• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3.1 JenisPenelitian

Jenispenelitian yang

digunakanpenulisadalahkausalkomperatif(Causal-Comparative

Research).Menurut Indriantoro (1999,27) penelitian kausal komparatif merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan

sebab akibat antara dua variabel atau

lebih.Penelitianinimerupakanstudiempiristentanghariperdagangandanreturns ahamharian yang masukdalamdaftarsaham LQ-45 di BursaEfek Indonesia periode 2012sampaidengan 2015.

3.2 TempatdanWaktuPenelitian

Penelitianinidilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet denganmenggunakansituswww.idx.co.id.Penelitianinidilakukanpada periode tahun 20012 -2015.

3.3 BatasanOperasional

Agar pembahasan lebih terarah dan tidak terjadi kesalahan dalam pengertian dan untuk memperjelas dalam memecahkan permasalahan, maka batasan-batasan operasional pada penelitian ini adalah:

1. Objek dalam penelitian ini adalah harga saham dan return saham pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 pada Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu Tahun 2012 sampai 2015.

2. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga rata-rata saham dan return rata-rata saham pada anomali kalender 10 (sepuluh) hari sebelum bulan Januari dan 10 (sepuluh) sesudah tanggal 1 pada bulan Januari.

3.4 DefenisiOperasional

Variabeldalampenelitianiniterdiriatasvariabelindependendanvariabelde penden, yaitu:

1. VariabelIndependen (X)

VariabelIndependen (X) adalahtipevariabel yang menjelaskanataumempengaruhivariabel yang lain.

Variabelindependendalampenelitianiniadalah : 1. Harga Saham Pre January (X1)

Perhitungan rata-rata harga saham dilakukan terhadap ke-40 perusahaan untuk masing-masing 10 (sepuluh) hari kerja sebelum hari libur tahun baru Januari selama 4 (empat) tahun kurun waktu penelitian, sehingga jumlah observasi penelitian menjadi 40 observasi.

2. Harga Saham Post Januari (X2)

Perhitungan rata-rata harga saham dilakukan terhadap ke-40 perusahaan untuk masing-masing 10 (sepuluh) hari kerja setelah hari libur tahun baru Januari selama 4 (empat) tahun kurun waktu penelitian, sehingga jumlah observasi penelitian menjadi 40 observasi.

2. VariabelDependen (Y)

Variabeldependendalampenelitianiniadalah

“returnsahamharian(Rt)”yaitureturnsaham10 (sepuluh) harikerjapertamadalambulanJanuari (Y1)

Return saham dapat dihitung berdasarkan data historis, dengan rumus:

Dimana:

Rt = Return saham

IHSIt = Closing price saham harian pada hari ke-t

IHSIt-1 = Closing price saham harian pada hari ke t-1

Tabel 3.1

Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

No

Variabel,

Defenisi Operasional, Skala

1 Harga saham pre january

Rata-rata harga saham sebelum hari libur tahun baru Harga saham post january

Rata-rata harga saham setelah hari libur tahun baru

Ratio

2 Return Saham (Y)

Tingkat pengembalian suatu investasi yang diukur sebagai total keuntungan atau kerugian yang diterima investor selama satu periode tertentu.

Rasio Rt = 𝐼𝐻𝑆𝐼𝑡 −𝐼𝐻𝑆𝐼𝑡−1

𝐼𝐻𝑆𝐼𝑡−1

𝑅𝑡 =𝑃𝑡− 𝑃𝑡−1 𝑃𝑡−1

3.5 PopulasidanSampelPenelitian

Populasidalampenelitianiniadalahperusahaan yang terdaftardalamIndeksSaham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.Teknikpengambilansampelmenggunakanmetodepurposive

sampling,dimanaadabatasankriteriadalampengambilansampel.Kriteriadalam pengambilansampel, yaitu:

1. Perusahaan sudah terdaftar atau listing di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan

2. Perusahaanlisting yang tidakkeluarmasukselamasatutahun yang terdaftardalamIndeksSaham LQ-45 selamaJanuari 2014 sampaidenganDesember 2014.

