• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenisdan Sumber Data

Dalam dokumen Mahkamah Agung Republik Indonesia (Halaman 52-102)

BAB III METODE PENELITIAN

C. Jenisdan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari lapangan penelitian yang bersumber dari responden yang berkaitan dengan penelitian melalui wawancara putusan pengadilan.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dan bersumber dari penelaahan studi kepustakaan berupa literature-literatur, karya ilmiah (hasil penelitian), peraturan perundang-undangan, majalah surat kabar, dokumentasi dari berbagai instansi yang terkait juga bahan-bahan tertulis lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

40 C. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh atau yang dikumpulkan dalam penelitian inibaik data primer maupun data sekunder merupakan data yang sifatnyakualitatif maka teknik analisis data yang digunakanpun adalah analisiskualitatif, dimana proses pengolahan datanya yakni setelah data tersebut

telah terkumpul dan dianggap telah cukup kemudian data tersebut diolahdan dianalisis secara deduktif yaitu dengan berlandaskan kepada dasardasarpengetahuan umum kemudian meneliti persoalan yang bersifat khusus dari adanya analisis inilah kemudian ditarik suatu kesimpulan.

41 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kualifikasi Perbuatan Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan Yang Dilakukan Secara Bersama-sama.

Salah satu tindak pidana yang marak terjadi yaitu pencurian.Pencurian termasuk kejahatan terhadap harta benda atau disebut dengan offences against property dan possession. Yang dimaksud dengan pencurian, ialah perbuatan mengambil sesuatu barang yang semuanya atau sebagianya kepunyaan orang lain disertai maksud untuk memiliki dan dilakukan dengan melawan hukum.21Jenis-jenis tindak pidana pencurian dimuat dalam Pasal 362 terdapat pada buku ke-2 KUHP yang diatur dalam Pasal 362 sampai dengan Pasal 367 KUHP sebagai berikut:

1. Pencurian Biasa diatur dalam Pasal 362 KUHP;

2. Pencurian dengan Pemberatan diatur dalam Pasal 363 KUHP;

3. Pencurian Ringan diatur dalam Pasal 364 KUHP;

4. Pencurian dengan Kekerasan diatur dalam Pasal 365 KUHP;

dan

5. Pencurian dalam Keluarga diatur dalam Pasal 367 KUHP.

21Gerson W. Bawengan, 1979, Hukum Pidana di Dalam Teori dan Praktek, Pradnya Paramita, Jakarta, hlm. 150

42 Dalam hal ini, penulis menekankan pada jenis Pencurian dengan Pemberatan .Pencurian dengan Pemberatan adalah jenis pencurian yang memiliki unsur-unsur dari pencurian biasa yang didalam bentuknya yang pokok, yang karena ditambah dengan unsur-unsur lain dengan cara-cara tertentu dan keadaan tertentu (yang memberatkan) sehingga ancaman pidananya menjadi diperberat. Berikut adalah unsur-unsur tindak pidana pencurian:

 Perbuatan mengambil.

 Mengambil semula diartikan memindahkan barang dari

tempat semula ke tempat lain. Ini berarti membawa barang dibawah kekuasaannya yang nyata.Perbuatan mengambil berarti perbuatan yang mengakibatkan barang berada diluar kekuasaan pemiliknya.Tetapi hal ini tidak selalu demikian, hingga tidak perlu disertai akibat dilepaskan dari kekuasaan pemilik.22

 Yang diambil harus sesuatu barang.Yang dimaksud

dengan barang, tidak sekedar berupa benda belaka, tetapi telah diperluas dengan termasuk hewan, tenaga listrik ataupun gas.23

 Yang seluruhnya atau sebahagian kepunyaan orang lain.

22H.A.K. Moch. Anwar, 1977, Hukum Pidana Bagian Khusus (KUHP Buku II), Alumni, Bandung, hlm.

17.

