• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teor

2. Jumlah Modal Kerja a Pengertian Modal Kerja

Modal kerja didefinisikan sebagai modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari terutama yang memiliki jangka waktu pendek. Modal kerja juga diartikan seluruh aktiva lancar yang dimiliki suatu perusahaan atau setelah aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar. Dengan kata lain modal kerja merupakan investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Biasanya modal kerja digunakan untuk beberapa kali kegiatan dalam satu periode (Kasmir, 2010 : 210). Gilarso (2002: 97), menyatakan bahwa dalam ilmu ekonomi istilah modal adalah sumber daya yang dihasilkan oleh manusia untuk membantu proses produksi menghasilkan barang dan jasa.

b. Jenis Modal Kerja

Pembagian jenis modal kerja, menurut Taylor dalam Sjahrial (2009: 122), digolongkan menjadi:

a. Modal kerja permanen

Modal kerja permanen merupakan modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen terdiri dari:

1) Modal kerja primer

Modal kerja primer merupakan jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha.

2) Modal kerja normal

Modal kerja normal merupakan jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi normal.

b. Modal kerja variabel

Modal kerja variabel merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja variabel terdiri dari:

1) Modal kerja musiman

Modal kerja musiman merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena pengaruh musim. Misalnya: modal kerja yang dipergunakan untuk dapat menjalankan pabrik gula. Pada saat panen tebu maka dibutuhkan modal kerja yang cukup besar, sedangkan pada saat tidak ada tebu modal kerja yang dibutuhkan hanya untuk biaya-biaya tetap saja seperti untuk gaji karyawan, biaya listrik, karena tidak ada produksi.

2) Modal kerja siklis

Modal kerja siklis merupakan modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena fluktuasi konjugtur. Jumlah modal kerja berubah-ubah sesuai dengan keadaan perekonomian. Pada saat keadaan perekonomian baik maka kebutuhan modal kerja akan meningkat, sebaliknya pada saat keadaan perekonomian buruk kebutuhan modal kerja akan menurun.

3) Modal kerja darurat

Modal kerja darurat merupakan modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak dapat diduga sebelumnya. Misalnya: adanya pemogokan buruh, adanya banjir, adanya perubahan peraturan ekonomi yang mendadak antara lain devaluasi.

c. Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

Modal kerja cukup memang sangat penting bagi suatu perusahaan. Menurut Munawir (1995 : 117) untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup oleh suatu perusahaan bukanlah hal yang mudah. Karena modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung atau dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1) Sifat atau tipe dari perusahaan

Modal kerja dari suatu perusahaan jasa, relatif akan lebih rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan industri, karena untuk perusahaan jasa tidak memerlukan investasi yang besar dalam kas, piutang maupun persediaan. Kebutuhan uang tunai untuk membayar pegawainya maupun untuk membiayai operasinya dapat dipenuhi dari penghasilan atau penerimaan- penerimaan saat itu juga, sedangkan piutang biasanya dapat ditagih dalam waktu yang relatif pendek. Sifat dari perusahaan jasa biasanya memiliki atau harus menginvestasikan modal-modalnya sebagian besar pada aktiva tetap yang digunakan untuk memberikan pelayanan atau jasanya kepada masyarakat.

Sedangkan untuk perusahaan industri, keadaan sangatlah ekstrim karena perusahaan industri harus mengadakan investasi yang cukup besar dalam aktiva lancar agar perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam operasinya sehari-hari.

2) Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang

Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual maupun bahan dasar yang akan diproduksi sampai barang tersebut dijual. Karena semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang tersebut semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan. Di samping itu pokok persatuan barang untuk mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan.

3) Syarat pembelian bahan atau barang dagang

Syarat pembelian barang dagangan atau bahan dasar yang akan dibutuhkan untuk memproduksi barang sangat mempengaruhi jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Jika syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian menguntungkan, semakin sedikit uang kas yang harus diinvestasikan dalam persediaan bahan atau barang dagangan, sebaliknya bila pembayaran atas bahan atau barang yang dibeli tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu yang pendek maka uang kas yang diperlukan untuk membiayai persediaan semakin besar pula.

4) Syarat penjualan

Semakin lunak kredit yang digunakan oleh perusahaan kepada para pembeli akan mengakibatkan semakin besar jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam sektor piutang. Untuk memperendah dan memperkecil jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam piutang dan untuk memperkecil adanya piutang yang tidak dapat ditagih, sebaiknya perusahaan memberikan potongan tunai kepada pembeli, karena dengan begitu pembeli akan tertarik untuk membayar hutangnya dalam periode diskonto tersebut. 5) Tingkat perputaran persediaan

Tingkat perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli atau dijual kembali.

Semakin tingkat perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan (terutama yang harus diinvestasikan dalam persediaan) semakin rendah. Untuk dapat mencapai tingkat perputaran yang tinggi, maka harus diadakan perencanaan dan pengawasan pekerjaan secara teratur dan efisien. Selain itu semakin cepat atau semakin tinggi perputaran akan semakin memperkecil resiko kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, disamping itu menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.

d. Sumber Modal Kerja

Kebutuhan akan modal kerja mutlak disediakan perusahaan dalam berbagai bentuk. Dalam pemenuhan kebutuhan tersebut diperlukan sumber modal kerja yang dapat dicari dari berbagai sumber yang ada. Namun dalam pemilihan sumber modal harus memperhatikan untung ruginya pemilihan sumber modal kerja tersebut. Kasmir (2010 : 219) menyebutkan beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan, yaitu:

1) Hasil operasi perusahaan

Hasil operasi perusahaan maksudnya adalah pendapatan atau laba yang diperoleh pada periode tertentu.

2) Keuntungan penjualan surat berharga

Keuntungan penjualan surat berharga maksudnya adalah besarnya selisih antara harga beli dengan harga jual surat berharga tersebut. 3) Penjualan saham

Penjualan saham artinya perusahaan melepas sejumlah saham yang masih dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak.

4) Penjualan aktiva tetap

Penjualan aktiva tetap maksunya ialah penjualan aktiva tetap yang kurang produktif atau masih menganggur. Hasil penjualan ini dapat dijadikan uang kas atau piutang sebesar harga jual.

5) Penjualan obligasi

Penjualan obligasi artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada pihak lainnya.

6) Memperoleh pinjaman

Memperoleh pinjaman maksudnya ialah mendapat pinjaman dari kreditor seperti bank atau lembaga lain.

7) Dana hibah

Dana hibah maksudnya ialah mendapat atau memperoleh dana hibah dari berbagai lembaga, dan biasanya tidak dikenakan beban biaya sebagaimana pinjaman dan tidak ada kewajiban pengembalian.

Dokumen terkait