Sebelah utara berbatsan dengan
Sebelah selatan berbatasan dengan
kemerdekaan dan Jl Gaharu Kecamatan Medan Timur Kecamatan Medan Barat Kecamatan Medan Sunggal nilai 3 2 2
2 potensi Berada di dekat kampus
nomensen & Taman Budaya Medan serta Hotel Grand Angkasa
Berada di dekat samsat medan, juga rumah sakit tembakau Deli
Berada daerah komersil
nilai 3 3 2
3 aksesibilitas Berada di persimpangan jalan yang memiliki akses ke pusat kota
Berada di daerah Jl. Putri Hijau
menghubungkan jalan guru patimpus
Berada di sepanjang jalan Gatot Sobroto Yang memiliki akses ke pusat kota
nilai 3 2 2
4 Kondisi jalan Lebar jalan 13m. kondisi sangat padat karena berada di persimpangan
Lebar jalan 12 m. kondisi jalan cukup padat karena merupakan jalan satu arah
Lebar 15 m. kondisi jalan sangat padat.
nilai 3 2 3 5 Tata guna lahan Merupakan kawasan pendidikan, permukiman, dan perdangan Merupakan kawasan pendidikan, komersil, pendidikan, kesehatan Merupakan kawasan komersil,perumahan, perkantoran nilai 3 3 2
6 Tingkat hunian Hunian sedang Hunian padat Hunian sedang
nilai 2 2 2
7 View lingkungan sekitar
Dekat dengan kampus nomensen, komersil, perkantoran, hotel
Dekat dengan rumah sakit, samsat, komersil, hotel
Dekat perumahan, komersil, perkantoran
nilai 3 3 2
8 kemacetan Lancar Lancar lancar
nilai 3 3 3
9 strategis Sangat strategis Cukup strategis Sangat strategis
10 Kontur tapak Relatif datar
Nilai 3
Total nilai 29
Keterangan nilai, 3 = sangat baik, 2 = cukup baik, 1 = kurang baik
Dari penilaian diatas disimpulkan bahwa lokasi Jalan Perintis Kemerdekaan merupakan lokasi yang terbaik dari 3 alternatif lokasi yang ada.
E. Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Rancangan
Sumber : hasil olah data primer
datar Relatif datar Relatif datar
3 3
25 24
Keterangan nilai, 3 = sangat baik, 2 = cukup baik, 1 = kurang baik
Dari penilaian diatas disimpulkan bahwa lokasi Jalan Perintis Kemerdekaan merupakan lokasi yang terbaik dari 3 alternatif lokasi yang ada.
Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Rancangan
Gambar 2.7 Gambar Site Lokasi Sumber : hasil olah data primer
Relatif datar
Dari penilaian diatas disimpulkan bahwa lokasi Jalan Perintis Kemerdekaan adalah
Gambar 2.7 Gambar Site Lokasi Sumber : hasil olah data primer
F. Deskripsi Umum
? Kasus Proyek : Sanggar Seni Lukis Medan
? Status Proyek : Fiktif
? Pemilik Proyek : Swasta
? Lokasi Tapak : Jl, Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Medan Timur
? Batas-batas site
Batas Utara : Jl. Perintis Kemerdekaan, Komersil Batas Selatan : Jalan, Pemukiman Sedang
Batas Timur : Jalan, Universitas Nomensen Batas Barat : Jalan, Komersil
? Luas Lahan : ± 1,4 Ha
? Kontur : Relatif Datar
? KDB : 80 %
? KLB : 2-5 lantai
? GSB
Lebar Jl. Perinis Kemerdekaan : 13 meter
Lebar Jl. Gaharu : 10 meter
Lebar Jl. Sena : 7 meter
Lebar Jl. Timor : 7 meter
? Bangunan Eksisting : lahan kosong
? Potensi Lahan :
o Terletak dipusat kota
o Berada pada kawasan pendidikan, permukiman dan komersil o Transportasi lancar dan baik
o Luas site mendukung : ± 1,4 Ha o Memiliki jalur utilitas yang baik
2.5 Tinjauan fungsi
Masyarakat medan yang saat ini diperkirakan berjumlah kurang lebih 2.121.053 jiwa (tahun 2010). Tidak kurang diantaranya adalah orang yang membutuhkan atau terlibat langsung dalam dunia seni. Karena kurangnya fasilitas merupakan salah satu factor kurangnya promosi kesenian di Medan. Di bawah ini merupakan presentase minat masyarakat terhadap kesenian di sumatera Utara khususnya kota Medan.