Jumlahpopulasidalampenelitianiniadalahsebanyak 45

perusahaan.Jumlahperusahaan yang

memenuhikriteriauntukdijadikansampeladalahsebanyak 38perusahaan.Berikutinidaftarsampelpenelitianini:

Tabel 3.2

Daftarpopulasidansampelpenelitian

No Kode Nama Perusahaan

Kriteria

Sampel Sampel

1 2

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk √ √ 1

3 ADRO Adaro Energy Tbk. √ √ 3

44 SCMA Surya Citra Media Tbk. √ × -

3.6 JenisdanSumber Data Penelitian

Data yang digunakandalampenelitianiniadalah data

sekunderyaitupengambilan data

tidaklangsungdarisumbernyamelainkandiperolehdaridokumen yang telahdikumpulkandandiolaholehpihak lain. Data yang digunakandalampenelitianiniadalah data saham LQ-45 periodeJanuari 2014

sampaidenganDesember 2014. Data yang

digunakandalampenelitianinidiperolehdarisitusresmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaituwww.idx.co.id, situswww.finance.yahoo.com, danwww.sahamok.com.

3.7 MetodePengumpulan Data Penelitian

Dalampenelitianini data yang

dikumpulkanmenggunakanmetodeStudiDokumentasiyaitumengambil data yang telahtersedia, sertamelaluistudipustakaberupaliteratur, jurnal,

penelitianterdahulu, danlaporan-laporan yang

dipublikasikanuntukmendapatgambaranmasalah yang akanditelitisertamelalui data sekunderberupalaporan-laporan yang dipublikasikanoleh Bursa Efek Indonesia.

3.8 TeknikAnalisis Data

Teknikanalisa data yang dilakukanadalahdenganmenganalisa data

secaralangsungdengancaramemahami data yang

ada.Analisajugadilakukandenganbantuankomputerdenganmenggunakan software SPSS 21.0 for windows.Analisis data yang digunakandalampenelitianiniadalahanalisisregresi linear berganda (Multiple Regression Analysis) danuntukmengujihipotesisdigunakananalisisvariansUji

(t) dan Uji (F).Metode yang

digunakanadalahmetodeanalisisdeskriptifdanmetodeanalisisstatistik.

Langkah-langkah yang dilakukanadalahsebagaiberikut:

1. Mengumpulkan data-data sahamperusahaan yang tetapterdaftardalam LQ-45 padaDesember 2012sampaiJanuari 2015.

2. Menghitungreturn sahamharian 10 hari sebelum libur tahun baru dan 10 hari setelah libur tahun baru.

3. Menghitungreturn saham rata-rata periode 2012 sampai periode 2015 4. Melakukanpengujianhipotesis

3.8.1 Uji Asumsi Klasik 1. UjiNormalitas

Ujinormalitasbertujuanuntukmengujiapakahdalamsebuah

model regresi,

variabelterikatdanvariabelbebasmempunyaidistribusi normal

atautidak.Teknikpengujian yang digunakandalampenelitianiniadalahujistatistik non-parametrik, Kolmogorov-Smirnov.

“Dasarpengambilankeputusandenganmenggunakan Kolmogorov-Smirnov adalahjikanilaiAsymp.sig>nilaisignifikansi (0,05) maka data disimpulkanberdistribusi normal” (Indrawati, 2015: 190).

2. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (variabel bebas). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. (Erlina, 2011:100)

Pengujian multikolinearitas dengan bantuan SPSS (Statistical Package for Social Science) dapat dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF). VIF adalah suatu estemasi berapa besar multikolinearitas meningkatkan varian pada suatu koefisien estemasi sebuah variabel independen/ penjelas. Variabel independen mempunyai masalah multikolinearitas dengan variabel independen yang lain jika nilai VIF lebih besar dari 10.

Apabila terjadi multikolinearitas, maka variabel independen yang mengandung multikolinearitas harus dikeluarkan dari persamaan regresi.