23Op.Cit

43 Barang harus seluruhnya atau sebahagian kepunyaan orang lain. Barang tidak perlu kepunyaan orang lain pada keseluruhannya, sedangkan sebahagian dari barang saja dapat menjadi obyek pencurian.

 Pengambilan itu harus dilakukan dengan maksud untuk

memiliki barang itu dengan melawan hukum.

Pengambilan itu harus dengan sengaja dan dengan maksud untuk dimilikinya. Orang karena keliru mengambil barang orang lain itu bukan pencurian. Seseorang menemui barang dijalan kemudian diambilnya.Bila waktu mengambil itu sudah ada maksud untuk memiliki barang itu, masuk pencurian. Jika waktu mengambil barang itu pikiran terdakwa barang akan diserahkan pada polisi, akan tetapi serenta datang dirumah barang itu dimiliki untuk diri sendiri (tidak diserahkan kepada polisi), ia salah, menggelapkan (Pasal 372), karena waktu barang itu dimilikinya sudah berada ditangannya.24

Unsur yang memberatkan :

Pencurian Ternak.Ternak berarti hewan yang berkuku satu, hewan yang memamah biak dan babi.25 Pencurian

24R.Soesilo, Op.Cit, hlm. 250.

25H.A.K. Moch. Anwar, Op.Cit, hlm. 250

44 hewan dianggap berat karena hewan milik seorang petani yang terpenting.

 Pencurian pada waktu kebakaran, peletusan, banjir,

gempa bumi atau gempa laut, peletusan gunung api, kapal karena terdampar, kecelakaan kereta api, huru-hara, pemberontakan atau bahaya perang.

 Terjadinya bencana dengan pencurian itu harus ada

hubungannya artinya pencuri betul-betul mempergunakan kesempatan itu untuk mencuri. Tidak masuk disini misalnya seorang mencuri dalam satu rumah dalam kota itu dan kebetulan saja pada saat itu dibagian kota ada terjadi kebakaran.26Pencurian pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, dilakukan oleh orang yang ada disitu tiada dengan setahunya atau tidak dengan kemauan yang berhak.

Waktu malam menurut Pasal 98 malam berarti waktu diantara matahari terbenam dan matahari terbit.

 Rumah (woning) = tempat yang dipergunakan untuk

berdiam siang-malam, artinya untuk makan, tidur dsb.

Pekarangan tertutup = suatu pekarangan yang sekelilingnya ada tanda-tanda batas yang kelihatannya

26R.Soesilo, Op.Cit, hlm. 251

45 nyata seperti selokan, pagar bambu, pagar hidup, pagar kawat, dsb. Tidak perlu tertutup rapat-rapat, sehingga orang tidak dapat masuk sama sekali. Disini pencuri itu harus betul-betul masuk kedalam rumah dsb dan melakukan pencurian disitu.27

 Pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih

dengan bersekutu.

Hal ini menunjuk pada dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam melakukan tindak pidana pencurian, misalnya mereka bersama-sama mengambil barang-barang dengan kehendak bersama. Tidak perlu ada rancangan bersama yang mendahului, tetapi tidak cukup apabila secara kebetulan pada persamaan waktu mengambil barang-barang.

Bekerja sama atau bersekutu ini misalnya terjadi apabila setelah mereka merancangkan niatnya untuk bekerja sama dalam melakukan pencurian, kemudian hanya seorang yang masuk dan mengambil barang, dan kawannya hanya tinggal di luar rumah untuk menjaga dan memberi tahu kepada yang masuk rumah jika perbuatan mereka diketahui orang lain.

27Ibid.

46

 Pencurian dengan jalan membongkar, merusak, dan

sebagainya.

Pembongkaran (break) terjadi apabila dibuatnya lubang dalam suatu tembok-dinding suatu rumah, atau perusakan (verbreking) terjadi apabila hanya satu rantai pengikat pintu diputuskan, atau kunci dari suatu peti rusak.