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Menonton dan Melakukan Pertunjukan Kesenian Selama Tiga Bulan Ter
Gambar 2.8 menampilkan partisipasi penduduk berumur 10
kesenian baik sebagai penonton maupun pelaku seni. Bila dilihat dari sisi penonton, dari keseluruhan jumlah penduduk berumur 10 tahun ke atas hanya 10,0 persen diantaranya yang menonton pertujukan kesenian. Sedikitnya minat
kesenian. Terjadi baik di daerah perkotaan dan pedesaan, namun bila dilihat proporsinya minat penduduk pedesaan (12,1 persen) relative lebih tinggi dibandingkan penduduk perkotaan (17,8 persen).
Presentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang melakukan Pertunjukan kesenian menurut kelompok umur dan jenis kesenian.
Tabel 2.4 Presentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang melakukan Pertunjukan kesenian menurut kelompok umur dan jenis kesenian.
Kelompok umur Seni tari Seni musik 10-19 36,7 55,0 20-29 40,7 55,2 30-39 40,0 51,9 40-49 40,9 53,5 50-59 40,3 55,2
Gambar 2.8 Persentase Penduduk 10 Tahun ke atas yang Menonton dan Melakukan Pertunjukan Kesenian, 2009
Sumber : BPS, statistik sosial budaya 2009
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Menonton dan Melakukan Pertunjukan Kesenian Selama Tiga Bulan Terakhir,2009
Gambar 2.8 menampilkan partisipasi penduduk berumur 10 tahun ke atas dalam pertunjukan kesenian baik sebagai penonton maupun pelaku seni. Bila dilihat dari sisi penonton, dari keseluruhan jumlah penduduk berumur 10 tahun ke atas hanya 10,0 persen diantaranya yang menonton pertujukan kesenian. Sedikitnya minat penduduk untuk menonton pertunjukan kesenian. Terjadi baik di daerah perkotaan dan pedesaan, namun bila dilihat proporsinya minat penduduk pedesaan (12,1 persen) relative lebih tinggi dibandingkan penduduk
mur 10 Tahun ke Atas yang melakukan Pertunjukan kesenian menurut kelompok umur dan jenis kesenian.
Tabel 2.4 Presentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang melakukan Pertunjukan kesenian menurut kelompok umur dan jenis kesenian.
Melakukan pertunjukan Seni drama Seni lukis Seni patung Seni kerajinan 5,0 12,4 1,2 9,8 3,5 1,8 0,6 5,5 3,5 1,8 0,7 10,0 7,9 3,0 1,7 6,8 8,6 2,1 1,4 5,0
Gambar 2.8 Persentase Penduduk 10 Tahun ke atas yang Menonton dan Melakukan Pertunjukan Kesenian, 2009
Sumber : BPS, statistik sosial budaya 2009
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Menonton dan Melakukan Pertunjukan
tahun ke atas dalam pertunjukan kesenian baik sebagai penonton maupun pelaku seni. Bila dilihat dari sisi penonton, dari keseluruhan jumlah penduduk berumur 10 tahun ke atas hanya 10,0 persen diantaranya yang penduduk untuk menonton pertunjukan kesenian. Terjadi baik di daerah perkotaan dan pedesaan, namun bila dilihat proporsinya minat penduduk pedesaan (12,1 persen) relative lebih tinggi dibandingkan penduduk
mur 10 Tahun ke Atas yang melakukan Pertunjukan kesenian
Tabel 2.4 Presentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang melakukan Pertunjukan
Seni lainnya 5,3 4,7 4,3 5,8 4,7
Presentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang menonton Pertunjukan kesenian menurut kelompok umur dan jenis kesenian.
