• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah Cacing Parasitik yang Ditemukan Menyerang Pada Organ Insang dan Saluran Pencernaan (usus) Ikan Patin (Pangasius

HASIL DAN PEMBAHASAN

4) Mulut memanjang secara dorsoventral, tanpa bibir, dan memiliki buccal

4.1.2. Jumlah Cacing Parasitik yang Ditemukan Menyerang Pada Organ Insang dan Saluran Pencernaan (usus) Ikan Patin (Pangasius

djambal) Di Kolam Budidaya Daerah Tanjung Morawa

Hasil penelitian tentang jumlah cacing parasitik yang ditemukan pada organ insang dan saluran pencernaan ikan patin dapat dilihat pada beberapa tabel dibawah ini:

Tabel 4.1. Jenis dan jumlah parasit yang ditemukan pada organ insang dan saluran pencernaan (usus) ikan patin (Pangasius djambal) umur (1-2) bulan

Ikan Organ yang diperiksa (Jenis dan Jumlah Parasit)

Insang n (1-2 bulan) Usus n (1-2 bulan)

1 - - - - 2 - - - - 3 - - - - 4 Dactylogyrus sp. 1 - - 5 Dactylogyrus sp. 6 Camallanus sp. 1 6 Dactylogyrus sp. 8 - - 7 Dactylogyrus sp. 11 - - 8 Dactylogyrus sp. 6 - - 9 Dactylogyrus sp. 3 - - Gyrodactylus sp. 7 10 Dactylogyrus sp. 5 Camallanus sp. 2 11 Dactylogyrus sp. 7 - - Gyrodactylus sp. 11 12 Dactylogyrus sp. 12 Camallanus sp. 1 Gyrodactylus sp. 9 13 Dactylogyrus sp. 3 - - 14 Dactylogyrus sp. 7 - - 15 Dactylogyrus sp. 6 Camallanus sp. 6 16 Dactylogyrus sp. 1 - - 17 Dactylogyrus sp. 9 Camallanus sp. 3 18 Dactylogyrus sp. 5 Camallanus sp. 8 19 Dactylogyrus sp. 8 - - 20 Dactylogyrus sp. 12 Camallanus sp. 7 Gyrodactylus sp. 5 21 Dactylogyrus sp. 5 Camallanus sp. 3 22 Dactylogyrus sp. 7 - - 23 Dactylogyrus sp. 17 - 24 Dactylogyrus sp. 15 Camallanus sp. 1 25 Dactylogyrus sp. 14 - - 26 Dactylogyrus sp. 16 Camallanus sp. 3 Gyrodactylus sp. 11 27 Dactylogyrus sp. 18 - - 28 Dactylogyrus sp. 14 Camallanus sp. 7 29 Dactylogyrus sp. 15 - - 30 Dactylogyrus sp. 12 Camallanus sp. 8 Keterangan: n = Jumlah parasit yang menginfeksi ikan

Berdasarkan Tabel 4.1. terlihat bahwa jenis cacing parasitik yang ditemukan pada organ insang dan saluran pencernaan ikan patin (Pangasius djambal) umur benih (1-2) bulan adalah Dactylogyrus sp., Gyrodactylus sp.dan Camallanus sp. Cacing Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus sp. merupakan cacing parasitik yang ditemukan pada organ insang sedangkan Camallanus sp. merupakan cacing parasitik yang ditemukan pada organ saluran pencernaan (usus). Cacing parasitik

Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus sp. merupakan ektoparasit yang biasanya

terdapat pada organ insang ikan sedangkan Camallanus sp. merupakan endoparasit yang biasanya terdapat pada usus ikan.