Menurut Pasal 99 KUHP, arti memanjat diperluas sehingga meliputi lubang didalam tanah dibawah tembok dan masuk rumah melalui lubang itu, dan meliputi pula melalui selokan atau parit yang ditujukan atau membatasi suatu pekarangan yang demikian dianggap tertutup.28 Adapun jenis-jenis tindak pidana pencurian beserta unsure-unsur pidana pencurian dalam KUHP:

Pasal 362 :

Barangsiapa mengambil sesuatu barang, yang sama sekali atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain, dengan maksud akan memiliki barang itu dengan melaan hak, dihukum, karena pencurian, dengan hukuman penjara selama-lamanya lima tahun

atau denda sebanyak-banyaknya

Rp.900,--.(K.U.H.P.35,364,366,468).

28Andi Hamzah, 1987, Surat Dakwaan, Alumni, Bandung, hlm. 17.

47 1. Ini adalah,,pencurian biasa’’.Elemennya sebagai berikut:

a) Perbuatan,,mengambil’’

b) Yang diambil harus sesuatu barang’’

c) Barang itu harus, seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain’’

d) Pengambilan itu harus dilakukan dengan maksud untuk ,,memiliki’’ barang itu dengan,,melaan hukum’’(melaan hak).

2. ,,Mengambil’’ = mengambil untuk di kuasainya, maksudnya waktu pencuri mengambil barang itu, barang tersebut belum ada dalam kekuasaannya, apabila waktu memiliki itu barangnya sudah ada ditangannya, maka perbuatan itu bukan pencurian tetapi penggelapan (Pasal 372).

Pengambilan (pencurian) itu sudah dapat dikatakan selesai, apabila barang tersebut telah pindah tempat. Bila orang baru memegang saja barang itu, dan belum berpindah tempat, maka orang itu belum dapat dikatakan mencuri akan tetapi ia baru ,,mencoba’’mencuri.

3. Sesuatu barang’’ = segala sesuatu yang berwujud termasuk pula binatang (manusia tidak termasuk), misalnya, uang, baju, kalung dsb. Dalam pengertian barang masuk pula ,,daya listrik’’ dan ,,gas’’, meskipun tidak berwujud, akan tetapi dialirkan dikawat atau pipa.

Barang ini tidak perlu memiliki harga ekonomis. Oleh karena itu mengambil beberapa helai rambut wanita (untuk

kenang-48 kenangan). Tidak denagn izin wanita tersebut, masuk pencurian, meskipun dua helai rambut tidak ada harganya.

4. ,,Barang itu,, seluruhnya atau sebagian milik orang lain’’,,sebagian kepunyaan orang lain’’ misalnya : A bersama B membeli sebuah sepeda, maka sepeda itu kepunyaan A dan B disimpan dirumah A.

kemudian dicuri oleh B. atau A dan B menerima warisan dari C, disimpan dirumah A dan dicuri oleh B. suatu barang yang bukan kepunyaan seseorang tidak menimbulkan pencurian, misalkan binatang liar yang hidup dialam, barang-barang yang sudah dibuang oleh yang punya dsb.

5. ,,Pengambilan’’ itu harus dengan sengaja dan dengan maksud untuk dimilikinya. Orang,,karena keliru’’ mengambil barang orang lain itu bukan pencurian. Seorang ada maksud untuk ,,untuk memiliki’’ barang itu masuk pencurian. Jika waktu mengambil itu pikiran terdakwabarang akan diserahkan pada polisi. Akan tetapi serenta dating dirumah barang itu dimiliki untuk diri sendiri (tidak diserahkan pada polisi), ia dinyatakan bersalah ,,menggelapkan’’

(Pasal 372), karena waktu barang itu dimilikinya sudah berada ditangannya.

49 Pasal 363.:

Dengan hukuman penjara selama-lamanya tujuh tahun,dihukum:

1. (e). Pencurian hewan. (K.U.H.P. 101).