Tabel 2.5 Presentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang melakukan Pertunjukan kesenian menurut kelompok umur dan jenis kesenian.
Jumlah penduduk yang berumur 10 tahun ke atas = 1.754.774 jiwa (tahun 2010) Jumlah yang melakukan pertunjukan seni = 5,9 % x 1.754.774 jiwa
= 103.531 jiwa
Jumlah yang menonton pertunjukan seni = 0,9 % x 1.754.774 jiwa = 15.792 jiwa
Jadi, jumlah yang melakukan pertujukan seni lukis kota Medan sebanyak 103.531 sedangkan jumlah yang menonton pertunjukan seni lukis adalah 15.792 jiwa.
2.5.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
Sanggar Seni Lukis Medan mrupakan tempat untuk menyalurkan/mengembangkan bakat dalm hal melukis. Disini juga mendapatkan pembelajaran dan pelatihan mengenai seni lukis.
60+ 42,8 48,8 10,9 2,3 1,1 4,5 7,0 total 39,2 54,1 5,3 5,9 1,1 7,9 5,1 Kelompok umur Melakukan pertunjukan Seni tari Seni musik Seni drama Seni lukis Seni patung Seni kerajinan Seni lainnya 10-19 31,6 82,6 8,1 1,4 0,4 1,9 3,2 20-29 27,0 83,3 7,9 0,8 0,4 1,6 2,7 30-39 29,5 80,3 9,7 0,7 0,3 1,7 2,7 40-49 30,5 78,1 12,7 1,0 0,6 1,8 2,6 50-59 31,6 75,4 14,2 0,8 0,4 1,4 2,1 60+ 32,6 71,0 17,8 0,6 0,3 0,7 1,4 total 29,9 80,5 10,0 0,9 0,4 1,7 2,7
Sumber : BPS, statistik sosial budaya 2009
Kelompok yang menjadi pengguna yang dimaksud adalah semua lapisan masyarakat ingin mengetahui dunia seni lukis :
a. Pengguna (sanggar)
Pengguna bangunan sanggar akan dikelompokkan menjadi 3 bagian menurut tingkat ilmu yang dimiliki :
- Kelompok dasar : kelompok peserta Sanggar Seni Lukis yang masih tahap awal, tahap pengenalan, (pemula)
- Kelompok terlatih : kelompok yang sudah mengerti tentang cara-cara melukis dan teknik-teknik dasarnya.
- Kelompok terampil : kelompok yang sudah mampu menghasilkan karya seni.
Untuk fasilitas lainnya seperti galeri, gedung serba guna, penggunanya tidak ada pengelompokan karena tergantung banyaknya pengunjung yang dating dari luar. Untuk pengguna auditorium juga tergantung siapa yang akan menggunakan sesuai kepentingan seni lainnya.
b. Kegiatan
Kegiatan yang ada pada sanggar ini terdiri dari sebagai berikut :
- Kegiatan edukatif, yaitu kegiatan belajar, berlatih melukis yang dilakukan di sanggar, kegiatannya aNtara lain : proses melukis, diskusi.