3. Uji Heterokedasitas

Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas (Erlina, 2011:105)

Untuk menguji kemungkinan terjadinya heteroskedastisitas dengan mendeteksi pola tertentu pada grafik scatterplot antara nilai yang telah diprediksi dengan kuadrat dari nilai resided (Y prediksi – Y sesungguhnya). Jika titik-titik grafik membentuk suatu pola tertentu (gelombang, melebar kemudian menyempit), maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika titik-titik grafik tidak menunjukan pola yang jelas atau besifat acak, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji heterokedasitas dapat dilakukan dengan uji glejser. Uji glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual sebagai variabel dependen. Jika variabel independen secara signifikan mempengaruhi nilai absolut residual maka ada indikasi heterokedasitas, sebaliknya jika variabel independen tidak mempengaruhi nilai absolut independen maka tidak ada indikasi heterokedasitas

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu sama lain. (Erlina, 2011:106)

Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penggangu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Untuk mendiognosis adanya autokarelasi dalam suatu model regresi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW test).

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

a. Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas atau Upper Bound (DU) dan 4 – DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan 0, berarti tidak ada korelasi.

b. Bilai nilai DW lebih rendah dari batas bawah atau Lower Bound (DL), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari 0, berarti ada korelasi positif.

c. Bila nilai DW lebih besar dari (4-DL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari 0, berarti ada autokorelasi negatif.

d. Bila nilai DW terletak antara batas atas (DU) dan batas bawah (DL) atau DW terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.8.2AnalisisRegresiLinearSederhana (regression analysis)

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier sederhana.

Secara umum model regresi sederhana dapat dirumuskan seperti persamaan berikut:

Keterangan :

Y1 = Return saham pada 10 hari pertama Januari

b0 = Konstanta

b1, b2 = Koefisien regresi variabel bebas

X1 = Harga saham 10 hari sebelum bulan Januari X2 = Harga saham 10 hari pertama di bulan Januari e = Error of term

3.8.3 Uji Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis mengenai parameter populasi. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F dan uji t serta uji koefisien determinan (R2).

1. Uji F (Uji Signifikansi Simultan)

Uji statistik F digunakan untuk menguji Hipotesis 3 yaitu apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model

regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen.

Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Apabila F hitung> F tabel, maka H1 diterima atau secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya apabila F hitung < F tabel , maka H1 tidak dapat diterima atau secara bersama-sama variabel independen tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.Untuk mengetahui signifikan atau tidak pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen maka digunakan probability sebesar 5% (α= 0,05), jika signifikan< 5% maka dinyatakan pengaruhnya signifikan, oleh karena itu kriterianya : a. Jika sig. > ά (0,05) dan F hitung < F tabel maka H1 tidak

dapat diterima

b. Jika sig. < ά (0,05) dan F hitung > F tabel maka H1 diterima dan signifikan

2. Uji t (Uji Signifikansi Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji H1 dan H2 yaitu seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dan signifikansi 5%.

Dasar pengambilan keputusan uji t adalah.

a. Jika sig. < ά (0,05) dan nilai t hitung > t tabel maka H1 diterima

b. Jika sig > ά (0,05) dan nilai t hitung < t tabel maka H1 tidak dapat diterima

3. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Untuk melihat kemampuan variabel indepe nden dalam menjelaskan variasi variabel dependen dapat dilihat memalui uji R2 . Nilai R2 terletak antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1).

Semakin besar nilai R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut. Dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak. Teknik pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik non-parametrik, Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan pengolahan data maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,01119126

Asymp. Sig. (2-tailed) ,622

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh hasil yang menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,622 lebih besar dari nilai

alpha 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Data yang terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data berikut ini:

Gambar 4.1 Histogram

Grafik histogram di atas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal. Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot yang ditampilkan pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2

Grafik Scatterplot

2. Uji Heteroskedastisitas

Berikut hasil uji Heteroskedastisitas pada tabel 4.3 Tabel 4.2

Uji Glejser

Model Unstandardized

Coefficients

Standar dized Coefficie

nts

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,005 ,020 ,264 ,794

harga_saham 3,563E-007 ,000 ,029 ,153 ,879 DEPENDENT VARIABEL, ABS RES 1

Kriteria pengambilan keputusan dengan menggunakan uji Glejser, yakni jika nilai signifikan > 5% maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. Berdasarkan tabel 4.3. diketahui bahwa nilai signifikansi adalah sebesar 0,879, yakni lebih besar dari 5% maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas.

