

Zakat adalah ibadah wajib yang berkaitan dengan harta benda. Seseorang yang telah memenuhi syarat dituntut untuk menunaikannya bukan semata-mata atas dasar kemurahan hatinya. Karena itu agama menetapkan amil atau petugas khusus yang mengelolanya, di samping menetapkan sanksi-sanksi duniawi dan ukhrawi terhadap mereka yang enggan, sebagaimana yang telah dipraktekkan khalifah pertama Abu Bakar Ash-Shiddieq ra.Wajib zakat itu adalah setiap muslim, sehat jasmani dan rohani. Mempunyai harta yang cukup menurut ketentuan (nishab) dan telah sampai waktunya satu tahun penuh (haul). Zakat itu diambil dari orang yang mampu untuk kesejahteraan masyarakat lahir dan batin.10 a. Dalil Al-Qu’an

Sebagaimana penjelasan kata zakat yang berasal langsung dari Al-Qur’an ketentuan tentang kewajiban seorang muslim mengeluarkan zakat juga dapat ditemukan dengan mudah dalam surah An-Nur ayat 56 :

نو ُم َح ْرُت ْمُكَّلَعَل َلوُس َّرلا اوُعي ِطَأ َو َةاَك َّزلا اوُتآ َو َة َلََّصلا اوُميِقَأ َو

Terjemahanya:

10 Zuhuri , Saifudin, zakat era reformasi (Semarang: Bima Sejati), 2012.

(25)

“Dan dirikanlah shalat tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat”11

Setiap ayat al-qur’an banyak yang mewajibkan untuk berzakat dan juga ditulis berbarengan dengan shalat, artinya begitu diwajibkan dan begitu penting.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.s Al-Bayyinah ayat 5 :

اوُت ْؤُي َو َةوَٰلَّصلا اوُمْيِقُي َو َءۤاَفَنُح ۙە َنْيِ دلا ُهَل َنْي ِصِلْخُم َ هاللّٰ اوُدُبْعَيِل َّلَِّا ا ْٓو ُرِمُا ٓاَم َو َٰك َّزلا ِةَمِ يَقْلا ُنْيِد َكِلَٰذ َو َةو

Terjemahanya:

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalm menjalankan (agama) yang lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat,Dn yang demikian itulah agama yang lurus.’’12

b. Dalil Hadis

Islam mentapkan hadis sebagai dasar hukum kedua setelah Al-Qur’an.

َةاَك َز َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُالله ىَّلَص ِالله ُلوُس َر َض َرَف َلاَق اَمُهْنَع ُالله ي ِض َر َرَمُع ِنْبا ِنَع ىَثْنُلأْا َو ِرَكَّذلا َو ِرُحْلا َو ِدْبَعْلا ىَلَع ٍريِعَش ْنِم اًعاَص ْوَأ ٍرْمَت ْنِم اًعاَص ِرْطِف ْلا

ِمِلْسُمْلا َنِم ِريِبَكْلا َو ِريِغَّصلا َو ةَلََّصلا ىَلِإ ِساَّنلا ِجو ُرُخ َلْبَق ىَّدَؤُت ْنَأ اَهِب َرَمَأ َو َني

“Diriwayatkan dari Ibnu Umar ia berkata: Rasulullah saw telah mewajibkan zakat fitrah sebanyak satu sha’ kurma atau gandum atas budak, orang merdeka, laki-laki, wanita, baik kecil maupun besar, dari golongan Islam dan beliau menyuruh membagikannya sebelum orang pergi shalat Id. (HR al Bukhari)”

Hadis ini menyatakan bahwa zakat fitrah diwajibkan atas setiap orang Muslim.

c. Ijma’

Empat Imam mazhab sepakat bahwa zakat fitrah hukumnya adalah wajib, Al-Ahsam dan Ibnu Haytsam berpendapat : zakat fitrah adalah sunnah. Maliki

11Depertemen Agama RI, Al-quran dan terjemahanya (Bandung: PT Syamil Cipta Media, 2005) h, 598.

12 Depertemen Agama RI, Al-quran dan terjemahanya (Bandung: PT Syamil Cipta Media, 2005) h, 598

(26)

Syafi’I dan mayoritas ulama: wajib di sini harus dalam arti fardu karena setiap fardu adalah wajib, tetapi tidak sebaliknya. Hanafi: wajib di sini bukan dalam artian wajib, bukan fardu, sebab fardu lebih kuat dari pada wajib, zakat fitrah diwajibkan atas anak kecil dan orang dewasa.13imam madzhan dan mujtahid mempunyai peranan yang besar dalam memecahkan permasalahan tentang zakat’

artinya kesepakatan para mujtahid dan menggali hukum-hukum agama sesudah Rasulullah meninggal dunia dalam suatu masalah yang ada ketetapanya dalam kitab dan sunnah. 14

Dalil berupa ijma adalah kesepakatan semua ulama umat Islam disemua Negara kesepakatan bahwa zakat adalah wajib, bahkan para sahabat nabi SAW untuk membunuh orang-orang yang enggan mengeluarkan zakat. Dengan demikian siapa mengingkari kefarduan zakat berarti dia kafir, tetapi jika karena tidak tahu baik karena baru memeluka Agama islam atau dia hidup di daerah yang jauh dari tempat ulama, hendaknya ia diberi tahu tentang hukumnya. Dia tidak dihukumi sebagai orang kafir sebab dia memiliki uzur. 15

Adapun mengenai jenis-jenis harta yang menjadi sumber zakat yang dikemukakan secara terperinci dalam Al- Qur’an dan hadis menurut para ulama diantaranya:

1. Ibnu Qayyim pada dasarnya ada empat jenis, yaitu tanaman-tanaman, buah- buahan hewan ternak, emas dan perak, serta harta perdagangan.16 Menurut

13Syaiqh al-allamah Muhammad bid Abdurrahman ad-Dimasyqi Terjemahan Fiqih Empat Mazhab,(Bandung:Hasyimi, 2015) h, 139.

14Wahhab, Al-Zuhayly, Agus Effendi , Bahariddin Fannany. Al Fiqh Al-Islam Adilatuh., Zakat Kajian Berbagai Mazhab,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000) . h, 90.

