• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL PT, SEPATU BATA TBK

2.4 Job Description

1. Presiden Direktur

Jabatan ini memiliki fungsi yang menentukan jalannya perusahaan yang ditinjau dari segala aspek, baik itu menentukan jalannya produksi, pemasaran dan manajemen perusahaan perusahaan secara keseluruhan.

Dalam hal ini, Presiden Direktur lain dari departemen-departemen yang ada dalam perusahaan tersebut.

2. Production

Bagian produksi merupakan bagian yang merealisasikan seluruh planning dan konsep yang ingin di hasilkan menjadi suatu produk jadi yan akan dikeluarkan ke pasaran. Bagian ini bertanggungjawab atas jalannya proses produksi yang dihasilkan dengan memenuhi estimasinya.

3. Purchasing

Bagian ini berfungsi dimana melakukan pembelian dan pemesanan.

Pembelian dan pemesanan dilakukan bagian purchasing antara lain dalam hal pembelian material. Bagian purchasing yang melakukan pemesanan material yang dibutuhkan untuk keperluan produksi. Dan tentunya pembelian dan pemesanan yang dilakukan sesuai dengan yang dibutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

13

4. Product Development Support

Product Development Support sebagai bagian yang berfungsi untuk merancang dan mengembangkan produk yang udah ada, agar produk tersebut dapat mengikuti perkembangan tren mode terkini. Dimulai dengan membuat konsep hingga menjadi sebuat prototype produk yang dikembangkan. Setelah itu produk diajukan untuk menjadi produk yang akan dibut masal dan dipasarkan.

5. Marketing

Marketing merupakan bagian yang menjalankan tugas pemasaran produ yang telah dihasilkan terhadap konsumen. Bagian marketing juga membuat suatu Production Estimate yang diberikan ke bagian produksi.dimana ddalamnya berisi mengenai berap banyakn jumlah produk yang diestimasikan dalam produksi.

6. Financial

Departement financial memiliki fungsi sebagai accounting perusahaan

ini. Kemudian bagian finansial berfungsi sebagai pemegang pengendalian data, baik hal penjualan maupun pembelian.

7. Human Resources

Bagian ini merupakan divisi yang berkaitan dengan segala hal mengenai sumber daya manusia didalam pabrik. Baik itu hal perekrutan pegawai,

Universitas Sumatera Utara

kesejahteraan pegawai sampai denga pemberhentisn masa kerja pegawai.

8. Merchandising

Bagian merchandising memiliki tugas untuk menyerap tren pasar untuk diterapkan kedalam produksi. Bagiann ini juga bertugas untuk membuat Sales Report, dimana laporan ini digunakan sebagai dasar pembuatan planning kedepan serta dipakai untuk penyeleki produk-produk yang akan dijual untuk waktu yang akan datang.

9. Costing

Bagian costing berfungsi untuk merincikan jumlah pengeluaran biaya yang dikeluarkan untuk keperluan dalam menghasilkan produk, sebagai contoh biaya-biaya material yang harus dikeluarkan dan hal itu semuanya tentuang didalam costing ticket.

2.5 Produk PT. Sepatu Bata Tbk

Bata tidak hanya menjual produksi sepatu bata di Toko Bata, ada juga produk yang lain. Brand (merek) yang di jual di toko bata :

1. Bubblegummer adalah merek terkemuka di amerika latin dan telah berekspansi ke seluruh asia dan eropa. Merek ini ditujukan bagi anak sampai umur 10 tahun dengan karakter lucu dan warna yang menarik.