Menurut Yuliartati (2011), parasit Dactylogyrus sp. biasanya ditemukan pada organ insang karena parasit ini merupakan cacing insang atau habitat hidupnya di insang ikan serta siklus hidupnya terjadi secara langsung. Cacing parasitik Gyrodactylus sp. termasuk ektoparasit, hal ini sesuai dengan pernyataan Nurdiyanto & Sumartona (2006), Gyrodactylus merupakan salah satu genus

monogenea yang termasuk subkelas Monopisthocotylea dan merupakan parasit

eksternal atau ektoparasit yang sering terdapat pada ikan air tawar. Penelitian Tiuria (2013) yang menunjukkan bahwa adanya cacing parasitik yang ditemukan pada insang ikan mujair di kolam Kecamatan Dramaga kota Bogor yang terdiri dari 2 sub kelas yaitu sub kelas Monogenea dan sub kelas Digenea. Cacing parasitik yang didapat berasal dari kelas Trematoda sub kelas Monogenea yang terdiri dari cacing Dactylogyrus sp, Discocotyle sp, dan Gyrodactylus sp. Hal ini terbukti bahwa cacing parasitik Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus sp. merupakan ektoparasit yang terdapat pada jenis ikan air tawar dan ditemukan pada organ insang ikan.

Pada organ saluran pencernaan (usus), jenis cacing parasitik yang menyerang ikan adalah Camallanus sp. Hal ini juga disebabkan karena organ saluran pencernaan cocok untuk pertumbuhan cacing parasitik Camallanus sp. Menurut Kabata (1985), Camallanus sp. biasanya menyerang organ usus dan saluran anus. Parasit ini memiliki ciri khas yaitu buccal capsule yang dilapisi kutikula yang tebal dan sepasang lekukan pada buccal capsul. Mulutnya seperti penjepit yang kuat, berbingkai yang dikelilingi oleh buku-buku semacam tanduk.

Bentuk ini yang membuat parasit dapat memegang dengan kuat pada dinding usus dan tidak lepas. Dari 30 sampel ikan patin (P. djambal) umur benih (1-2) bulan yang diperiksa, jumlah benih ikan yang terserang cacing parasitik Dactylogyrus sp. sebanyak 27 ekor, Gyrodactylus sp. sebanyak 5 ekor dan Camallanus sp. sebanyak 20 ekor (Tabel 4.1.). Data tersebut diketahui bahwa Dactylogyrus sp. lebih banyak menyerang benih ikan pada bagian organ insang dibandingkan dengan Gyrodactylus sp. sedangkan pada bagian organ saluran pencernaan (usus) benih ikan patin hanya terserang satu cacing parasitik yaitu Camallanus sp. Hal ini disebabkan karena setiap jenis cacing parasitik tersebut biasanya memiliki habitat hidup yang berbeda-beda pada setiap bagian-bagian tubuh ikan.

Menurut Kabata (1985), Dactylogyrus sp. merupakan parasit dalam kelas

monogenea yang sering menempel pada permukaan lamela insang ikan dengan

menggunakan opistaptor. Menurut Nurdiyanto & Sumartono (2006),

Gyrodactylus sp. biasanya banyak menyerang kulit dan sirip ikan, sehingga

populasinya di insang ikan berada dalam jumlah yang sedikit. Ditambah pendapat (Reed et., al 1996), bahwa Dactylogyrus merupakan parasit monogenea yang lebih dikenal juga dengan istilah parasit insang, karena parasit ini hanya akan teramati pada insang sedangkan Gyrodactylus biasanya terdapat pada kulit dan sirip. Pertumbuhan Gyrodactylus sp. disebabkan karena adanya pengaruh kualitas air yang kurang baik seperti suhu dan BOD pada ikan sehingga terjadi penyebaran parasit dengan cara kontak langsung dengan ikan sedangkan menurut penelitian Adji (2008), pada saluran pencernaan (usus) ikan gurami yang diambil dari tambak Desa Carangpulang Kelurahan Karawaci Bogor ditemukan

Procamallanus sp. dan Camallanus sp. Pernyataan tersebut menujukkan bahwa

usus ikan air tawar ada terdapat cacing parasitik Camallanus sp.

Pada Tabel 4.1. tersebut juga dapat dilihat bahwa ada beberapa individu ikan pada umur benih yang tidak terserang cacing parasitik pada organ insang maupun organ saluran pencernaan. Hal ini disebabkan karena individu ikan memiliki sistem imunitas yang berbeda-beda terhadap serangan jenis cacing parasit. Nurdiyanto & Sumartono (2006) menyatakan bahwa tingkat imunitas atau ketahanan tubuh suatu hospes akan berpengaruh terhadap distribusi suatu parasit.

