Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)
Imbalan Kerja (lanjutan) Employee Benefits (continued)
Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perseroan dan entitas anaknya diperlakukan sesuai dengan kebijakan yang dijelaskan pada Catatan 2i. Sementara Perseroan dan entitas anaknya berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perseroan dan entitas anaknya dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto.
Nilai tercatat atas estimasi liabilitas imbalan kerja Perseroan dan entitas anaknya telah diungkapkan dalam Catatan 22.
Actual results that differ from the Company and its subsidiaries’ assumptions are treated in accordance with the policies as mentioned in Note 2i. While the Company and its subsidiaries’ believe that their assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in actual experiences or significant changes in the Company and its subsidiaries’ assumptions may materially affect their estimated liability for employee benefits and net employee benefits expense. The carrying amounts of the Company and its subsidiaries’ estimated employee benefits liability are disclosed in Note 22.
Penyusutan Aset Tetap Depreciation of Fixed Assets
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 3 sampai dengan 40 tahun. Ini adalah umur secara umum diharapkan dalam industri dimana Perseroan dan entitas anaknya menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.
The costs of fixed assets are depreciated on a straight-line basis over their estimated useful life.
Management properly estimates the useful life of these fixed assets to be within 3 to 40 years. These are common life expectations applied in the industries where the Company and its subsidiaries conduct their businesses. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful life and the residual value of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised.
Pajak Penghasilan Income Tax
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan.
Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perseroan dan entitas anaknya mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah terdapat tambahan pajak penghasilan badan.
Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 20.
Significant judgment is involved in determining the provision for corporate income tax. There are certain transactions and computations for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Company and its subsidiaries recognize liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates of whether additional corporate income tax will be due.
Further details are disclosed in Note 20.
Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)
Instrumen Keuangan Financial Instruments
Perseroan dan entitas anaknya mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu pada nilai wajar, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi.
Sementara komponen signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti obyektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat berbeda bila Perseroan dan entitas anaknya menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perseroan dan entitas anaknya. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 43.
The Company and its subsidiaries carry certain financial assets and liabilities at fair value, which requires the use of accounting estimates. While significant components of fair value measurement were determined using verifiable objective evidences, the amount of changes in fair value would differ if the Company and its subsidiaries utilized a different valuation methodology. Any changes in a fair value of these financial assets and liabilities would directly affect the Company and its subsidiaries’ profit or loss. Further details are disclosed in Note 43.
Provisi kerugian kredit ekspektasian atas piutang usaha
Provision for expected credit losses of Trade Receivables
Perseroan dan entitas anaknya menggunakan matriks provisi untuk menghitung ECL untuk piutang usaha. Tingkat provisi didasarkan pada hari lewat jatuh tempo untuk pengelompokan berbagai segmen pelanggan yang memiliki pola kerugian yang serupa (yaitu, berdasarkan wilayah geografis, jenis produk, jenis dan peringkat pelanggan, dan pertanggungan berdasarkan surat kredit dan bentuk asuransi kredit lainnya).
The Company and its subsidiaries use a provision matrix to calculate ECLs for trade receivables. The provision rates are based on days past due for groupings of various customer segments that have similar loss patterns (i.e., by geography, product type, customer type and rating, and coverage by letters of credit and other forms of credit insurance).
Matriks provisi pada awalnya didasarkan pada tingkat gagal bayar Perseroan dan entitas anaknya yang diamati secara historis. Perseroan dan entitas anaknya akan mengkalibrasi matriks untuk menyesuaikan pengalaman kerugian kredit historis dengan informasi yang bersifat perkiraan masa depan (forward-looking). Misalnya, jika perkiraan kondisi ekonomi (yaitu, produk domestik bruto) diekspektasikan akan memburuk pada periode berikutnya yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah gagal bayar di sektor manufaktur, tingkat gagal bayar historis disesuaikan. Pada setiap tanggal pelaporan, tingkat gagal bayar yang diamati secara historis diperbarui dan perubahan dalam estimasi perkiraan masa depan dianalisis.
Penilaian korelasi antara tingkat default yang diamati secara historis, prakiraan kondisi ekonomi, dan ECL adalah estimasi yang signifikan. Jumlah ECL sensitif terhadap perubahan keadaan dan prakiraan kondisi ekonomi. Pengalaman kerugian kredit historis Perseroan dan entitas anaknya dan perkiraan kondisi ekonomi mungkin juga tidak
The provision matrix is initially based on the Company and its subsidiaries’ historical observed default rates. The Company and its subsidiaries will calibrate the matrix to adjust the historical credit loss experience with forward-looking information.
