• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMANFAATAN DANA ZAKAT PRODUKTIF TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN MUSTAHIK PADA BAZNAS KOTA MAKASSAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PEMANFAATAN DANA ZAKAT PRODUKTIF TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN MUSTAHIK PADA BAZNAS KOTA MAKASSAR SKRIPSI"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMANFAATAN DANA ZAKAT PRODUKTIF TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN MUSTAHIK

PADA BAZNAS KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

NINGSIH ANDRIANI NIM 105731109416

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

(2)

ii

KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA

JUDUL PENELITIAN:

PENGARUH PEMANFAATAN DANA ZAKAT PRODUKTIF TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN MUSTAHIK

PADA BAZNAS KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Oleh :

NINGSIH ANDRIANI NIM 105731109416

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjanah Ekonomi Pada Program Studi Akuntansi Fakultan

Ekonomi Dan Bisnis Universitar Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

(3)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO HIDUP

Rasulullah bersabda : Barang siapa menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga (HR. Muslim).

Dan Allah bersama orang-orang yang sabar (Al-Anfal ayat 66)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim, skripsi ini adalah sebagian dari ibadahku kepada allah SWT, karena kepadanyalah kami menyembah dan hanya

kepadanyalah kami memohon pertolongan.

Sekaligus karya sederhana ini adalah ungkapan rasa terima kasihku kepada kedua orang tuaku tercinta yang rela mengorbankan seluruh jiwa dan raganya dalam mendidik dan membesarkan penulis sampai detik ini.

Serta untuk saudara-saudaraku, keluargaku, dan sahabatku yang tiada hentinya memberikan motivasi dan dorongan kepada penulis.

(4)

iv

(5)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Jl. Sultan Alauddin No. 295 gedung iqra Lt. 7 Tel. (0411) 866972 Makassar

v

(6)

vi

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Dana Zakat Produktif Terhadap Tingkat Pendapatan Mustahik Pada BAZNAS Kota Makassar”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis bapak Idham dan ibu Nurhayati yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudarku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

(8)

viii

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, S.E., M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Mira, S.E., M.Ak, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Muchriana Muchran, SE., M.Si. Ak. CA, selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.

5. Ibu Idrawahyuni, S.Pd, M.Si, selaku pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Para staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Kakak dan adikku tersayang Farah Febrianti, Arif Rahmansyah, Elvi Sulastri dan keluargaku yang selalu menjadi sumber semangat penulis dalam menyelesaikan studi.

9. Kakak rantauan : Ayu Khalfiah, sahabatku: Hartina, Sarina, dan Nurul Febriyanti terimakasih telah menjadi keluargaku di perantauan.

10. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi angkatan 2016 dan khususnya kepada kelas Akuntansi C.16 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

(9)

ix

11. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fisabilil Haq fastabiqul khairat, Wassalamualaikum Wr.Wb

Makassar, 22 Desember 2021

Penulis

(10)

x

ABSTRAK

NINGSIH ANDRIANI, 2021. Pengaruh Pemanfaatan Dana Zakat Produktif Terhadap Tingkat Pendapatan Mustahik Pada Baznas Kota Makassar. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar, Pembimbing I Ibu Muchriana Muchran, dan Pembimbing II Ibu Idrawahyuni.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemanfaatan dana zakat produktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan para mustahiknya di BAZNAS Kota Makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif eksplanatori. Data yang digunakan yaitu data primer.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi pengaruh positif dan signifikan antara pemanfaatan dana zakat produktif terhadap tingkat pendapatan mustahik.

Kata Kunci : Dana Zakat Produktif, Pendapatan Mustahik, BAZNAS.

(11)

xi

ABSTRACT

NINGSIH ANDRIANI, 2021. The Effect of Utilization of Productive Zakat Funds on Mustahik Income Levels at the Makassar City BAZNAS. Essay for Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Makassar. First advisor I, Ms. Muchriana Muchran, and second advisor II, Ms. Idrawahyuni.

This study aims to determine whether the use of productive zakat funds has a positive and significant effect on the income level of mustahiknya at BAZNAS Makassar City. The type of research used in this research is explanatory quantitative. The data used is primary data.

The results showed that there was a positive and significant effect between the utilization of productive zakat funds on the income level of mustahik.

Keywords: Productive Zakat Fund, Mustahik Income, BAZNAS.

(12)

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL…………... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah...6

C. Tujuan Penelitian ...6

D. Manfaat Penelitian ...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...8

A. Tinjauan Teori ...8

B. Tinjauan Empiris ...19

C. Kerangka Konsep ...21

D. Hipotesis ...22

BAB III METODE PENELITIAN ...24

A. Jenis Penelitian ...24

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...24

C. Definisi Operasional Variavel dan Pengukuran ...24

D. Populasi dan Sampel ...26

E. Teknik Pengumpulan Data ...27

F. Teknik Analisis ...28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...31

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...31

1. Sejarah Singkat BAZNAS Kota Makassar ...31

(13)

xiii

2. Visi dan Misi BAZNAS Kota Makassar ...31

3. Struktur Organsasi BAZNAS Kota Makassar ...36

B. Hasil Penelitian ...39

1. Deskripsi Responden ...39

2. Gambaran Rresponden Terhadap Variabel ...40

3. Uji Validitas...42

4. Uji Reliabilitas ...44

5. Uji Normalitas ...45

6. Uji Determinasi (R2) ...46

7. Uji Regresi Linear Sederhana...47

8. Uji T ...49

C. Pembahasan...49

BAB V PENUTUP ...52

A. Kesimpulan ...52

B. Saran ...53

DAFTAR PUSTAKA ...54 LAMPIRAN

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...19

Tabel 3.1 Variabel dan Indikator ...26

Tabel 3.2 Bobot dari Tiap Pertanyaan ...27

Tabel 4.1 Komisioner BAZNAS Kota Makassar ...37

Tabel 4.2 Bidang Audit BAZNAS Kota Makassar ...37

Tabel 4.3 Kepala Pelaksana ...37

Tabel 4.4 Bidang Pengumpulan ...38

Tabel 4.5 Bidang Pendistribusian Dan Pendayagunaan ...38

Tabel 4.6 Bagian Perencanaan Keuangan Dan Pelaporan ...38

Tabel 4.7 Bagian Administrasi Sdm Dan Umum ...39

Tabel 4.8 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...39

Tabel 4.9 Hasil Responden Terhadap Variabel Pemanfaatan Dana Zakat...40

Tabel 4.10 Hasil Responden Terhadap Variabel Peningkatan Pendapatan ...41

Tabel 4.11 Uji Validitas Variabel Peningkatan Dana Zakat ...42

Tabel 4.12 Uji Validitas Variabel Tingkat Pendapatan Mustahik ...43

Tabel 4.13 Uji Reabilitas Variabel Pemanfaatan Dana Zakat ...44

Tabel 4.14 Uji Reabilitas Variabel Tingkat Pendapatan ...44

Tabel 4.15 Uji Normalitas Residuals Statistics ...45

Tabel 4.16 Uji Determinasi...47

Tabel 4.17 Uji Regresi Linear Sederhana ...47

Tabel 4.18 Uji T ...49

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ...22 Gambar 4.1 Struktur Organisasi BAZNAS kota Makassar ...36 Gambar 4.2 Grafik Plot Normal ...46

(16)

1

BAB I

PANDAHULUAN

A. Latar belakang

Bagi Negara-negara berkembang, misalnya di Indonesia, masalah yang sering dialami adalah berkaitan dengan ekonomi, salah satunya kemiskinan. Islam melihat kebutuhan sebagai masalah intens yang harus dimusnahkan. Masalah kemiskinan dapat membawa banyak masalah dan masalah ini membahayakan individu maupun masyarakat, kepercayaan maupun keyakinan, etika maupun moral. Kemiskinan juga dapat melukai jiwa, budaya, keluarga dan bahkan umat, (Siska Safitri Maharani, 2019).