- Kegiatan rekreatif, yaitu kegiatan yang berlangsung di galeri dan di ruang luar bangunan
- Kegiatan komersil, yaitu kegiatan yang dilakukan di auditorium berupa kegiatan pergelaran seni
-
Jumlah pengelola sanggar seni lukis Medan dapat diuraikan sebagai berikut : Tabel 2.6 Jumlah pengelola sanggar seni lukis Medan
No Jabatan Jumlah
1 Pimpinan Sanggar 1 orang
2 Wakil Pimpinan Sanggar 1 orang
3 Bendahara 1 orang
4 Wakil Bendahara 1 orang
6 Kepala Bagian Pelatihan 1 orang
7 Staff Pengajar 10 orang
8 Kepala Bagian Pameran 1 orang
9 Koordinator Galeri 1 orang
10 Staff Galeri 6 orang
11 Koord. Auditorium/ Gedung Pameran 1 orang
12 Staff Auditorium 6 orang
13 Koord. Gudang 1 orang
14 Staff gudang 2 orang
15 Kepala Administrasi 1 orang
16 Staff Administrasi 4 orang
17 Staff Statistik 1 orang
18 Staff Worshop 2 orang
19 Kepala Keamanan 1 orang
20 Staff Keamanan 4 orang
jumlah 46 orang
Sedangkan pengertian dan fungsi dari personel yhang ada di Sanggar Seni Lukis Medan adalah:
? Pimpinan Sanggar
Orang yang bertanggung jawab atas semua kegiatan yang ada di dalam sanggar.
? Wakil Pimpinan Sanggar
Orang yang membantu tugas pimpinan terutama urusan di dalam sanggar.
? Koordinator Pelatihan
Orang yang bertugas untuk mengkoordinasi aktifitas belajar mengajr (staf/ pengajr dan murid) di dalam sanggar.
? Staff Pengajar
Orang yang bertugas dalam membina/mengajr anak didik dalam sanggar (proses melukis/berkarya) .
? Kepala Bagian Pameran
Orang yang bertanggung jawab atas segala kegiatan pameran dalam sanggar.
? Kooordinator Galeri
Menanggungjawabi kegiatan di bagian galeri.
? Koordinator Galeri
Bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan di auditorium (pergelaran seni dari dalam sanggar maupun dari luar sanggar).
? Koordinator Gudang
Bertanggung jawab atas keberadaan barang / karya seni yang ada dalam gudang.
? Staf Galeri
Orang yang betrugas untuk mempersiapkan keperluan pameran berupa perlengkapan=perlengkapan untuk galeri .
? Staff auditorium
Orang yang bertugas untuk mempersiapkan keperluan/perlengkapan unutk kegiatan yang akan dilaksankan di auditorium ( keperluan pameran tetap, pameran temporer, dan pameran keliling.
? Bendahara
Orang yang bertanggung jawab atas laporan keuangan sanggar.
? Wakil bendahara
Orang yang bertugas untuk membantu kerja bendahara dalam hal laporan keuangan.
? Staff Keuangan
Orang yang melakukan pembukuan mengenai pemasukan dan pengeluaran keuangan sanggar.
? Kepala Keamanan
Orang yang bertanggung jawab atas kondisi keamanan di lokasi sanggar.
? Staff Keamanan
Melakukan penjagaan keamanan di lokasi sanggar.
2.5.2 Deskrpisi Persyaratan Ruang
Sebagai bangunan yang berfungsi untuk kegiatan seni, seharusnya bangunan ini menampilkan citra yang mengekspresikan seni.
Secara umum ruang-ruang dalam sanggar ini mempunyai persyaratan dan kriteria tertentu, adapun kriteria dan persyaratan tersebut adalah :
? Ruang-ruang yang bernuansa informal terhadap pengguna
Secara umum galeri adalah tempat memajangkan atau memamerkan suatu karya seni agar para kolektor seni maupun masyarakat awam dapat menikmati karya seni. Sedangkan fungsi galeri adalah sebagai wadah komunikasi antara konsumen dengan produsen. Pihak produsen yang dimaksud adalah para seniman sedangkan konsumen adalah kolektor dan masyarakat. Fungsi galeri adah sbb:
? Sebagai wadah promosi barang-barang seni.
