• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Jumlah proyek Pinjaman (On-Going) lingkup Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian pada Tahun Anggaran 2020 sebanyak 2 (Dua) proyek

1. Program FMSRB

Kegiatan proyek ini dibiayai dari dana loan ADB (Asian Deveopment Bank) dengan rincian sebagai berikut :

Nama PHLN : Flood Management in Selected River Basin (FMSRB) Pemberi Pinjaman : ADB

Nama Proyek : Flood Management in Selected River Basin (FMSRB)

Loan ID : 3440-INO

No. Register : 1RUX78CA

Date Sign : 02 Nopember 2016 Date Effective : 09 Desember 2016 Closing Date : 30 Juni 2023

Loan Amount (Rp) : 33.575.146.000,- (Penambahan 1.512.080.000,- untuk Pusat dari alokasi Propinsi Banten)

Lingkup pekerjaan untuk Kementerian Pertanian c.q. Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian pada proyek ini sebagaimana disebutkan dalam Project Administration Manual (PAM) adalah Pengelolaan Lahan Pertanian dan Penerapan Pertanian Berkelanjutan (Sub-Komponen 2A: Farmland Management and Sustainable Agriculture Practices (FMSAP). Pada dasarnya kegiatan ini dilakukan untuk memenuhi tujuan utama FMSRB, yaitu pengendalian banjir pada DAS C3. Secara umum, program kegiatan pada FMSAP ditujukan untuk:

a. Mengendalikan dan menurunkan erosi dan air limpasan (run off), serta Konservasi Tanah dan Air, melalui Konservasi Lahan dan Konstruksi Partisipatif.

b. Peningkatan pendapatan petani dengan pelaksanaan program FMSRB baik Konservasi maupun Optimasi Lahan dan pembangunan Konstruksi Partisipatif, didukung dengan Pelatihan Petani dan pembuatan Tertiary Demonstration Unit (TDU).

c. Teknik pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan melalui Pelatihan Petani dan TDU.

Program kegiatan FMSAP tersebut, untuk tahun 2020, dijabarkan dalam kegiatan–kegiatan sebagai berikut :

a. Konservasi Lahan dan Air : berupa penanaman tanaman multi-guna dan pembuatan terasering.

b. Optimasi Lahan : berupa penanaman tanaman multi-guna.

c. Konstruksi Partisipatif : berupa pembangunan infrastruktur dalam kawasan konservasi dan optimasi seperti pembangunan Embung, Dam Parit, Jaringan Irigasi Desa, Irigasi Perpompaan, Sumur Resapan, Jalan Pertanian (In dan Out Area).

d. Tertiary Demonstration Unit (TDU) : berupa demonstration area, pelatihan/sekolah lapang iklim dan penguatan kelompoktani/P3A

e. Optimized Pond Management : berupa insentif yang diberikan kepada poktan/gapoktan yang terdiri dari input produksi, upah tenaga kerja, peralatan/mesin pasca panen padi (rice milling unit, pengering, dll)

f. Sebagai langkah peningkatan pendapatan petani selama pelaksanaan FMSRB di lahan Konservasi dan Optimasi di lakukan pemanfaatan lahan untuk penanaman tanaman sela dengan komoditas tanaman semusim dan pemeliharaan ternak unggas serta menerima alat mesin berupa cultivator untuk pengolah tanah.

Areal lahan program FMSRB - FMSAP, sesuai dengan tujuan dan program kegiatan, secara umum memilki persyaratan atau kriteria sebagai berikut:

a. Lahan pertanian (milik petani) yang tergolong lahan kritis, agak kritis dan potensial kritis dengan lahan tidak terlalu curam atau miring

b. Areal lahan berlokasi di dalam wilayah DAS C3 (Ciujung, Cidanau, Cidurian) c. Lahan dengan tanpa vegetasi atau memiliki vegetasi/tanaman sedikit.

d. Daerah dengan penerapan pertanian yang tidak baik (tanpa kaidah konservasi)

e. Daerah dengan kondisi sosial-ekonomi yang kurang baik, sehingga membutuhkan pengembangan usaha (mata pencaharian).

f. Memiliki potensi untuk pengembangan untuk memperbaiki rantai nilai (pasar) g. Memenuhi persyaratan untuk perlindungan lingkungan dan sosial

Adapun petani yang akan mendapatkan manfaat dari program FMSRB - FMSAP MOA adalah merupakan petani yang tergabung dalam KelompokTani / P3A.