Kemiskinan merupakan dampak besar bagi umat manusia karena kemiskinan ini tidak sedikit bagi orang-orang yang jauh dari peradabannya hanya karena kefakirannya. Persoalan mengenai kemiskinan ini sangat menarik untuk dikaji karena merupakan isu yang intens termasuk aspek kemanusiaan. Kemiskinan tetap menjadi isu yang tidak bisa dipandang sederhana untuk dicari jawabannya karena sudah ada cukup lama, dan merupakan kenyataan hidup di mata publik. Dengan demikian, kemiskinan adalah realitas abadi dalam keberadaan manusia. Dalam hubungan ini, isu ketimpangan social ekonomi dan kesenjangan semakin mecuat ke permukaan. Pelajaran keislaman telah memberikan jawaban atas persoalan kemanusiaan yang dipandang oleh manusia. Bagaimanapun juga, individu masa lalu merupakan komponen yang dapat memberikan jalan keluar dari persoalan kualitas etika sosial itu sendiri seperti

(17)

2

kemiskinan, keadilan social dan hak asasi manusia (Muhammad Yusnar, 2017).

Kelompok masyarakat di kota Makassar merupakan salah satu jaringan yang mungkin dapat membina organisasi kecil atau miniatur.

Usaha-usaha swasta di Kota Makassar memiliki potensi perekonomian yang luar biasa dan kemungkinan besar akan diciptakan. Signifikansi usaha mandiri ditampilkan dalam pekerjaan mereka, khususnya mengatur pekerjaan yang cukup membuka pintu atau penyerapan terhadap tenaga kerja, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi ekonomi yang berubah dengan cepat dibandingkan dengan organisasi ruang lingkup yang sangat besar. Kondisi ini menunjukkan bahwa bantuan keuangan untuk organisasi yang diselesaikan oleh individu-individu tertentu di kota digunakan untuk menumbuhkan potensi dalam memulai semua pembukaan bisnis yang mereka perlukan untuk dijalankan. Kelompok pengusaha tersebut berusaha sendiri untuk mencari dana, salah satunya dengan mengambil dana, salah satunya dengan mengambil dana dari lembaga yang memberikan bantuan sehingga cenderung menjadi simulasi untuk menjalankan usaha. Salah satu Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang bertanggung jawab menghimpun dan menyebarluaskan harta kekayaan kepada masyarakat luas dan merupakan lembaga yang berwenang adalah Badan Amil Zakat Umum (BAZNAS). Organisasi ini memiliki semua ciri menjadi satu pengaturan sehingga sedikit jaringan yang dapat dibantu dengan modal usaha. BAZNAS adalah perkumpulan pengurus zakat yang dibentuk oleh otoritas publik. BAZNAS memiliki agen di setiap Provinsi dan Kota atau Kabupaten di Indonesia. Salah satu

(18)

BAZNAS yang sedang berkembang saat ini adalah BAZNAS Kota Makassar. Sesuai dengan namanya, BAZNAS Kota Makassar merupakan Kantor Amil Zakat yang bertugas mengawasi dan mengedarkan zakat di wilayah Kota Makassar, (Anita Andriani, 2020).

Zakat merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh seorang muslim/muslim sebagai pelaksanaan rukun ketiga dari lima rukun Islam dimana kehadiran zakat itu sendiri memiliki arti menanamkan nilai kepercayaan. Sejalan dengan itu, zakat merupakan kewajiban agama yang harus dibayar oleh setiap Muslim yang telah memenuhi prasyarat dalam kondisi apa pun. Untuk segala maksud dan tujuan, zakat merupakan perwujudan cinta yang memiliki aspek finansial. Sejak dulu, zakat dimanfaatkan sebagai salah satu cara untuk membantu warga sekitar yang mengalami kesulitan social ekonomi. Zakat merupakan wahana yang menyusun jaringan untuk bekerja sama dan berjalan sebagai penjamin jaminan sosial bagi masyarakat, (Fitri, 2017 dalam Abdul Salam dan Desi Risnawati, 2018).

Salah satu unsur zakat dalam Islam, selain sebagai pembinaan yang mendalam yang diminta oleh Allah SWT, juga merupakan kemampuan finansial. Kemampuan keuangan ditemukan sejauh mustahik mendapatkan zakat, maka akan meningkat sejauh kualitas atau sumber daya keluarga, sehingga keluarga memiliki pendapatan dari zakat, setiap keluarga akan memperluas daya beli. Demikian pula motivasi di balik pemberian zakat kepada mustahik dianggap dapat mengurangi jurang kemiskinan antara yang kaya dan yang miskin, apabila jurang ini semakin mengecil akibatnya

(19)

4

bantuan pemerintah yang dialami suatu bangsa akan semakin luas (Ar Royyan Ramly dan Ikhsan Fajri 2016:88) .

Salah satu jenis pendapatan dan pengeluaran dalam aspek ekonomi syariah adalah komponen zakat. Abdurrahman Qadir dalam bukunya menyebutkan hal itu “tujuan zakat tidak sekedar menyantuni orang miskin secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang lebih permanen yaitu mengentaskan kemiskinan.” Berkaitan dengan hal ini, zakat mengisi sebagai sumber dana social ekonomi bagi umat Islam. Artinya, penggunaan zakat yang diawasi oleh Badan Amil Zakat tidak hanya terbatas pada kegiatan-kegiatan tertentu yang bergantung pada hal-hal biasa (pemborosan), tetapi juga dapat digunakan untuk kegiatan keuangan individu, misalnya dalam program pengentasan kemiskinan dan pengangguran dengan memberikan zakat produktif bagi yang membutuhkan sebagai modal usahanya (Muhammad Yusnar, 2017).

Zakat merupakan sesuatu harta yang dikeluarkan diberikan kepada orang yang tidak mampu. Zakat merupakan rukun islam yang wajib di keluarkan dalam upaya menegakkan syariat islam sesuai dengan tuntutan al-qur’an dan as sunnah. Sejumlah harta yang wajib di keluarkan oleh umat islam yang diberikan kepada orang yang berhak menerimanya, misalnya fakir miskin sesuai dengan ketentuan syariat islam. Sedangkan zakat yaitu cemerlang, suci, berkat, dan meningkat. Zakat yaitu salah satu rukun islam yang benar-benar penting dalam usaha menegakkan syariat dalam islam yang di atur berdasarkan al-quran dan as sunnah. Seperti yang disebutkan di atas bahwa hukum zakat adalah wajib tanpa pengecualian bagi setiap umat Islam yang mampu. Sedangkan yang tidak menunaikannya akan

(20)

mendapat siksa. Di mana salah satu tujuan dari zakat adalah untuk membentangkan dan membina tali persaudaraan umat islam dan manusia dan sebagai penolong orang yang lemah dan menderita agar dia dapat menunaikan kewajibannya terhadap Allah dan Makhluknya.

Zakat adalah pembentukan lembaga ekonomi umat Islam yang telah ada sejak awal Islam, karena merupakan salah satu dari lima andalan Islam. Dalam salah satu hadits Nabi pernah bersabda bahwa Islam itu berdasarkan lima rukun, yaitu: Syahadat, tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad SAW., utusan Allah, memelihara petisi, membayar zakat, menunaikan haji dan Ramadhan. Hadits ini dengan jelas menyatakan bahwa rukun Islam yang ketiga adalah Zakat. Sejalan dengan itu, zakat secara konsisten muncul terus-menerus, baik pada zaman tradisional maupun zaman kontemporer (Dr.H. Didiek Ahmad Supadie, 2013:27).

Tujuan pemberian zakat produktif yang dilakukan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar yakni untuk membantu mengembangkan usaha mustahik. Dalam penyalurannya, BAZNAS Kota Makassar memiliki kriteria-kriteria tertentu untuk menentukan layak atau tidaknya seseorang menerima dana zakat produktif, salah satunya dilihat dari lama berdirinya usaha tersebut. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir tepat sasaran penyaluran zakat produktif.