? Sebagai wadah pembinaan dan pengarahan bagi para seniman dalam mengembangkan dan memasarkan hasil karyanya.
? Sebagai sarana komunikasi antara pengelola dan pengunjung dalam suasana yang rekreatif.
Galeri suatu fasilitas berisi ruang pamer yang mengkomunikasikan karya-karya visual art atau seni visual. Salah satu faktor penting dalam fasilitas galeri adalah membangkitkan suasana dan ritme yang baik. Berdasarkan studi banding hal tersebut dapat dicapai melalui perbedaan luasan ruang.
Faktor-faktor dalam mengkomunikasi karya-karya visual art yang berhubungan langsung dengan manusia harus memperhatikan:
a. Tinggi rrata-rata manusia Indonesia sehingga pandangan mata dapat mencakup obyek yang dilihat dalam posisi nyaman.
Tabel 2.7 tinggi rata-rata manusia Indonesia
Tinggi rata-rata Pandangan mata
Pria 165 cm 160 cm
Wanita 155 cm 150 cm
Gambar 2.9 Jarak Pandang mata Terhadap Lukisan
Gambar 2.10 Sudut pandang lukisan
Gambar 2.11 kemampuan gerak anatomi manusia Sumber : data arsitek
b. Pencahayaan yang dapat membangkitka emosi pengunjung dan meningkatkan kualitas presentasi suatu karya visual arts yang diterima oleh pengunjung.
Faktor-faktor dalam mengkomunikasikan karya-karya visual art yang berhubungan langsung dengan karya itu sendiri harus memperhatikan environtment control (kontrol terhadap lingkungan galeri) yaitu dengan kunci-kunci komponen environment control sebagai berikut.
a. Climate Control
Adalah meliputi pemeliharaan atmosfir lingkungan yang stabil, yaitu dengan kontrol terhadap temperatur dan kelembapan ruang, kualitas udara dan vibrasi ruang. Implementasi
climate control ini meminimalkan resiko kerusakan terhadap karya-karya seni yang ada dan
meningkatkan kenyamanan pengunjung dan pengguna bangunan.
b. Temperature And Relative Humidity
Fluktuasi dalam temperatur dan kelembapan dapat merusak karya-karya seni yang ada, dengan faktor yang paling kritis adalah kelembapan. Perubahan kelembapan ruang/lingkungan dapat mengakibatkan pengerutan dan penyusutan dimana kondisi ligkungan sangat kering, sedangkan dalam kondisi sebaliknya dapat mengakibatkan karya-karya seni yang ada mengembung dan menjamur.
Standart temperatur dan kelembapan pada daerah tropis adalah sebagai berikut :
Temperatur 21ºC ± 1ºC, kelembapan 55% ± 5%.
c. Air Filtration
Udara yang tidak terfilter mengandung polusi, berupa gas dan partikel dimana dapat merusak karya-karya seni dan yang paling penting adalah ketidaknyamanan pengunjung dan pengguna bangunan. Penyaringan udara kotor ini dapat dikontrol melalui suatu sistem ducting dan standart efisiensi penyaringan tersebut 80 % sampai 98%.
d. Light
Pencahayaan adalah faktor paling penting dalam sebuah galeri sebab sangat mempengaruhi pengalaman pengunjung dalam memapresiasikan karya-karya seni yang ada dan penciptaan suatu suasana/atmosfir ruang. Dengan kata lai melalui pencahayaan dapat mengakibatkan emosi pengunjung.
Cahaya buatan maupun alami dapat mengakibatkan kerusakan jika tidak diperhatikan intensitasnya. Untuk cahaya buatan, intensitas cahaya tergantung dari bahan/material dari karya-karya seni tersebut.