15 Nazar Bakry, Fiqh dan ushull Fiqh, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2003) h.22

16 Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, zaad al-maad, (Kuwait: Daar El-Fikr, 1995),juz 23, h 3.

(27)

pendapat ibnu Qayyim ke empat jenis inilah yang paling banyak beredar dikalangan ummat manusia dan krbutuhan kepadanya merupakan hal yang niscaya (dharuri). Hal yang relative sama dikemukakan pula dalam Al- Mausu’ah al-Fiqhiyyah bahwa sumber atau objek zakat yang dikemukakan secara rinci dalam al-qur’an dan hadis adalah hewan ternak, perak dan emas, harta perdagangan dan tanaman-tanaman, serta buah-buahan. 17

2. Al-Habsyi menyatakan hal yang sama yaitu emas perak, perdagangan, pertanian dan hewan ternak . 18

3. Al-Utsaimin dalam Fiqh ibadah menjelaskan pula bahwa harta yang wajib dikeluarkan zakatnya yang di ungkapkan al-qur’an dan hadis secara rinci adalah emas dan perak segala yang dikeluarkan dari bumi seperti tanaman dan biji bijian, hewan ternak dan harta perdagangan. 19

4. Al- Jaziri dalam fiqh madzhab empat menyatakan bahwa harta yang wajib dikeluarkan zakatnya itu ada lima macam yaitu hewan ternak, emas perak, harta perdagangan, barang temuan dan barang tambang dan tanaman-tanaman serta buah-buahan.20

5. Abu Bakar Jabir al- Jazaairi mengemukakan bahwa harta yang wajib dikeluarkan zakatnya, apabila memenuhi persyaratan tertentu, adalah emas

17 Wuzaarah al- Auqaaf wa syuun al islamiyyah, al Mausu;ah Al-Fiqhiyyah, (Kuwait: Dzaat al –salasil ) jus 23, h 250.

18 Muhammad Bagir al-Habsyi, fiqh praktis, (Bandung: Mizan, 1999), h. 281

19 Muhammad bin Shali al-Utsaimin , fiqh ibadah, (Riyad: Daar El Wathan 1416 H ) h. 191

20 Abdurrahman Al-Jaziri,fiqh, alaa Mazahib Al-Arba’ah , (Mesir: Mkatabah Tijariyyah Al- Kubra tt ,1990) Juz 1 h.596

(28)

dan perka, hewan ternak, buah-buahan, biji-bijian, perdagangan, barang tambang dan rikaz . 21

6. Ahmad bin Qudama menyatakan bahwa sumber atau objek zakat yang dijelaskan secara rinci dalam Al-Qur’an atau dalam hadis Nabi adalah hewan ternak, hasil pertanian, barang tambang, emas dan perak, dan perdagangan.22 d. Fatwa MUI

Fatwa MUI tentang masalah zakat sangat membantu umat dalam menjalankan ibadah zakat sesuai dengan syariat. Dari tahun 1982 s.d. 2011 ada 10 fatwa seputar zakat, di antaranya tahun 1982 ada 2 fatwa, tahun 1996 ada 1 fatwa, tahun 2003 ada 2 fatwa, tahun 2009 ada 1 fatwa, dan tahun 2011 ada 4 fatwa seputar zakat. Nilai strategis yang ada pada MUI semakin terlihat dari salah satu komisi yaitu Komisi Fatwa yang concern memberikan fatwa untuk memberikan jawaban atau penjelasan ulama mengenai masalah keagamaan dan berlaku untuk umum. Namun apabila direlevansikan dengan fatwa – fatwa tentang zakat sejak tahun 1982-2011, dalam hal ini terdapat 10 fatwa MUI yang telah difatwakan, hal ini dapat digolongkan menjadi tiga bentuk yaitu: 23

1. Fatwa sumber-sumber zakat meliputi: Fatwa tentang zakat penghasilan (Fatwa MUI No 3 tahun 2003) dan fatwa tentang hukum zakat atas yang haram (Fatwa MUI No 13 tahun 2011).

21 Abu Bakar al- Jazairi, minhaj Al-Muslim, (Kuwait: Daar el Fikr, 1997), h 248

22 Ibnu Qudamah, al muqni Zakat dalam perekonomian Modern , (Riyadh: Muassasah Saidiyyah,tt) h 389.

23Widi Nopiardi “perkembangan fatwa Mui Tentang masalah Zakat” jurnal ilmiah syariah Vol. 16 No. 1, januari, 2017 h. 101

(29)

2. Fatwa asnaf-asnaf zakat meliputi: Fatwa tentang amil zakat (Fatwa MUI No 8 tahun 2011) dan fatwa tentang pemberian zakat untuk beasiswa (Fatwa Nomor Kep-120/ MUI/ II/ 1996).

3. Fatwa pengelolaan zakat: Fatwa tentang intensifikasi pelaksanaan zakat (Fatwa tahun 1982), fatwa mentasharruf dana zakat untuk kegiatan produktif dan kemaslahatan umum (Fatwa tahun 1982), fatwa penggunaan zakat untuk istismar/investasi (Fatwa Nomor 4 tahun 2003), fatwa MUI tentang masalah zakat kontemporer meliputi defenisi, tugas, dan fungsi, kewajiban, dan hak-hak amil, zakat perusahaan, dan sebagainya (Keputusan Komisi B1 Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa MUI se-Indonesia III tentangMasail Fiqhiyyah Mu’ashirah Masalah Fikih Kontemporer), fatwa penarikan, pemeliharaan, dan penyaluran harta zakat (Fatwa Nomor 14 tahun 2011), dan fatwa penyaluran harta zakat bentuk asset kelolaan (Fatwa Nomor 15 tahun 2011). Ketiga bentuk fatwa ini difatwakan karena adanya permintaan, pertanyaan dari masyarakat dan pemerintah serta responsif MUI sendiri (Amin, et.al, 2011: 890 – 894) Fatwa MUI tentang masalah zakat sangat membantu umat dalam menghadapi persoalan seputar zakat, dimana dengan perkembangan zaman cenderung timbul persoalan-persoalan di tengah umat berkaitan dengan zakat .