Beberapa penelitian terdahulu tentang zakat produktif mengungkapkan bahwa zakat produktif berdampak atau tidak terhadap pemberdayaan ekonomi mustahik. Husnul Khatimah (2004), Mubasirun (2013) mengatakan bahwa zakat produktif pengaruhi positif terhadap

(21)

6

pemberdayaan ekonomi umat. Sementara itu, Muhammad Farid, dkk (2015) mengungkapkan bahwa zakat produktif tidak berdampak berpengaruh pada peningkatan ekonomi mustahik (Galih Yuliyati, 2017).

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut penulis tertarik meneliti pada Badan Amil Zakat Nasional Kota Makassar, dimana Badan Amil Zakat Nasional tersebut memberikan dana zakat untuk kegiatan produktif.

Hal ini membutuhkan pengelolaan, pendistribusian, dan pendayagunaan dana zakat produktif untuk modal usaha pemberdayaan para mustahiknya.

Apakah dengan adanya program yang dikelola Badan Amil Zakat Nasional Kota Makassar dapat mempengaruhi pemberdayaan ekonomi para mustahik. Dengan itu saya tertarik mengambil judul penelitian tentang

“Pengaruh Pemanfaatan Dana Zakat Produktif Terhadap Tingkat Pendapatan Mustahik Pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian di atas pada latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan penelitian apakah pemanfaatan dana zakat produktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan mustahik di BAZNAS Kota Makassar.?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui apakah pemanfaatan dana zakat produktif berpengaruh terhadap tingkat pendapatan mustahik di BAZNAS Kota Makassar.

(22)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti diyakini akan benar-benar ingin mengetahui praktik yang terdapat di lapangan yang terkait dengan pemanfaatan dana zakat produktif terhadap peningkatan pendapatan mustahik.

2. Bagi civitas akademik, tulisan ini diharapkan untuk menjadi acuan dalam melakukan penelitian yang terkait dengan pemanfaatan dana

zakat produktif mensejahterakan mustahik.

(23)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian Zakat

Zakat berasal dari kata zaka, yang artinya tumbuh dengan subur. Makna lain kata zaka, sebagaimana digunakan dalam al- Qur’an suci dari dosa (M. Moh. Ali, 1977 : 311). Zakat adalah suatu kewajiban bagi umat islam yang telah ditetapkan dalam al-quran, sunnah Nabi, ijma’ para ulama. Ia merupakan salah satu rukun islam yang selalu disebutkan sejajar dan selaras dengan shalat (Armiadi Musa, 2020:1). Dalam kitab-kitab hukum Islam, perkataan zakat itu diartikan dengan suci, tumbuh dan berkembang serta berkah. Dan jika pengertian itu di hubungkan dengan harta, maka menurut ajaran Islam, harta yang dizakati itu akan tumbuh berkembang, bertambah karena suci dan berkah (membawa kebaikan bagi hidup dan kehidupan yang punya).

Jika dirumuskan maka zakat penting untuk sumber daya yang harus diberikan oleh setiap Muslim yang memenuhi syarat-syarat tertentu dan syarat-syarat tertentu adalah nisab, ambil dan kadar.

Sebagaimana ditunjukkan oleh sebuah hadits yang berasal dari Ibnu Abbas, ketika Nabi Muhammad mengirim Wadah Mu'az Jabal ke Yaman untuk memanggilnya sebagai wakil pemimpin di sana, selain itu Nabi menggarisbawahi bahwa zakat adalah harta yang diambil dari orang kaya untuk dijadikan disampaikan kepada orang-orang

(24)

yang memenuhi syarat untuk mendapatkannya, termasuk orang miskin dan orang miskin.

Zakat dalam Undang-Undang No 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat pasal 1 ayat 2 diartikan sebagai harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. Sementara itu yang dimaksud dengan pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat (Undang-Undang Nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat pasal 1 ayat 1).

Tujuan pengelolaan zakat yakni untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan tuntutan agama, meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial, serta meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat (Undang- Undang Nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat pasal 5 ayat 1-3).

Karena zakat merupakan salah satu pilar utama Islam, maka aturan pengelolaan zakat menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Berikut Ketentuan mengenai zakat tertuang dalam salah satu ayat al-Quran yaitu QS At-Taubat ayat 60 :

ِباَق ِّرلا ىِف َو ْمُهُب ْوُلُق ِةَفَّلَؤُمْلا َو اَهْيَلَع َنْيِلِماَعْلا َو ِنْيِك ٰسَمْلا َو ِءۤا َرَقُفْلِل ُتٰقَدَّصلا اَمَّنِا ِلْيِبَس ْيِف َو َنْيِم ِراَغْلا َو

ٌمْيِكَح ٌمْيِلَع ُ هاللّٰ َوِۗ ِ هاللّٰ َنِّم ًةَضْي ِرَف ِِۗلْيِبَّسلا ِنْبا َو ِ هاللّٰ

(25)

10

Artinya : Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang- orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Pada ayat berikutnya tercantum dalam QS AL-Baqarah ayar 110 :

ٍرْيَخ ْن ِّم ْمُكِسُفْنَ ِلِ ا ْوُمِّدَقُت اَم َو ِۗ َةو ٰك َّزلا اوُتٰا َو َةوٰلَّصلا اوُمْيِقَا َو ٌرْي ِصَب َن ْوُلَمْعَت اَمِب َ هاللّٰ َّنِا ِۗ ِ هاللّٰ َدْنِع ُه ْوُد ِجَت

Artinya : Dan laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu, kamu akan mendapatkannya (pahala) di sisi Allah.

Sungguh, Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Kemuadian selanjutnya pada ayat yang tercantum dalam QS Ar- Rum ayat 38 :

َوۖ ِ هاللّٰ َهْج َو َن ْوُدْي ِرُي َنْيِذَّلِّل ٌرْيَخ َكِلٰذ ِِۗلْيِبَّسلا َنْبا َو َنْيِكْسِمْلا َو ٗهَّقَح ىٰب ْرُقْلا اَذ ِتٰاَف َن ْوُحِلْفُمْلا ُمُه َكِٕىٰۤلوُا

Artinya : Maka berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridaan Allah. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

(26)

2. Tujuan Zakat

Allah telah memberikan rizki kepada manusia secara bervariasi, ada yang kaya dan ada yang miskin. Dengan keadaan seperti ini orang kaya membutuhkan yang miskin begitu juga sebaliknya. Zakat di ambil dari orang kaya dan diberikan kepada mustahik yang diantaranya orang fakir miskin, (H. Moh. Toriquddin, 2014 : 31)

Adapun tujuan dari zakat adalah sebagai berikut :

a) Mengangkat derajat orang miskin dan membantu mereka dalam perjalanan tantangan hidup dan derita.

b) Membantu dalam mengatasi masalah yang dipandang oleh para gharimin, ibnussabil dan mustahiq lainnya,

c) Memperluas dan memupuk ikatan amal di antara umat Islam dan orang-orang secara keseluruhan.

d) Hilangkan kekikiran

e) Membersihkan pikiran iri dan dengki (social envy) dari hati individu-individu yang melarat.

f) Menjembatani jurang pemisah antara si kaya dan si miskin di masyarakat umum.

g) Mengembangkan rasa kewajiban sosial dalam diri individu, terutama bagi orang-orang yang memiliki harta.

h) Mendidik individu untuk fokus dalam menyelesaikan komitmen mereka dan menyerahkan hak-hak istimewa orang lain kepada mereka.

i) Sarana penyebaran upah (makanan) untuk memenuhi hak-hak sipil.

(27)

12

3. Macam-macam Zakat

Zakat mal atau zakat harta sangat penting untuk sumber daya individu yang harus diberikan kepada golongan orang-orang tertentu setelah diadakan untuk jangka waktu tertentu dalam jumlah minimal tertentu. Sedangkan zakat fitrah adalah penggunaan yang harus dilakukan oleh setiap muslim yang mempunyai kelebihan dari keperluan keluarga yang wajar pada malam hari dan hari raya idul fitri. (Mohamad Daud Ali, 1988 : 42)

4. Zakat Untuk Usaha Produktif

Produktif berasal dari bahasa Inggris productive yang berarti banyak menghasilkan, memberikan banyak hasil, menghasilkan barang berharga, yang memiliki hasil yang baik. Sementara itu, zakat yang bermanfaat memiliki makna sebagai pendistribusian zakat yang membuat mustahik menghasilkan sesuatu yang terus-menerus dengan sumber zakat sebagai dana yang diperoleh dari muzakki dengan menjadikannya sebagai bisnis yang bermanfaat. Berguna sesuai adalah sesuatu yang dilengkapi untuk membuat dalam jumlah besar dan konsisten. sehingga dengan pekerjaan ini mereka dapat mengatasi masalah mereka (Anita Andriani, 2020).