? Karya dengan bahan kertas : 50 Lux
? Karya lukisan di atas kanvas : 150-200 Lux
? Metal, keramik, glass dan batu : 300 Lux
Tingkat intensitas cahaya diatas adalah berdasarkan survei galeri-galeri seni profesional di australia. Untuk cahaya alami, penyinaran tidak boleh langsung jatuh pada karya-karya seni yang ada. Caranya adalah dengan penggunaan cahaya alami dari atas (lighting from above) dan penggunaan cahaya alamidari samping (lateral lighting).
Studi Jarak Pengamat Terhadap Objek Lukisan
? Daerah Visual Pandangan Mata
Gambar 2.12 Daerah Visual Pandangan Mata
Dari gambar di atas, disimpulkan bahwa pandangan yang nyaman ke arah objek (lukisan)adalah pandangan di dalam daerah visual 30° ke arah atas, 30° ke arah bawah, 30° ke arah kanan, dan 30° ke arah kiri. Hal tersebut dikarenakan pada daerah tersebut merupakan daerah dimana mata kita dapat mengenali warna atau membedakan warna dengan baik.
? Jarak Pengamat dan Jarak Antar Lukisan Jarak pengamat
= ½ x (t.lukisan) / tg30° Jarak antar lukisan
= (j.pengamat) x tg45°- ½ x (t.lukisan)
Studi Pencahayaan Dalam Ruangan
Pencahayaan di dalam galeri seni lukis dapat berupa cahaya alami [daylaight] dan dapat berupa cahaya buatan (dengan menggunakan spotlight).
? Pencahayaan Alami([Daylight)
Pencahayaan alami harus diperhitungkan agar pengguna ruangan yang berada di dalamnya merasa nyaman dan lukisan terhindar dari sinar matahari. Berikut ini adalah perhitungan-perhitungan bagaimana menyaring sinar matahari.
Sinar dan cahaya yang diterima apabila tidak menggunakan shading dan filter adalah hampir 97% mengakibatkan ruang tidak nyaman. Pada gambar kedua, cahaya yang diterima apabila menggunakan shading adalah 80% mengakibatkan ruang nyaman. Pada gambar
Gambar 2.13 Pencahayaan Alami
ketiga, cahaya yang diterima ruangan apabila menggunakan shading dan dinding menjadi tidak langsung adalah 72% sehingga ruang lebih nyaman.
? Pencahayaan Buatan
Lampu sebagai sumber cahaya artifisial dapat diatur arah cahayanya dengan tata letak tertentu. Inilah kelebihan lampu dibanding matahari, cahaya matahari tidak bisa kita pindahkan atau diatur kekuatannya. Selain itu intensitas dan sudut cahaya matahari selalu berubah-ubah.
a. tujuan pemanfaatan pencahayan buatan:
? menampilkan detail objek, baik dari segi tekstur maupun warna, menampilkan karakter objek seperti yang diharapkan, memberikan penekanan yang merata pada objek pamer.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam keputusan desain pencahayaan buatan bagi Galeri seni lukis kentemporer adalah:
? dampak aratur dan reflektor, ketidak seragaman penerangan karena sebaran yang terlalu jauh sehingga perlu diperhatikan jarak minimal antar titik lampu dan ketinggian titik lampu.
Dengan demikian dapat dihindari pengaruh negatif dari sistem pencahayaan secara buatan, seperti:
? timbulnya glare (silau), timbulnya bayangan, timbulnya pantulan yang mengganggu. b. Teknik pencahayaan buatan
Secara garis basar, penggunaan teknik pencahayan buatan dalam perencanaan Galeri seni lukis kontemporer disesuaikan dengan berdasarkan objek pamer, dimana bentuk objek yang dipamerkan merupakan objek 2 dimensi. Bentuk pengaturan cahaya sesuai dengan karakter objek, lukisan yaitu:
? cat minyak (tingkat cahaya maksimum adalah 200 lux).
Pencahayaan buatan memberikan pengaruh yang lebih pada perancangan ruang display, terutama untuk menghasilkan efek dramatis dan penekanan pada objek-objek tertentu didalam Galeri seni.