3. Uji Autokorelasi

Berdasarkan uji-DW, apabila diperoleh nilai Durbin-Watson hitung lebih kecil dari Durbin-Durbin-Watson tabel pada tingkat signifikansi tertentu berarti hasil suatu estimasi adalah signifikan dan terdapat autokorelasi pada suatu model regresi. Hasil perhitungan uji autokorelasi Durbin-Watson adalah sebagaimana tabel berikut :

Berdasarkan analisis diketahui bahwa nilai Durbin-Watson hitung adalah sebesar 1,585. DWtabel pada α = 0,05 dengan k= 1 dan n = 30 adalah dL – 1,442 dan dU = 1,585. Oleh karena itu DW hitung adalah lebih besar dari dU, tetapi lebih kecil dari 4 – dU yakni 2,456 sehingga berada pada area tidak terjadinya gejala autokorelasi (non auto correlation) yang berarti hasil estimasi adalah signifikan.

4.1.2 Analisis Regresi Linier Sederhana

Hasil analisis data variabel dengan menggunakan program SPSS adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4

Analisis Regresi Linear Sederhana

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,005 ,020 ,264 ,794

harga_saham 3,563E-007 ,000 ,029 ,153 ,879

Berdasarkan hasil analisis tersebut pada tabel 4.1 ternyata bahwa harga saham pre January adalah berpengaruh positif terhadap return saham Post Januari dengan koefisien regresi 3,563. Dengan perkataan lain bahwa makin rendah harga saham, maka return saham akan semakin tinggi. Hasil analisis selanjutnya adalah nilai konstanta sebesar 0,005 yang menunjukkan angka positif, yang berarti bahwa apabila harga saham perusahaan sama dengan 0, dengan perkataan lain, jika perusahaan tersebut tidak menjual sahamnya pada periode tersebut, maka nilai return saham kelompok perusahaan tersebut akan mencapai 0,5% per lembar saham.

Model persamaan regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y1 = 0,005 - 3,563 X1

4.1.3 Analisis Uji Hipotesis Penelitian

Pengujian ini berfungsi sebagai kriteria pengujian, apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Hal ini dilakukan dengan pengujian koefisien determinan dan uji signifikan parsial.

1. Pengujian Hipotesis Dengan Koefisien Determinan (R) Berikut hasil Uji Hipotesis dengan Koefisien Determinan (R)

Tabel 4.5 Uji Determinan (R)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,145a ,021 -,014 ,01138935

a. Predictors: (Constant), harga_saham b. Dependent Variable: return_saham

Besarnya koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0,021, sehingga dapat dikatakan bahwa hanya 2,1 persen variasi variabel bebas Return Saham Post January pada model diterangkan oleh terikat harga saham Pre January. Sedangkan sisanya sebesar 97,9 persen justru lebih dominan dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Hal ini memberikan suatu indikasi bahwa dalam bulan Januari yang di dalamnya terdapat post holiday, terjadi suatu konsidi abnormal yang memberikan suatu ketidakpastian pencapaian return saham berdasarkan pertimbangan harga saham pada periode hari-hari sebelumnya.

1. P sebelumnya, Tabel distribusi t pada perhitungan ini juga dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) = n-k-1 atau 38-1-1 = 36 (n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 1,960. Sedangkan dari hasil analisis data diperoleh nilai t hitung sebesar 0,776 yang berarti bahwa ternyata nilai t hitung < t tabel, yang berarti bahwa harga saham pada 10 (sepuluh) hari pertama dalam bulan Januari juga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perolehan return saham.