3. Fungsi dan tujuan penyaluran zakat

Menurut Monzer kahf fungsi utama dari zakat adalah untuk mencapai keadilan sosial ekonomi. Zakat merupakan transfer sederhana dari bagian dengan

(30)

ukuran tertentu harta si kaya (muzakki) untuk di alokasika ke pada yang membutuhkan (mustahik). 24

Adapun menurut gazali inayah secara umum fungsi zakat meliputi bidang moral, social dan ekonomi 25

Dalam bidang moral , zakat mereuduksi sifat tamak dan serakah dalam hati si kaya. Sedangkan dalam bidang sosial zakat berfungsi untuk menghapuskan kemiskinan dari masyarakat. Di bidang ekonomi zakat mencegah penumpukan kekayaan ditangan sebagian kecil manusia dan merupakan sumbangan wajib kaum muslimin untuk perbendaharaan Negara.

Di sisi lain Daud ali menyatakan bahwa fungsi dan tujuan zakat adalah : 26 a. Mengangkat derajat Fakir miskin,

b. Membantu memecahkan masalah para gharimin, ibnu sabil, dan mustahik lainya,

c. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia pada umunya,

d. Menghilangkan sifat kirir dan loba para pemilik harta,

e. Menghilangkan sifat dengki dan iri kecemburuan sosial dari hati orang- yang kurang mampu.

f. Menjembatani jurang anatara si kaya dan si miskin di dalam masyarakat,

24 Monzer kahf, the principle of socioeconomics justice in the contemporary fiqh of zakah, Iqtisad journal of Islamic economics. Vol 1 muharram 1420 H /April 1999.

25 Gazali inayah al iostiqhadam al wazifi li az- zakah fi al- fikr al- iqtisad al-islamy cet. Ke 1 (Beirut: Daar al-jayl 1989), H, 13,33,87,91

26 Ali Mohammad Daud, Sistem Ekonomi Islam zakat dan waqaf , ( Jakarta UI Press, 1988), h.40

(31)

g. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang terutama yang memiliki harta,

h. Mendidik manusia untuk berdisipin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang ada padanya,

i. Sarana pemerataan pendapatan (rezeki) untuk mencapai keadilan sosial.

Adapun tujuan zakat dilihat dari kepentingan kehidupan sosial, antara lain bahwa zakat bernilai ekonomi, merealisasi fungsi harta sebagai alat perjuangan menegakka Agama Allah (jihad fi sabilillah) dan mewujudkan keadilan sosial ekonomi masyarakat pada umumnya.

Lebih luas lagi tujuan zakat bagi kepentingan masyarakat, sebagai berikut:27 1) Menggalang jiwa dan semangat saling menjunjung dan solidaritas

sosial di kalangan masyarakat Islam.

2) Merapatkan dan mendekatkan jarak kesenjangan sosial ekonomi dalam masyarakat.

3) Menaggulangi pembiayaan yang mungkin timbul akibat berbagai bencana seperti bencana alam dan sebagainya.

4) Menutup biaya-biaya yang timbul akibat terjadinya konflik, persengketaan dan berbagai bentuk kekacauan dalam masyarakat.

5) Menyediakan suatu dana taksis dan khusus untuk penaggulangan biaya hidup bagi para pengangguran dan para tuna sosial lainya.

27Abdurrahman Qadir, Zakat dalam dimensi sosial dan madhah (Jakarta: PT Raja Grafindon Persada,2001) h 76.

(32)

Tujuan zakat selain sebagai ibadah, juga bertujuan untuk menghapuskan berbagai dosa dan kesalahan, menolak bala bencana , sehingga mendorong meeningkatkan semangat dan produktifitas kerja, sehingga pada giliranya mampu menghilangkan sikap dan status seseorang dari kemiskinan dan tangan di bawah(yad al sufya). 28

4. Jenis Zakat dalam Fiqih Islam

Zakat secara umum terbagi dua yaitu zakat harta atau zakat mal yaitu zakat yang dikeluarkan atas harta yang dimiliki seseorang atau lembaga dengan syarat- syarat atau ketentuan secara hukum syara, kedua adalah zakat nafs atau zakat fitrah yaitu zakat yang diberikan berkenaan dengan telah selesai mengerjakan ibadah puasa. 29

a. Zakat fitrih

Zakat Fitrih terdiri dari dua kata yaitu zaka dan fitrih, zakat fitrih adalah zakat yang wajib dikeluarkan setiap Muslim disebabkan berakhirnya puasa pada Bulan Ramadhan. Zakat fitrih hanya istilah yang ada di Indonesia. Menurut hasan al ayyubi zakat fitrah dan sedekah fitra itu mempunyai arti yang sama karena zakat atau sedekah tersebut dikeluarkan setelah selesai melaksanakan Puasa Ramadhan30

Zakat Nafs, yakni zakat jiwa yang dinamai juga dengan “Zakatul Fithri”

(zakat yang diberikan berkenaan dengan telah selesai mengerjakan shiyam(puasa) yang difardhukan)31

28Ibid, h, 76

29 T.M Hasbi Ashiddieqy Pedoman Zakat (Jakarta: PR Bulan Bintang 1984) h 30.

30 Hasan Ayyub fiqih ibadah bi idalatihah fi islam, diterjemahkan oleh Abdul rasak syiddiq fiqi ibadah (Jakarta: PT Pustaka Alkautsar , 2008) h 553.

31T.M. Hasby Ash-Shiddieqy, Pedoman Zakat, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1984, h. 30.

