• Tidak ada hasil yang ditemukan

ONGKOS KIRIM DARI ALAT DAN MESIN PERTANIAN CADANGAN

B. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Kronologi Timbulnya Tunggakan Pembayaran :

F.2.7. ONGKOS KIRIM DARI ALAT DAN MESIN PERTANIAN CADANGAN

Pengadaan alat dan mesin pertanian di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu alsintan regular (alsintan yang sudah diketahui alokasi/peruntukannya) dan alsintan persediaan (alsintan yang dialokasikan untuk persediaan/belum diketahui alokasi/peruntukannya). Nilai alsintan regular dalam kontrak ditetapkan sebagai harga satuan alsintan ditambah biaya kirim sampai ke lokasi titik bagi, sedangkan nilai alsintan persediaan ditetapkan sebesar harga satuan alsintan tanpa biaya kirim.

Kronologis Adanya Tagihan Ongkos Kirim Bantuan Alsintan

1. Penyaluran bantuan alsintan Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Ditjen PSP, dilaksanakan melalui :

a. Berdasarkan usulan daerah melalui E-Proposal

b. Usulan kelompok masyarakat melalui aspirasi Komisi IV DPR RI

c. Usulan/permintaan Dinas Pertanian untuk penanganan kegiatan yang bersifat mendesak (kekeringan, banjir, tanam serempak, dll)

d. Tindak lanjut kunjungan kerja Pimpinan (Presiden, Menteri, Pejabat Eselon I dan Pimpinan lainnya untuk menunjang peningkatan produksi pertanian).

2. Untuk mengakomodir penyaluran bantuan poin 1.b s/d 1.d tersebut di atas membutuhkan penanganan segera, sehingga diperlukan alsintan dalam bentuk persediaan yang sewaktu-waktu siap untuk disalurkan kepada penerima bantuan.

3. Dengan adanya alsintan persediaan, maka dibutuhkan anggaran pengiriman (ongkir) dari gudang penyedia ke titik bagi (Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota), dimana biaya pengiriman (ongkir) tersebut terpisah dari nilai kontrak pengadaan alsintan.

4. Untuk mengakomodir permintaan yang bersifat mendesak (poin 1.b s/d 1.d), penyaluran alsintan persediaan dari gudang penyedia alsintan dilaksanakan berdasarkan surat perintah pengiriman Direktur Alat dan Mesin Pertanian kepada pihak penyedia. Sedangkan pemberitahuan pengiriman alsintan persediaan disampaikan kepada Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota penerima bantuan dengan surat Direktur Alat dan Mesin Pertanian.

5. Pembayaran biaya pengiriman (ongkir) alsintan persediaan tahun 2016 disampaikan hal sebagai berikut :

a. Pembayaran biaya pengiriman (ongkir) alsintan persediaan oleh Direktorat Alat dan Mesin Pertanian dilaksanakan setelah adanya bukti penyerahan alsintan persediaan sampai ke titik bagi (Dinas Pertanian Prov/Kab/Kota) yang dibuktikan dengan adanya dokumen BAP-STHP.

b. Penyampaian BAP-STHP dari pihak penyedia kepada Direktorat Alat dan Mesin Pertanian terlambat, sehingga menyebabkan proses penagihan oleh penyedia menjadi tertunda.

c. Pada TA. 2016 biaya pengiriman (ongkir) alsintan persediaan yang belum ditagihkan oleh pihak penyedia sebesar Rp. 38.502.372.182,- yang terdiri dari 272 SPK (Kontrak ongkir) dari 14 penyedia dengan jumlah alsintan persediaan sebanyak 43.555 unit.

d. Adanya kebijakan penghematan anggaran tahun 2016 menyebabkan terjadinya self blocking anggaran kegiatan Direktorat Jenderal PSP sehingga Direktorat Alat dan Mesin Pertanian terkena penghematan sebesar Rp1.435.143.787.000,00 terdiri dari kegiatan pengadaan bantuan alsintan dan biaya pengiriman (ongkir) alsintan persediaan.

e. Untuk self blocking (tunda bayar) kegiatan pengadaan bantuan alsintan telah diusulkan menjadi luncuran pembayaran pada TA. 2017, namun demikian untuk biaya pengiriman (ongkir) alsintan persediaan karena dokumen pendukung (BAP-STHP) dari pihak penyedia belum semua disampaikan kepada Direktorat Alat dan Mesin Pertanian sehingga tagihan ongkir 2016 tidak dapat didaftarkan menjadi luncuran pembayaran TA. 2017.

