• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMITMEN dan ORIENTASI NILAI A. Muqoddimah

PAKET 8 JOB SATISFACTION

PAKET 8

JOB SATISFACTION

A. Muqoddimah

Aktivitas yang dilakukan manusia selalu disertai dengan keahlian khusus,

walaupun belum disertai dengan pengalaman. Kemudian dia mengerjakan pekerjaan dengan baik sehingga dia berbeda dengan orang yang tidak bekerja. Orang yang mempunyai keinginan tidak bekerja termasuk golongan orang tercela, begitu pula dengan orang yang mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan tidak baik. Dalam Surah Fushshilat: 46

Artinya: “046. Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka

(pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba (Nya). ”

Baik disadari maupun tidak ayat di atas merupakan gambaran akibat dari pekerjaan manusia. Manusia yang berusaha seoptimal mungkin akan mendapatkan kepuasan dari apa yang dia kerjakan.

Eksistensi peran manusia dalam organisasi meningkat dari waktu ke waktu, searah dengan meningkatnya kedudukan manajemen dari seni menjadi ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari.

Menurut James A. F Stoner, et (1995: 33), mengelompokkan teori-teori manajemen, terhitung sejak tahun 1890, menjadi:

1. Scientific management school

2. Classical organizational theory school; 3. The behavioral school

4. Management science 5. The system approach 6. The contingency approaches

7. Dynamic engagement approach

Di samping pendapat pakar-pakar tersebut di atas, terdapat beberapa pendapat lain yang pada umumnya menyoroti munculnya pendekatan baru terhadap manajemen, yang secara evolusioner berubah dari waktu ke waktu.

Gagasan mengenai waktu dalam organisasi, mempunyai beberapa unsur, (stoner, et al., 1995:8) sebagai berikut;

1. Management is an attempt to create a desireable future. Keeping the past and the present in mind.

2. Management is practiced in and is a reflection of a particular historical era.

3. Management is a practice that produces consequences and effects that emerge over time.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka era saat ini telah memberikan kedudukan manusia yang lebih tinggi dalam menyongsong masa depan yang lebih baik, yaitu sebagai central position.

Dalam kedudukannya tersebut, beragam konsep pemikiran, teori, dan

pendekatan telah dikembangkan oleh para pakar dalam upaya optimalisasi. Optimalisasi eksistensi manusia ini akan berkesinambungan sampai akhir hayat nanti. Optimalisasi eksistensi ini dikandung maksud untuk mendapatkan kepuasan di kehidupan mereka. Kepuasan yang dimaksud dari segi kehidupan layak, berderajat, status social yang mendukung, serta kehidupan akherat yang tentram.

B. Pengertian Job Satisfaction

Dalam keseharian, banyak orang mengidentifikasi pengertian “job” dengan “pekerjaan” atau work”. Pada hal, job mempunyai makna yang spesifik, sekumpulan tugas-tugas. ” Dan tugas-tugas tersebut dilakukan seseorang untuk

mendukung tercapainya sasaran-sasaran organisasi. pengertian tersebut

dirumuskan oleh John R. Schermerhorn, (2002: 391) sebagai “the collection of tasks a person performs in support of organizational objectives. ”

Dalam memberikan rumusan pengertian “job”, penulis lebih sependapat dengan William b. Wether, and keith Davis (1996:117) yang menyatakan bahwa “ a job is a pattern of task, duties, and responsibilities that can be done by a person. ” (Tugas-tugas tersebut dilihat sebagai pola, yang di dalamnya tercakup kewajiban-kewajiban dan tanggung jawab.

Menurut penulis, tugas-tugas tersebut bergandengan dengan adanya kewajiban-kewajiban untuk melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepada seseorang. Kemudian ketika melaksanakan kewajiban-kewajiban harus disertai dengan tanggung jawab.

Fred Luthans (2002: 230) merumuskan pengertian job satisfaction sebagai “a result of employees” perception of how well their job provides those things that are viewed as important. Fred Luthans (2002:230) berpendapat bahwa “job satisfaction is an emotional response to a job situation. As such, it cannot be seen; it can only be inferred”. Tidak bisa dilihat hanya bisa disimpulkan.

