• Tidak ada hasil yang ditemukan

DATA 1 FIP 12 5078 8 52 2 FPIPS 8 2826 5 29 3 FPBS 13 5954 8 61 4 FPMIPA 11 4428 7 45 5 FPTK 10 2487 6 25 6 FPOK 4 2699 2 27 7 FPEB 6 3050 4 31 JUMLAH 64 26522 40 270 c. Teknik Sampel

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:110) teknik pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Menurut Ulber Silalahi (2006:236):

“Pemilihan sampel atau penarikan sampel (sampling) dapat diartikan sebagai proses memilih sejumlah unit atau elemen atau subjek dari dan yang mewakili populasi untuk dipelajari yang dengannya dapat dibuat generalisasi atau inferensi tentang karakteristik dari satu populasi yang diwakili.”

Setelah memperoleh data dari responden yang merupakan populasi penelitian, selanjutnya peneliti mengambil sampel berdasarkan teknik probability

sampling atau pemilihan sampel acak. Dalam probability sampling, setiap unsur populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Menurut Nachmias (Ulber Silalahi, 2006:237), karakteristik dari probability sampling yaitu:

Characteristics of probability sampling is that one can specify for each sampling unit of the population, the probability that it will be included in the sample. In the simplest case, each of the units has the same probability of being included in the sample. (Artinya: Karakteristik sampling kemungkinan adalah bahwa seseorang dapat menetapkan masing-masing unit percontohan dari populasi dan kemungkinan bahwa unit percontohan itu akan tercakup dalam sampel. Di dalam kasus yang lebih sederhana, masing-masing unit mempunyai kemungkinan yang sama menjadi sampel).

Alasan mengapa menggunakan probability sampling dikemukakan oleh Ulber silalahi (2006:237) sebagai berikut:

Peneliti kuantitatif memiliki dua motivasi untuk menggunakan pemilihan sampel probabilitas atau acak. Motivasi pertama adalah waktu dan biaya. Tujuan kedua dari pemilihan sampel probabilitas adalah akurasi. (tingkat sejauhmana bias mangkir dari sampel).

Berdasarkan teknik probability sampling, selanjutnya digunakan teknik simple random sampling atau pemilihan sampel acak sederhana karena populasi dalam penelitian dianggap homogen. William G. Zikmund (2003:428) memberikan defenisi mengenai simple random sampling sebagai berikut:

Simple random sampling is a sampling procedure that assures each elements in the population of an equal chance of being included in the sample.” (Artinya: Pemilihan acak sederhana adalah suatu prosedur sampling yang meyakinkan bahwa setiap unsur-unsur dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk tercakup dalam sampel.)

Sampel yang didapatkan harus representatif (mewakili), untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah yang sistematis untuk mendapatkan sampel yang representatif. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan populasi sasaran 2. Menentukan tempat tertentu

3. Menetukan waktu yang akan digunakan dalam menentukan sampling. 4. Melakukan orientasi lapangan

5. Menentukan ukuran sampel

d. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data mengacu pada cara apa yang perlu dilakukan dalam penelitian agar dapat memperoleh data. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara kombinasi secara langsung atau tidak langsung. Penelitian ini memperoleh data dengan menggunakan teknik sebagai berikut: 1. Studi kepustakaan

2. Observasi

3. Angket/kuesioner

3.2.5 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Data mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian karena menggambarkan variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai pembentuk hipotesis. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian data untuk mendapatkan mutu yang baik. Benar-tidaknya data tergantung dari instrumen pengumpulan data. Sedangkan instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini

dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu software komputer program SPSS (Statistical Product for Service Solutions) dan Lisrel.

a. Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian

Menurut William G. Zikmund (2003:331), validitas adalah: “The ability of a scale to measure what was intended to be measured.” (Artinya: Kemampuan suatu skala untuk mengukur sesuatu yang diniatkan untuk diukur.). Pendapat serupa disampaikan oleh David A Aaker (2004:762), “Validity is the ability of a measurenment instrument to measure what it is supposed to measure.” (Artinya: Validitas adalah kemampuan suatu instrumen pengukur untuk mengukur apa yang seharusnya diukur).

Schumaker dan Lomax (Kusnendi, 2007:107) mengungkapkan bahwa korelasi antara variabel indikator dengan variabel latennya disebut koefisien bobot faktor. Dalam CFA, koefisien bobot faktor digunakan untuk mengidentifikasi validitas dan reliabilitas setiap indikator dalam pengukur variabel latennya.

Melalui koefisien bobot faktor yang distandarkan (standardized factor loadings), validitas setiap variabel manifes atau indikator dalam mengukur variabel latennya dievaluasi.

Semakin tinggi koefisien bobot faktor yang distandarkan mengidentifikasikan semakin tinggi ketepatan yang dimiliki oleh indikator tersebut dalam mengukur konstruk yang diukur,

Untuk menguji validitas dapat menggunakan dengan menggunakan product moment atau pearson (Pearson’s Product Moment Coeffisient of Correlation), yaitu:

r = n (∑ xy) – (∑x) (∑y) {|n(∑x2) - (∑x)2|n(∑y2) - (∑y)2}

keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat, dua variabel yang dikorelasikan

X = skor untuk pernyataan yang dipilih Y = skor total

n = jumlah responden

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolok ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf signifikan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2004:157):

Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi dengan kriteria sebagai berikut:

1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikasi α = 0,05.

2. Jika thitung > ttabel maka soal tersebut valid. 3. Jika thitung < ttabel maka soal tersebut tidak valid.

t =

r

n

r

1

2

Jumlah seluruh responden yang menjai penelitian ini adalah 270 orang mahasiswa. Jumlah responden yang dipergunakan untuk menguji validitas adalah sepertiga dari jumlah sampel yang diteliti, yaitu 270 : 3 = 80 orang responden.

Validitas merupakan aspek penting dalam penelitian, karena berkaitan dengan kesahihan dan ketepatan mengenai apa yang ingin diungkapkna oleh variabel penelitian. Berikut merupakan yang dibandingkan dengan dengan tingkat kepercayaan 95%. untuk tingkat kepercayaan 95% dengan jumlah sampel 90 adalah 0,207.

Tabel 3.4 menjelaskan mengenai validitas dari instumen penelitian inii, yang merupakan perbandingan dengan dengan tingkat kepercayaan 95%. untuk tingkat kepercayaan 95% dengan jumlah sampel 90 adalah 0,207.

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui seluruh item pertanyaan dalam instrumen penelitian yang sebarkan oleh peneliti adalah valid karena

> . TABEL 3.4

Dokumen terkait