Secara umum produktif berarti banyak menghasilkan karya atau barang jadi zakat produktif merupakan zakat yang akan diberikan kepada fakir miskin atau yang membutuhkan yang berupa modal usaha atau yang lainnya yang digunakan untuk usaha produktif yang artinya akan meningkatkan taraf hidupnya, dengan kemudian harapan seorang mustahik akan bisa menjadi seorang muzakki jika

(28)

dapat menggunakan harta zakat tersebut untuk usahanya dengan baik dan mempunyai rasa bertanggungjawab. Hal tersebut juga pernah dilakukan oleh Nabi, dimana beliau telah memberikan harta zakat untuk sahabatnya sebagai modal usaha. (Muhammad Yusnar, 2017).

Pendistribusian zakat yang bermanfaat juga telah menjadi penilaian para peneliti sejak lama. Musifuk Zuhdi mengatakan bahwa Khalifah Umar wadah Al-Khatab secara konsisten memberikan bantuan keuangan kepada orang miskin dari zakat yang tidak semata-mata untuk mengisi perutnya sebagai pengeluaran atau makanan minimal, tetapi juga beberapa modal seperti unta dan lain- lain untuk mengatasi masalah hidupnya. dan keluarganya.

(Muhammad Yusnar, 2017).

Cara pendistribusian yang tepat guna, efektif manfaatnya dengan system yang serba guna dan produktif, sesuai dengan pesan syariat dan peran serta fungsi social ekonomi zakat. Zakat produktif adalah model pendistribusian zakat yang dapat membuat paea mustahik menghasilkan sesuatu secara terus menerus, dengan harta zakat yang telah diterimanya.singkatnya zakat produktif adalah harta zakat yang diberikan kepada mustahik tidak dihabiskan atau dikonsumsi tetapi dikembangkan dan digunakan untuk membantu usaha mereka, sehingga dengan usaha tersebut mustahik dapat memenuhi kebutuhan hidup secara terus menerus, bahkan berubah status dari mustahik menjadi muzaki, (H. Moh. Toriquddin, 2014 : 30)

Penegasan mengenai zakat produktif diatas yaitu bahwa zakat produktif yang artinya zakat dimana dalam pendistribusiannya

(29)

14

bersifat produktif lawan dari konsumtif. Zakat produktif itu zakat yang berkembang dan banyak menghasilkan hal-hal baru, dengan penyaluran zakat secara produktif akan lebih optimal dalam mengentaskan kemiskinan. Kelemahan utama bagi orang miskin serta usaha kecil yang dikerjakannya sesungguhnya tidak semata- mata pada kurangnya permodalan, tetapi lebih pada sikap mental dan kesiapan manajemen pada usahanya tersebut. Untuk itu, zakat usaha produktif pada tahap awal harus mampu mendidik mustahik sehingga benar- benar siap untuk berubah. Karena tidak mungkin kemiskinan itu dapat berubah kecuali dimulai dari perubahan mental si miskin itu sendiri. Inilah yang disebut peran pemberdayaan. Zakat yang dapat dihimpun dalam jangka panjang harus dapat memberdayakan mustahik sampai pada dataran pengembangan usaha,(Anita Andriani, 2020).

5. Golongan yang Menerima Zakat

Adapun golongan mustahik yang berhak untuk menerima zakat produktif adalah kaum fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah dan ibnusabil.

6. Pola Pendistribusian Zakat Produktif

Untuk pendistribusianya diperlukan adanya Lembaga Amil Zakat yang amanah, maksudnya yang berani bertanggung jawab terhadap seluruh aktifitas yang memiliki sifat jujur. Profesional adalah sikap mampu untuk melaksankan tugas yang dibebankan kepadanya dengan modal keilmua yang ada.

Pola pendistribusian zakat produktif haruslah diatur sedemikian rupa sehingga jangan sampai sasaran dari program ini tidaktercapai,

(30)

beberapa langkah berikut menjadi acuan dalam pendistribusian zakat produktif :

a) Forecasting adalah meramalkan, mengantisipasi dan membuat alat ukur sebelum mengeluarkan zakat.

b) Planning yaitu khususnya memikirkan dan menyusun suatu kegiatan mengenai apa yang akan diselesaikan untuk mencapai program tersebut.

c) Organizing and Leading, yaitu mengumpulkan secara spesifik berbagai komponen yang akan membawa pencapaian program termasuk membuat pedoman standar yang harus dipatuhi.

d) Controlling, khususnya pengelolaan program sehingga dengan asumsi sesuatu ternyata buruk atau menyimpang dari strategi, akan segera dibedakan.

7. Akuntansi Zakat, Infak dan Sedekah

Akuntansi zakat Adalah bingkai pemikiran dan aktivitas yang mencakup dasar-dasar akuntansi dan proses-proses operasional yang berhubungan dengan penentuan, perhitungan dan penilaian harta dan pendapatan yang wajib dizakati. Menetapkan kadar zakatnya dan pendistribusian hasilnya kepada pos-posnya sesuai dengan hukum dan dasar-dasar syariat Islam. Menurut PSAK No 109 Infak adalah mengeluarkan harta yang mencakup zakat dan non zakat sedangkan sedekah adalah harta yang diberikan secara sukarela oleh pemiliknya dibatasi maupun tidak dibatasi (Atika Mardiana, 2019)

(31)

16

8. Pendapatan

Secara umum pendapatan dapat didefinisikan sebagai hasil dari bisnis. Pendapatan merupakan elemen utama dalam memperkirakan tingkat pencapaian pengusaha mikro dan kecil.

Semakin besar pendapatan yang diperoleh, semakin penting manfaat yang diperoleh oleh pengusaha. Pendapatan dapat dicirikan sebagai jumlah agregat uang tunai yang diperoleh oleh individu atau keluarga selama jangka waktu tertentu. Karena dalam menjalankan usaha tentunya perlu mengetahui besaran upah yang diperoleh selama menjalankan usaha tersebut (Anita Andriani, 2020).

Pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor dari produksi yang dimilikinya kepada sector produksi. Ada pula pendapatan yang merupakan hasil berupa uang atau materi lain yang dapat dicapai dari pemanfaatan pada pengguna faktor-faktor produksi.

Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semaki besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Selain itu pula pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi perusahaan yang tersaji dalam laporan laba rugi. Dan yang perlu diingat lagi, pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu perusahaan. Tanpa pendapatan tidak ada laba, tanpa laba maka tidak ada perusahaan.

Menurut Qardhawi bahwa masalah ekonomi Islam memandang pendapatan sebagai hasil yang diperoleh dari melakukan bisnis apa pun, baik berupa uang tunai, produk, atau hasil lainnya. Konsekuensi

(32)

dari pendapatan dapat dibagi menjadi dua macam. Pertama, upah atau upah yang diperoleh dari buruh yang melakukannya tanpa bantuan siapa pun tanpa bergantung pada orang lain, karena pengetahuan dan kemampuan adalah upah yang cakap. Kedua, penghasilan atau pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang oleh pihak lain, dua orang, organisasi dan otoritas publik dengan mendapatkan upah dan tarif pembayaran yang telah diberikan karena bisnis. (Anita Andriani, 2020).

9. Manfaat Dana Zakat Produktif dengan Tingkat Pendapatan Mustahik

Tidak dapat disangkal bahwa zakat merupakan salah satu penambah dan menciptakan bayaran baru bagi para mustahik. Ini akan mendorong peningkatan minat tenaga kerja dan produk.