2. (e). Pencurian pada waktu kebakaran, lerusan, banjir, gempa bumi, gempa laut, letusan gunung api, kapal selam, kapal terdampar, kecelakaan kereta api, hura-hura, pemberontakan atau kesengsaraan dimasa perang.

3. (e). Pencurian pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan yang tertutup yang ada rumahnya, dilakukan oleh orangyang ada disitu tiada dengan setahunya atau bertentangan dengan kemauannyaorang yang berhak (yang punya). (K.U.H.P.98, 167 s, 365).

4. (e). Pencurian dilakukan oleh dua orang bersama-sama atau lebih (K.U.H.P. 364).

5. (e). Pencurian yang dilakukan oleh tersalah dengan masuk ketempat kejahatan itu atau dapat mencapai barang untuk diambilnya, dengan jalan membongkar, memecah atau dengan memanjat atau dengan jalan memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu. (K.U.H.P. 99s, 364 s).

(2) Jika pencurian yang diterangkan dalam No. 3 disertai dengan salah satu dengan hal tersebut dalam No. 4dan 5, dijatuhkan hukuman penjara selama-lamanya Sembilan tahun. (K.U.H.P. 35, 366, 468).

50 1. Pencurian dalam pasal ini dinamakan ,,pencurian denagn pemberatan’’ atau ,,pencurian denagn kulifikasi dan diancam hukuman lebih berat.

Apakah yang diartikan dengan ,,pencurian dengan pemberatan’’itu?

Ialah pencurian biasa (Pasal 362) disertai dengan salah satu keadaan seperti berikut :

a. Bila barang yang dicuri adalah ,,hewan’’ dan yang dimaksudkan dengan ,,hewan’’ diterangkan dalam pasal 101, yaitu semua macam binatang yang memamahbiak (kerbau, sapi,kambing dsb), binatang yang berkuku satu (kuda, keledai), dan,,babi’’. Anjing, ayam, bebek, angsa, itu bukan khewan karean tidak memamahbiak, tidak berkuku satu dan bukan babi.

Pencurian khewan dianggap berat, karena khewan milik seorang petani yang terpenting.

b. Bila pencurian itu dilakukan pada waktu ada kejadian macam-macam malapetaka seperti pencurian ini diancam hukuman lebih berat. Karena pada waktu semacam itu orang-orang semua rebut dengan barang-barang dalam keadaan tidak terjaga, sedangkan orang yang mempergunakaan saat orang lain mendapat celaka ini untuk berbuat kejahatan , adalah orang yang rendah budinya.

51 Antara terjadi malapetaka dengan pencurian itu harus ada hubungannya artinya pencuri betul-betul mempergunakan kesempatan itu untuk mencuri. Tidak masuk disini misalnya seorang yang mencuri dalam satu rumah dalam kota itu dan kebetulan saja pada saat itu dibagian kota ada terjadi kebakaran, karena disini pencuri tidak sengaja memakai kesempatan yang ada pada saat kebakaran itu.

c. Apabila pencurian dilakukan pada waktu malam, dalam rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya.

,,Malam’’= waktu antara matahari terbenam dan terbit (lihat Pasal 98).

,,Rumah’’ (woning) = tempat yang dipergunakan berdiam siang-malam. Artinya untuk makan, tidur dsb. Sebuah ,,gudang’’ atau ,,toko’’ yang tidak didiami siang-malam, tidak masuk pengertian ,,Rumah’’, sebaliknya ,,gubug’’, ,,kereta’’,,,perahu’’ dsb. Yang siang malam dipergunakan sebagai kediaman masuk sebutan ,,Rumah’’, pekarangan tertutup’’ = suatu pekarangan yang sekelilingnya ada tanda-tanda batas yang kelihatan nyata seperti, selokan, pagar bamboo, pagar hidup, pagar kawat dsb. Tidak peril tertutup rapat, sehingga orang tidak masuk sama sekali. Disini pencuri harus betul-betul masuk kedalam rumah dsb.Dan melakukan pencurian disitu. Apabila ia berbuat diluar dan

52 menggait pakaian melalui jendela denagn tongkat atau mengeluarkan tangannya saja kedalam rumah untuk mengmbil barang itu, tidak masuk disini.

d. Apabila pencurian itu, dilakukan dua orang atau lebih.