Rumusan pengertian tersebut tampak sederhana, namun mempunyai makna yang luas. Paul D. Sweeney & Dean B. Mc Farlin memulai uraiannya tentang job satisfaction dengan mengajukan pertanyaan seberapa besarkah anda menyukai job anda?”. Untuk menjawab pertanyaan yang tampaknya sederhana itu ternyata tidak mudah.

Penulis berpendapat bahwa kepuasan kerja ditentukan oleh perasaan seseorang yang berkaitan dengan jenis dan banyaknya tugas, Kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan serta tanggung jawab yang dipikulnya. Perasaan dan persepsi seseorang terhadap job berimplikasi terhadap penilaian tugas, kewajiban dan tanggung jawab yang sedang dihadapinya, Apakah pekerjaannya itu menyenangkan, menyedihkan atau sebaliknya.

C. Karakteristik Pentingya Job.

mempengaruhi respons seseorang, yaitu; 1. The work it self

2. Pay

3. Promotion opportunities 4. Supervision

5. Coworkers.

Menurut James L Gibson (1997: 106) menjelaskan:

1. Pay, the amount received and the perceived equity of pay

2. Job. The extent to which job tasks are considered interesting and provide opportunities for learning are for accepting responsibility. 3. Promotion opportunity. The availability of opportunities for

advercement.

4. Supervisor. The supervisor’s abilities to demonstrate interest in a concern about employess.

5. C0-workers. The extent to which co workers are friendly, competent and supportive.

Apabila karyawan menyenangi job yang dibebankan kepadanya, maka karyawan itu akan bersikap positif. “Job satisfaction is a positive attitude toward one’s job” (Daft, 2003:483). Hal tersebut juga dinyatakan oleh Stephen P. Robbins, bahwa “job satisfaction is an individual’s general attitude toward his or her job” (Robbins, 2003:25).

Menurut Ricky W. Griffin and Ronald J. Ebert, adanya kepuasan kerja di kalangan pekerja tampak dari tingginya moral mereka, yaitu sikap keseluruhan karyawan dalam lingkungan kerja. Moral mencerminkan bahwa kebutuhan-kebutuhan mereka dapat dipenuhi melalui pekerjaan mereka.

Penulis berpendapat bahwa kepuasan kerja akan terlihat apabila seseorang mampu bersikap loyal terhadap lingkungan kerja. Loyalitas merupakan tolok ukur dari tingginya moral pekerja.

Lingkungan kerja merupakan tempat di mana pekerja menghabiskan sebagian kesehariaannya. Yang termasuk dari lingkungan kerja adalah: Pemimpin perusahaan, afiliasi kelompok kerja, kebijakan dan prosedur kerja, serta

kenyamanan kerja. Untuk mencapai kepuasan kerja karyawan maka lingkungan kerja harus mampu membuat job design yang dapat membuat karyawan semangat dan puas.

D. Kesimpulan

Penulis berpendapat bahwa kepuasan kerja ditentukan oleh perasaan seseorang yang berkaitan dengan jenis dan banyaknya tugas, Kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan serta tanggung jawab yang dipikulnya. Perasaan dan persepsi seseorang terhadap job berimplikasi terhadap penilaian tugas, kewajiban dan tanggung jawab yang sedang dihadapinya, Apakah pekerjaannya itu menyenangkan, menyedihkan atau sebaliknya.

Kepuasan kerja akan terlihat apabila seseorang mampu bersikap loyal terhadap lingkungan kerja. Loyalitas merupakan tolok ukur dari tingginya moral pekerja.

Lingkungan kerja merupakan tempat di mana pekerja menghabiskan sebagian kesehariaannya. Yang termasuk dari lingkungan kerja adalah: Pemimpin perusahaan, afiliasi kelompok kerja, kebijakan dan prosedur kerja, serta kenyamanan kerja. Untuk mencapai kepuasan kerja karyawan maka lingkungan kerja harus mampu membuat job design yang dapat membuat karyawan semangat dan puas.

E. Soal

1. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap pengembangan organisasi? 2. Bagaimana karyawan dapat mengungkap ketidakpuasan?

PAKET 9