Sementara itu, di bidang penciptaan, kegunaan akan meningkat, sehingga organisasi saat ini semakin maju, mengarah ke fondasi organisasi baru untuk mengelola minat ini. Perkembangan peningkatan yang diupayakan dapat ditunjukkan ketika sumber zakat disalurkan kepada orang-orang yang memenuhi syarat untuk mendapatkannya dan ekspansi pembelian tidak akan terjadi kecuali jika ada kenaikan gaji, salah satunya adalah zakat.. ( Muhammad Yusnar, 2017).

Zakat produktif apabila dapat didayagunakan dengan baik maka bisa meningkatkan kesejahteraan mustahik yang menerimanya. Pendayagunaan zakat ini bisa berjalan dengan baik apabila dikelolah oleh lembaga atau Badan Amil Zakat yang tangguh dan disalurkan diterima oleh mustahik yang paham, antusias dan

(33)

18

amanah dalam pengelolaan zakat produktif (Dedy setiawan dan Aen Fariah, 2019).

Dengan adanya moda tersebut maka pihak mustahik diharapkan dapat meningkatkan pendapatannya melalui usaha produktif maka yang menerima dana zakat produktif diharapkan pula susunan masyarakat akan berubah menjadi lebih baik atau dengan tujuan menjadikan mustahik menjadi seorang muzakki (Muhammad Yusnar, 2017).

Mustahik adalah orang yang berhak menerima zakat. Urutan penerima zakat yang disebutkan dalam QS. At-Taubah ayat 60 berdasarkan penyebabnya dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok besar. Pertama, karena ketidakmampuan dan ketidakberdayaan.

Kelompok ini dapat dibedakan pada dua hal yaitu yang ketidakmampuan dibidang ekonomi. Diantaranya fakir, miskin, gharim dan ibnu sabil dan ketidakberdayaan dalam wujud ketidakbebasan dan keterbelengguan untuk mendapatkan hak asasinya sebagai manusia, yaitu riqab. Kedua, karena kemaslahatan umum umat Islam. Mustahik kelompok ini mendapatkan dana zakat bukan karena ketidakmampuan finansial, tetapi karena jasa dan tujuannya untuk kepentingan umum umat Islam usaha. Pembagian zakat harus bersifat edukatif, produktif serta ekonomis sehingga manfaatnya akan lebih besar dan dana zakat berkembang sehingga mustahik bisa mandiri secara ekonomi bahkan bisa menjadi muzakki baru. (Anita Andriani, 2020).

(34)

B. Tinjauan Empiris

Table 2.1 Penelitian Terdahulu

No

Nama Peneliti (tahun)

Judul Penelitian

Jenis Penelitian

Hasil Penelitian

1.

Iskandar Muda, Muhamm ad Arfan(201 6)

Pengaruh Jumlah Zakat Produktif, Umur produktif Mustahik, dan Lama Usaha Mustahik

Terhadap Produktivitas Usaha Mustahik (Studi pada Baitul Mal Kota Bandan Aceh)

Deskriptif Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik secara simultan maupun parsial, jumlah zakat produktif mustahik usia produktif, dan lamanya usaha mustahik berpengaruh terhadap produktivitas usaha mustahik

2. Muhamm ad Fakhri Amir (2019)

Faktor Seterminan Tingkat Pendapatan Mustahiq

Penerima Zakat Produktif

Kuantitatif Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan mustahiq penerima zakat produktif dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

3 Noor Amelia, Ines Saraswati Machfiroh , Yuli Fitriyani (2020)

Analisis Pengaruh Penyaluran Dana Zakat Terhadap Perkembangan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Mustahik

Kuantitatif Penelitian ini menunjukan hasilbahwa terdapat pengaruh bantuan modal dari BAZNAS terhadap perkembangan usaha mustahik yang mengakibatkan meningkatnya pendapatan dan dan keuntungan sesudah memperoleh dana zakat produktif tersebut sehingga dengan meningkatnya perekonomian khususnya di kecamatan Pelaihari 4. Muhamm

ad Nurul Hamdi, Evi Nurjanah, Latifa Safitri Handayan i (2014)

Community Development Based Onibnu Khaldun Thought, Sebuah

Interpretasi Program Pemberdayaan UMKM Di Bank

Kualitatif Kesimpulannya adalah system el-Zawa dalam pembangunan ekonomi masyarakat akan meningkat dan mampu memecahkan masalah dan memiliki sektor yang sangat potensil dan signifikan dalam perekonomian Indonesia

(35)

20

No

Nama Peneliti (tahun)

Judul Penelitian

Jenis Penelitian

Hasil Penelitian

5 Miftahul Khairani, Marlina Ekawaty (2014)

Zakat produktif dan perannya terhadap

perkembangan UMKM (Studi pada LAZ el-

Zawa UIN

Maulana Malik Ibrahim Malang)

Deskriptif Hasil penelitian ini menemukan bahwa besarnya zakat produktif yang diperoleh mustahik berpengaruh signifikan terhadap perkembangan usaha mustahik.

6. Danica Dwi Prahesti dan Priyanka Permata Putri (2018)

Pemberdayaan usaha kecil dan mikro melalui dana zakat produktif

Kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa bantuan Rumah Zakat UKM yang diberikan kepada penerima kelompok asnaf miskin sebesar 91,26%, dan permodalan memiliki hubungan yang solid dengan omzet dengan dampak yang sangat besar dari modal terhadap omzet sebesar 44,7% dimana model dampak besar permodalan pada omset adalah y' = 1,285.584.312 + 1.217x.

7. Nurhasan ah (2020)

Pengaruh pemanfaatan dana zakat produktif terhadap tingkat

pendapatan mustahik pada BAZNAS Kota Makassar

Kualitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan dana zakat produktif berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan mustahik bada BAZNAS Kota Palopo

8. Muhamm ad Romi Setiadi (2016)

The role of amil

zakat in

optimizing

productive zakat in the analysis study of the regional amil zakat agency (BAZDA) of Bekasi city

Deksripsi Kuantitatif

Kesimpulan penelitian ini bahwa peran BAZ DA Bekasi yaitu memberikan penyuluhan kepada masyarakat, memberikan bantuan modal atau dana bergulir bagi mustahiq (berhak menerima zakat), memberikan bantuan keuangan konsumtif, memberikan bantuan biaya pendidikan kepada yang mampu. tidak mampu, dan membantu orang sekitar untuk barang/uang yang hilang. Kendala BAZ DA dalam menjalankan perannya antara lain sulitnya pengawasan kepada para mustahiq dan masih kurangnya sumber daya manusia di bidang pengawasan.

(36)

No

Nama Peneliti (tahun)

Judul Penelitian

Jenis Penelitian

Hasil Penelitian

9. Mulkan Syahriza, Pangeran Harahap dan Zainul Fuad, (2019)

Analysis of the effectiveness of the distribution of productive zakat in improving the welfare of

mustahik (study of the North

Sumatra Zakat House branch office)

Kualitatif Deskriptif

Hasil tinjauan ini menjelaskan bahwa dalam mengalokasikan dana zakat yang bermanfaat, Rumah Zakat sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

Penyaluran zakat bermanfaat yang diselesaikan oleh Rumah Zakat Sumut melalui Program Mandiri Senyum kepada mustahik di Kecamatan Medan Helvetia sangat kuat, dengan alasan dapat menggarap bantuan pemerintah kepada mustahik, hal ini ditegaskan dengan pembayaran delapan keluar dari tiga belas mustahik seluruhnya, lima orang yang gajinya tetap dan empat dari delapan orang yang gajinya meningkat telah mencapai derajat muzaki.

10. Maltuf Fitri (2017)

Pengelolaan zakat produktif sebagai

instrumen peningkatan kesejahteraan umat

Kualitatif Hasil penelitiannya adalah dengan membangun atau menumbuhkan unit khusus penerima zakat melalui pengaturan pemberian penghargaan modal usaha. Dalam siklus pembentukan tertentu, penerima zakat juga akan mendapatkan bantuan dan arahan khusus dari pengurus organisasi zakat agar pengaturan untuk membentuk unit khusus tersebut efektif dan penerima zakat memiliki jenis pendapatan yang tahan lama.