2. Power, merek ini ditujukan untuk olah raga antara lain bola basket, sepakbola ataupun olah raga lainnya.

Universitas Sumatera Utara

15

3. Marie Claire merupakan merek dagang yang ditujukan bagi wanita yang mementingkan fashion sebagai gaya hidupnya.

4. North Start, dikhususkan untuk produk sepatu canvas yang casual untuk penggunaan diwaktu santai.

5. Weinbrenner, khusus produk sepatu kulit ataupun sendal gunung, dan sepatu boot yang ditujukan untuk pria.

6. Comfit, dengan motto β€œ Get Comfertable today” produk ini ditujukan untuk memberikan kenyamanan bagi penggunanya.

7. B First, Ditujukan bagi anak-anak sekolah, yang menjadikan β€œcollection of School Shoes” sebagai motto penjualannya.

2.6 Jaringan Usaha

PT. Sepatu Bata Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri sepatu dan sandal yang di mana perusahaan ini mengkhususkan diri untuk bisa memproduksi sepatu dan sandal yang bermutu dan berkualitas, namun juga mengutmakan keselamatan dari pemakai itu sendiri.

Selama tahun 2018, Perusahaan melanjutkan dengan membuka toko baru, merenovasi dan meperbaharui toko lama dengan konsep yang baru.

Ada 30 toko baru dan 76 toko renovasi sehingga jumlah toko pada akhir 2018 adalah 529 toko yang tersebar diseluruh Indonesia.

2.7 Kinerja Usaha Terkini

Dalam berbagai usaha, perusahaan menginginkan untuk dapat memberikan Service Excellent yang merupakan hal penting bagi setiap

Universitas Sumatera Utara

perusahaan.Baik interen yang merupakan hubungan dengan karyawan ataupun eksteren yang merupakan hubungan antara perusahaan dengan pengguna produk. Service Excellent ini berkaitan dengan interaksi antar manusia.Hubungan timbal balik yang ada di dalamnya yakni pengharapan untuk ingin selalu dihargai merupakan kebutuhan setiap individu.

Perusahaan percaya bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) akan menjadi kunci keberhasilan Perseroan. Oleh karena itu, Perseroan berkomitmen untuk mengelola SDM dengan tepat. Keberadaan SDM yang baik akan memudahkan Perseroan untuk mewujudkan visi dan misi serta tujuan. Pencapaian Perusahaan tentu saja juga merupakan pencapaian seluruh karyawan. Perusahaan telah menjalankan beberapa program untuk meningkatkan profesionalisme dan kemampuan karyawan dan manajer toko. Tahun 2018 masih fokus seperti tahun sebelumnya, yakni peningkatan kualitas pelayanan kepada pelanggan. Perusahaan yakin dengan program ini akan mendukung dalam meningkatkan kinerja Perusahaan.

2.8 Rencana Usaha

Untuk mencapai tujuan perusahaan untuk meningkatkan pelayanan terhadapkonsumen dan dilakukan suatu rencana kerja seperti :

1 Pelatihan Karyawan

Seiring dengan perkembangan era globalisasi dan peningkatan pembangunan di segala sektor kehidupan,maka tentunya diperlukan pula kualitas SDM yang andal dan profesional di bidangnya. Menyikapi kondisi tersebut, tenaga kerja lokal yang ada di lingkungan PT Sepatu

Universitas Sumatera Utara

17

Bata Tbk., telah dididik dan dilatih melalui program pelatihan kerja dapat berperan secara total dan profesional.

2 Produksi

Perusahaan akan menerapkan strategi untuk meningkatkan campuran produk dengan nilai tambah yang dihasilkan dari pabrik sendiri, sehingga jumlah produksi akan meningkat. Oleh karena itu, akan mengurangi pembelian luar untuk meminimalkan risiko mata uang asing.

Universitas Sumatera Utara

18 BAB III PEMBAHASAN

3.1 Laporan Keuangan

Menurut Syahyunan (2015 : 28) Laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggung-jawabkan (stewardship) penggunaaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Secara umum laporan ini menyediakan posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi pengguna laporan keuangan di luar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan perusahaan. Sebagai sumber informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun antara perusahaan sejenis.

Menurut Sirait (2014 : 9) Laporan keuangan (Financial Statement) merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi, sebagia ikhtisar dari transaksi-transaksi keuangan selama periode berjalan. Periode akuntansi dapat dipakai per tahun, per 12 bulan atau per 6 bulan tergantung perusahaan, namun umumnya per 12 bulan.

Laporan keuangan ini bertujuan untuk memerikan informasi keuangan kepada para pemakai yang digunakan sebagai referensi dalam proses pengambilan keputusan.