(33)

Zakat fitrah ialah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim laki-laki, perempuan, besar atau kecil, merdeka atau budak sebelum melaksanakan shalat ied fitri, bilamana pada dirinya ada kelebihan makanan untuk hari tersebut. Zakat fitrah itu dibayarkan sebanyak dua setengah kilo gram bahan makanan pokok untuk setiap orangnya. Adapun tentang sifat barangnya, maka bahan-bahan pokok yang dipergunakan untuk membayar zakat adalah harus sejenis dan sekualitas dengan apa yang dimakannya.32

Zakat fitrih yang disyariatkan pada bulan sya’ban tahun kedua hijriyah ini di dalamnya mengandung hikmah antara lain guna mensucikan diri pribadi dari perbuatan dan perkataan kotor dan keji, sikap-sikap yang kurang senonoh.33

b. Zakat Mal/harta

Zakat Mal zakat harta): bagian dari harta kekayaan seseorang (juga badan hukum) yang wajib dikeluarkan untuk golongan orang-orang tertentu setelah di miliki selama jangka waktu tertentu dalam jumlah minimal tertentu. 34

Menurut para fuqoha Mazhab Hanafi, zakat mal ialah pemberian harta karena Allah, agar dimiliki orang fakir yang beragama Islam selain dari Bani Hasyim atau bekas budaknya, dengan ketentuan manfaat dari harta itu harus terputus dari pemiliknya yang asli dengan cara apapun.35

Menurut para fuqoha Maliki, bahwa zakat mal itu ialah mengeluarkan bagian tertentu dari harta tertentu pula, yang telah mencapai nishab, diberikan kepada

32Musthafa Kamal Pasha, dkk, Fikih Islam Sesuai dengan Putusan Majelis Tarjih,Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri, Cet. 4, 2009, hlm. 190

33Ibid., h. 191.

34Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf, Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press), 1988, h. 42

35Syauqi Isma’il Syahhatih, Penerapan Zakat dalam Dunia Modern, Tegal: Pustaka Dian, 1987, h,. 17

(34)

yang berhak menerimanya, yakni bila harta itu merupakan milik penuh si pemberi, dan telah berulang tahun bagi selain barang tambang dan hasil pertanian.36

Sedang para fuqoha Syafi’i mengatakan, zakat mal itu ialah harta tertentu dikeluarkan dari suatu harta tertentu dengan cara tertentu pula. Adapun menurut para fuqoha Mazhab Hambali, zakat mal ialah hak yang wajib dikeluarkan dari suatu harta. 37

c. Macam-macam harta yang wajib di zakati.

1. Zakat emas, perak dan uang, Emas dan perak dipandang sebagai benda yang mempunyai nilai tersendiri dalam masyarakat. Emas dan perak dibuat untuk berbagai macam perhiasan, terutama emas untuk kaum wanita . menimpa emas serta perak yang dipunyai seorang apabila sudah hingga nisabnya dikenakan zakatnya. Di samping itu emas serta perak pula dijadikan standar dalam memastikan nisbah duit yang harus dikeluarkan zakatnya. zakat emas serta perak dikeluarakan secara harus sehabis penuhi syarat- syarat tertentu.

Ialah menggapai nisab, sudah berumjur satu tahun, nisab zakat emas merupakan 20 nisqal ataupun 2 puluh dinar zakatnya 2, 5% sebaliknya perak nisbahnya 595 grdan zakatnya 2, 5%.

2. Zakat benda tambang hasil tambang emas serta hasil tambang perak, apabila hingga satu nisab, harus dikeluarkan zakatnya pada waktu itu pula dengan tidak di syaratkan hingga satu tahun semacam pada biji- bijian serta buah- buahan.

36Ibid., hlm. 18.

37Ibid., hlm. 19

(35)

3. Zakat perdagangan harta yang bisa tumbuh sehingga harus dizakati sebagaimana fauna ternak. Para ulama sependapat kalau harta yang dipersiapkan buat jual beli, harus dizakati apabila sudah menggapai haul(

satu tahun) nisab zakat perdagangan disamakan dengan zakat emas sebanyak 85% serta zakatnya 2, 5%, bisa dibayar dengan duit ataupun benda, dikenakan pada perdagangan ataupun perseroan,

4. Zakat hasil tumbuhan serta buah- buahan

yang sudah penuhi persyaratan harus zakat. Nisab dari zakat pertanian merupakan 645 kilogram, zakatnya sebanyak 5% bila di airi dengan irigasi serta 10% bila tidak di airi dengan irigasi.

5. Zakat hewan ataupun fauna ternak, zakat hewan harus dikeluarkan bila 1) telah penuhi nisab. Ialah 5 ekor buat unta 30 ekor sapi, serta 40 ekor domba.

2) sudah menggapai satu tahun. 3) digembalakan. 4) tidak digunakan buat keperluan individu serta tidak dipekerjakan.

6. Zakat Profesi merupakan seluruh tipe pekerjaan yang dijadikan selaku mata pencaharian baik bekerja buat pemerintah ataupun swasta. kandungan zakat yang wajib dikeluarkan merupakan 2, 5% sebaliknya nisabnya diqiyaskan dengan emas ialah 85 gr ataupun 200 dirham perak.

d. Hikmah serta khasiat zakat

Zakat ialah sesuatu ibadah amaliayah yang mempunyai hikmah serta khasiat yang sangat besar untuk muzakki ataupun mustahiq yang menerimanya, antara lain hikmah serta khasiat tersebut merupakan selaku berikut:

(36)

1. Selaku wujud perwujudan keimanan kepada Allah SWT tidak hanya itu pula ialah perwujudan rasa syukur kita kepada Allah SWT, memupuk ahlak muliah dengan meningkatkan rasa kemanusiaan yang besar, melenyapkan watak rakus, kikir, mensterilkan serta meningkatkan harta yang dipunyai dan memupuk ketenangan hidup.

2. Tidak hanya berukuran pertical selaku kewajiban kepada Allah zakat pula mempunyai ukuran horizontal selaku perwujudan dari keserasian serta penyeimbang ikatan antara individu serta warga berbentuk kewajiban yang tentu untuk kalangan yang sanggup buat turut bertanggung jawab selaku upaya mengentaskan kemiskinan.

3. Selaku wujud ta’ awuniyyah terhadap mustahiq buat menolong serta membina mereka kea rah yang lebih sejahtera sehingga mereka bisa penuhi kebutuhan hidupnya dengan layak,

4. Selaku pilar amal bersama serta selaku wujud jaminan sosial untuk para mustahik lewat pengelolaan serta pendayagunaan zakat yang maksimal hingga kehidupan mustahik bisa dicermati dengan baik.

6. Sebagai bentuk sosialisasi etika bisnis yang benar, bahwa di dalam harta yang kita peroleh dari kegiatan usaha maupun bisnis di dalamnya terkandung hak milik orang lain pula.