Persyaratan atau criteria Kelompok Tani yang akan mendapatkan program FMSRB - FMSAP adalah sebagai berikut :

a. Bersedia menjadi peserta program FMSRB - FMSAP, dan akan melakukan kegiatan FMSRB _ FMSAP dengan bersungguh-sungguh

b. Bersedia untuk berpartisipasi dengan memberikan kontribusi sampai dengan 20 % terhadap biaya konstruksi dan biaya operasional - pemeliharaan c. Bersedia untuk melakukan diversifikasi usaha tani

d. Luas lahan yang dikelola kelompoktani paling sedikit 10 Ha.

Terdapat 3 input utama kegiatan FMSAP yaitu (i) Pekerjaan Sipil dan Peralatan, (ii) Layanan Konsultasi dan (iii) Community Driven Development yang mencakup kegiatan konservasi lahan, optimasi lahan, pembangunan dengan partisipasi masyarakat, Unit Demonstrasi Tersier dan Pilot Optimasi Pengelolaan Embung.

Input ini diharapkan menghasilkan 3 kelompok Output yaitu (i) Rencana dan Desain Intervensi; (ii) Terimplmentasikannya kegiatan Konservasi Lahan dan Air serta (iii) Penguatan Kelembagaan dan Technical Capacity Building.

Keberhasilan masing-masing output dicirikan dengan masing-masing indikator kinerja.

Lokasi FMSRB FMSAP

Kegiatan berlokasi di 3 kabupaten yaitu:

1. Kabupaten Serang,

2. Kabupaten Pandeglang dan 3. Kabupaten Lebak

Rencana Kegiatan dan Target TA 2020 per Kabupaten

Pada TA 2020, di 3 (tiga) kabupaten pelaksana FMSRB-FMSAP (kabupaten Lebak, Serang, dan Pandeglang) akan dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Pelatihan konservasi lahan, meliputi:

a. Pelatihan kelompok tani, 178 paket (Serang : 16 paket, Lebak : 82 paket, dan Pandeglang : 80 paket)

b. Pemberdayaan perempuan, 167 paket (Serang : 5 paket, Lebak : 82 paket, Pandeglang : 80 paket)

c. Pendampingan petani melalui Community fasilitator (CF) sebanyak 60 orang

2. Kegiatan Community Driven Development yang meliputi:

a. Konservasi Lahan yang meliputi:

1) Penanaman pohon/tanaman multiguna termasuk pemeliharaannya sebanyak 434.875 pohon, (Serang: 26.000 pohon, Lebak: 293.750 pohon, Pandeglang: 115.125 pohon).

2) Pembelian Pupuk Organik dari Poktan penerima kegiatan paket UPPO (Unit Pengolah Pupuk Organik) tahun 2018-2019 sebanyak 435.030 kg.

b. Optimasi lahan yang meliputi:

1) Penanaman pohon/ tanaman multiguna termasuk pemeliharaannya sebanyak 168.000 pohon (Serang: 5.300 pohon, Lebak: 126.009 pohon, Pandeglang: 37.000 pohon).

2) Pembelian Pupuk Organik dari Poktan kegiatan paket UPPO (Unit Pengolah Pupuk Organik) tahun 2018-2019 sebanyak 169.550 kg.

3. Konstruksi partisipatif yang meliputi:

a. Pembangunan Filed Training Center (FTC) 2 unit, b. Pembuatan embung 16 unit,

c. Pembuatan Dam parit 8 unit,

d. Pembangunan rumah pompa dan pompanisasi, 11 unit

e. Rehabilitasi/ pengembangan jaringan irigasi desa (JIDES) 3.413 ha, f. Pembuatan sumur resapan 13 unit.