Menurut Halim (2015 : 61) Analisis laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak.

Universitas Sumatera Utara

19

Menurut Kasmir (2012 : 7) Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan interanl perusahaan. Di samping itu, dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laooran keuangan tersebut.

Menurut Wahyudiono (2014 : 11) Analisis laporan keuangan adalah untuk membantu pemakai dalam memperkirakan masa depan perusahaan dengan membandingkan, mengevaluasi dan menganalisis kecenderungan dari berbagai aspek keuangan perusahaan.

Menurut Murhadi (2012 : 13) Laporan posisi keuangan adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada masa tertentu. Laporan posisi keuangan terdiri atas 3 (tiga) eleen utama yaitu aset, liabilitias dan ekuitas/

Bagi suatu perusahaan, penyajian laporan keuangan secara khusus merupakan salah satu tanggung jawab manajer keuangan. Hal ini sesuai dengan fungsi manajer keuangan, yaitu :

1. Merencanakan 2. Mencari

3. Memanfaatkan dana-dana perusahaan dan

Universitas Sumatera Utara

4. Memaksimalkan nilai perusahaan.

3.2 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2012 : 11) Tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

8. Informasi keuangan lainnya.

3.3 Manfaat Laporan Keuangan

Menurut Fahmi (2017:109), Adapun manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya rasio keuangan, yaitu :

a. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan;

Universitas Sumatera Utara

21

b. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencanaan;

c. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan;

d. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi kreditor dapat digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman;

e. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilai bagi pihak stakeholder organisasi.

3.4 Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2012 : 16) Laporan keuangan yang disusun pasti memiliki keterbatasan teretentu. Berikut ini beberapa keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan yaitu :

1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), di mana data-data yang diambil dari data masa lalu.

2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang. Bukan hanya untuk pihak tertentu saja.

3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian. Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan

Universitas Sumatera Utara

selalu dihitung kerugiannya. Sebagai contoh harta dan pendapatan, nilainya dihitung dari yang paling rendah.

5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.

3.5 Pihak-pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan

Menurut Syahrial dan Purba (2013 : 9) Pembuatan dan penyusunan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berebagai pihak, baik pihak internal maupun external perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan tersebut yaitu :

1. Pemilik atau pemegang saham (Stock holder)

Mereka ini sangat berkepentingan untuk melihat kondisi perusahaan saat ini, sekaligus melihat kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan sebelumnya. Artinya berkaitan erat dengan sukses tidaknya perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau pemegang saham.

2. Manajemen (Management)

Secara garis besarnya sebagai cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain jika mencapai atau memperoleh target yang ditetapkan, berarti ada penghargaan dan jika sebaliknya ada teguran bahkan pemutusan hubungan kerja.

Universitas Sumatera Utara

23

3. Kreditor (Creditor)

Apakah dana yang dipinjam perusahaan serta konsekuensinya (bunga) dapat dibayar dan pokok pinjaman yang harus dikembalikan.

4. Pemerintah (Goverment)

Apakah perusahaan jujur melaporkan keuangan sesungguhnya, sudah barang tentun berkaitan dengan kewajiban pajak yang dibayar kepada pemerintah / negara secara adil dan jujur.

3.6 Jenis Laporan Keuangan

Menurut Syahyunan (2015 : 29) Jenis laporan keuangan utama menurut Standar Akuntansi Keuangan adalah sebagai berikut :

1. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan yang berupa aset, kewajiban, dan ekuitas suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Aset disajikan dalam kriteria lancar dan tidak lancar. Kewajiban disajikan sebagai kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Ekuitas dalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh kewajiban perusahaan. Dalam perseroan terbatas (PT), ekuitas dapat diklasifikasikan sebagai setoran modal oleh pemegang saham, penyisihan/pencadangan laba dan saldo laba yang tidak dicadangkan serta selisih penilaian.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah ringkasan mengenai pendapatan dan beban (biaya) serta laba atau rugi yang di peroleh perusahaan selama periode tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Perusahaan dapat mengklasifikasikan pendapatan dan beban atas dasar sifat atau fungsi dalam perusahaan.

