• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.2.5. Jumlah Industri Kecil

2.2.5.1. Definisi Industri dan Industri Kecil

Definisi mengenai industri itu bermacam-macam, namun pada

dasarnya tidak berbeda satu sama lain. Adapun definisi industri adalah:

a. Industri adalah usaha produktif terutama dalam bidang produksi

atau perusahaan tertentu untuk menyelenggarakan jasa-jasa misalnya transportasi dan peralatan perhubungan yang menggunakan modal tenaga kerja dalam jumlah relatif besar.

(Winardi, 1992 : 181).

b. Departemen Perindustrian dan Badan Koordinasi Penanaman

Modal

Industri adalah badan usaha yang penanaman modalnya dalam badan usaha berupa lahan, tidak melebihi Rp. 200 juta. Selain itu pemilik usaha kecil harus seorang warga negara Indonesia.

c. Biro Pusat Statistik

Industri Kecil adalah perusahaan yang menggunakan jumlah tenaga kerja 5 sampai 19 orang pekerja. (Anonim, 1994 : 90).

d. Bank Indonesia

Industri kecil adalah industri yang aset nettonya bernilai kurang dari Rp. 100 juta. (Anonim, 1994 : 91).

Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: Industri Kecil adalah Perusahaan yang memiliki struktur organisasi yang sederhana, jumlah tenaga kerja yang minim sekali (antara 5-19 orang) serta modal yang ada jumlahnya lebih kecil dibanding dengan industri besar atau industri menengah.

2.2.5.2. Macam-Macam Industri

Untuk mengetahui macam-macam industri ini bisa dilihat dari beberapa sudut pandang, yaitu:

a. Pengelompokkan industri yang dilakukan oleh Departemen

Perindustrian, yang dibagi dalam 3 kelompok besar yaitu:

1. Industri Dasar

Yang meliputi Kelompok Industri Mesin dan Logam Dasar (IMDL) dan kelompok industri kimia dasar (IKD). Ditinjau dari misinya, industri dasar mempunyai misi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membantu penjualan struktur industri dan bersifat padat modal. Teknologi maju,

teruji dan tidak padat karya namun dapat mendorong terciptanya lapangan kerja baru secara besar sejajar dengan tumbuhnya industri hilir dan kegiatan ekonomi lainnya. 2. Industri Hilir

Yaitu kelompok Aneka Industri (AI) yang meliputi antara lain: industri yang mengolah sumber daya lautan, industri yang mengolah hasil pertambangan, industri yang mengolah sumber daya pertanian secara luas, dan lain-lain. Kelompok aneka industri ini mempunyai misi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan atau pemerataan memperluas kesempatan kerja, tidak padat modal dan teknologi yang digunakan adalah teknologi menengah dan atau teknologi maju. Dari pengertian tersebut diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa industri adalah proses merubah bahan dan barang agar menjadi lebih tinggi nilainya bagi masyarakat dan pemakai barang.

3. Industri Kecil

Yang meliputi antara lain industri pangan, industri sandang dan kulit, industri kimia dan bahan bangunan, industri galian bukan logam. Kelompok industri kecil ini mempunyai misi melaksanakan pemerataan teknologi, teknologi yang digunakan menengah atau sederhana dan padat karya. Pengembangan industri kecil ini diharapkan dapat menambah kesempatan kerja dan meningkatkan nilai tambah dengan

memanfatkan pasar dalam dan pasar luar negeri (ekspor).

(Arsyad, 1992:306).

b.  Pengelompokkan industri menurut jumlah tenaga yang

dipekerjakan, menurut Biro Pusat Statistik (BPS), pengelompokkan industri dengan cara ini dibedakan menjadi 4, yaitu:

1. Industri Besar, dengan mempekerjakan 100 orang atau lebih

dalam setiap industri.

2. Industri Sedang, dengan mempekerjakan 20 sampai 99 orang

dalam setiap industri.

3. Industri Kecil, dengan mempekerjakan 5 sampai 19 orang

dalam setiap industri.

4. Industri Kerajinan (Rumah tangga), dengan mempekerjakan 1

sampai 4 orang dalam setiap industri.

2.2.5.3. Kriteria Industri Kecil

Kriteria untuk industri kecil adalah sebagai berikut :

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200 juta tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp. 1 milyar.

d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar.

e. Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak

berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi. (Anonim, 1997:5).

2.2.5.4. Kebijakan Pengembangan Industri

Pada dewasa ini terutama dalam pembangunan industri kecil diharapkan dapat meningkatkan nilai produksi industri kecil antara lain melalui perbaikan sistem produksi, peningkatan kemampuan manajerial dan penyempurnaan iklim usaha. Oleh karena itu Departemen Perindustrian menekankan pelaksanaan program pengembangan usaha kecil yang terdiri dari rincian sebagai berikut:

1. Pengembangan industri kecil termasuk industri tradisional dalam

upaya menciptakan lapangan usaha dan lapangan kerja yang lebih luas.

2. Pengembangan kewiraswastaan dan profesionalisme tenaga kerja

pada industri kecil yang mencakup aspek kualitas dan kuantitas.

3. Program pelatihan terus menerus untuk pengusaha kecil yang

4. Program bapak angkat untuk mendorong perkembangan industri kecil, terutama dalam menanggulangi masalah-masalah pemasaran dan penyediaan bahan baku mereka.

