TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Manajemen Risiko
2.3.1 Identifikasi Bahaya
2.3.1.4 Job Safety Analysis (JSA)
2.3.1.4Job Safety Analysis (JSA)
Job Safety Analysis (JSA) menurut Soeripto (1997) adalah
suatu cara yang digunakan untuk memerikasa metode kerja dan
menentukan bahaya yang sebelumnya telah diabaikan dalam
merencanakan pabrik atau gedung dan didalam rancang bangun
mesin-mesin, alat-alat kerja, material, lingkungan tempat kerja,
dan proses.
Pekerjaan yang memerlukan kajian JSA, antara lain :
1. Pekerjaan yang sering mengalami kecelakaan atau memiliki
angka kecelakaan tinggi
2. Pekerjaan berisiiko tinggi dan dapat berakibat fatal misalnya
membersihkan kaca dengan gondola
3. Pekerjaan yang jarang dilakukan sehingga belum diketahui
secara persis bahaya yang ada
4. Pekerjaan yang rumit atau kompleks dimana sedikit kelalaian
dapat berakibat kecelakaan atau cedera.
Langkah dalam melakukan JSA , yaitu (Ramli, 2010a) :
1. Pilih pekerjaan yang akan dianalisa
2. Pecah pekerjaan menjadi langkah aktivitas
3. Identifikasi potensi bahaya pada setiap langkah
4. Tentukan langkah pengamanan untuk megendalikan bahaya
28
Tabel 2.4 Contoh Job Safety Analysis Worksheet
Pekerjaan : Mengganti Ban Serap Langkah 1 : Memasang dongkrak
Potensi Cedera
Konsekuen si
Risk Matrix Pengendalian
yang ada saran Tanggu ng jawab S L R R 1. Tangan terjepit 1. Luka sayat
2 3 6 1. Tidak ada 1. Jaga posisi 2. Dongkra k lepas 1. Cedera 2. Mobil anjlok 2 2 4 1. Pasang pengaman 1. Posisi dongkra k diperiks a 3. Dst. 2 2 4 Sumber : Ramli (2010)
2.3.1.5Task Risk Assessment (TRA)
Task Risk Assessment (TRA) menurut Ramli (2010) yaitu
metode identifikasi bahaya yang dilakukan untuk mengetahui apa
saja dan besarnya potensi bahaya yang timbul selama kegiatan
berlangsung.
Pekerjaan yang memerlukan TRA yaitu :
1. Mengandung potensi bahaya yang tinggi seperti bekerja di
ketinggian, pembersihan tangki, pengelasan dan lainnya
2. Pekerjaan yang sebelumnya pernah mengalami kecelakaan
3. Pekerjaan yang bersifat baru atau jarang / belum pernah
dilakukan sebelumnya
29
Teknik melakukan TRA, yaitu :
1. Tentukan jenis pekerjaan yang akan dianalisa
2. Identifikasi apa saja aktivitas, material, peralatan, atau prosedur
kerja yang digunakan
3. Analisa semua potensi bahaya yang dapat terjadi untuk setiap
aktivitas dan konsekuensinya
4. Tentukan tingkat risiko untuk masing-masing aktivitas
5. Tentukan apa langkah pengamanan yang dperlukan
6. Tentukan sisa risiko dapat (residual risk) yang ada setelah
dilakukan langkah pengamanan
7. Jika risiko dapat diterima (tolerable) pekerjaan dapat
dilangsungkan, tetapi jika risiko di atas batas yang dapat
diterima perlu dipertimbangkan langkah pengamanannya
lainnya, seperti perubahan metoda kerja, peralatan, atau
prosedur. Jika tidak memungkinkan pekerjaan dibatalkan.
30
Tabel 2.5 Contoh Analisis Risiko dengan Task Risk Assessment (TRA)
No : ANALISA RISIKO PEKERJAAN Hal :
Pekerjaan Assessed by ; ……… No. Activitas Fasilitas Alat Potensi Bahaya Konsekuensi Bahaya Pengama n yang ada
Peringkat Risiko Saran Sisa Risiko
L L S R R Risi ko L L S R R Risiko 1. Pompa Sembur an minyak kebakaran jika kontak dengan panas pencemara n cedera manusia Katup buang Sumber : Ramli (2010)
2.3.1.6Checklist (Daftar Periksa)
Metode daftar periksa untuk mengidentifikasi bahaya sangat
mudah dan sederhana yaitu dengan membuat daftar pmeriksaan
bahaya di tempat kerja (Ramli, 2010).