Tabel 4.2. Jenis dan Jumlah Parasit yang ditemukan pada organ insang dan saluran pencernaan Ikan Patin (Pangasius djambal) Umur 3-4 Bulan

Ikan Organ yang diperiksa (Jenis dan Jumlah Parasit )

Insang n(3-4 bulan) Usus n(3-4 bulan)

1 Dactylogyrus sp. 125 Camallanus sp. 4 Gyrodactylus sp. 11 2 Dactylogyrus sp. 213 - - 3 Dactylogyrus sp. 128 Camallanus sp. 2 Gyrodactylus sp. 9 4 Dactylogyrus sp. 156 - - Gyrodactylus sp. 12 5 Dactylogyrus sp. 231 Camallanus sp. 7 Gyrodactylus sp. 6 6 Dactylogyrus sp. 212 Camallanus sp. 3 7 Dactylogyrus sp. 352 Camallanus sp. 3 8 Dactylogyrus sp. 143 - - 9 Dactylogyrus sp. 125 Camallanus sp. 6 10 Dactylogyrus sp. 124 Camallanus sp. 4 Keterangan: n = Jumlah parasit yang menginfeksi ikan

Berdasarkan Tabel 4.2. terlihat bahwa jenis cacing parasitik yang ditemukan pada organ insang dan saluran pencernaan ikan patin (P. djambal) umur 3-4 bulan adalah Dactylogyrus sp., Gyrodactylus sp., dan Camallanus sp.

Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus sp. merupakan cacing parasitik yang

ditemukan pada organ insang sedangkan Camallanus sp. merupakan cacing parasitik yang ditemukan pada organ saluran pencernaan (usus) ikan. Pada tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa dari 10 sampel ikan yang diperiksa pada bagian organ insang, semuanya positif terserang cacing parasitik Dactylogyrus sp. sementara Gyrodactylus sp. hanya menyerang 4 ekor ikan. Pada bagian organ saluran pencernaan (usus) ada 7 ikan yang terserang cacing parasitik. Genus

Dactylogyrus sp selalu dominan bila dibandingkan dengan genus lainnya, hal ini

disebabkan karena Dactylogyrus sp. memiliki penyebaran yang luas pada jenis ikan air tawar.

Menurut Tiuria (2013) penyebaran Dactylogyrus sp terlihat dari siklus hidupnya yang bersifat ovivar. Dactylogyrus sp dewasa akan menghasilkan telur yang banyak ke dasar air, kemudian berkembang menjadi larva dan bergerak bebas mencari inang definitif untuk perkembangannya. Selain itu, suhu lingkungan yang tinggi akan mengakibatkan perkembangbiakan Dactylogyrus sp semakin cepat.

Tabel 4.3. Jenis dan Jumlah Parasit yang ditemukan pada organ insang dan saluran pencernaan (usus) Ikan Patin (Pangasius djambal) Umur 5-6 Bulan

Ikan Organ yang diperiksa (Jenis dan Jumlah Parasit)

Insang n(5-6 bulan) Usus n(5-6 bulan)

1 Dactylogyrus sp. 376 Camallanus sp. 7 Gyrodactylus sp. 9 2 Dactylogyrus sp. 277 Camallanus sp. 6 Gyrodactylus sp. 12 3 Dactylogyrus sp. 129 - - Gyrodactylus sp. 16 4 Dactylogyrus sp. 237 Camallanus sp. 5 5 Dactylogyrus sp. 213 Camallanus sp. 6 6 Dactylogyrus sp. 224 - - 7 Dactylogyrus sp. 221 - - 8 Dactylogyrus sp. 215 - - 9 Dactylogyrus sp. 231 Camallanus sp. 5 Gyrodactylus sp. 9 10 Dactylogyrus sp. 241 Camallanus sp. 4 Gyrodactylus sp. 16

Keterangan: n = Jumlah parasit yang menginfeksi ikan

Berdasarkan Tabel 4.3. terlihat bahwa jenis cacing parasitik yang ditemukan pada organ insang dan saluran pencernaan ikan patin (P. djambal) umur 5-6 bulan adalah Dactylogyrus sp., Gyrodactylus sp., dan Camallanus sp.

Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus sp. merupakan cacing parasitik yang

ditemukan pada organ insang sedangkan Camallanus sp. merupakan cacing parasitik yang ditemukan pada organ saluran pencernaan (usus) ikan. Pada bagian organ insang semua ikan positif terserang cacing parasitik Dactylogyrus sp. dan

Gyrodactylus sp hanya menyerang 5 ekor ikan sedangkan pada organ usus hanya

terdapat 6 ikan yang terserang cacing parasitik Camallanus sp. Pada tabel tersebut terlihat juga bahwa cacing parasitik Dactylogyrus sp. memiliki jumlah serangan yang paling banyak pada bagian organ insang dibandingkan dengan cacing yang lain pada organ yang lain, hal ini disebabkan karena keberadaan jumlah cacing parasitik dapat dipengaruhi oleh faktor umur dan berat badan ikan. Menurut Noble & Noble (1989), semakin besar tubuh ikan maka ukuran insang pun akan semakin besar sehingga memungkinkan semakin banyaknya cacing parasitik yang menempel. Selain itu, umur ikan yang tua dapat menjadi toleran untuk mengadaptasikan cacing parasitik dalam jumlah yang besar.

Berdasarkan data dari ketiga Tabel (4.1.,4.2. dan 4.3.) dapat dilihat bahwa jenis cacing parasitik yang ditemukan pada organ insang dan saluran pencernaan (usus) ikan patin (P. djambal ) mulai dari tahapan umur benih (1-2 bulan), umur 3-4 bulan dan umur 5-6 bulan adalah sama yaitu Dactylogyrus sp., Gyrodactylus sp. dan Camallanus sp. Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus sp. ditemukan pada organ insang sedangkan Camallanus sp. ditemukan pada organ saluran pencernaan (usus) ikan patin (P. djambal). Dactylogyrus dapat dikelompokkan dalam kingdom Animalia filum Platyhelminthes kelas Trematoda ordo

Monogenea famili Dactylogiridae genus Dactylogyrus, dan Gyrodactylus sp.

berasal dari Kingdom Animalia Filum Platyhelminthes, Kelas Trematoda, Ordo

Monogenea, Famili Gyrodactylidae sedangkan Camallanus sp. dapat dikelompokkan dalam kingdom Animalia filum Nemathelminthes kelas Nematoda ordo Spirurida famili Camallanidae genus Camallanus.

Berdasarkan dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya,

Dactylogyrus sp., Gyrodactylus sp. dan Camallanus juga ditemukan pada ikan

yang lain. Pada penelitian Puhanda (2012), jenis cacing parasitik yang ditemukan organ insang ikan patin adalah Dactylogyrus sp dan Pseudodactylogyrus sp. sedangkan pada penelitian Adji (2008), jenis cacing parasit yang menginfeksi ikan air tawar dan air laut (ikan mas dan ikan tongkol) pada organ saluran pencernaannya adalah Camallanus sp. dan Procamallanus sp. Selanjutnya hasil Tiuria (2013), menemukan bahwa jenis cacing parasit yang menginfeksi organ insang ikan mujair adalah berasal dari kelas Trematoda sub kelas Monogenea yaitu Dactylogyrus sp., Discocotyle sp., Gyrodactylus sp., Tetraonchus sp. dan jenis yang berasal dari sub kelas Digenea.

Berdasarkan data dari ketiga tabel juga terlihat bahwa jenis cacing yang ditemukan berdasarkan perbedaan tingkatan umur pada organ insang dan saluran pencernaan ikan patin adalah sama yaitu pada organ insang terdapat Dactylogyrus sp. dan Gyrodactylus sp dan pada organ usus Camallanus sp. Hal ini disebabkan karena faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh tidak berbeda, substrat habitat kolam yang sama dan dipengaruhi oleh faktor makanan yang sama serta berada dalam perairan air tawar, sehingga cacing tersebut sama.

Menurut Tiuria (2013), cacing parasitik yang termasuk kedalam kelas Trematoda sub kelas Monogenea dan Sub kelas Digenea, merupakan jenis cacing parasitik yang sering menyerang ikan-ikan air tawar pada semua fase pertumbuhan mulai dari benih sampai dengan fase dewasa, selain itu keberadaan cacing parasitik yang sama juga dipengaruhi oleh kepadatan populasi ikan yang tinggi sehingga memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan ikan yang terinfeksi parasit, adanya pintu masuk parasit melalui luka terbuka, kualitas air yang buruk.Dari ketiga tabel tersebut juga terlihat bahwa organ yang paling dominan diserang cacing parasitik adalah insang ikan. Insang ikan yang terserang cacing parasitik memiliki perbedaan morfologi. Pada organ insang yang sehat memiliki warna yang lebih cerah dan merah (Gambar 4.1.a) sedangkan organ insang yang terserang parasit berwarna pucat (Gambar 4.1.b).