Dalam kegiatan konstruksi partisipatif ini kelompok tani/ P3A penerima kegiatan (beneficiaries) diwajibkan untuk memberikan konstribusi sebesar 20% dari biaya konstruksi dan bersedia melaksanakan operasi dan pemeliharaannya.

g. Pembuatan Pertanian (jalan usaha tani didalam area sepanjang 10 km).

4. Melaksanakan kegiatan Tertiary Demonstration Unit (TDU) sebanyak 3 paket pada lokasi yang berbeda.

5. Pada TA 2020 telah dilakukan pengadaan pohon multiguna sebanyak 603.175 pohon, (terdiri dari 434.875 pohon dari kegiatan konservasi lahan

Dalam melaksanakan kegiatan ini kelompok tani/ P3A penerima kegiatan proyek disamping mendapatkan pembinaan/bimbingan dari Dinas Pertanian Kabupaten dan Konsultan CS-05 Kabupaten dimana bertugas, juga mendapatkan pendampingan dari Community Facilitator (CF). Jumlah community facilitator yang mendampingi kelompok tani/ P3A di 3 kabupaten tersebut sebanyak 60 orang.

Pelaksanaan kegiatan konservasi lahan, optimasi lahan, dan konstruksi partisipatif dilaksanakan dengan metoda CPP tipe 4 (Community Participatory Procurement).

Data Pinjaman Per 1 Januari s.d 31 Desember 2020 Pusat

Daerah

Pusat dan Daerah

Nilai Komitmen untuk Pusat, ada penambahan dana dari limpahan NPHD Propinsi Banten sebesar Rp 1.512.080.000,-. Setelah Kementerian Keuangan melalui Surat Dirjen Perimbangan Keuangan nomor S-23/MK.7/2019 tanggal 29 Mei 2019 membatalkan Penetapan Pemberian Hibah untuk Propinsi Banten setelah menunggu lebih dari 12 bulan NPHD Propinsi Banten tak kunjung di tandatangani oleh Gubernur.

Sejak outbreak pandemi Covid19 di Awal Tahun 2020, kegiatan-kegiatan yang telah di rencanakan seperti pelatihan dan konstruksi partisipatif mengalami

1 2 3 4 6 7 9 10 11 12 13 14 15

1 Flood Management in Selected River Basins (FMSRB) - Farmland Management and

1RUX78CA 02 November 2016 - Efektif 09 December 2016 - Close 31 March 2023

No Nama Proyek Nama

Donor Nomor

Register Jangka Waktu Unit Eselon I KET

Nilai Komitment Rencana Penarikan Tahun Berjalan

Nilai Nominal di DIPA DJPK pada tahun berjalan

Total Realisasi

Tahun Ini Sisa PAGU %

Realisasi Kumulatif sampai dengan

Tahun Ini

1 2 3 4 6 7 9 10 11 12 13 14 15

1 Flood Management in Selected River Basins (FMSRB) - Farmland Management and

1RUX78CA 02 November 2016 - Efektif 09 December 2016 - Close 31 March 2023

Ditjen PSP $17.368.156 Rp 228.026.520.124 Rp86.295.075.000 Rp86.295.075.000 Rp 23.481.590.922 Rp 62.813.484.078 27% 46.659.748.796 20% Pusat dan Daerah

$17.368.156 Rp 228.026.520.124 Rp86.295.075.000 Rp86.295.075.000 Rp 23.481.590.922 Rp 62.813.484.078 27% 46.659.748.796 20%

10 DIPA Pusat (Ditjen PSP, Kementan) dan DIPA On Granting (Ditjen Perimbangan Keuangan, Kemenkeu) TOTAL

Pinjaman/Loan Nilai Komitment Rencana Penarikan KET

Tahun Berjalan

Pagu dan Realisasi Nilai Nominal yang

di DIPA pada tahun berjalan

Total Realisasi

Tahun Ini Sisa PAGU %

Relisasi Kumulatif sampai dengan

Tahun Ini

No Nama Proyek Nama

Donor Nomor

Register Jangka Waktu Unit Eselon I

% 8

penundaan, refocusing terhadap dana talangan yang sedianya untuk mendukung kegiatan FMSRB dilakukan oleh Bupati Pandeglang dan Lebak.