7. Sebagai instrument pemerataan pendapatan dalam membangun kesejahteraan.

(37)

8. Mengeluarkan zakat sebagai satu bentuk ungkapan syukur atas nikmat harta yang telah dititpkan Allah kepada seseorang.38

9. Zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang yang fakir dan orang yang sangat memerlukan bantuan. 39

B. MUZAKKI

1. Pengertian Muzakki

Muzakki adalah orang yang dikenai kewajiban membayar zakat atas kepemilikan harta yang telah mencapai nishab dan haul. Menurut Wahbah Al- Zuhaily syarat-syarat wajib mengeluarkan zakat bagi seseorang Muzakki yakni: 40

2. syarat-syarat wajib muzakki mengeluarkan zakat

a. Merdeka, menurut kesepakatan ulama zakat tidak wajib bagi hamba sahaya karena hamba sahaya tidak mempunyai hak milik.

b. Islam, menurut ijma’ zakat tidak wajib atas orang kafir, karena zakat merupakan ibadah mahdah yang suci, sedangkan orang kafir bukanlah orang yang suci.

c. Baligh dan berakal, kedua dipandang syarat bagi mazhab hanafi dengan demikian zakat tidak wajib di ambil dari harta anak kecil dan gila sebab keduanya tidak termasuk dalam ketentuan orang yang wajib mengerjakan ibadah seperti shalat dan puasa.

d. Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib di zakati, harta yang memiliki kriteria ini ada lima jenis yaitu.

38 Daud Ali, system ekonomi islam zakat dan waqaf, (Jakarta: Ui Press 1988). h, 41

39 Ali Ahmad Al-Jurjawi, Hikmah Tasyri wa falsafatuhuh 9Beirut: Daar al fikr, 1998), h, 110.

40 Wahba Al-Zuhaily, Fiqih Islam Wa Adillatuhuh,jilid 3 (Jakarta: Gema Insani ), 2011 h.

294-308

(38)

1) Uang, emas, perak, baik berbentuk uang logam maupun kertas.

2) Barang tambang dan barang temuan 3) Barang dagangan

4) Hasil tanaman dan buah-buahan

5) Menurut jumhur binatang ternak yang merumput sendiri , atau menurut mazhab maliki binatang yang diberi makan oleh pemiliknya.

e. Harta yang dizakati telah mencapai nisab, atau senilai denganya maksudnya ialah nisab yang ditentukan oleh syara.

f. Harta yang dizakati adalah milik penuh, menurut mazhab hanafi ialah harta yang dimiliki secara utuh dan berada ditangan sendiri yang benar-benar dimiliki.

g. Kepemilikan harta telah mencapai setahun menurut hitungan tahun qomariyah. Sebagai aset wajib zakat seperti binatang ternak, aset keuangan dan barang dagangan harus dimiliki selama satu tahun penuh. Dengan demikian asset yang mudah rusak atau busuk tidak dapat menjadi asset wajib zakat, lain halnya pada asset seperti pertanian, barang tambang, dan harta karun, pada asset-aset tersebut tidak diwajibkan kepemilikan selama satu tahun. Hikmah dari syarat tersebut adalah bahwa harta yang memakai syarat ini merupakan harta yang berkembang yang perkembanganya tidak dapat tercapai kecuali

(39)

setelah melewati rentang waktu tertentu sehingga mengeluarkan zakat dapat di ambil dari hasil perkembangan produktivitasnya.41

h. Harta tersebut bukan merupakan harta hasil hutang, mazhab hanafi memandangnya sebagai syarat dalam semua zakat selain zakat harta (biji-bijian dan yang menghasilkan minyyak nabati) sedangkan mazhab hambali memandangya sebagai syarat dalam semua harta yang dizakati, mazhab maliki berpendapat bahwa syarat tersebut ditunjukkan untuk zakat emas dan perak bukan untuk zakat harts, binatang ternak atau barang tambang, menurut syafi’i hal tersebut tidak termasuk syarat.

i. Harta yang akan dizakati melebihi kebutuhan pokok, mazhab hanafi mensyaratkan agar harta yang wajib dizakati terlepas dari hutang dan kebutuhan pokok, sebab orang yang sibuk mencari harta untuk kedua hal tersebut sama dengan orang yang mencari harta. Ibnu malik menafsirkan bahwa yang di maksud dengan kebutuhan pokok ialah harta yang secara pasti dapat mencegah seseorang dari kebinasaan, missal nafkah, tempat tinggal, pakaian yang diperlukan untuk melindungi panas dan dingin, dan pelunasan utang.

Menurut ilyas dan Darmuin zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan yang merdeka memiliki satu nisab atau lebih dari harta yang diwajibkan zakatnya. Kewajiban zakat tersebut umum bagi setiap muslim, baik ia berakal, gila atau anak-anak yang belum baligh, karena ia

41 Arif Mufraini, Akuntansi dan manajemen zakat, ( Jakarta: UIN Jakarta Press, 2013, h 24-25

(40)

merupakan ibadah Maliyah dan merupakan hak allah dalam harta. Hal ini merupakan pendapat mayoritas ahli fiqh berdasarkan firman allah SWT.42

َمَٰا َنۡيِذَّلا اَهُّيَاـَٰۤي َلَّ َو ۖ ِض ۡرَ ۡلَّا َنِ م ۡمُكـَل اَن ۡج َر ۡخَا ۤاَّمِم َو ۡمُتۡبَسَك اَم ِتَٰبِ يَط ۡنِم ا ۡوُقِفۡنَا ا ۤۡوُن

ِهۡيِف ا ۡوُضِم ۡغُت ۡنَا ۤ َّلَِّا ِهۡيِذ ِخَٰاِب ۡمُت ۡسَل َو َن ۡوُقِفۡنُت ُهۡنِم َثۡيِبَخۡلا اوُمَّمَيَت ٌّىِنَغ َ هاللّٰ َّنَا ا ۤۡوُمَل ۡعا َو

ٌد ۡيِمَح

Terjemahan :

“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Mahakaya, Maha Terpuji.