C. Kerangka konsep

Penelitian ini dilakukan agar mengetahui pemanfaatan dana zakat dan peningkatan pendapatan mustahik. Indikator yang digunakan untuk mengetahui pemanfaatan dana zakat produktif berdasarkan UU No.23 Tahun 2011 Pasal 35 yaitu Sasaran pemanfaatan dana zakat produktif dan pembinaan terhadap para mustahik. Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat pendapatan mustahik yaitu modal usaha, pertumbuhan usaha dan peningkatan keuntungan dari ketiga indikator tersebut apakah

(37)

22

bisa membantu atau meningkatkan pendapatannya bahkan bisa menjadi muzzaki. Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah :

M Mempengaruhi

Gambar 2.1 Kerangka konsep

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu rumusan yang menyatakan adanya hubungan tertentu antara dua variabel atau lebih. Hipotesis dikembangkan dari telah teoristis sebagai jawaban sementara dari masalah atau pertanyaan penelitian yang memerlukan pengujian secara empiris (Ari Dara sugesti, 2019).

Dalam memahami tentang zakat produktif apabila dapat didayagunakan dengan baik maka bisa meningkatkan ekonomi mustahik.

Pendayagunaan zakat akan berjalan dengan baik jika dikelola oleh Lembaga atau Badan Amil Zakat dan diberikan kepada mustahik yang paham dan amanah dalam mengelola zakat produktif.

Beberapa penelitian juga telah dilakukan mengenai zakat produktif yang dikemukakan oleh Husnul Khatimah (2004), Mubasirun (2013) menyebutkan bahwa zakat produktif memiliki pengaruh positif terhadap pemberdayaan ekonomi umat. . Sedangkan Muhammad Farid, dkk (2015) menyebutkan bahwa zakat produktif tidak menberikan pengaruh terhadap peningkatan ekonomi mustahik (Galih Yuliyati, 2017). Maka hal ini mendukung teori yang akan diteliti.

Pemanfaatan Dana Zakat Produktif (X)

Peningkatan Pendapatan Mustahik (Y)

(38)

H1 : Diduga pemanfaatan dana zakat produktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan mustahik di BAZNAS Kota Makassar

(39)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan metode kuantitatif eksplanatori yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Metode Data kuantitatif adalah data-data yang disajikan dalam bentuk angka-angka kemudian disusun secara sistematis untuk menghasilkan suatu kesimpulan dengan tujuan menguji hipotesis yang telah di tetapkan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di kantor BAZNAS Kota Makassar Alamat Jln. Teduh Bersinar No.5 Makassar. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan Juli-September 2021.

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Definisi operasionl adalah komponen penelitian yang mengungkapkan bagaimana memutuskan faktor yang berbeda dan membantu mengukur variabel, sehingga definisi fungsional ini adalah data logis yang dapat diperoleh oleh analis berbeda yang perlu menggunakan variabel serupa dan dapat didikte oleh orang lain yang bergantung pada faktor yang dimanfaatkan, (Muhammad Fakhri Amir. Lc, 2017:79)

Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu :

(40)

1. Pemanfaatan Dana Zakat Produktif (X) menggunakan variabel bebas (Independent Variabel).

Manfaat dana zakat produktif yang dimaksud adalah sebagai tambahan pemasukan. Hal ini akan menyebabkan peningkatan pada permintaan barang dan jasa. Untuk pemanfaatan dana zakat produktif atau variabel X indikatornya yaitu keberhasilan sasaran yang terdiri dari 13 item pernyataan.

2. Tingkat Pendapatan Mustahik (Y) adalah Variabel Terikat (Dependent Variabel).

Tingkat pendapatan mustahik yang dimaksud adalah Apabila dapat didayagunakan dengan baik maka bisa meningkatkan kesejahteraan mustahik yang menerimanya. Tingkat pendapatan mustahik atau variabel Y indikatornya yaitu pertumbuhan dari penjualan dan hasil keuntungan yang terdiri dari 13 item pernyataan.

Indikator yang digunakan untuk mengetahui pemanfaatan dana zakat produktif berdasarkan UU No. 23 Tahun 2011 Pasal 35 yaitu :

1. Masyarakat dapat berperan serta dalam pembinaan dan pengawasan terhadap BAZNAS, BAZNAS profinsi, BAZNAS kabupaten/kota, dan LAZ.

2. Pembinaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam rangka :

a. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menunaikan zakat melalui BAZNAS dan LAZ.

(41)

26

b. Memberikan saran untuk untuk meningkatkan kinerja BAZNAS dan LAZ.

3. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk :

a. Akses terhadap informasi tentang pengelolaan zakat yang dilakukan oleh BAZNAS dan LAZ.

b. Penyampaian informasi apabila terjadi penyimpanan dalam pengelolaan zakat yang dilakukan oleh BAZNAS dan LAZ.

Menurut (Muhammad Yusnar, 2017).

Menurut Muhammad Yusnar (2017) Variabel, indikator dan sub indikator adalah sebagai berikut :

TABEL 3.1

Variabel, Indikator, Sub Indikator

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kumpulan individu/kejadian/semua yang memiliki kualitas tertentu. Sedangkan sampel itu penting bagi rakyat atau bagian dari populasi. Dengan asumsi populasi sangat besar, dan tidak terpikirkan

Variabel Indikator Sub Indikator

Pemanfaatan dana zakat

produktif (X)

Sasaran

Sesuai ketentuan yang berlaku

Proses penyaluran zakat produktif

Pembinaan Pembinaan pada mustahik Pengawasan Pengawasan terhadap

usaha mustahik Peningkatan

pendapatan mustahik

(Y)

Modal Pemanfaatan modal yang diterima

Pertumbuhan dalam penjualan Hasil produksi yang di jual Hasil keuntungan Hasil dari penjualan

(42)

bagi analis untuk mempelajari semua yang ada di populasi, ilmuwan mengambil contoh dari populasi yang diteliti., (Sugiyono, 2017:81).

Populasi dalam penelitian ini yaitu 30 mustahik yang menerima zakat produktif dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar. Dalam penelitian ini maka penulis menggunakan seluruh sampel 100% dari jumlah 30 mustahik. Maka jumlah ini dijadikan sebagai sampel dan obyek untuk diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara : 1) Kuesioner

Kuesioner merupakan strategi pengumpulan informasi dengan membuat daftar pernyataan dalam bentuk angket yang disampaikan kepada mustahik yang mendapatkan dana produktif dari BAZNAS Kota Makassar..

Tabel 3.2 Bobot dari tiap pernyataan

PERNYATAAN BOBOT

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Kurang setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

2) Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah dibuat untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam buku yang

(43)

28

memberikan landasan bagi perumusan hipotesis, penyususnan kuesioner, pembahasan teoritis (Muhammad Yusnar, 2017).

3) Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dokumentasi bisa berupa gambar atau tulisan. Hasil penelitian dari wawancara ataupun pembagian angket akan dapat dipercaya jika dilengkapi dengan foto ataupun gambar. Metode dokumentasi tidak kalah penting dari metode yang lain karena metode dokumentasi mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain- lain (Burhan Bungin 2013).

F. Teknik Analisis

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah untuk mendapatkan hasil yang dijadikan jawaban dari permasalahan penelitian. Data diolah secara kualitatif atau kuantitatif.

1. Pengujian Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuesioner. Suatu pengukuran dianggap valid jika asumsi instrumen yang terdapat dalam kuesioner dapat memberikan hasil yang sesuai dengan asumsi, sehingga untuk mengukur validitas data dalam dalam penelitian ini dihitung dengan metode korelasi atau metode corrected item total correlation.

Jika r hitung > r tabel, maka item tersebut dinyatakan valid

Jika r hitung < r tabel, maka item tersebut dinyatakan tidak valid

(44)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan tingkat kendala suatu instrument peneitian. Uji reliabilitas digunakan untuk menentukan konsistensi alat ukur, apakah alat pengukuran tersebut diulang (Muhammad Yusnar, 2017).