For instance, if forecast economic conditions (i.e., gross domestic product) are expected to deteriorate over the next period which can lead to an increased number of defaults in the manufacturing sector, the historical default rates are adjusted. At every reporting date, the historical observed default rates are updated and changes in the forward-looking estimates are analyzed.
The assessment of the correlation between historical observed default rates, forecast economic conditions and ECLs is a significant estimate. The amount of ECLs is sensitive to changes in circumstances and of forecast economic conditions. The Company and its subsidiaries’
historical credit loss experience and forecast of
kecuali dinyatakan lain)
3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI (lanjutan)
3. JUDGMENTS, ESTIMATION AND ASSUMPTIONS (continued)
Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)
Program Kepemilkan Saham Perseroan oleh Manajemen dan Karyawan (MESOP)
Management and Employee Stock Ownership Program (MESOP)
Perseroan mengukur beban dari transaksi yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas (MESOP) kepada manajemen dan karyawan dengan mengacu pada nilai wajar dari instrumen ekuitas pada tanggal instrumen tersebut diberikan (grant).
Dalam mengestimasi nilai wajar dari transaksi pembayaran berbasis saham memerlukan penentuan model penilaian yang paling tepat, yang tergantung pada persyaratan dan kondisi yang diberikan. Estimasi ini juga memerlukan penentuan input yang paling tepat ke dalam model penilaian yang mencakup antara lain, ekspektasi umur dari opsi saham, tingkat volatilitas saham dan suku bunga bebas risiko serta penentuan asumsi atas input tersebut. Asumsi-asumsi dan model penilaian yang dipakai untuk mengestimasi nilai wajar transaksi pembayaran berbasis saham ini diungkapkan dalam Catatan 2w dan 23.
The Company measures the cost of equitysettled transactions (MESOP) with management and employees by reference to the fair value of the equity instruments at the date at which they are granted. Estimating fair value for sharebased payment transactions requires determining the most appropriate valuation model, which is dependent on the terms and conditions of the grant.
This estimate also requires determining the most appropriate inputs to the valuation model including, among others, the expected life of the share option, share volatility and risk free interest rate and making assumptions about them. The assumptions and models used for estimating fair value for share-based payment transactions are disclosed in Notes 2w and 23.
Alokasi Harga Beli dan Penurunan Nilai Goodwill Purchase Price Allocation and Goodwill Impairment Akuntansi akuisisi mensyaratkan penggunaan
estimasi akuntansi secara ekstensif dalam mengalokasikan harga beli berdasarkan nilai pasar wajar aset dan liabilitas yang diakuisisi, termasuk aset takberwujud. Akuisisi bisnis tertentu oleh Perseroan dan entitas anaknya menimbulkan goodwill. Sesuai PSAK 22 (Revisi 2010),
“Kombinasi Bisnis”, goodwill tidak diamortisasi dan diuji penurunan nilai setiap tahunnya.
Acquisition accounting requires extensive use of accounting estimates to allocate the purchase price to the fair market values of the assets and liabilities purchased, including intangible assets. Certain business acquisitions of the Company and its subsidiaries have resulted in goodwill. Under PSAK 22 (Revised 2010), “Business Combinations”, such goodwill is not amortized and subject to an annual impairment testing.
Uji penurunan nilai dilakukan apabila terdapat indikasi penurunan nilai. Goodwill diuji untuk penurunan nilai setiap tahunnya dan jika terdapat indikasi penurunan nilai. Manajemen harus menggunakan pertimbangan dalam mengestimasi nilai terpulihkan dan menentukan adanya indikasi penurunan nilai.
Impairment test is performed when certain impairment indicators are present. In case of goodwill, such assets are subjected to annual impairment test and whenever there is an indication that such asset may be impaired. Management has to use its judgment in estimating the recoverable value and determining if there is any indication of impairment.
Aset Pajak Tangguhan Deferred Tax Assets
Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer tersebut dapat digunakan.
Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan total aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 20e.
Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences, to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the deductible temporary differences are used. Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of the future taxable profit together with future tax planning strategies. Further details are disclosed in Note 20e.
Estimasi dan Asumsi (lanjutan) Estimates and Assumptions (continued)
Estimasi Biaya Pembongkaran Menara Estimated Cost of Dismantling of Towers Perseroan dan entitas anak melakukan penelaahan
atas estimasi biaya pembongkaran menara pada akhir periode laporan. Dalam penentuan jumlah estimasi biaya tersebut diperlukan estimasi dan asumsi yang signifikan karena terdapat banyak faktor yang mempengaruhi jumlah liabilitas pada akhirnya. Faktor-faktor tersebut mencakup estimasi untuk waktu dan jumlah biaya untuk aktivitas pembongkaran, perubahan teknologi, perubahan peraturan, peningkatan biaya karena tingkat inflasi dan perubahan tingkat bunga diskonto.