( Q.s Al-Baqarah: 267)43

C. Badan Amil Zakat Nasional(BAZNAS) 1. Pengertian BAZNAS

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Adalah organisasi pengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah, (Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011,Pasal 5)BAZNAS merupakan lembaga yang berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat secara Nasional (Pasal 6). 44 Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 6, BAZNAS merupakan lembaga yang berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat secara Nasional BAZNAS menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: (Pasal 7)

42 Ilyas supena dan Darmuin, managemen zakat, cet pertama (Semarang: Walisongo Pfress, 2009), h.27

43 Depertemen Agama RI Al-Qur’an Al-Karim dan terjemahanya h. 45

44Abdul Kadir, dalam Didin Hafidhuddin, Zakat dalam perekonomian Modern, (Jakarta:

Gema Insani, 2002) ,h, 96.

(41)

a. Perencanaan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat.

b. Pelaksanaan pengumpulan,pendistribusian dan pendayagunaan zakat.

c. Pengendalian pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat.

d. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan zakat.

Dalam melakukan tugas dan fungsinya, BAZNAS dapat bekerja sama dengan pihak terkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan . BAZNAS melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya secara tertulis kepada Presiden melalui Mentri dan kepada dewan perwakilan rakyat Republik Indonesia.

Contoh pengelolaan (Pilot project) yang sesuai standar Nasional atau Internasional yang mungkin telah diterapkan Negara penduduk muslim atau Negara Islam oleh organisasi konferensi Islam (OKI)

Arab Saudi Pelaksanaan zakat di Arab Saudi di dasarkan pada perundang- undangan yang dimulai pada tahun 1951 M. Sebelum perundangan ini, zakat tidak di atur oleh perundang-undangan. Setelah Raja mengeluarkan keputusan Raja (Royal Count). No. 17/2/2008/8634 tertanggal 29 Juni 1370 H bertepatan dengan

tanggal 7 April 1951 yang isisnya zakat syar’i yang isisnya sesuai dengan ketentuan zakat syariah islamiyah diwajibkan kepada individu perusahaan yang memiliki kewarganegaraan Saudi.45

Dalam beberapa aturan berikutnya diperbolehkan bagi individu untuk menyalurkan sendiri zakatnya maksimal setengahnya, dan setengah lagi disetorkan ke depertemen keuangan, khusus untuk perusahaan semuanya disetorkan ke depertemen keuangan. Kewenangan penghimpun zakat di Saudi

45Monzer Kahf, Tauzil wa at-Tauzi’ah-Zakah,Tajrubah al-Mamlakah al-Arabiyah as- Su’udiyyah. . (Jakarta: Forum Zakat 2006)

(42)

semuanya berada dalam satu kendali yaitu depertemen keuangan. Mulai dari aspek kebijakan sampai teknis, sehingga peraturan-peraturan zakat yang ada banyak terfokus pada penghimpunan, sedangkan untuk penyaluran, kewenanganya ada pada depertemen sosial dan pekerjaan di bawah dirjen jamainan sosial.

Penghimpun zakat di Arab Saudi diterapkan pada semua jenis kekayaan yaitu zakat ternak yang dikelola oleh komisi bersama anatara Depertemen Keuangan dan Depertemen dalam Negeri yang disebut al-awamil yaitu komisis khusus yang tugasnya melakukan pengumpulan zakat ternak ke pelosok-pelososk daerah dan kemudian menyerahkan ke Depertemen Keuangan.

Demikian halnya dengan zakat pertanian, zakat perdagangan, zakat tabungan, dan zakat pendapatan. Beberapa yang masuk dalam kategori pendapatan adalah pendapatan dokter, kontraktor, pengacara, akuntan dan para pegawai, seniman, penghasilan hotel, biro travel. Penghasilan kesemuanya dipotong dari accountnya masing-masing jika telah mencapai nisab. Cara penghitungannya berdasarkan pada laporan keuangan masing-masing. Penyaluran Zakat, Pemerintah Saudi menyalurkan zakat berfokus pada jaminan sosial warganya. Untuk kepentingan tersebut pemerintah Saudi memberikan wewenang pendistribusian zakat pada kementrian sosial dan tenaga kerja dibawa Dirjen Jaminan Sosial. Satu hal yang menarik dari sistem pengelolaan zakat di Saudi adalah tidak ada zakat dari perusahaan milik pemerintah karena semua hasil perusahaan ditujukan untuk kepentingan umum. Majelis Tinggi Qadhi memberi fatwa untuk perusahaan patungan anatara Pemerintah dan swasta harus

(43)

dikeluarkan zakatnya karena mereka menganggap perusahaan tersebut menjadi satu kesatuan badan hukum.

Pakistan. Negara Pakistan didirikan tahun 1950 dan baru pada tahun 1979 mengundangkan aturan zakat yang disebut dengan undang-undang zakat dan Usyr. 46pertama kali dikeluarkanya Undang-undang tersebut belum sempurna dan baru pada tahun 1989 UU tersebut disempurnakan. Pengelola zakat di Pakistan bersifat sentralistik disebut dengan Central Zakat Fund (CSF) Yang di pimpin secara kolektif oleh enam belas anggota yang salah satu di antaranya adalah Hakim Agung Pakistan, CZF memiliki kewenang menentukan berbagai kebijakan yang terkait zakat. 47

Penghimpuna Zakat diwajibkan kepada setiap Muslim warga Pakistan yang hartanya telah mencapai nisab yang langsung di potong dari harta muzakki pada item-item tertentu seperti pemotongan langsung darai account tabungan, dan deposito, sertifikat deposito, sertifikat investasi, obligasi pemerintah, saham perusahaan dan polis asuransi. Sedangkan harta lain yang berada pada miliknya diserahkan kepada muzakki untuk menunaikanya, seperti zakat uang cash, uang perak, perdagangan, industri dan sejenisnya. Setiap Tahun zakat di Pakistan ditentukan oleh pemerinta jatuh pada Awal Ramdhan dan waktu pemotongan zakat dilakukan pada hari yang sama untuk kelompok pertama di atas, sedangkan

46http://pl.plasa.com/-admin35, Ekonomi Islam di Pakistan, artikel diunduh pada 15 Desember 2008.