6. Upaya yang telah dilakukan terkait dengan pembayaran biaya pengiriman (ongkir) alsintan persediaan TA. 2016 sebesar Rp38.502.372.182,00 yakni :

a. Pada TA. 2017 Direktorat Alat dan Mesin Pertanian telah melakukan inventarisasi dan verifikasi tagihan biaya pengiriman (ongkir) alsintan persediaan TA. 2016 sebesar Rp38.502.372.182,00.

b. Ditjen PSP mengajukan usulan reviu kepada BPKP melalui surat nomor : B-446/RC.110/B/10/2017 tanggal 30 Oktober 2017 perihal Permohonan Reviu Kontrak Ongkos Kirim TA. 2016 sebesar Rp38.502.372.182,00.

c. Balasan Surat BPKP kepada Dirjen PSP nomor : S-962/D/2/2017 tanggal 13 November 2017 perihal reviu Kontrak Ongkos Kirim TA. 2016, BPKP menyatakan bahwa mengingat terbatasnya waktu yang tersedia maka BPKP meminta penanggungjawab kegiatan dan Inspektorat Jenderal untuk melakukan verifikasi atas kebenaran data dukung sebelum reviu dilakukan oleh BPKP.

d. Hasil Verifikasi Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian bahwa TA. 2016 nilai

sebesar Rp37.237.163.163,00. Berdasarkan surat Dirjen PSP kepada Inspektur Jenderal nomor : B-49/RC.210/B/01/2018 tanggal 19 Januari 2018, Tim Reviu Inspektorat Jenderal juga melakukan verifikasi terhadap tagihan ongkir TA. 2017 dan dinyatakan layak bayar sebanyak 105 SPK (27.379 unit) sebesar Rp4.237.525.709,00.

e. Ongkos kirim yang telah diverifikasi sebesar Rp41.474.688.872,00 terdiri dari TA.

2016 sebesar Rp37.237.163.163,00 dan TA. 2017 sebesar Rp4.237.525.709,00.

Ongkos kirim yang belum diverifikasi sebesar Rp11.561.892.750,00 terdiri dari TA. 2016 sebesar Rp2.015.343.921,00 sebanyak 12 SPK (261 unit) dan TA. 2017 sebesar Rp9.546.548.829,00 sebanyak 58 SPK (16.797 unit).

f. Hasil verifikasi oleh Tim Inspektorat Jenderal akan segera disampaikan kepada BPKP guna dilakukan reviu terkait keabsahan tagihan ongkos kirim tersebut di atas.

7. Dirjen PSP telah berkirim surat kepada Deputi Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Perekonomian dan Kemaritiman BPKP dengan surat Nomor R.333/PW.170/B/06/2018 tanggal 21 Juni 2018 untuk permintaan reviu Ongkir TA 2016 dan 2017 yang merupakan hasil tindak lanjut dari hasil perhitungan reviu Itjen atas Ongkir tahun 2016 dan 2017 tersebut.

8. Sesuai permintaan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian dalam surat nomor R-335/PW.170/B/06/2018 tanggal 21 Juni 2018, telah dilakukan telaah atas Laporan Hasil Reviu Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian Nomor R-206/PE.170/G.3/3/2018 tanggal 23 Maret 2018 dengan hasil sebagaimana dalam surat Direktur Pengawasan Produksi dan Sumber Daya Alam BPKP Nomor S-215/D102/2/2018 tanggal 3 September 2018 yang hasil telaahnya menyatakan masih terdapat beberapa kekurangan pengungkapan yang perlu dilengkapi untuk meyakini bahwa bukti-bukti telah mendukung jumlah ongkos kirim yang harus dibayar.

9. ITJEN menyampaikan hasil review ke BPKP. Hasil reviu BPKP Nomor LAP-225/D102/2/2018 tanggal 28 Oktober 2018 sebanyak 361 SPK sebesar Rp41.163.775.264, yang layak bayar sebanyak 352 SPK sebesar Rp38.968.296.016 dengan rincian sebagai berikut:

Sisa Tunggakan Layak Bayar

TA 2016 Rp 35.502.440.698,00 Rp 34.799.691.650,00 TA 2017 Rp 5.661.334.566,00 Rp 4.168.604.366,00 Jumlah Rp 41.163.775.264,00 Rp 38.968.296.016,00 Nilai tunggakan layak bayar sebesar Rp38.968.296.016,00 ini terdiri dari:

- Nilai tunggakan layak bayar yang telah diuji BPK Rp 10.638.627.423 - Nilai tunggakan layak bayar hasil reviu Itjen

Kementerian Pertanian yang tidak diuji BPKP Rp 28.329.668.593

Jumlah Rp 38.968.296.016

Atas nilai tunggakan layak bayar sebesar Rp10.638.627.423,00 berasal dari sisa tunggakan atas 92 SPK sebesar Rp11.058.627.423,00 yang ditelaah BPKP dengan koreksi sebanyak 3 SPK sebesar Rp420.000.000,00 yang tidak layak bayar. Atas

nilai tunggakan layak bayar sebesar Rp28.329.668.593,00 akan ditelaah pada tahapan berikutnya (bukti review BPKP terlampir).