Hal yang perlu di perhatikan dalam metode ini, yiatu :
1. Metode bersifat spesifik untuk peralatan atau tempat kerja
tertentu. Daftar periksa untuk gudang berbeda dengan daftar
periksa untuk bengkel atau unit proses,
2. Daftar periksa harus dikembangkan oleh orang yang
memahami atau mengenal tempat kerja atau peralatan. Dengan
demikian daftar periksa dapat menjangkau setiap kemungkinan
31
3. Daftar periksa harus dievaluasi secara berkala, terutama jika
ditemukan ada bahaya baru, atau penambahan dan perubahan
sarana produksi, sistem atau proses, dan
4. Pemeriksaan bahaya dilakukan oleh mereka yang mengenal
dengan baik kondisi lingkungan kerjanya. Semakin dalam
pemahamannya, semakin rinci identifikasi bahaya yang apat
dilakukan. Karena itu, pengembangan daftar periksa perlu
melibatkan para pekerja setempat.
Tabel 2.6 Contoh Checklist
NO. PERTANYAAN YA TIDAK
1.
Apakah kondisi lantai dalam keadaan bersih dan tidak
licin?
2. Apakah penerangan cukup dan kondisi baik
3. Apakah jalan-jalan aman dan tidak terhalang
4. Apakah ventilasi mencukupi dan terpelihara
5.
Apakah semua peralatan listrik dalam kondisi baik dan
aman?
32
7.
Apakah semua alat kantor dalam kondisi baik dan
aman ?
2.3.1.7Brainstorming
Brainstorming menurut Ramli (2010) yaitu melakukan
identifikasi bahaya dengan berdiskusi dalam suatu kelompok atau
tim ditempat kerja, tim dapat berasal dari suau bidang atau
departemen tetapi dapat juga bersifat lintas fungsi. Dalam kelompok
ini, setiap pekerja dapat mengungkapkan seluruh pendapatnya
mengenai bahaya yang ada dilingkungan kerja.
Berdasarkan prosedur identifikasi bahaya yang dilaksanakan PT.
Dirgantara Indonesia tidak baku dalam industri penerbangan. Maka dari
itu, peneliti menggunakan metode Task Risk Assessment (TRA) dalam
pelaksanaan identifikasi bahaya guna mengetahui kebutuhan pengendalian
administrasi tepatnya dalam penerapan safety sign.
Penggunaan dengan metode TRA dalam mengidentifikasi bahaya
dalam penelitian ini tepat sekali digunakan oleh peneliti. Dalam
mengidentifikasi yang membutuhkan teknik TRA yaitu jika pekerjaan
mengandung potensi bahaya yang tinggi seperti bekerja di ketinggian,
33
pernah mengalami kecelakaan, pekerjaan yang bersifat baru atau jarang /
belum pernah dilakukan sebelumnya. Hal tersebut sesuai dengan
karakterisitik keadaan dan pekerjaan yang terdapat di Bidang Profiling
Prismatic Machine yaitu memiliki mesin yang besar dan tinggi, identifikasi bahaya jarang dilakukan, pernah terjadi kecelakan sebelumnya,
serta pekerjaan di bidang tersebut memiliki risiko yang tinggi.
Mengidentifikasi bahaya dengan metode TRA juga dapat dilakukan
berdasarkan jenis mesin. Oleh karena itu dalam proses mengidentifikasi
bahaya yang dilakukan oleh peneliti sendiri, peneliti menggunakan teknik
TRA.
2.3.2 Penilaian Risiko
Penilaian risiko adalah upaya untuk menghitung besarnya suatu
risiko dan mentapkan apakah risiko tersebut dapat diterima atau ditolak.
Mencakup dua tahapan proses yaitu menganalisa risiko (analysis risk)
dan mengevaluasi risiko (evaluation risk). Analisa risiko adalah untuk
menentukan besarnya suatu risiko yang merupakan kombinasi antara
kemungkinan dengan terjadinya dan keparahan jika risiko itu terjadi.
Sedangkan evaluasi risiko adalah untuk menilai apakah risiko tersebut
dapat diterima atau tidak, dengan membandingkan dengan standar yang
34