• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Jumlah Cabang

Rerata jumlah cabang tanaman kedelai umur 20, 35, 50 hst sebesar 0,41 cabang/tanaman, 1,1 cabang/tanaman, dan 1,4 cabang/tanaman. Pada penelitian ini jumlah cabang tidak berbeda nyata antar varietas maupun antar dosis pemupukan (anova terlampir). Jumlah cabang yang tidak berbeda nyata antar varietas dan pemupukan menjelaskan bahwa intersepsi cahaya antara kedua varietas kedelai hampir sama.

Terbentuknya cabang tergantung pada banyaknya kabohidrat yang tersedia, sedangkan banyaknya karbohidrat ditentukan oleh banyaknya fotosintat yang dihasilkan oleh daun-daun dan organ-organ yang mengkonsumsi karbohidrat untuk pertumbuhan dan respirasinya (Konno,

commit to user

1977 cit Djoar dan Djoko, 1989). Selain itu, pembentukan cabang dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan jarak tanam. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gardner et al. (1991) bahwa peningkatan intensitas cahaya dapat melipatgandakan percabangan per tanaman. Pada pertanaman yang rapat seringkali tidak terbentuk percabangan/bercabang sedikit (Pitojo, 2003). Jumlah cabang tanaman kedelai makin meningkat seiring peningkatan umur tanaman (Gambar 6).

Gambar 6. Cabang pada umur tanaman 20, 35, dan 50 HST Meskipun jumlah cabang tidak berbeda nyata namun terdapat kecenderungan bahwa pupuk III (Urea 50 Kg/Ha dan SP36 100 Kg/Ha), memberikan jumlah cabang tertinggi yaitu 1,37 cabang/tanaman. Dosis pupuk tersebut cukup optimal meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai melalui terbentuknya cabang. Pupuk UREA menyuplai kandungan unsur hara khususnya N di dalam tanah. Semakin tersedianya N dalam tanah dalam bentuk senyawa, akan mendukung pertumbuhan vegetatif tanaman, seperti pembesaran tajuk dan peningkatan jumlah cabang tanaman. Pemupukan mempengaruhi pembentukan dan pembesaran cabang. Jumlah cabang kedelai pada penelitian ini mempengaruhi bentuk tajuk daun. Semakin banyak cabang yang

commit to user

terbentuk maka semakin banyak jumlah daun. Semakin lebat daun maka semakin besar tajuk sehingga dapat mengurangi intersepsi cahaya. 5. Bintil Akar

Bintil akar merupakan organ simbiosis, antara akar dengan bakteri pengikat nitrogen, yang mampu melakukan fiksasi N dari udara, sehingga tanaman mampu memenuhi sebagian besar kebutuhan N dari fiksasi N2. Bintil akar mampu menyediakan sebagian besar kebutuhan nitrogen bagi tanaman kedelai dari hasil fiksasi tersebut. Semakin banyak bintil akar maka semakin baik pertumbuhan tanaman dan membantu proses pembentukan polong kedelai.

a. Bintil Akar Aktif

Bintil akar aktif berukuran besar ditandai dengan jaringan bintil akar bagian tengah yang berwarna merah karena mengandung leghemoglobin dan letak bintil akar cenderung mengumpul pada daerah akar dan daerah sekitarnya (Islami dan Utomo, 1995). Semakin besar dan semakin berwarna merah di bagian dalam bintil, mengindikasikan semakin baik akar dalam mengikat nitrogen bebas dalam tanah. Perlakuan pupuk memberikan pengaruh nyata meningkatkan bintil akar aktif umur 20, 35, dan 50 HST (anova terlampir).