Penguji menggunakan SPSS dan butir pertanyaan sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan leabilitasnya.

Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar 0,6 (CA>0,6) (Gozali, 2018),

3. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk memutuskan apakah penyebaran suatu informasi mengikuti atau bergerak ke arah penyebaran yang normal. Uji normalitas dalam model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Jadi untuk keadaan ini yang diuji normalitas yang dihasilkan regresi. Model regresi yang layak adalah yang memiliki residual yang terdestribusikan secara normal, (Muhammad Yusnar, 2017).

Dalam pengujian ini, jika nilai signifikan tersebut melebihi 0,05 maka data terdistribusi secara normal. Sebaliknya, jika nilai signifikan kurang dari 0,05 maka data tidak berdistribusi secara normal (Gozali, 2018)

4. Uji Koefesien Determinasi (R2)

R square (R2) menunjukan koefesien determinasi. Angka ini akan diubah kebentuk persen, artinya persentase sumbangan

(45)

30

pengaruh variabel independent terhadap variabel depeden (Muhammad Yusnar, 2017).

5. Uji Regresi Sederhana

Setelah semua data terkumpul dan telah dilakukan instrument uji asumsi maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data.

Penyusunan menggunakan analisis regresi linear sederhana yakni pengaruh dua variable saja, dimana terdiri dari variabel independent (bebas) dan variabel dependent (terikat). Rumus persamaan regresi linear sederhana yaitu :

Y = α + bX + ƹ Keterangan :

Y =Variabel dependen (Peningkatan Pendapatan Mustahik) Α = Konstanta Persamaan regresi

b=Koefesien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan variabel Y yang didasarkan variabel X

X=Variabel independent (Pemanfaatan Dana Zakat Produktif)

ƹ= Term of error (Variabel Pengganggu) 6. Uji T

Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas atau pemanfaatan dana zakat (X) secara parsial ataupun individual berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat atau tingkat pendapatan (Y). Suatu hipotesis dapat diterima apabila nilai signifikansi < α (0,05) dan koefisien regresi searah dengan hipotesis (Ghozali, 2011). Dalam menentuan deraja bebas dapat dugunakan rumus df = n – k = 30 – 2 = 28.

(46)

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1.

Sejarah Singkat Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar

Sejarah pembentukan BAZNAS yang sebelumnya kita kenal nama BAZIS dalam perkembangannya lembaga pengelolaan zakat ini awalnya hanya diatur oleh Keputusan Presiden Nomor 07/POIN/10/1968 tanggal 31 oktober 1968 tentang pengelolaan nasional. Lembaga zakat saat ini hanya dilakukan terbatas di beberapa daerah saja seperti BAZIS DKI (1968), BAZIS Kaltim (1972), BAZIS Jawa Barat (1974) dan beberapa BUMN mendirikan lembaga zakat seperti BAMUISBNI (1968). Lahirnya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat merupakan langkah awal pengelolaan zakat yang berlaku secara nasional.

Sebagai implementasi UU Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, dibentuklah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2001. Dalam Surat Keputusan ini disebutkan tugas dan fungsi BAZNAS yaitu untuk melakukan pengumpulan dan pendayagunaan zakat dalam Undang-Undang tersebut diakui adanya dua jenis organisasi pengelolaan zakat yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk pemerintah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk oleh masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah. Adapun

(47)

32

BAZ terdiri BAZNAS Pusat, BAZ Provinsi, BAZ Kota, BAZ Kecamatan.

Terbentuknya lembaga zakat yang berbadan hukum dan didukung dengan sosialisasi zakat yang dilakukan oleh lembaga zakat diberbagai media berdampak pada peningkatan kesadaran masyarakat untuk berzakat melalui amil zakat. Sejak tahun 2002 total dana yang berhasil dihimpun BAZNAS dan LAZ mengalami peningkatan pada tiap tahunnya. Selain itu, pendayagunaan zakat juga semakin bertambah luas dan bahkan menjangkau sampai ke pelosok-pelosok negeri. Pendayagunaan zakat mulai dilaksanakan pada lima program yaitu kemanusiaan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan dakwah.

Pada tanggal 27 Oktober 2011, DPR RI menyetujui Undang- Undang pengelolaan zakat pengganti Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 yang kemudian diundangkan sebagai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat pada tanggal 25 November 2011. Undang-Undang ini menetapkan bahwa pengelolaan ini menetapkan bahwa pengelolaan zakat bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat dan meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan dimaksud, Undang-Undang mengatur bahwa kelembagaan pengelolaan zakat harus terintegrasi dengan BAZNAS sebagai koordinator seluruh pengelolaan zakat, baik BAZNAS daerah maupun LAZ. Dalam rangka pelaksanaan

(48)

pengelolaan zakat ditingkat kabupaten/kota maka dibentuklah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) kabupaten/kota. Kota Makassar yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan juga telah didirikan badan pengelolaan zakat oleh pemerintah yaitu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar.

Sejak berdirinya pada tahun 2005, Badan Amil Zakat Naisional (BAZNAS) Kota Makassar dahulunya bernama Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqoh yang disingkat BAZIS Kota Makassar. Kemudian mengacu pada peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 5 Tahun 2006 tentang pengelolaan zakat maka nama tersebut diubah menjadi Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Makassar. Karena perkembangan pengelolaan zakat dan perombakan yang dilakukan oleh pemerintah dengan diterbitkannya UU No. 23 Tahun 2011.

Sehingga pengelolaan zakat secara nasional juga harus berpedoman pada aturan tersebut. Sehingga pada tahun 2012 secara resmi nama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) resmi dipakai dan melakukan berbagai penyesuaian dengan aturan UU No. 23 Tahun 2011.

Untuk melaksanakan tugasnya, BAZNAS tersebut dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Hak Amil.

Sedangkan BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kabupaten/Kota dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Hak Amil, serta juga dapat dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Berdasarkan kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi BAZNAS Kota Makassar sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan BAZNAS

(49)

34

Nomor 3 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/Kota, disebutkan bahwa BAZNAS Kabupaten/Kota mempunyai kedudukan sebagai lembaga pemerintah non struktural yang bersifat mandiri, dengan tugas melaksanakan pengelolaan zakat pada tingkat Kabupaten/Kota dengan cara pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat.

2. Visi dan Misi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar

a. Visi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar Makassar Kota Zakat, Berkah, dan Nyaman Untuk Semua, Visi ini mengandung tiga pokok pikiran yang secara konseptual diarahkan pada aspek kewajiban membayar Zakat, Infak, dan Sedekah atau sering singkat (ZIS), aspek pendistribusian dan pendayagunaan Zakat, Infak dan Sedekah untuk peningkatan kesejahteraan umat, serta terciptanya tata kelola BAZNAS yang professional yang ditandai dengan penggunaan system informasi teknologi, yaitu pada kata “Kota Zakat,Berkah, Nyaman dan Untuk Semua”, dalam suatu pengertian visioner.

1) Kota Zakat yaitu kota Makassar yang memiliki potensi umat yang mayoritas dan memadai. Diantaranya, potensi jumlah umat islam dengan infrastruktur social ekonomi umat yang ditandai dengan jumlah sarana dan prasarana peribadatan

(50)

umat islam yang menjanjikan kekuatan kultural Kota Makassar yang nyaman sekaligus religious.

2) Berkah yaitu berkah bagi muzakki, amil, dan mustahik.

3) Nyaman yaitu mewujudkan proses pengumpulan, pendistribusian, pendayagunaan zakat, infak dan sedekah yang semakin transparn, akuntabel, efisien dan efektif yang ditandai dengan tumbuhnya kepercayaan bagi umat untuk membayar zakat, infak dan sedekah yang sesuai dengan syariat islam.

4) Untuk semua adalah proses pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat, infak dan sedekah yang dapat dinikmati dan dirasakan oleh mustahik tanpa diskriminasi.

b. Misi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar 1) Agar Meningkatkan kesadaran muzakki berzakat, berinfak

dan bersedekah. Melalui kewajiban zakat merupakan sarana paling utama untuk mengatasi kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin dan mewujudkan jaminan social dalam islam.