3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas, operasi, investasi dan pendanaan.

3.7 Pengertian dan Jenis Rasio Keuangan

Menurut Kasmir (2012 : 104) Rasio Keuangan adalah kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.

Menurut Hanafi dan Halim (2014 : 74) Pada dasarnya analisis rasio dikelompokkan sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio Aktivitas

Rasio yang mengukur segala mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset.

Universitas Sumatera Utara

25

3. Rasio Solvabilitas

Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban janga panjangnya.

4. Rasio Profitabilitas

Rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba (Profitabilitas) 3.8 Analisis Rasio Keuangan PT. Sepatu Bata, Tbk

Dalam menganalisis rasio keuangan , terdapat standar industri rasio keuangan, berikut ini adalah standar industri rasio keuangan perusahaan :

Tabel 3.1

Standar Industri Rasio Keuangan

No Keterangan Rasio Yang Digunakan

1. Rasio Likuiditas

A. Current Ratio (Rasio Lancar)

Menurut Hantono (2017:9), Rasio lancar adalah menunjukkan jumlah kewajiban lancar yang dijamin pembayarannya oleh aktiva lancar.. rumus menghitung current ratio adalah sebagai berikut:

Current Ratio = Aktiva Lancar (Current Assets) Utang Lancar (Current Liabilities)

Berikut ini disajikan hasil perhitungan current ratio PT. Sepatu Bata Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat berikut ini :

2016 =533.900.133 207.734.690𝑋100

= 257 %

2017 =567.954.415 230.497.528𝑋100

= 247 %

2018 =569.545.551 194.538.478𝑋100

= 292 %

Berdasarkan hasil analisis Current Ratio (Rasio Lancar) PT. Sepatu Bata Tbk, pada tahun 2016 sebesar 257 % dan mengalami penurunan sebanyak 10 % menjadi 247 % di tahun 2017 lalu mengalami peningkatan sebesar 45 % di tahun 2018 menjadi 292 %. Selama tahun 2016-2018 mengalami pergerakan yang mengartikan bahwa PT. Sepatu Bata Tbk

Universitas Sumatera Utara

27

mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendek setiap tahunnya dengan menggunakan aktiva lancar.

B. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Menurut Hantono (2017:10), Rasio cepat adalah mengukur apakah perusahaan memiliki aset lancar (tanpa harus menjual persediaan) untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya, untuk menghitung qiuck ratio digunakan rumus sebagai berikut :

Quick Ratio = Current Assets – Inventory

Current Liabilites

Berikut ini disajikan hasil perhitungan quick ratio PT. Sepatu Bata Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat berikut ini :

2016 =533.900.133 βˆ’ 324.917.527

207.734.690 𝑋100

= 100 %

2017 =567.954.415 βˆ’ 383.148.815

230.497.528 𝑋100

= 80 %

2018 =569.545.551 βˆ’ 377.713.945

194.538.478 𝑋100

= 98 %

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil analisis perhitungan pada quick ratio (rasio cepat), PT. Sepatu Bata Tbk, bahwa selama tahun 2016 hingga 2018 mengalami pergerakan rasio yang menurun dari 100 % di tahun 2016 lalu turun menjadi 80 % di tahun 2017 namun mengalami kenaikan sebesar 98 %. Dalam kondisi ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa memperhitungkan tingkat persedian perusahaan dalam keadaan tidak baik dari tahun 2016 hingga 2018. Hal ini disebabkan bahwa jika nilai rasio perusahaan berada diatas 100%. Tingkat quick ratio tertinggi terjadi pada tahun 2016 sebesar 100%. Berdasarkan perhitungan rasio cepat pada tahun 2016 perusahaan dapat membayar Rp 1 hutang lancar dengan Rp 1,00 aktiva lancar, pada tahun 2017 perusahaan dapat membayar Rp 1 hutang lancar dengan Rp 0,80 aktiva lancar dan pada tahun 2018 perusahaan dapat membayar Rp 1 hutang lancar dengan Rp. 0,98 aktiva lancar.