Tabel 3. Pengaruh pupuk terhadap bintil akar aktif pada umur 50 HST

Varietas Kedelai Bintil akar aktif

0 Kg Urea & 0 Kg SP-36/ Ha 3,5 a

25 Kg Urea & 50 Kg SP-36/ Ha 4,5 ab

50 Kg Urea & 100 Kg SP-36/ Ha 5,67 b

75 Kg Urea& 150 Kg SP-36/ Ha 3,83 a

Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada DMRT taraf 5 %

Bintil akar aktif yang berbeda nyata menjelaskan bahwa keempat perlakuan pupuk merangsang pembentukan bintil akar aktif yang berbeda (Tabel 3). Bintil akar aktif tertinggi mencapai 5,67 bintil/tanaman pada perlakuan pupuk III (Urea 50 Kg/Ha dan SP36 75 Kg/Ha) saat 50 HST.

commit to user

Dosis pupuk tersebut cukup optimal meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai melalui terbentuknya bintil akar aktif.

Gambar 7. Bintil akar aktif pada umur tanaman 20, 35 dan 50 HST Rerata bintil akar aktif pada umur 20, 35, 50 hst sebesar 0,7, 1,8 dan 4,3. Bintil akar aktif meningkat sesuai peningkatan umur tanaman (Gambar 7). Bintil akar aktif yang mengalami peningkatan menunjukkan tanaman semakin aktif mengikat N bebas di tanah. Semakin banyak bintil akar aktif maka akan meningkatkan jumlah polong isi dan biji kedelai. Bintil akar aktif menyuplai kebutuhan nitrogen untuk pengisian dan pemasakan polong kedelai. Unsur N dalam UREA dibutuhkan untuk merangsang pembentukan bintil akar dalam dosis yang tepat, tetapi jika dosis berlebih akan menghambat pembentukan bintil akar. Pada tanaman leguminosa lainnya yang berbintil akar aktif, umumnya memenuhi sekitar 2/3 dari kebutuhan nitrogen tanaman. Pada kedelai bahkan dapat memenuhi hingga 74 % kebutuhan nitrogen tanaman. (Yutomo, 1985). b. Bintil Akar Inaktif

Bintil akar inaktif mempunyai bentuk yang lebih kecil dari normalnya dan warna yang lebih muda, hal ini dikarenakan kurangnya kandungan leghemoglobin. Biasanya bagian dalam bintil berwarna

commit to user

putih kebu-abuan, menandakan bintil akar belum aktif. Perlakuan pupuk memberikan pengaruh nyata meningkatkan bintil akar inaktif pada umur 20, 35, dan 50 HST (anova terlampir). Bintil akar inaktif tertinggi mencapai 9,5 bintil dengan perlakuan pupuk III (Urea 50 Kg/Ha dan SP36 100 Kg/Ha) saat 50 HST.

Tabel 4. Pengaruh pupuk terhadap bintil akar inaktif pada umur 50 HST

Varietas Kedelai Bintil akar aktif

0 Kg Urea & 0 Kg SP-36/ Ha 5,17 a

25 Kg Urea & 50 Kg SP-36/ Ha 6,17 a

50 Kg Urea & 100 Kg SP-36/ Ha 9,50 b

75 Kg Urea& 150 Kg SP-36/ Ha 6,67 a

Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada DMRT taraf 5 %

Bintil akar inaktif yang berbeda nyata menjelaskan bahwa keempat perlakuan pupuk merangsang pembentukan bintil akar aktif yang berbeda (Tabel 4). Rerata bintil akar inaktif pada umur 20, 35, 50 hst sebesar 1,0, 2,8 dan 6,9. Bintil akar inaktif mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya volume akar dan peningkatan umur tanaman (Gambar 8).

commit to user

Meningkatnya bintil akar aktif dan inaktif menandakan pupuk memberikan pengaruh yang nyata terhadap pembentukan bintil akar. Adanya pemupukan N melalui tanah pada tanaman kedelai dalam jumlah banyak mengakibatkan berkurangnya aktivitas fiksasi N oleh nodula akar (Sarien, 1995). Menurut Yutomo (1985), fiksasi N2 akan berkurang jika kadar nitrogen tersedia sudah tinggi. Kadar nitrogen tertentu meningkatkan pertumbuhan tanaman dan merangsang fiksasi N2, tetapi pada kadar yang lebih tinggi akan mengurangi fiksasi N2.

Dokumen terkait