5. Keharusan perusahaan besar dan menengah untuk menjadi bagian

sahamnya (25% kepada koperasi, termasuk diantaranya industri kecil). (Tambunan, 2002:89).

2.2.5.5. Hubungan Jumlah Industri Kecil dengan Pendapatan Industri Kecil

Jika jumlah industri kecil yang ada meningkat maka industri kecil tersebut dapat mengembangkan usahanya dan secara tidak langsung hasil produksi juga akan meningkat, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap pendapatan industri kecil.

2.3. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dari penelitian ini membahas “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan industri kecil di Surabaya dan Sidoarjo”, dalam pembahasan ini variabel yang mempengaruhi yaitu investasi industri kecil, jumlah tenga kerja industri kecil, pertumbuhan ekonomi, jumlah industri kecil. Untuk mengetahui keterkaitan hubungan antar variabel maka dapat dijelaskan dalam uraian sebagai berikut :

1. Jumlah Kredit Usaha Kecil (X1)

Dengan pemberian jumlah kredit yang diberikan kepada industri kecil atau yang bearti dapat meningkatkan atau menambah modal. Dengan tersedianya modal yang mencukupi, maka faktor produksi (mesin, material dan lain–lain). Dapat dibelinya sehingga aktivitas pengusaha kecil meningkat maka pada akhirnya akan

menambah tingkat pendapatan industri kecil. (Harijanto, 1999 :

87) .

2. Jumlah Tenaga Kerja Industri Kecil (X2)

Tenaga kerja adalah kemampuan manusia untuk mengeluarkan usaha tiap satuan waktu guna menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain dalam proses produksi. (Suroto, 1992 : 17).

Penyediaan tenaga kerja juga sangat dibutuhkan dalam proses produksi untuk menjalankan dan mengelola faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dengan peningkatan jumlah tenaga kerja pada industri kecil maka secara langsung dapat meningkatkan produktivitas kerja (hasil produksi) pada industri kecil, sehingga proses produksi akan semakin cepat, lancar dan berjalan terus-menerus yang pada akhirnya akan dapat menambah tingkat pendapatan industri kecil.

3. Pertumbuhan Ekonomi (X3)

Pertumbuhan Ekonomi adalah kenaikan Produk Domestik Bruto dan Produk Nasional Bruto. (Sukirno, 2004 : 9).

Jika pertumbuhan ekonomi negara mengalami peningkatan maka dapat dipastikan kesejahteraan masyarakat telah tercapai dan pendapatan masyarakat juga semakin besar sehingga daya beli masyarakat akan mengalami peningkatan. Jika daya beli masyarakat meningkat hal ini menandakan bahwa tingkat konsumsi masyarakat mulai membaik dari sebelumnya sehingga permintaan akan barang akan lebih besar selain itu barang yang terserap oleh masyarakat akan semakin besar jumlahnya yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan industri kecil.

4. Jumlah Industri Kecil (X4)

Industri kecil adalah suatu perusahaan yang memiliki struktur organisasi yang sederhana dengan tenaga kerja antara 5 sampai 19 orang serta memiliki modal lebih kecil dibandingkan dengan industri besar / industri menengah.

Semakin banyak jumlah unit usaha pada sektor industri kecil maka akan semakin besar perkembangan usahanya, apalagi ditunjang dengan mutu atau kualitas produk yang baik dan produk yang dihasilkan yang bersifat heterogen, sehingga dapat mendatangkan besarnya permintaan terhadap produk (barang dan

jasa) yang mereka hasilkan, maka dapat berpengaruh terhadap pendapatan industri kecil. (Sukirno, 1991: 194).

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan sebelumnya dan teori-teori yang melandasinya, maka dapat ditarik suatu kerangka pikir untuk memecahkan masalah tersebut seperti pada gambar berikut :

Gambar 5 : Kerangka Pikir Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Industri Kecil Di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo

Jumlah Tenaga Kerja Industri Kecil (X2) Jumlah Kredit Usaha Kecil (X1) Pertumbuhan Ekonomi (X3) Jumlah Industri Kecil (X4) Pendapatan Industri Kecil di Kota Surabaya (Y1) Modal Produksi Skala Produksi Unit usaha kecil Daya Beli Masyarakat

Sumber : peneliti Jumlah Tenaga Kerja Industri Kecil (X2) Jumlah Kredit Usaha Kecil (X1) Pertumbuhan Ekonomi (X3) Jumlah Industri Kecil (X4) Pendapatan Industri Kecil di Kabupaten Sidoarjo (Y2) Modal Produksi Skala Produksi Unit usaha kecil Daya Beli Masyarakat

2.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang masih belum teruji kebenarannya dan masih harus dibuktikan secara empiris berdasarkan fakta-fakta yang ada. Hipotesis akan ditolak jika memang salah atau diterima jika fakta-fakta membenarkan. Berdasarkan pokok-pokok permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara terhadap permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Diduga ada pengaruh antara jumlah kredit usaha kecil, jumlah

tenaga kerja industri kecil, pertumbuhan ekonomi, dan jumlah industri kecil terhadap pendapatan industri kecil di Kota Surabaya dan kabupaten Sidoarjo.

2. Diduga jumlah kredit usaha kecil mempunyai pengaruh paling

dominan terhadap pendapatan industri kecil di Kota Surabaya dan jumlah tenaga kerja industri kecil mempunyai pengaruh paling dominan terhadap pendapatan industri kecil di Kabupaten Sidoarjo.

Dokumen terkait