Supaya masuk disini maka dua orang atau lebih itu semuanya harus bertindak sebagai pembuat atau turut serta melakukan (Pasal 55). Bukan misalnya yang satu bertindak sebagai pembuat (Pasal 55) sedang yang lain hanya membantu saja (Pasal 560).

e. Apabila dalam pencurian itu, pencuri masuk ketempat kejahatan atau mencapai barang yang dicurinya dengan jalan membongkar, memecah, dsb.

,,Membongkar’’ = merusak barang yang agak besar, misalnya membongkar tembok, pintu jendela. Disini harus ada barang yang rusak, putus atau pecah. Pencuri yang mengangkat pintu dari engselnya, sedang engsel tidak rusak sama sekali, tidak masuk pengertian,,Membongkar’’.

,,Memecah’’ = merusak barang yang agak kecil, misalnya memecah peti kecil, memecah kaca jendela dsb.

Tentang ,,Memanjat’’ lihat catatan pada Pasal 99.

Tentang ,,Anak kunci palsu’’ lihat catatan pada Pasal 100.

,,Perintah palsu’’ yaitu suatu perintah yang kelihatannya seperti surat perintah asli yang dikeluarkan oleh orang yang

53 berwajib, tetapi sebenarnya bukan, misalnya seorang pencuri yang berlagak seperti tukan listrik dengan membawa surat keterangan palsu dari pembesar perusahaan listrik dapat masuk kerumah, tetapi ternyata bahwa surat keterangan itu palsu.

,,Pakaian jabatan palsu’’ (vasch costuum)= costuum yang dipakai oleh orang, sedang ia tidak berhak untuk itu, misalnya pencuri dengan memakai uniform polisi dan pura-pura seorang polisi dapat masuk kedalam rumah orang dan mencuri barang. Pakaian itu tidak perlu pakaian jabatan pemerintah, dapat pula dari perusahaan partikurir.

2. Dalam Pasal 363 sub 5 dikatakan :

a. ,,sitersalah masuk ketempat kejahatan’’ dengan jalam membongkar dsb. = ini berati bahwa pembongkaran dsb. Itu untuk masuk, ketempat tersebut, jadi bukan untuk ,,keluar’’

atau keperluan lainnya. Misalnya seorang pencuri yang waktu sore masuk kedalam rumah orang denagn melalui pintu yang sedang terbuka, lalu bersembunyi dalam rumah itu dan kemudian setelah malam buta sedang orang mengambil barang-barang dalam rumah itu, dan untuk dapat ,,keluar dari rumah tersebut’’.

54 ,,membongkar’’ pintu rumah, maka peristiwa itu tidak masuk dalam golongan ini, oleh karena pembongkaran itu untuk ,,keluar’’ dan bukan untuk masuk kedalam tempat kejahatan.

b. ,,Sitersalah telah mencapai barang yang dicurinya’’ dengan jalan membongkar dsb.

,,mencapai’’ artinya ,,memasukkan kedalam kekuasaannya’’.

Misalnya sorang mencopet uang didalam saku bahi, dengan menggunting saku itu.Atau pencuri uang dalam lemari atau peti besi didalam rumah dengan merusak lemari atau peti tersebut. Akan tetapi menurut Arres Hoge Raad 27 januari 1896, mencopet arloji dengan menarik rantai arloji itu sampai putus atau mencuri hewan dengan memutus tali ikatan hewan itu, tidak masuk ,,membongkar’’ atau ,,memecah’’.