47 Monzer Kahf, Tulisan tentang zakat di Pakistan dinulkiZakah Management in some Muslim Societies, ( Jeddah: Islamic Develipment Bank 2000)

(44)

harta lainya diserahkan kepada muzakki sesuai dengan jatuh temponya zakat tersebut. 48

Instansi yang berwenang untuk memotong zakat adalah Instansi keuangan seperti Bank, dan instansi keuangan lainya yang ada di Pakistan yang kemudian disalurkan ke CSF, dana zakat yang terhimpun dipisahkan Accountnya dari account perbendaharaan pemerintah dan pengelolaanya adalah mutlak

kewenangan CSF.

Penyaluran zakat di Pakistan di distribusikan ke delapan asnaf dengan memperhatikan skala prioritas sebagaimana tertuang dalam naskah Undang- Undang “prioritas utama diberikan kepada fakir miskin, janda, orang cacat baik secara langsung atau tidak, seperti pendidikan formal, pendidikan keterampilan, rumah sakit, klinik dan lainya.

2. Pembentukan BAZNAS

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan resmi dan satu- satunya yang terbentuk oleh pemerintah berdasarkan keputusan Presiden RI. No.8 Tahun 2001 yang memiliki fungsi bertugas dan menyalurkan zakat, infaq dan sedekah (ZIS) pada tingkat nasional.

Lahirnya Undang-undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat49 semakin mengukuhkan peran BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan zakat secara Nasional. Dalam UU tersebut BAZNAS dinyatakan sebagai lembaga pemerintah yang bersifat mandiri. Di samping

48http://www.photius.com/countries/pakistan/society/pakistan_society_zakat_as_awelfare _pakistan zakat as a welfare system, artikel diakses pada 15 desember 2008.

49Departemen Hukum dan HAM RI. Undang-undang No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat.

(45)

bertugas mengelola zakat, BAZNAS juga merupakan badan yang menerbitkan rekomendasi izin pendirian LAZ yang di ususlkan oleh Ormas atau badan yang berbadan hukum. Setiap orang dilarang dengan bertindak selaku amil zakat, melakukan pengumpulan, pendistribusian atau pendayagunaan zakat tanpa izin pejabat yang berwenang . Namun berdasarkan keputusan Mahkama Konsitusi untuk amil di mushallla, masjid, pondok pesantren perseorangan yang tidak bisa di jangakau oleh BAZNAS atau LAZ tidak diwajibkan memiliki izin, cukup dalam bentuk pemberitahuan kegiatan kepada pejabat yang berwenang. 50

Untuk melakukan tugasnya, BAZNAS dibiayai dengan anggaran pendapatan dan belanja Negara dan hak amil. Sedangkan BAZNAS Provinsi dan BAZNAS kabupaten/ kota dibiayai dengan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan hak amil. Dalam buku petunjuk teknis pengelolaan zakat yang dikeluarkan oleh institusi manajemen zakat (2001) dikemukakan tentang susunan organisasi pengelola zakat seperti badan amil zakat sebagai berikut.51

a. Sususnan organisasi badan amil zakat

1) Badan amil zakat terdiri atas dewan pertimbangan, Komisis Pengawas dan Badan Pelaksanan.

2) Dewan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi unsure ketua, sekertaris dan anggota.

3) Komisis pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi unsure ketua, sekertaris dan anggota.

50 Amar Putusan Judicial Review Mahkama Konsitusi RI Nomor 86 PUU 2021

51Dididn Hafidhuddin, zakat dalam perekonomian modern. (Jakarta: Gema Insani, 2002) h, 130-132

(46)

4) Badan pelaksanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi unsur ketua, sekertaris, bagian keuangan, bagian pengumpulan, bagian pendistribusian dan pendayagunaan.

5) Anggota pengurus badan amil zakat terdiri atas unsur masyarakat dan unsur Pemerintah. Unsur masyaratat terdiri dari ulama, kaum cendekiawan dan tokoh masyarakat,tenaga profesional dan lembaga pendidikan yang terkait.

b. Fungsi dan tugas pokok Badan Amil Zakat(BAZ) 1. Dewan pertimbangan

a) Fungsi

Memberikan pertimbangan, fatwa, saran, dan rekomendasi kepada badan pelaksana dan komisis pengawas dalam pemgelolaan badan amil zakat meliputi aspek syariah dan aspek manajerial.

b) Tugas pokok

1. Memberikan garis-garis kebijakan umum badan amil zakat.

2. Mengesahkan rencana kerja dari badan pelaksana komisi pengawas.

3. Mengeluarkan fatwa syariah baik diminta maupun tidak, berkaitan dengan hukum zakat yangb wajib di ikuti oleh pengurus badan amil zakat.

4. Memberikan pertimbangan saran dan rekomendasi kepada badan pelaksana dan kimisi pengawas baik diminta maupun tidak.

5. Memberikan persetujuan atas laporan tahunan hasil kerja badan pelaksana dan komisi pengawas.

(47)

6. Menunjuk akuntan publik.

c) Komisi pengawas 1. Fungsi

Sebagai pengawas internal lembaga atas oprasional kegiatan yang dilaksanakan badan pelaksana.

2. Tugas pokok pelaksana rencana kerja yang telah di sahkan

a. Mengawasi pelaksana kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan dewan pertimbangan.

b. Mengawasi oprasional kegiatan yang dilaksanakan badan pelaksana yang mencakup pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan.

c. Melakukan pemeriksaan oprasional.

3. Badan pengawas

a. Fungsi Sebagai pelaksana pengelola zakat b. Tugas pokok

1) Membantu rencana kerja .

2) Melaksanakan oprasional zakat sesuai rencana kerja yang telah di sahkan dan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

3) Menyususn laporan tahunan.

4) Menyampaikan laporan pertanggung jawaban atas nama badan amil zakat.