Ketidakpastian tersebut dapat mengakibatkan jumlah pengeluaran aktual di masa mendatang dapat berbeda dengan jumlah yang dicadangkan saat ini. Jumlah estimasi biaya pada akhir periode pelaporan merupakan estimasi terbaik manajemen atas nilai kini dari biaya restorasi masa mendatang yang diperlukan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 19.
The Company and its subsidiaries assess their estimated cost of dismantling of towers at end of reporting period. Significant estimates and assumptions are made in determining the estimation cost as there are numerous factors that will affect the ultimate liability. These factors include estimates of the extent and costs of dismantling activities, technological changes, regulatory changes, cost increases due to inflation rates and changes in discount rates. Those uncertainties may result in future actual expenditure differing from the amounts currently provided. The estimated cost at end of reporting period represents management’s best estimate of the present value of the future dismantling costs required. Further details are disclosed in Note 19.
Sewa - Memperkirakan suku bunga pinjaman tambahan
Leases - Estimating the incremental borrowing rate
Perseroan dan entitas anaknya tidak dapat langsung menentukan tingkat bunga implisit dalam sewa, oleh karena itu, Perseroan dan entitas anaknya menggunakan suku bunga pinjaman tambahan (IBR) untuk mengukur liabilitas sewa.
IBR adalah tingkat bunga yang harus dibayar oleh Perseroan dan entitas anaknya untuk meminjam dengan syarat yang sama, dan dengan jaminan serupa, dana yang diperlukan untuk memperoleh aset dengan nilai yang sama dengan aset hak-guna dalam lingkup ekonomi yang serupa. Oleh karena itu, IBR mencerminkan apa yang 'harus dibayar' oleh Perseroan dan entitas anaknya, yang memerlukan estimasi ketika tidak tersedianya tingkat suku bunga yang dapat diobservasi (seperti untuk entitas-entitas anak yang tidak mengadakan transaksi pembiayaan) atau ketika perlu disesuaikan untuk mencerminkan syarat dan ketentuan dari sewa. Perseroan dan entitas anaknya mengestimasi IBR menggunakan input yang dapat diamati (seperti tingkat suku bunga pasar) jika tersedia dan diperlukan untuk membuat estimasi spesifik entitas tertentu.
The Company and its subsidiaries cannot readily determine the interest rate implicit in the lease, therefore, the Company and its subsidiaries use their incremental borrowing rate (IBR) to measure lease liabilities. The IBR is the rate of interest that the Company and its subsidiaries would have to pay to borrow over a similar term, and with a similar security, the funds necessary to obtain an asset of a similar value to the right-of-use asset in a similar economic environment. The IBR therefore reflects what the Company and its subsidiaries ‘would have to pay’, which requires estimation when no observable rates are available or when they need to be adjusted to reflect the terms and conditions of the lease (for example, the subsidiaries that do not enter into financing transactions). The Company and its subsidiaries estimate the IBR using observable inputs (such as market interest rates) when available and is required to make certain entity-specific estimates.
kecuali dinyatakan lain)
4. KAS DAN BANK 4. CASH ON HAND AND IN BANKS
30 Juni/ 31 Desember/
June 30, 2022 December 31, 2021
Kas 7.574 7.712 Cash on hand
Rekening giro Current accounts
Bank - pihak ketiga Cash in banks - third parties
Rupiah Rupiah
PT Bank CIMB Niaga Tbk. 284.660 279.091 PT Bank CIMB Niaga Tbk.
PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk. 90.743 31.143 (Persero) Tbk.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 61.662 128.630 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia 43.117 1.998.091 PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia.
PT Bank Permata Tbk. 42.941 49.932 PT Bank Permata Tbk
PT Bank MNC International Tbk. 1.653 714 PT Bank MNC International Tbk.
PT Bank HSBC Indonesia 1.085 1.364 PT Bank HSBC Indonesia
PT Bank UOB Indonesia 909 774 PT Bank UOB Indonesia
PT Bank DBS Indonesia 472 26.714 PT Bank DBS Indonesia
PT Bank DKI 406 4 PT Bank DKI
PT Bank OCBC NISP Tbk. 257 11.963 PT Bank OCBC NISP Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. 215 1.665 (Persero) Tbk.
PT Bank Oke Indonesia Tbk. 206 583 PT Bank Oke Indonesia Tbk.
PT Bank BJB Tbk. 162 172 PT Bank BJB, Tbk.
PT Bank J Trust Indonesia Tbk. 151 163 PT Bank J Trust Indonesia Tbk.