Menurut Dogiel et al., (1961) yang menyatakan bahwa ciri ikan yang terserang parasit diantaranya tutup insang akan mengembang sehingga sulit untuk ditutup dengan sempurna dan lembaran-lembaran insang akan terlihat lebih pucat apabila lokasi infeksinya meluas. Jika pada insang terlihat adanya bintik putih, kemungkinan besar disebabkan oleh adanya cacing parasitik yang menempel pada insang. Menurut Yuliartati (2011), insang yang terserang parasit mengalami kerusakan yaitu warna dari insang tersebut yang berubah dari warna merah menjadi kehitaman di seluruh bagiannya. Banyaknya produksi lendir/mucus pada insang yang terinfeksi. Menurut Untergasser (1989), insang yang sehat akan terlihat berwarna merah cerah dan lembaran-lembaran insang tidak menyatu antara yang satu dengan yang lain.

Gambar 4.1. Perbedaan insang ikan patin yang sehat dan terserang parasit

a.Insang ikan yang sehat; b.Insang ikan yang terserang

Tabel 4.4. Jenis Dan Jumlah Rata-Rata Parasit Yang Ditemukan Pada Ikan Patin Umur 1-2 Bulan, 3-4 Bulan Dan 5-6 Bulan

Umur Ikan Jenis Parasit Jumlah rata-rata Parasit Pada

Insang Usus 1-2 bulan Dactylogyrus sp. 8,1 - Gyrodactylus sp. 1,4 - Camallanus sp. - 1,6 3-4 bulan Dactylogyrus sp. 180,9 - Gyrodactylus sp. 3,8 - Camallanus sp. - 2,9 5-6 bulan Dactylogyrus sp. 236,4 - Gyrodactylus sp. 6,2 - Camallanus sp. - 3,3

Berdasarkan Tabel 4.4. terlihat bahwa jenis parasit yang paling tinggi menyerang organ insang adalah Dactylogyrus sp. umur 5-6 bulan dengan jumlah 236,4 dan yang paling rendah adalah Gyrodactylus sp. umur 1-2 bulan dengan jumlah 1,4 sedangkan pada organ usus, Camallanus sp.yang paling tinggi menyerang adalah umur 5-6 bulan dengan jumlah 3,3 dan yang paling rendah adalah umur 1-2 bulan dengan jumlah 1,6. Hal ini disebabkan karena adanya faktor lingkungan ekstrinsik dan instrinsik serta faktor umur yang dapat berpengaruh terhadap jumlah parasit yang ditemukan.

Menurut Tiuria (2013) menyatakan bahwa tingginya jumlah cacing parasitik dapat disebabkan karena adanya faktor-faktor lingkungan seperti kontak langsung dengan dengan ikan yang terinfeksi parasit, adanya pintu masuk parasit, melalui luka terbuka, kualitas air yang buruk, adanya perubahan suhu, masuknya jenis ikan yang baru bisa mengakibatkan masuknya parasit baru, predator yang bisa sebagai inang penular, serta sistem budidaya dengan menggunakan kolam tanah yang merupakan media bagi sebagian siklus hidup parasit sedangkan menurut Yuliartati (2011), tingginya tingkat serangan parasit disebabkan tidak terdapat sirkulasi air dan tingkat kepadatan yang tinggi.Menurut Talunga (2007), parasit monogenea dapat berkembang dengan cepat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kepadatan yang tinggi, nutrisi kurang baik, kualitas air yang kurang baik, yang dapat menyebabkan stress sehingga memungkinkan perkembangan parasit dengan cepat. Padat penebaran yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya suatu kompetisi terhadap ruang, makanan, dan oksigen.

4.2. Prevalensi dan Intensitas Cacing Parasitik Pada Insang Dan Saluran

Dokumen terkait