3 Lingkup Kewenangan Pengumpulan zakat

Pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil yang dibentuk oleh pemerintah yang diorganisasikan dalam suatu badan atau lembaga. Pengumpulan zakat

(48)

dilakukan oleh badan amil zakat dengan cara menerima atau mengambil dari muzakki atas dasar pemberitahuan muzakki. Badan amil zakat dapat bekerja sama dengan bank dalam pengumpulan zakat harta muzakki yang berada di bank. 52

Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) merupakan satuan organisasi yang dibentuk oleh BAZNAS, Baznas Privinsi dan BAZNAS Kabupaten/kota untuk membantu mengumpulkan zakat. UPZ ini bertugas membantu BAZNAS dalam hal pengumpulan zakat jika diperlukan, bahkan BAZNAS bisa memberikan wewenang kepada UPZ untuk membantu pendistribusian dan pendayagunaan zakat. Perlu dipahami bahwa terminologi UPZ dikhususkan untuk kesatuan organisasi yang dibentuk BAZNAS provinsi dan BAZNAS kabupaten/kota sesuai amanat Undang-undang sehingga tidaklah tepat nama penggunaan UPZ bagi mitra dari LAZ. Lembaga amil zakat dapat membentuk pewakilan LAZ di setiap Provinsi atau Kota, ataupun mereka bisa menggandeng masjid atau instansi lainya sebagai mitra dan hal ini tidak masuk dalam mitra, dan hal ini tidak masuk dalam aturan UPZ. Mengenai aturan pembentukan UPZ dan tata kelolanya,BAZNAS telah mengeluarkan aturan rinci yaitu peraturan BAZNAS No. 2 Tahun 2016. 53

52 Elsi Kartika, Pengantar Hukum Zakat dan waqaf, (Jakarta: PT Grasindo), 2006, h 45.

53Ketentuan Umum Pasal 1 Peraturan poin ke 19 peraturan BAZNAS No. 2 Tahun 2016 tentang pembentukan dan tata kerja Unit pengumpulan Zakat.

(49)

35 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu seluruh badan hukum diperoleh dengan metode kualitatif, penelitian hukum normatif adalah penelitian yang akan menghasilkan bahan hukum berupa deskriptif tertulis atau lisan dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara, observasi ke lapangan dan analisis dari bahan-bahan tertulis sebagai sumber utama.

Menurut nawawi, penelitian kualitatif sebagai suatu konsep keseluruhan (holistic) untuk mengungkapkan sesuatu dilakukan dengan penghimpunan data

dalam keadaan sewajarnya (natural settingsifat) mempergunakan cara kerja yang sistematik, terarah dan dapat dipertanggung jawabkan secara kualitatif sehingga tidak kehilangan sifat ilmiahnya. 54

B. Lokasi Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka penulis menggunakan bentuk penelitian lapangan (fiel research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara peneliti turun langsung ke lapangan (Kantor Badan Amil Zakat Nasional ) untuk mendapatkan data primer melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak BAZNAS.

Dalam penelitian ini yang dijadikan tempat penelitian adalah Kantor Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar yang beralamat kantor di

54 H. Hadari Nawawi dan Himi Martini, Penelitian terapan , (Yogyakarta: Gaja Mada University Press, 1996), h, 175

(50)

Jalan Teduh Bersinar Nomor 5 Kelurahan Gunung sari Kecamatan Rappocini Kota Makassar Profinsi Sulawesi Selatan. 90221 Telepon :(0411) 8215672

Dasar hukum zakat yaitu Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat adalah Pasal 20, pasal 29, dan pasal 34 ayat (1)Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAZNAS Kota Makassar merupakan lembaga resmi dan satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah di Kota Makassar yang pengurusnya unsur pimpinan diangkat oleh Walikota Makassar dengan Nomor 1762.451.12/KP/XII/2015 Yang memiliki tugas dan fungsi untuk menghimpun dan menyalurkan zakat, infak, dan shadaqah (ZIZ) pada tingkat Kota Makassar. Dengan demikian BAZNAS Kota Makassar bersama Pemerintah Kota Makassar bertanggung jawab untuk mengawal pengelolaan zakat yang berasaskan syariah Islam, amanah, kemanfaatan, kepastian hukum, terintegrasi dan akuntabilitasi.

C. Fokus Peneliti dan Deskripsi Fokus Penelitian 1. Fokus penelitian

Adapun yang menjadi focus penelitian adalah

a. Strategi Meningkatkan Pemahaman calon muzakki dalam membayar zakat di BAZNAS Kota Makassar.

b. Tantangan dalam meningkatkan pemahaman Calon muzakki dalam membayar zakat di BAZNAS kota Makassar

2. Deskripsi Fokus penelitian

Adapun yang menjadi deskripsi fokus penelitian adalah

Gambar

Gambar 1.  Struktur Organisasi Badan Amil Zakat Nasional Kota Makassar 65 Dari Gambar 1 dapat dipahami bahwa struktur itu mempunyai makna atau maksud  tertentu  yang  mana  dalam  struktur  tersebut  sudah  tergambarkan  tugas   masing-masing individu kepe

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan untuk pengukuran QoS (Quality of Service) hanya layanan VoIP (Voice over Internet Protocol) dan prioritas VoIP (Voice over Internet Protocol) sesuai

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat enam bentuk kesantunan berbahasa di SMA Negeri 1 Dulupi Kabupaten Boalemo berdasarkan prinsip maksim kesantunan, yaitu: (a)

Fokus pada diri anda, setiap orang sudah diberikan Surat Keputusan (SK) bahan rizki yang tidak bisa diganggu gugat, berdoalah agar bahan rizki anda ditambah, siapkan

Tabel 1 menunjukkan hasil terbaik ekstraksi glukomanan dari umbi gembili berbantu gelombang mikro didapat pada variasi variasi rasio pelarut dengan sampel 1:15 dan waktu

Visi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar Makassar Kota Zakat, Berkah, dan Nyaman Untuk Semua, Visi ini mengandung tiga pokok pikiran yang secara

 Merupakan akhir kekuasaan daulah Abbasiyah &Islam di Spanyol  Peradaban Islam di Timur hancur oleh bangsa Mongol/Tar-tar  Kekuatan dominan pada bangsa Mongol yang

Sudah saudara peroleh dari kedua bank tersebut diatas cut-off laporan bank mencakup periode antara tanggal 1 s.d 15 Januari 2014 (lihat tabel 1 dan tabel 2). Gunakan informasi

Hasil penelitian terhadap hewan menun- jukkan hasil negative, yaitu: 1) Keturunan tikus diberi makan kedelai transgenik menunjukkan peningkatan lima kali lipat resiko kematian, bayi