Ada empat macam pencahayaan buatan :
1. pencahayaan langsung, merupakan pencahayaan yang menciptakan bayangan dan refleksi yang jelas. Cocok untuk objek pamer 2 dimensi yang membutuhkan pemfokusan khusus dan cukup murah.
2. Pencahayaan langsung oleh beberapa titik lampu, sistem pencahayaan ini dapat menimbulkan bayangan yang lembut. Kendala terletak pada biaya yang agak mahal. 3. Pencahayaan tidak langsung oleh lampu reflektor pada plafon untuk menciptakan
bayangan yang lemah. Cocok untuk sirkulasi pada ruangan. Biaya mahal
4. pencahayaan tidak langsung oleh titik lampu dengan menggunakan perantara plafon yang berfungsi sebagi bahan pemfokus cahaya. Sistem ini hampir tidak menghasilkan efek bayangan. Biaya pemasangan lebih mahal karena banyaknya lampu yang dipasang.
Arah pencahayaan secara garis besar dapat dibagi menjadi 5 katagori yaitu: downlight, uplight, sidelight, backlight, dan frontlight.
1. Pencahayaan kebawah (downlight).
Arah pencahayaan datang dari atas dan menyinari objek dibawahnya. Hampir setiap ruang dirumah memerlukan pencahayaan downlight, yang berfungsi sebagai pencahayaan secara merata. Cahaya berasal dari lampu yang ditanam pada langit-langit dengan bangunan lampu yang menjorok keluar, masuk kedalam, menempel pada tembok atau berupa lampu gantung. Melalui pengaturan sudut jatuh cahaya, lampu dengan arah downlight dapat menumbuhkan suasana yang berbeda apabila difungsikan sebagai pencahayaan setempat dan dekoratif, salah satunya adalah mengarahkan cahaya kedinding sehingga tekstur dan warna dinding muncul.
2. Pencahayaan keatas (Uplight).
Dimana posisi lampu dihadapkan keatas jenis pencahayaan lebih cenderung ke pencahayaan dekoratif ,contoh umum adalah kolom rumah, kesan yang ditimbulkan adalah kemegahan.
3. Pencahayaan dari belakang (backlight).
Backlight bararti cahayanya berasal dari belakang objek hal ini dilakukan untuk memberikan aksentuasi pada objek,misalnya untuk memunculkan siluet. Pada objek tertentu, pencahayaan backlight ini memberikan cahaya pinggir yang mempesona membuat Gambar (bcklight) bentuk-bentuk objek lebih jelas terlihat.
4. Pencahayaan samping (sidelight).
Sama halnya seperti pada pencahayaan backligt, arah cahaya dari samping (sidelight) dimaksud untuk memberikan tekanan pada elemen-elemen Interior tertentu yang menjadi aksen. Kebanyakan arah cahaya ini dipakai artwok, atau (sidelight) benda-benda seni lainnya.
5. Pencahayaan dari depan (Frontlight).
Untuk lukisan dan foto yang berwujud dua dimensional, frontlight diaplikasikan. Cahaya yang datangnya dari depan objek ini sebaiknya rata, cahaya yang tersebar rata membuat foto/lukisan tersebut terlihat apa adanya.
jarak nyaman pengamat lukisan terhadap objek lukisan (baik bagi para orang normal dan para difabel, yakni sebagai berikut.
a. Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Kecil (ukuran 50cm x 50cm)
Jarak lukisan dengan pengamat [orang normal] adalah X sin30°/sin60°=(1/2 t.lukisan)/X
sin30°/sin60°=25cm/X X=43,3cm 44cm
Jarak lukisan dengan pengamat [difabel
sin30°/sin60°=((t.m.normal-t.m.pengguna kursi roda)+1/2 t.lukisan)/X’
sin30°/sin60°=((148-X’=109,11cm 110cm
Gambar 2.14 Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Kecil Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Panero
jarak nyaman pengamat lukisan terhadap objek lukisan (baik bagi para orang normal , yakni sebagai berikut.
Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Kecil (ukuran 50cm x 50cm)
Jarak lukisan dengan pengamat [orang normal] adalah X
sin30°/sin60°=25cm/X
difabel] adalah X’
t.m.pengguna kursi roda)+1/2 t.lukisan)/X’ -110)+25)/X’
X’=109,11cm 110cm
Gambar 2.14 Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Kecil Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Panero
b. Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Sedang 1 (ukuran 100cm x 100cm)
Jarak lukisan dengan pengamat [orang normal] adalah X sin30°/sin60°=(1/2 t.lukisan)/X
sin30°/sin60°=50cm/X X=86,6cm 87cm
Jarak lukisan dengan pengamat [difabel] adalah X’
sin30°/sin60°=((t.m.normal-t.m.pengguna kursi roda)+1/2 t.lukisan)/X’ sin30°/sin60°=((148-110)+50)/X’
X’=152,42cm 153cm
Gambar 2.15 Jarak Pengamat Ukuran Sedang 1
c. Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Sedang 2 (ukuran 200cm x 200cm)
Jarak lukisan dengan pengamat [orang normal] adalah X sin30°/sin60°=(1/2 t.lukisan)/X
sin30°/sin60°=100cm/X X=173,20cm 174cm
Jarak lukisan dengan pengamat [difabel] adalah X’
sin30°/sin60°=((t.m.normal-t.m.pengguna kursi roda)+1/2 t.lukisan)/X’ sin30°/sin60°=((148-110)+100)/X’
X’=239,02cm 240cm
Gambar 2.16 Jarak Pengamat Ukuran Sedang 2
d. Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Besar (ukuran 300cm x 300cm)
Jarak lukisan dengan pengamat [orang normal] adalah X sin30°/sin60°=(1/2 t.lukisan)/X
sin30°/sin60°=150cm/X X=259.80cm 260cm Jarak lukisan dengan pengamat [di
sin30°/sin60°=((t.m.normal-t.m.pengguna kursi roda)+1/2 t.lukisan)/X’
sin30°/sin60°=((148-X’=325,62cm 326cm Jarak antar lukisan
a. Jarak Antar Lukisan Ukuran Kecil (ukuran 50cm x 50cm)
Jarak antar lukisan = jarak pengamat X tg45° = 44cm X tg45° - (25cm) = 19cm
Gambar 2.17
Sumber : Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Julius Panero
Jarak Pengamat Lukisan Ukuran Besar (ukuran 300cm x 300cm)
Jarak lukisan dengan pengamat [orang normal] adalah X
sin30°/sin60°=150cm/X X=259.80cm 260cm
difabel] adalah X’
t.m.pengguna kursi roda)+1/2 t.lukisan)/X’ -110)+150)/X’
X’=325,62cm 326cm
Jarak Antar Lukisan Ukuran Kecil (ukuran 50cm x 50cm)
= jarak pengamat X tg45° – (1/2 t.lukisan) (25cm)
Gambar 2.17 Jarak Pengamat Ukuran Besar
b. Jarak Antar Lukisan Ukuran Sedang 1 (ukuran 100cm x 100cm)
Jarak antar lukisan
= jarak pengamat X tg45° – (1/2 t.lukisan) = 87cm X tg45° - (50cm)
= 37cm
c. Jarak Antar Lukisan Ukuran Sedang 2 (ukuran 200cm x 200cm)
Jarak antar lukisan
= jarak pengamat X tg45° – (1/2 t.lukisan) = 174cm X tg45° - (100cm)
= 74cm
d. Jarak Antar Lukisan Ukuran Besar (ukuran 300cm x 300cm) Jarak antar lukisan
= jarak pengamat X tg45° – (1/2 t.lukisan) = 260cm X tg45° - (150cm)
Besaran Modul Ruang Pameran