10. Dari total nilai tunggakan layak bayar sebesar Rp38.968.296.016,00 selama tahun 2018 telah dibayar sejumlah Rp10.638.627.423,00 dengan rincian sebagai berikut:

ongkir tahun 2016 sebesar Rp9.421.583.193,00 dan ongkir tahun 2017 sebesar Rp1.217.044.280,00. Sehingga saldo akhir audited tahun 2018 adalah sebesar Rp28.329.668.593,00.

11. Sesuai Surat Tugas BPKP Nomor ST-11/D102/2019 tanggal 11 Januari 2019, Tim BPKP akan melakukan Reviu pada tahun 2019 terhadap tunggakan ongkos kirim tahun 2016 dan tahun 2017 yang belum dibayar di tahun 2018 sebesar Rp28.329.668.593,00. Hasil Reviu BPKP Nomor LHR-98/D102/1/2019 tanggal 18 Juli 2019 atas Tunggakan Ongkos Kirim Alsintan TA 2016 dan TA 2017 disimpulkan bahwa realisasi pekerjaan pengiriman alat dan mesin pertanian SPK/Kontrak TA 2016 dan TA 2017 yang telah didukung dengan bukti-bukti yang sah, lengkap dan memadai serta masih harus dibayarkan pada TA 2019 sebanyak 242 SPK/Kontrak sebesar Rp26.870.390.498,00 untuk pengiriman 89.289 unit alsintan, dengan rincian sebagai berikut:

12. Terdapat keterlambatan pelaksanaan pekerjaan pada 21 SPK/Kontrak sebesar Rp 2.659.132.781 dengan nilai pekerjaan yang terlambat sebesar Rp940.166.960,00 untuk pengiriman 293 unit alsintan. Atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan ini harus dikenakan sanksi keterlambatan sesuai pasal SPK/Kontrak berupa denda yang langsung dipotongkan dari nilai pembayaran atas SPK/Kontrak tersebut sebesar Rp382.724.601,00 dengan rincian sebagai berikut :

Atas saran BPKP, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Direktorat Alat dan Mesin Pertanian dapat memproses hasil reviu atas tunggakan ongkos kirim alsintan TA. 2106 dan TA. 2017 yang belum di bayar pada Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebesar Rp26.870.390.498,00 dan mengenakan denda keterlambatan sebesar Rp382.724.601,00 sesuai ketentuan yang berlaku.

Uraian di atas dapat dirinci pada tabel berikut : N

o TA.

SPK/Kontrak Pembayaran

TA. Sebelumnya (Rp.0,00)

Nilai Tunggakan (Rp0,00) Jumlah Unit Nilai (Rp.0,00)

1 TA.2016 177 48.448 23.047.875.485 - 23.047.875.485

2 TA.2017 65 40.841 3.822.515.031 - 3.822.515.031

JUMLAH 242 89.289 26.870.390.516 - 26.870.390.516

No TA.

Sanksi Keterlambatan Tidak Dibayar

(Rp0,00)

Denda 1/1000

(Rp0,00) Total (Rp0,00) 1 TA.2016 363.291.885 18.232.160 381.524.045 2 TA.2017 - 1.200.556 1.200.556 JUMLAH 363.291.885 19.432.716 382.724.601

No Keterangan Nilai Layak Bayar 1 Ditjen PSP mengajukan usulan reviu kepada BPKP

melalui surat nomor : B-446/RC.110/B/10/2017 tanggal 30 Oktober 2017 perihal Permohonan Reviu Kontrak Ongkos Kirim TA. 2016.

38.502.372.182 2 Hasil Verifikasi Inspektorat Jenderal Kementerian

Pertanian sesuai surat Dirjen PSP kepada Inspektur Jenderal nomor : B-49/RC.210/B/01/2018 tanggal 19 Januari 2018

41.474.688.872 - TA. 2016 (264 SPK, 52.220

unit) 37.237.163.163

- TA. 2017 (105 SPK, 27.379

unit) 4.237.525.709

Ongkos kirim yang belum diverifikasi senilai Rp.

11.561.892.750,- terdiri dari TA. 2016 senilai Rp.

2.015.343.921,- sebanyak 12 SPK (261 unit) dan TA.

2017 senilai Rp. 9.546.548.829,- sebanyak 58 SPK (16.797 unit).

3 Hasil reviu BPKP Nomor LAP-225/D102/2/2018 tanggal 28 Oktober 2018, dari 361 SPK senilai Rp 41.163.775.264, yang layak bayar sebanyak 352 SPK

38.968.296.016

4 Pembayaran di tahun 2018 10.638.627.423

5 Saldo Audited LK 2018 28.329.668.593

6 Hasil Reviu BPKP Nomor LHR-98/D102/1/2019 tanggal

18 Juli 2019 sebanyak 242 SPK/Kontrak 89.289 unit 26.870.390.498

Dari jumlah Rp26.870.390.498,00 tersebut, sebesar Rp26.498.072.508,00 telah dibayar di tahun 2019. Sedangkan sisanya sebesar Rp372.317.990,00 telah dibayar pada tanggal 27 Oktober 2020 dengan nomor SP2D: 201391701001702.