BAB II LANDASAN TEORI
B. Jurnal
Untuk memperjelas penelitian mengenai pemanfaatan jurnal oleh pengguna MBRC ini penulis merasa perlu memaparkan beberapa definisi majalah ilmiah atau jurnal dan sejarah singkat munculnya jurnal terlebih dahulu. Berikut beberapa definisi jurnal dan uraian singkat mengenai sejarah asal mula jurnal.
23
a. Definisi Jurnal
Dalam literatur Indonesia pengertian jurnal sama dengan pengertian majalah ilmiah, dalam Ensiklopedi Indonesia misalnya, pada mulanya pengertian majalah mencakup pengertian majalah ilmiah tetapi kemudian pengertian majalah berkembang ke arah populer, sedangkan majalah ilmiah ilmiah dikenal dengan jurnal.
Majalah ilmiah atau sering disebut dengan jurnal biasanya memuat hasil-hasil penelitian, ungkapan tersebut diperjelas dengan pernyataan bahwa jurnal merupakan suatu terbitan yang memuat informasi, dan merupakan dokumentasi untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Pendapat senada diungkapkan oleh Sulistyo Basuki, bahwa jurnal merupakan bagian dari terbitan berseri yang berisi literatur sumber primer yang memuat informasi ilmiah mutakhir sebagai sarana komunikasi formal.24Kedua pendapat ini tidak jauh berbeda jika dilihat dari segi fungsi majalah yang dimaksud. Sedangkan Katz berpendapat jurnal merupakan sumber informasi publikasi untuk teori baru, penemuan baru, dan materi yang sedang populer yang tidak terdapat dalam buku.25 Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya jurnal merupakan suatu sumber informasi publikasi teori yang terbaru, dari suatu penemuan baru atau penyempurnaan atau pengembangan dari suatu penemuan yang telah dilaksanakan dan berisi materi, tulisan atau artikel yang sedang populer yang tidak ada dalam buku.
24
Sulistyo Basuki,”Pengantar Ilmu Perpustakaan”, (Jakarta: Gramedia,1991) h.242
25
Bill Katz dan Linda Stenberg Katz. “Magazine for Libraries”, ( New York: RR Browker, 1989) h.17
Jurnal merupakan terbitan berkala, terbit terus menerus dengan judul yang sama, untuk jangka waktu yang tidak dapat ditentukan dan dengan kala terbit yang tertentu pula. Setiap nomor terbitan memuat beberapa artikel atau tulisan. Bisa dengan topik yang sama atau berbeda. Teks artikel tidak sepanjang teks buku, sehingga ide pokok penulis mudah ditangkap. Majalah ilmiah berisi temuan dan ide baru, diterbitkan atas nama organisasi atau sekelompok orang yang membentuk perhimpunan, dan dikelola oleh suatu tim redaksi tertentu. Majalah memiliki sistem kontrol internasional, yaitu International Serial Standard Number(ISSN).26
b. Sejarah Singkat Jurnal
Sejarah perkembangan publikasi ilmiah dalam hal ini jurnal secara analitis sampai saat ini belum pernah ditulis. Hal ini disebabkan karena belum adanya penyelidikan yang mendalam dan kronologis tentang dasar-dasar perubahan publikasi ilmiah sejak berabad-abad.27
Menurut Myrl Ebert28 dalam The Rise and Development of the American Medical Periodical 1797-1850 dua majalah ilmiah yang mula-mula diterbitkan adalahJournal des ScavansdanTransactions of the Royal Society of London. Journal des Scavans seperti juga Nouvelles de Couvertes merupakan publikasi dari satu orang. Sedangkan Transactions of the Royal Society of London diterbitkan oleh suatu perkumpulan ilmiah untuk memperkenalkan anggota-anggotanya dan orang lain dengan
percobaan-26
Budi Prawati, “Keterpakaian Koleksi Majalah Ilmiah Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian oleh Peneliti Badan Litbang Pertanian” artikel diakses pada tanggal 30 Januari 2009 dari http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/pp121034.pdf
27
Lily Irawati Roesma. “Pemanfaatan Majalah Ilmiah Di Fakultas Kedokteran UI,” (Skripsi S1 Fakultas Sastra, Universitas Indonesia, 1975), h. 11
28
Periodical (magazines and journal)
magazines journals
Non specialized journals for the intelligentsia well-informed on literature, art, social affairs, politic, etc.