y

4.1. Pembahasan

Sebagaimana telah diuraikan pada BAB II, bahwa harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan yang menggambarkan kekayaan para pemegang sahamnya.Ada 4 (empat) konsep nilai yang berhubungan dengan saham. Yang pertama adalah nilai nominal, yaitu nilai per lembar saham yang bernilai secara hukum.Yang kedua adalah nilai buku, yang mengukur saham penurut pembukuan perusahaan.Yang ketiga adalah nilai intrinsik, yaitu nilai sebenarnya dari saham itu.Sedangkan yang terakhir adalah nilai pasar, yang mengukur berapa sebenarnya harga pasar itu di pasaran.Harga saham akan selalu berfluktuasi karena dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran (demand and supply) dari saham tersebut di pasar modal. Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan pada suatu bursa efek menggambarkan tingkat kepercayaan para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Bertolak dari pemahaman tersebut, maka penelitian ini dilakukan secara khusus untuk mengkaji sejauhmana mekanisme pasar yang telah membentuk harga saham perusahaan mempengaruhi tingkat returnatau capital gain dari saham

akhir tahun hingga pada bulan Januari, dimana pada umumnya perusahaan mengambil kebijakan keuangannya yang terkait dengan kebijakan kewajiban pajak, serta momen hari libur tahun baru yang juga ditandai dengan perubahan kebijakan perusahaan maupun investor dalam menjalankan usahanya.

4.2.1. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkanhasilanalisis data diperoleh hasil sebagaiberikut : 1. Persamaan regresi menunjukkan bahwa pada bulan-bulan

Januari return saham perusahaan LQ 45 pada Bursa Efek Indonesia masih tetap dipegaruhi oleh harga saham, yang dibuktikan oleh terpenuhinya uji asumsi klasik pada masing-masing persamaan regresi. Namun demikian pengaruh tersebut tidak begitu signifikan, yang dibuktikan oleh uji determinansi dan uji signifikansi, yang berarti bahwa tingkat return harga saham perusahaan tersebut justru lebih banyak dipengaruhi dan dijelaskan oleh faktor lain diluar harga saham.Dengan demikian maka polaJanuary Effectterjadi pada saham perusahaan LQ 45 yang ditandai dengan kecenderungan penurunan harga saham maupun penurunan return saham dalam bentuk pola abnormal.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ariel (1990) dalam Tangjiprom (2010) yang menjelaskan bahwa perdagangansaham sebelum hari libur terjadi return tidak normal sebagaimana mestinya pada perdagangan hari biasa

2. Return rata-rata saham perusahaan LQ 45 cenderung menurun pada bulan Januari, bahkan penurunan tersebut masih terjadi sampai ke tingkat return yang negatif hingga 10 (sepuluh) hari kedua dalam bulan Januari. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hamid (2003) dalam Latifah (2012) yang menjelaskan bahwa efek pasca hari libur (post holiday effect) terjadi pada hari perdagangan setelah libur, dimana bahwa pada hari perdagangan setelah libur return saham diperoleh negatif dan rendah dibandingkandengan perolehan return pada hari pedagangan lainnya.Peningkatanaktivitas perdagangan yang dilakukan oleh individual pada hari-hari menjelang libur natal dan tahun barudimana bahwa individual investor cenderung untuk melakukan penjualandibandingkan pembelian, hal ini merupakan salah satu faktor yang bisa menjelaskanterjadinya January effect. Akibat dari penjualan yang lebih besar daripada pembelian menyebabkan harga saham cenderung turun/rendah sehingga perolehan return pun akan menjadi rendah atau negatif.

3. Pengaruh hari perdagangan saham dalam bulan Januari (January Effect) terhadap return saham yaitu bahwa return saham dalam setiap harinya mengalami perubahan yang cenderung menurun, yang berbeda dengan pola-pola sebelum hari libur. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Coursey dan Dyl (1986) yang dalam penelitiannya menggunakan metodelaborat eksperimen

pasar, menyisipkan hari libur dan pola hasil harga.Hasilnya konsisten dengan fakta bahwa harga saham pada hari sebelum hari libur perdaganganadalah signifikan lebih tinggi daripada hari lainnya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk hasil uji signifikan parsial (uji t) daripada hipotesis 1 menunjukkan bahwa H0 diterima, H1 ditolak yang berarti harga saham secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Untuk hasil uji signifikan parsial (uji t) daripada hipotesis 2 hasil menunjukkan bahwa H0 diterima, H1 ditolak yang berarti harga saham secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

2. Besarnya koefisien determinasi (R2) pada hipotesis 1 adalah sebesar 0,035, sehingga dapat dikatakan bahwa hanya 2,1% variasi variabel bebas Return Saham Post January 1 pada model diterangkan oleh harga saham Pre January. Sedangkan sisanya sebesar 97,9% justru lebih dominan dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.