Pasal 364.:

Prbuatan yang diterangkan dalam Pasal 362 dan Pasal 363 No. 4, begitu juga apa yang diterangkan dalam Pasal 364 No. 5, asal saja tidak dilakukan dalam sebuah rumah atau dalam pekarangan yang tertutup yang ada rumahnya, maka jika harga barangyang dicuri tidak lebih dua ratus lima puluh rupiah, dihukum sebagai pencuri ringan dengan hukuman penjara selama-lamanya tiga bulan dan denda sebanyak-banyaknya Rp 900,--.

1. Ini adalah pencurian ringan, yaitu:

a. Pencurian biasa (Pasal 362), asal harga barang yang dicuri tidak lebih dari Rp 250,--

b. Pencurian dilakukan oleh dua orang atau lebih (Pasal 363 sub 4), asal harga barang tidak lebih dari Rp 250,--;dan

55 c. Pencurian dengan masuk ketempat barang yang diambilnya dengan jalan membongkar, memecah dsb. (Pasal 363 sub 5), jika:

 Harga tidak lebih dari Rp 250,-- dan

 Tidak dilakukan dalam rumah atau pekarangan

tertutup yang ada rumahnya.

2. Dengan demikian maka pencurian yang, meskipin harga barang yang dicurinya tidak lebih dari Rp. 250,-- toch tidak bisa menjadi pencurian ringan, yaitu:

a. Pencurian hewan (Pasal 363 sub 3);

b. Pencurian pada waktu kebakaran dan malapetaka lain-lain (Pasal 363 sub 2);

c. Pencurian pada waktu malam, dalam rumah atau pekarangan tertutupyang ada rumahnya, oleh orang yang berada disitu tidak dengan setahunya atau kemauannya orang yang berhak (Pasal 363 sub 3);

d. Pencurian dengan kekerasan (Pasal 365) 3. Misalnya :

a. B mencopet dipasar dari saku baju orang uang banyaknya Rp 20,-- = ringan.

b. A dan B (dua orang) mencopet dipasar dari saku baju orang uang Rp 23,-- = pencurian ringan.

56 c. A pada waktu siang, dengan tidak setahu yang berhak, masuk kedalam rumah orang melalui pintu yang terbuka saja, dan mencuri dalam rumah itu barang seharga Rp 24,-- = pencurian ringan.

d. Jika pencurian tersebut c diatas ini dilakukan pada waktu malam, maka bukan pencurian ringan, tetapi pencurian dengan pemberatan (Pasal 363 sub 3), karena dilakukan pada waktu malam, dalam rumah dan masuknya dengan tidak setahu yang berhak.

4. Harga itu ,,tidak lebih dari Rp 250,--‘’ jadi persis Rp 250,-- masuki pencurian ringan. Pencurian barang yang harganya tidak dapat dinilai dengan uang, tidak masuk pencurian ringan.

Pasal 365,:

1) Dengan hukuman penjara selama-lamanya Sembilan tahun, dihukum pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang, dengan maksud akan menyiapkan atau memudahkan pencurian itu atau jika tertangkap tangan (terpergok) supaya ada kesempatan bagi dirinya atau bagi kawannya yang turut melakukan kejahatan itu akan melarikan diri atau supaya barang yang dicurinya itu tetap, ditangannya (k.u.h.p.98 365).

2) Hukuman penjara selama-lamanya dua belas tahun, dijatuhkan:

1e. Jika perbuatan itu dilakukan pada waktu malam didalam sebuah rumah atau pekarangan yang tertutup, yang ada rumahnya atau di jalan umum atau di dalam kereta api atau trem yang sedang berjalan. (K.U.H.P. 98,363).

57 2e. jika perbuatan itu di lakukan oleh dua orang bersama-sama

atau lebih (K.U.H.P. 364-4)

3e. jika sitersalah masuk ketempat melakukan kejahatan itu dengan jalan membongkar atau memanjat, atau dengan memakai kunci palsu , perintah palsu, atau pakaian jabatan palsu (K.U.H.P.90)

4e. jika p-erbuatan itu mengakibatkan ada orang luka berat (K.U.H.P.90).