C. Rasio Kas (Cash Ratio)

Menurut Hantono (2017:10), Rasio kas adalah alat untuk mengukur likuiditas dengan membandingkan antara jumlah kas dengan utang lancar. untuk menghitung cash ratio digunakan rumus sebagai berikut :

Cash Ratio = Kas + dan setara kas Current Liabilities

Berikut ini disajikan hasil perhitungan cash ratio PT. Sepatu Bata Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat berikut ini :

Universitas Sumatera Utara

29

2016 = 5.738.209

207.734.690𝑋100 = 2,7 %

2017 = 6.391.491

230.497.528𝑋100 = 2,7 %

2018 = 4.688.596

194.538.478𝑋100 = 2,4 %

Berdasarkan hasil analisis perhitungan cash ratio, PT. Sepatu Bata Tbk selama tahun 2016 ke 2017 tidak mengalami peningkatan, namun di tahun 2018 mengalami penurunan. Hal ini masih sangat kurang untuk dikategorikan baik dikarenakan hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan kas tidak baik dikarenakan nilai rasio perusahaan berada di bawah 100%.Hal ini disebabkan oleh kas dan setara kas dari perusahaan tersebut yang lebih kecil dari pada hutang lancarnya.

Universitas Sumatera Utara

Sumber : Data Diolah, Tahun 2020

Grafik 3.1

Grafik Rasio Likuiditas PT. Sepatu Bata Tbk Tahun 2016-2018

Dalam Grafik 3.1 dapat yang menampilkan grafik rasio likuiditas perusahaan, dapat dilihat dan diketahui bahwa rasio likuiditas perusahaan yang terdiri dari rasio lancar, rasio cepat dan rasio kas perusahaan mengalami kenaikan dan penurunan, dan untuk rasio kas perusahaan memiliki nilai rasio yang sangat rendah dibandingkan dengan kedua rasio tersebut. Di mana dalam hal ini perusahaan walaupun mengalami penurunan dan kenaikan rasio dari tahun 2016 hingga 2018, namun perusahaan masih dalam keadaan likuid.

2. Rasio Solvabilitas A. Debt Ratio

Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang denga total aktiva. Menurut Kasmir (2012 :156) untuk menghitung debt ratio digunakan rumus sebagai berikut :

0%

31

Debt Ratio = Total Debt Total Assets

Berikut ini disajikan hasil perhitungan debt ratio PT. Sepatu Bata Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat berikut ini :

2016 =247.587.638 804.742.917𝑋100 = 30 %

2017 =276.382.503 855.691.231𝑋100 = 32 %

2018 =240.048.866 876.048.866𝑋100

= 27 %

Berdasarkan analisis perhitungan debt ratio, PT. Sepatu Bata Tbk dapat dilihat bahwa sekitar 30 % pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang (liabilitas) untuk tahun 2016. Artinya setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp30,00 dibiayain oleh utang (liabilitas) dan Rp.70,00 disediakan oleh pemegang saham (ekuitas), pada tahun 2017 setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp.32,00 dibiayai oleh utang (liabilitas) dan Rp.

68,00 disediakan oleh pemegang saham (ekuitas), dan pada tahun 2018 setiap Rp.100,00 pendanaan perusahaan, Rp. 27,00 di biayai oleh utang (liabilitas) dan Rp. 73,00 disediakan oleh pemegang saham (ekuitas).

Universitas Sumatera Utara

B. Debt to Equity Ratio

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas perusahaan . Menurut Kasmir (2012: 159) untuk menghitung debt to equity digunakan rumus sebagai berikut:

Debt to Equity Ratio = Total Utang (Debt) Ekuitas (Equity)

Berikut ini disajikan hasil perhitungan debt to equity PT. Sepatu Bata Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat pada berikut ini:

2016 =247.587.638 557,155.279𝑋100 = 44 %

2017 =276.382.503 579.308.728𝑋100 = 47 %

2018 =240.048.866 636.807.359𝑋100 = 37 %

Berdasarkan analisis rasio perhitungan debt to equity, PT. Sepatu Bata Tbk, bahwa pada tahun 2016 perusahaan dibiayai oleh utang sebanyak 44 % , pada tahun 2017 perusahaan dibiayai oleh utang sebanyak 47 % dan pada tahun 2018 perusahaan dibiayai oleh utang sebanyak 37 %. Selama tahun 2016 hingga 2018 bahwa menunjukkan pergerakan aman dikarenakan masih di bawah 90%

Universitas Sumatera Utara

33

Sumber : Data Diolah, Tahun 2020

Grafik 3.2

Grafik Rasio Solvabilitas PT. Sepatu Bata Tbk Tahun 2016-2018 Dalam Grafik 3.2 yang menampilkan rasio solvabilitas perusahaan, dapat diketahui bahwa Debt Ratio perusahaan mengalami kenaikan di tahun 2017 dan turun kembali di tahun 2018, dilihat dari Debt to Equity Ratio perusahaan juga mengalami kenaikan rasio dari tahun 2016 ke tahun 2017, lalu di tahun 2018 mengalami penurunan, dalam grafik tersebut juga dapat diketahui bahwa debt to equity ratio perusahaan lebih tinggi jika dibandingkan dengan Debt Ratio perusahaan.

3. Rasio Aktivitas

A. Total Assets Turn Over

Total assets turnover adalah merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur

0%

berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Menurut Kasmir (2012 : 85) untuk menghitung total assest turnover digunakan rumus sebagai berikut :

Total Assets Turnover = Penjualan Total Aktiva

Berikut ini disajikan hasil perhitungan total assets turnover PT. Sepatu Bata Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat pada berikut ini :

2016 =999.802.379 804.742.917 = 1,2 Kali

2017 =974.536.083 855.691.231

= 1,13 Kali

2018 =992.696.071 876.856.225

= 1,13 Kali

Berdasarkan hasil analisi perhitungan rasio total assets turnover, PT.

Sepatu Bata Tbk mengalami perputaran aktiva tahun 2016 sebanyak 1,2 kali artinya setiap Rp1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan 1,2 penjualan pada tahun 2017 perputaran aktiva sebanyak 1,13 kali artinya setiap Rp1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan 1,13 penjualan dan pada tahun 2018 perputaran aktiva sebanyak 1,13 kali artinya setiap Rp 1,00 aktiva tetap dapat

Universitas Sumatera Utara

35

menghasilkan 1,13 penjualan. Hal ini menunjukkan kondisi perusahaan kurang baik jika dibandingkan dengan rata-rata industri untuk total assets turnover yaitu 2 kali yang mengartikan perusahaan belum mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki. Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan lagi penjualannya.

B. Fixed Assets Turn Over

Menurut Sadalia (2010:60), perputaran aktiva tetap merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aktiva tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam menghasilkan penjualan.

Menurut Kasmir (2012 : 184) untuk menghitung fixed assets turnover digunakan rumus sebagai berikut :

Fixed Assets Turn Over = Penjualan Total Aktiva Tetap

Berikut ini disajikan hasil perhitungan fixed assets turnover PT.

Sepatu Bata Tbk, untuk tahun 2016 hingga 2018 yang dapat dilihat pada berikut ini :

2016 =999.802.379 219.554.437 = 4,5 Kali

2017 =974.536.083 218.946.522 = 4,5 Ksli

Universitas Sumatera Utara

2018 =992.696.071 240.000.026 = 4,13 Kali

Berdasarkan analisis rasio perhitungan rasio fixed assets turnover, PT.

Sepatu Bata Tbk, pada tahun 2016 dana yang tertanam pada aktiva tetap berputar sebanyak 4,5 kali yang artinya setiap Rp1- aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 4,5 penjualan, pada tahun 2017 dana yang tertanam pada

Sepatu Bata Tbk, pada tahun 2016 dana yang tertanam pada aktiva tetap berputar sebanyak 4,5 kali yang artinya setiap Rp1- aktiva tetap dapat menghasilkan Rp 4,5 penjualan, pada tahun 2017 dana yang tertanam pada

Dokumen terkait