2) Mendistribusikan dan mendayagunakan zakat, infak,sedekah untuk meningkatkan kesejahteraan para mustahik melalui Makassar Taqwa, Makassar Sejahtera, Makassar Sehat, Makassar Cerdas dan Makassar Peduli.

3) Mewujudkan manajemen BAZNAS yang professional dan didukung oleh Sistem Informasi Teknologi. Keberhasilan manajemen BAZNAS Kota Makassar sangat dipengaruhi

(51)

36

oleh hasil kerja keras serta kontribusi positif dari pengurus.

Dengan terciptanya manajemen BAZNAS yang efisien, transparasi dan akuntabel diharapkan administrasi dapat terseleggara secara efektif dan efisien yang didukung oleh sistem informasi

3. Struktur Organisasi BAZNAS Kota Makassar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BAZNAS Kota Makassar

KETUA

WAKIL KETUA I WAKIL KETUA II WAKIL KETUA

III

KEPALA PEPELAKSANA SATUAN AUDIT

INTERNAL

KABAG ADMINISTRASI SDM & UMUM KABAG

PERENCANAAN KEUANGAN KABID

PENDISTRIBUSIAN KABID

PENGUMPULAN

STAF STAF

STAF STAF

(52)

Daftar Pengurus BAZNAS Kota Makassar

a) Komisioner

Tabel 4.1

Komisioner BAZNAS Kota Makassar

No. Nama Jabatan

1. H. M. Ashar Tamanggong Ketua 2. Ahmad Taslim, S,Ag., M.Si. Wakil Ketua I 3. H. Abdul Jurlan, S.Ag., M.Pd. Wakil Ketua II 4. Dr. Waspada Santing, M.Sos.I., M.Hi. Wakil Ketua II

Sumber : Kantor BAZNAS Kota Makassar (2021)

b) Satuan Audit Internal

Tabel 4.2

Bidang Audit BAZNAS Kota Makassar

Sumber : Kantor BAZNAS Kota Makassar (2021)

c) Kepala Pelaksana

Tabel 4.3

Kepala Pelaksana BAZNAS Kota Makassar

No. Nama Jabatan

1. Furkon, S.Kel Kepala Pelaksana

Sumber : Kantor BAZNAS Kota Makassar (2021)

No. Nama Jabatan

1. Hj. Darmawati, SE., MM. Kepala Satuan Audit Internal

(53)

38

d) Kepala Bidang Pengumpulan Tabel 4.4

Bidang Pengumpulan BAZNAS Kota Makassar

No Nama Jabatan

1. H. Arifuddin, S.Sos.I., S.Hi. Kepala Bidang Pengumpulan 2. A. Fifi Nurindah Ragani, S.Sos. Staf

3. Fitriany Ramli, SE Staf

4. Safaruddin Al-Aidid, S.Pd Staf

5. Mudassir Idrus DG. Patalle, S.Pi Staf

6. Suwarni Staf

Sumber : Kantor BAZNAS Kota Makassar (2021)

e) Kepala Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Tabel 4.5

Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Kota Makassar

No. Nama Jabatan

1. Achmad Gunawan, SE. Kabid Pendistribusian dan Pendayagunaan

2. Astin Setiawan, S.Sos Staf

3. Darmawani, S.Pd Staf

Sumber : Kantor BAZNAS Kota Makassar (2021)

f) Kepala Bagian Perencanaan Keuangan dan Pelaporan Tabel 4.6

Bagian Perencanaan Keuangan dan Pelaporan Baznas Kota Makassar

No. Nama Jabatan

1. Nabil Salim, Se.I Kabid Perencanaan Keuangan dan Pelaporan

2. Dian Pertiwi, SE. Staf

3. Ahmad Hidayat US, SE. Staf

4, H. Syaharuddin, S.Sos. Staf

Sumber : Kantor BAZNAS Kota Makassar (2021)

(54)

g) Kepala Bagian Administrasi SDM dan Umum Tabel 4.7

Bagian Administrasi SDM dan Umum BAZNAS Kota Makassar

No. Nama Jabatan

1. Badal Awan, S.Pd. Kabid Administrasi SDM dan UMUM

2. Junaidi, S.EI Staf

3. Rasyid Polumulo, SH., MH. Staf

4. Asrijal, S.S. Staf

5. Mawaddatan Warahma, A.Md. T. Staf

6. Sudirman Staf

7. Ahmad Kamsir Staf

8. Muhammad Irfan Staf

Sumber : Kantor BAZNAS Kota Makassar (2021)

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan

mustahik yang menerima dana zakat produktif dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang terdiri dari 30 orang.

Tabel 4.8

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Perempuan 22

Laki-laki 8

Total 30

Sumber : Data Kuesioner Penelitian

Dari tabel 4.8 Diketahui jumlah responden perempuan 22 orang dan laki-laki 8 orang jadi kesimpulannya menunjukkan bahwa

(55)

40

mustahik yang menerima dana zakat produktif lebih banyak perempuan.

2. Gambaran Responden Terhadap Variabel a. Variabel Pemanfaatan Dana Zakat Produktif

Tabel 4.9

Hasil Responden terhadap Variabel Pemanfaatan Dana Zakat Produktif

Sumber : Hasil Olahan Kuesioner (2021)

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa, pada pernyataan dari seluruh pernyataan pemanfaatan dana zakat

No SS S KS TS STS Jumlah

1. 10

(33%)

20 (67%)

0 0 0 30

2. 2

(7%)

28 (93%)

0 0 0 30

3. 14

(47%)

16 (53%)

0 0 0 30

4. 13

(43%)

17 (57%)

0 0 0 30

5. 14

(47%)

16 (53%)

0 0 0 30

6. 15

(50%)

15 (50%)

0 0 0 30

7. 9

(30%)

21 (70%)

0 0 0 30

8. 17

(57%)

13 (43%)

0 0 0 30

9. 13

(43%)

17 (57%)

0 0 0 30

10. 16

(53%)

14 (47%)

0 0 0 30

11. 12

(40%)

18 (60%)

0 0 0 30

12. 13

(43%)

17 (57%)

0 0 0 30

13. 19

(63%)

11 (37%)

0 0 0 30

Jumlah 167 (42%)

223 (58%)

0 0 0 100 %

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ..............................................................................22  Gambar 4.1 Struktur Organisasi BAZNAS kota Makassar ...................................36  Gambar 4.2 Grafik Plot Normal ..........................
Gambar 2.1  Kerangka konsep
Tabel 3.2 Bobot dari tiap pernyataan
Gambar 4.1  Struktur Organisasi BAZNAS Kota Makassar
+4

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Dana Infak BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) Kota Dalam Program Pinjaman Modal Usaha Terhadap Peningkatan Penghasilan Pengusaha

Penelitian yang dilakukan untuk pengukuran QoS (Quality of Service) hanya layanan VoIP (Voice over Internet Protocol) dan prioritas VoIP (Voice over Internet Protocol) sesuai

Fokus pada diri anda, setiap orang sudah diberikan Surat Keputusan (SK) bahan rizki yang tidak bisa diganggu gugat, berdoalah agar bahan rizki anda ditambah, siapkan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) terdapat enam bentuk kesantunan berbahasa di SMA Negeri 1 Dulupi Kabupaten Boalemo berdasarkan prinsip maksim kesantunan, yaitu: (a)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti pada bab 4, maka dapat disimpulkan bahwa pola improvisasi permainan instumen cello keroncong

Wawancara dilakukan pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar. Wawancara dilakukan dengan 1 orang informan yaitu Sekretaris BAZNAS atas nama Bapak

Pembuatan metode pembelajaran dengan multimedia animasi materi-materi dari mata kuliah Teori Organisasi Umum menjadi suatu materi yang menarik, inovatif dan merangsang

penggunaan PSAK 109 dalam penatausahaan zakat di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Makassar, hasil pemeriksaannya adalah BAZNAS Makassar telah mengawasi zakat