3) Hukuman penjara selama-lamanya lima belas tahun dijatuhkan jika karena perbuatan itu ada orang mati. (K.U.H.P.35.89.366).

4) Hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun dijatuhkan, jika perbuatan itu menjadikan orang luka berat atau lebih dan disertai pula oleh salah satu hal yang diterangkan dalam No. 1 dan 3.

(K.U.H.P. 339,366,486)

1. Ini adalah ,,pencurian dengan kekerasan’’. Tentang ,,kekerasan’’, lihat Pasal 89. Disini termasuk pula : mengikat orang yang punya rumah, menutup didalam kamar dsb.

Kekerasan atau ancaman kekerasan ini harus dilakukan pada orang, bukan kepada barang, danm dapat dilakukan sebelumnya, ber-sama-sama, atau setelah pencurian itu dilakukan, asla maksudnya untuk menyiapkan atau memudahkan pencurian itu. Dan jika tertangkap tangan supaya ada kesempatan bagi dirinya atau kawannya yang turut melakukan akan melarikan diri atau supaya barang yang dicuri itu tetap ada ditangannya. Seorang pencuri dengan

58 merusak rumah, tidak termasuk disini, karena kekerasan (merusak) itu tidak dikenakan pada orang.

Seorang copet setelah mencuri dimaki-maki oleh orang yang melihat dan karena sakit hati lain memukul pada orang itu, tidak masuk disini. Sebab kekerasan (memukul) itu untuk membalas karena sakit hati, bukan untuk keperluan tersebut diatas.

2. Ancaman hukuman di perberat, jika ,,pencurian dengan kekerasan’’ ini disertai dengan salah satu dari syarat-syarat tersebut pada sun 1 s/d 4. Tentanng ,,Rumah’’ ,,Pekarangan tertutup’’, ,,Membongkar’’, ,,Memanjat’’,,,Perintah palsu’’, ,,pakaiaan palsu’’ lihat catatan pada Pasal 363. ,,Tentang’’

lihat pasal 98, tentang ,,Anak kunci palsu’’ lihat Pasal 100, sedang ,,Memanjat’’ Pasal 99, dan ,,Luka berat’’ Pasal 90.

3. Jika pencurian dengan kekerasan itu berakibat matinya orang, ancaman hukumannya diperberat ,,kematian’’ disini dimaksudkan oleh dipembuat: apabila ,,kematian’’ itu dimaksud (diniat) oleh sipembuat makadikenakan pasal 339 4. Bandingkan ,,pencurian dengan kekerasan’’ (Pasal 365)

dengan ,,pemerasan’’ (pasal 368). Jika karena kena kekerasan atau ancaman kekerasan itu sipemilik barang ,,menyerah’’ lalu memberikan barangnya kepada orang yang mengancam, maka hal ini masuk ,,pemerasan’’ (pasal 368);

59 akan tetapi apabila sipemilik barang itu dengan adanya kekerasan atau ancaman kekerasan tersebut tetap tidak menyerahkan dan kemudian pencuri mengambil batangnya maka ini masuk ,,pencurian dengan kekerasan’’ (Pasal 365)

Pasal 366.;

Pada waktu menjatuhkan hukuman karena salah satu perbuatan yang di terangkan dalam Pasal 362, 363, dan 365, dapat dijatuhkan hukuman pencabutan hak tersebut dalam fatsal 31 No. 1-4

Pasal 367.;

1. Jika pembuat atau pembantu salah satu kejahatan yang diterangkan dalam bab ini ada suami (istri) orang yang kena kejahatan itu, yang tidak bercerai meja makan dan tempat tidur atau bercerai harta benda, maka pembuat atau pembantu tidak dapat dituntut hukuman.