5.2 Saran

Berdasarkan pengamatan dalam penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran :

1. Berdasarkan penelitian ini, peristiwa January effect tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Untuk itu, peneliti menyarankan agar preferensi terhadap

January Effect tidak menjadi faktor utama investor dalam menganalisis atau memprediksi return perusahaan.

2. Periode penelitian ini selama 5 tahun, sehingga diperlukan rentang waktu yang lebih lama untuk hasil yang lebih baik ke depannya.

3. Diperlukan variabel tambahan selain January effect seperti efek akhir pekan dan efek pergantian bulan sebagai referensi dalam menganalisis return perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Sri Dwi. 2007. “PengujianWeek-Four, Monday, Friday, danEarnings

Management EffectTerhadapReturnSaham”.

JurnalKeuangandanPerbankan.Vol. 13, No.1, Hal.1-14.

Andreas, dkk. 2011. “January Effect pada Perusahaan LQ-45 Bursa Efek Indonesia 2003-2008”. Jurnal Ekonomi. 19 (3).

Arifin, Zaenal. 2005. TeoriKeuangandanPasar Modal. Yogyakarta: Ekonisia.

Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. 2006. Fundamentals of Financial Management, AlihBahasa: Ali Akbar Yulianto. Jakarta: SalembaEmpat.

Fitriyani, Indah dan Maria Ratna Sari. 2012. “Analisis January Effect Pada Kelompok Saham Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol 4. No. 2. Hal 421-438.

Jogiyanto, HM. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga.

Yogyakarta: BPFE.

Kodrat, David SukardidanKuniawanIndonanjaya.2010.

ManajemenInvestasiPendekatanTeknikaldan Fundamental untukAnalisisSaham. Surabaya: GrahaIlmu.

Kumar, Vieshesh. 2011. The 'January Effect' Is More Market Myth Than Sound Analysis…http://www.dailyfinance.com

Latifah, Uli. 2012. Analisis Perbedaan Return Saham Sebelum dan Sesudah Hari Libur Keagamaan serta Hari Libur Nasional pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia.

Lubis, Ade Fatma. 2006. Pasar Modal. Jakarta:

LembagaPenerbitFakultasEkonomiUniversitas Indonesia.

Luhan, dkk. 2011. “January Effect At The Czech Capital Market 2007-2010”.

Intellectual Economics. Vol. 5, No 4(12), Page 602-612.

Marrett, G. J. and Worthington, A. C. 2007. “An Empirical Note On The Holiday Effect In The Australian Stock Market 1996-2006”. Accounting & Finance Working Paper 07/11. Vol. 1, No. 07/11, Page 1-10.

Rendra, Tomy, 2004. “Analisis Fenomena Efek Januari di Bursa Efek Jakarta Periode 1997-2001”. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol 4. No. 1

Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal danManajemenPortofolio. Jakarta:

Erlangga.

Santoso, Singgih. 2012. PanduanLengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Sanusi, Anwar. 2011. MetodologiPenelitianBisnis. Jakarta: SalembaEmpat.

Shuja. 2007. Moving Holiday Effects Adjustment for Malaysian Economic Time Series. Department of Statistics Malaysia… http://www.statistics.gov.my Situmorang, SyafrizalHelmidanMuslichLutfi. 2011. Analisis Data

UntukRisetManajemendanBisnis. Medan: USU Press.

Tandelilin, Eduardus. 2001. AnalisisInvestasidanManajemenPortofolio.

Yogyakarta: BPFE.

Wibowo, BuddidanJuniusWahyudi. 2005.“PengujianAnomaliPergantianBulan, AnomaliBulanandanAnomaliHariLiburpada IHSG BEJ 1996-2004”.

Usahawan.Vol. 34, No. 11, Hal.16-25.

www.duniainvestasi.com/bei www.idx.co.id

www.yahoofinance.com

Dokumen terkait