PT Bank Sinarmas 110 11.126 PT Bank Sinarmas
PT Bank Mega Syariah 71 805 PT Bank Mega Syariah
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 70 82 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
PT Bank BNP Paribas 52 61 PT Bank BNP Paribas
PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. 46 286 PT Bank Danamon Indonesia, Tbk
PT Bank Mizuho Indonesia 40 102 PT Bank Mizuho Indonesia
PT Bank Maybank Indonesia 30 1.014 PT Bank Maybank Indonesia
JPMorgan Chase, N.A., Indonesia 19 50 JPMorgan Chase, N.A., Indonesia
PT Bank BTPN Tbk. 15 - PT Bank BTPN Tbk.
The Bank of Tokyo-Mitsubishi The Bank of Tokyo-Mitsubishi
UFJ, Ltd., cabang Jakarta 14 1.818 UFJ, Ltd., Jakarta branch
Bank of China, Ltd. 6 45 Bank of China, Ltd.
Citibank N.A., Cabang Jakarta 4 3 Citibank N.A., Jakarta Branch
PT Bank MUFG 2 - PT Bank MUFG
PT Bank CTBC Indonesia 1 2 PT Bank CTBC Indonesia
Standard Chartered Bank - 1.045 Standard Chartered Bank
PT Bank Pembangunan Daerah Kalsel - 29 PT Bank Pembangunan Daerah Kalsel
PT Bank Shinhan Indonesia - 2 PT Bank Shinhan Indonesia
Sub-total 529.119 2.547.473 Sub-total
30 Juni/ 31 Desember/
June 30, 2022 December 31, 2021
Dolar AS US Dollar
PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk. 3.620 942.335 (Persero) Tbk.
JPMorgan Chase, N.A., Singapura 1.868 701 JPMorgan Chase, N.A., Singapore
DBS Bank Ltd, Singapura 1.706 1.997 DBS Bank Ltd, Singapore
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 307 414.359 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT Bank Maybank Indonesia 187 140.920 PT Bank Maybank Indonesia
OCBC Bank Ltd, Singapura 120 114 OCBC Bank Ltd, Singapore
PT Bank CIMB Niaga Tbk. 118 310.160 PT Bank CIMB Niaga Tbk.
PT Bank UOB Indonesia 79 77 PT Bank UOB Indonesia
PT Bank BNP Paribas Indonesia 75 72 PT Bank BNP Paribas Indonesia
Bank of China, Ltd. 72 70 Bank of China, Ltd.
PT Bank HSBC Indonesia 66 65 PT Bank HSBC Indonesia
The Bank of Tokyo-Mitsubishi The Bank of Tokyo-Mitsubishi
UFJ, Ltd., cabang Jakarta 13 13 UFJ, Ltd., Jakarta branch
PT Bank Permata Tbk. - 2 PT Bank Permata Tbk.
Citibank N.A., Cabang Jakarta - 71 Citibank N.A., Cabang Jakarta
PT Bank China Construction PT Bank China Construction
Bank Indonesia Tbk. - 70 Bank Indonesia Tbk.
Standard Chartered Bank - 15 Standard Chartered Bank
JPMorgan Chase, N.A., Indonesia - 12 JPMorgan Chase, N.A., Indonesia
Sub-total 8.231 1.811.053 Sub-total
Dolar Singapura Singapore Dollar
DBS Bank Ltd, Singapura 6.704 6.611 DBS Bank Ltd, Singapore
Sub-total 6.704 4.365.137 Sub-total
Bank - pihak berelasi (Catatan 39) Cash in banks - related party (Note 39)
PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Central Asia Tbk.
Rupiah 217.413 375.326 Rupiah
Dolar AS 200 189 US Dollar
Sub-total 217.613 375.515 Sub-total
Total rekening giro 761.667 4.740.652 Total current accounts
Total 769.241 4.748.364 Total
Pada tahun 2022, tingkat bunga rata-rata untuk rekening giro berkisar antara 0% sampai dengan 1,50% per tahun untuk rekening Rupiah (berkisar antara 0% sampai dengan 1,90% pada tahun 2021), berkisar antara 0% sampai dengan 0,25% per tahun untuk rekening Dolar AS (berkisar antara 0%
sampai dengan 0,25% pada tahun 2021) dan 0,10%
per tahun untuk rekening Dolar Singapura (0,05%
pada tahun 2021).
In 2022, average interest rates for current bank accounts ranged from 0% to 1.50% per annum for Rupiah (ranging from 0% to 1.90% in 2021), 0% to 0.25% per annum for US Dollar (ranging from 0% to 0.10% in 2021) and 0.25% per annum for Singapore Dollar (0.05% in 2021).