Untuk dana yang bersumber dari Pinjaman Luar Negeri sudah disampaikan dan dipastikan tidak akan mengalami pemotongan.

Perubahan DPA karena Pandemi COVID19 meliputi:

1. Kabupaten Pandeglang, Semula Rp25.000.000.000,00 menjadi Rp4.200.000.000,00.

2. Kabupaten Lebak, Semula Rp56.163.369.000,00 menjadi Rp4.600.000.000,00.

2. UPLAND

The Development of Integrated Farming System At Upland Areas Project merupakan kegiatan yang bersumber pada dana pinjaman luar negeri dengan dua pemberi pinjaman yaitu Islamic Development Bank (IsDB) dan International Fund of Agricultural Development (IFAD). Sebagian besar dana tersebut akan dihibahkan kepada 14 kabupaten dengan mekanisme penerusan hibah (on-granting). Pinjaman dari IsDB sudah efektif per tanggal 16 April 2020 dan pinjaman IFAD sudah efektif sejak tanggal 23 Desember 2019. Berikut adalah rincian dari masing-masing pinjaman:

• Pinjaman IFAD (International Fund of Agricultural Development) Nomor pinjaman : 2000003230

Nomor Register : 1J275XUA

Tanggal Efektif : 23 Desember 2019 Tanggal Tutup : 30 Juni 2025

• Pinjaman IsDB (Islamic Development Bank)

Nomor pinjaman : IDN 1024 tanggal 15 Januari 2020 a. Nomor Register : 1FXSV52A (pinjaman)

Tanggal Tutup : 25 Juli 2025 Tanggal Efektif : 16 April 2020

b. Nomor Register : 1P4VGA4A (pinjaman) Tanggal Efektif : 16 April 2020

Tanggal Tutup : 02 Maret 2025 c. Nomor Register : 2SJ2EVGA (hibah)

Tanggal Efektif : 15 Januari 2020 Tanggal Tutup : 15 Januari 2025

Total alokasi anggaran untuk Kegiatan UPLAND yang berasal dari pinjaman adalah sebesar Rp 3.000.000.000 yang terdiri dari pinjaman IsDB senilai Rp 1,061,800,000 dan pinjaman IFAD senilai Rp 1,938,200,000. Selain dari pinjaman luar negeri, Kegiatan UPLAND juga didukung oleh APBN sebesar Rp 2,537,500,000. Namun demikian hingga pertengahan Juni 2020 anggaran untuk Kegiatan UPLAND baik yang berasal dari pinjaman luar negeri maupun dari APBN masih diblokir pada Kementerian Keuangan. Baru pada 18 Juni 2020 semua blokir anggaran Kegiatan UPLAND terbuka.

Pada TA 2020 semua anggaran yang berasal dari pinjaman luar negeri Kegiatan UPLAND dialokasikan pada anggaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementarian Pertanian. Kegiatan yang dilakukan masih berupa kegiatan persiapan dalam rangka pelaksanaan penerusan hibah (on-granting) pada TA 2021 yang akan datang yang terbagi ke dalam beberapa aktivitas yaitu:

a. Pengelolaan Keproyekan

Aktivitas pengelolaan keproyekan terdiri dari beberapa tahapan pekerjaan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan supervisi, dan tahap evaluasi dan pelaporan. Setiap tahapan di atas terdiri dari beberapa proses yaitu proses pengusulan anggaran, proses penyusunan pedoman pelaksanaan, proses pengadaan barang dan jasa, proses pencairan anggaran pinjaman (loan), proses pengumpulan data dan informasi kemajuan pelaksanaan seluruh kegiatan, proses supervisi, dan proses evaluasi dan pelaporan. Oleh karena tenaga technical assistance yaitu Project Management Consultant (PMC) masih dalam proses pengadaan, maka untuk TA 2020 unit pengelola Kegiatan UPLAND hanya dibantu oleh konsultan individu.