2. Jika ia suaminya (istrinya) yangb sudah bercerai dimeja makan tempat tidur atau harta benda, atau anak atau keluarga itu karena kawin, baik dalam keturunan yang lurus, maupun keturunan yang menyimpang dalam derajat yang kedua, maka bagi iya sendiri hanya dapat dilakukan penuntutan, kalau ada pengaduan dari orang yang dikenakan kejahatan itu.

3. Jika menurut adat istiadat keturunan ibu, kekuasaan bapak dilakukan oleh orang lain dari bapak kandung, maka ketentuan dalam ayat kedua berlaku juga bagi orang itu, (K.U.H.P.55s,72s,99,370,376,394,404,141).

1. Ini adalah ,,pencurian dalam keluarga’’.

Pencurian atau membatu pada pencurian atas kerugian suami atau istrinya tidak di hukum, oleh karena kedua orang itu memiliki harta – benda suami – istri. Hal ini

60 didasarkan pula atas alas an tata-susila. Bukankah mudah dirasakan tidak pantas, bahwa dua orang yang telah terikat dalam surat hubungan suami istri, pertalian yang amat erat yang biasa disebut perkawinan itu oleh penuntut umum (wakil pemerintah) diadu satu melawan yang lain di muka pengadilan. Baik mereka yang tunduk pada kitab Undang-undang Hukum Sipil, maupun yang tunduk pada hukum Adat (Islam), selama tali perkawinan itu belum terputus maka pencurian antara suami –istri tidak dituntut.

2. Jika iya melakukan atau membantu pencurian itu adalah anak keluarga yang tersebut pada alinea dua dalam pasal ini, maka sipembuat hanya dapat dituntut atau pengaduan dari orang yang ounya barang itu (delik aduan)

3. Tentang ,,keluarga sedarah’’, ,,keluarga perkawinan’’, ,,turunanlurus’’, ,,turunan menyimpang’’ dan ,,pengaduan’’

lihat catatan pada Pasal 72.

Misalnya, seorang anak mencuri barang bapaknya atau kemanakan yang mencuri harta benda mamaknya (adat minangkabau) itu adalah delik aduan.

4. Kejahatan ,,Sekongkol’’ (menadah) dalam pasal 480 yang dilakukan oleh seorang anak pada pencurian harta benda bapaknya sendiri itu bukan delik aduan, jadi tetap ditumtut, meskipun bapaknya tidak mengadu.

61 B. Penerapan Hukum Pidana Materil Terhadap Kekerasan Yang Dilakukan Secara Bersama-sama Dalam Putusan No 1751/Pid.B/2017/PN.Mks

Tindak pidana merupakan suatu tindakan yang melanggar hukum yang telah dilakukan baik secara sengaja maupun secara tidak sengaja oleh seseorang yang tindakannya tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan oleh undang-undang telah dinyatakan sebagai suatu perbuatan yang dapat dihukum. Apabila seseorang melakukan tindak pidana maka perbuatannya tersebut harus dipertanggungjawabkan.

Kasus yang penulis bahas yakni mengenai tindak pidana pencurian dengan kekerasan yang dilakukan secara bersama-sama dalam putusan No 1751/Pid.B/2017/PN.Mks. Sdr yang didakwa dengan dakwaan yang disusun dalam bentuk dakwaan yaitu Terdakwa melanggar Pasal 365 ayat (2) Ke-2 KUHP

1. Posisi kasus

Dimana pada saat itu terdakwa RAHMAT HIDAYAT BIN SAKIR bersama dengan Anak Saksi ISFAIR BIN ZAINUDDIN melalui jalan Manuruki Raya Kota Makassar dan saat itu juga Terdakwa RAHMAT HIDAYAT BIN SAKIR bersama dengan Anak Saksi ISFAIR BIN ZAINUDDIN berpapasan dengan Saksi Korban yang sedang mengendarai sepeda motornya dan dimana pada saat itu terdakwa RAHMAT HIDAYAT BIN SAKIR melihat headset dan

Dalam dokumen Mahkamah Agung Republik Indonesia (Halaman 52-102)

Dokumen terkait