b. Pengadaan konsultan Individu

Oleh karena konsultan individu dibayarkan dari pinjaman IsDB, maka proses pengadaannya berpegang pada pedoman pengadaan barang dan jasa IsDB di mana untuk pengadaan konsultan individu dilakukan dengan membandingkan tiga biodaya individu yang memasukkan usulan.

c. Pengadaan konsultan perusahaan PMC dan DSC

Oleh karena proses pengadaan konsultan perusahaan dilakukan dengan metode lelang umum atau NCB yang memakan waktu cukup lama, maka pembuatan konsep dokumen persiapan pengadaan konsultan seperti Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Harga Persiapan Sendiri (HPS) dilakukan pertama kali agar aktivitas lainnya tidak tertunda. Kemudian dilakukan review oleh tim dari Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian dan akhirnya masuk ke Unit Layangan Pengadaan (ULP) Kementerian Pertanian yang akan melakukan proses pelelangan. Apabila proses pengadaan dapat terlaksana sesuai jadwal, maka konsultan sebagai tenaga ahli yang akan membantu kerja PMU dan PIU akan segera termobilisasi.

d. Sosialisasi dan Pelatihan

Kompleksitas pelaksanaan kegiatan pinjaman luar negeri yang cukup tinggi mengharuskan PMU melakukan banyak sosialisasi tidak saja kepada pelaksana di daerah (PIU) dalam hal ini dinas pertanian kabupaten, tetapi juga kepada instansi lain terkait. Begitu juga PIU di tingkat kabupaten harus melakukan sosialisai kepada instansi lain terkait dan kepada petani. Selain itu pelatihan baik kepada petani maupun petugas pemerintah harus banyak dilakukan baik terkait dengan pelatihan teknis ataupun prosedur dan administrasi.

e. Pengadaan barang operasional PMU dan PIU merupakan komponen pendukung yang penting dalam terlaksananya Kegiatan UPLAND

Untuk anggaran yang berasal dari APBN digunakan untuk mendukung semua aktivitas yang dibiayai dari pinjaman luar negeri yang akan dihitung sebagai kontribusi Pemerintah Republik Indonesia.

Berikut adalah Realisasi dana pinjaman yang dibiayai dari Loan IFAD dan IsDB TA 2020 per 31 Desember 2020:

No KOMPONEN TOTAL REALISASI S.D 31 DES 2020

JUMLAH Prosentase (%)

IFAD ISDB

1 Productivity Enhancement & Resilience Building

1. Land & infrastructure Development - - - - 2. Production and Farm Management - - - -

Subtotal - -

2 Agribusiness & livelihood Facilitation -

1. Development of Farmer Institutions - - - - 2. Marketing Infrastructure & Equipment - - - - 3. Strengthening Market Linkages & Alliances - - - - 4. Access to Financial Services - - - -

Subtotal - -

3 Strengthening Institution Delivery System -

1. Capacity Building for government staff - - - - 2. Adaptive Research - - - -

Subtotal - -

4 Program Management

1. Technical Assistant

- National Consultants-PMC 500,000,000 - - - - - Project Implementation Advicer 211,800,000 - - - - - Design and Supervision Consultant (DSC) 350,000,000 - - - -

No KOMPONEN TOTAL REALISASI S.D 31 DES 2020

JUMLAH Prosentase (%)

IFAD ISDB

- Supporting Staff 45,000,000 42,000,000 - 42,000,000 93

2. Operating Cost

- TRavel Alowances 1,088,720,000 955,979,227 - 955,979,227 88 - Office consumables 25,700,000 18,411,800 - 18,411,800 72 - Office equipment, furniture, renovation 385,280,000 364,537,000 - 364,537,000 95 - Coordination Meeting/Workshop 393,500,000 361,668,100 - 361,668,100 92

Subtotal 3,000,000,000 1,742,596,127 - 1,742,596,127 58

JUMLAH 1+2+3+4 3,000,000,000 1,742,596,127 - 1,742,596,127 58

B. Tujuan proyek Pinjaman (On-Going) lingkup Kementerian Pertanian pada