Learned journals for specialist in pure sciences and other non applied disciplines (including humanities Practical professional journals in applied fields including technology, medicine, law, agriculture, management, library science, business, trades Parochial journals of any type but addressed chiefly to a parochial audience (local, regional) Primary research journals Secondary research journals (reviews, abstract, literature, surveys, etc)
percobaan yang memperkaya ilmu pengetahuan. Kedua majalah tersebut merupakanprototypebermacam-macam majalah yang diterbitkan sekarang.
c. Jenis-Jenis Jurnal
Jurnal memiliki ruang lingkup bidang khusus. Untuk memperlihatkan klasifikasi terbitan berseri yang di dalamnya mencakup majalah dan jurnal ilmiah dapat dilihat pada bagan berikut:29
Bagan 1. Cuplikan dari Klasifikasi Terbitan Berseri (Majalah dan Jurnal)
Dari: Fritz Machlup, Kennetin W. leeson, and Associates Information Through the Printed World: The Dissemination of Scholarly, Scientific, and Intellectual Knowledge (New York: New York University, 1978)
29
Eko Susi Rosdianasari, “Perkembangan Penerbitan Majalah Ilmiah di Indonesia 1945 -1998”, (Skripsi S1 Fakultas Sastra,Universitas Indonesia, 2002), h.16
Bagan tersebut menjelaskan bahwa jurnal terdiri dari:
a) Jurnal tidak khusus(Non specialized journals)untuk kaum terpelajar yang mengetahui dengan baik literature seni, hubungan social, politik dan subyek lainnya.
b) Jurnal khusus bagi spesialis di bidang ilmu murni, dan disiplin non terapan lain termasuk di dalamnya bidang humaniora. Majalah ini dibagi menjadi dua yaitu:
1) Jurnal yang memuat hasil-hasil penelitian primer
2) Jurnal sekunder seperti tinjauan, abstrak, survey literatur dan lain-lain.
c) Jurnal untuk kalangan profesional praktis di bidang-bidang terapan termasuk di dalamnya teknologi, kedokteran, hukum, agrikultur, manajemen, ilmu perpustakaan, bisnis dan perdagangan.
d) Jurnal tentang agama tipe yang ditujukan pada pembaca khusus baik lokal maupun regional.
d. Lembaga-Lembaga Penerbit Jurnal
Ada beberapa lembaga yang terlibat dalam penerbitan jurnal. Motif yang dimiliki lembaga tersebut dalam menerbitkan jurnal dapat dipaparkan dari yang murni komersial hingga kebutuhan untuk menyebarkan informasi berkenaan dengan disiplin atau teknologi tertentu. Lembaga-lembaga tersebut adalah sebagai berikut:30
a. Lembaga profesional dan masyarakat terpelajar b. Lembaga atau penerbit komersial
30
Eko Susi Rosdianasari, “Perkembangan Penerbitan Majalah Ilmiah di Indonesia 1945-1998”, h.14
Secara umum penerbit komersial mempunyai tujuan utama mendapatkan keuntungan.
c. Lembaga non-profit
Kelompok penerbit ini dalam menerbitkan jurnal lebih banyak merupakan tanggung jawab untuk meningkatkan pengetahuan dan teknologi pada kalangan tertentu.
d. Lembaga pendidikan
e. Lembaga penelitian dan pemerintah
Di banyak negara berkembang, lembaga pemerintah merupakan pihak yang bertanggung jawab memberikan dana untuk mendukung penelitian mendasar yang biasanya dilakukan oleh institusi akademis. Penyebarluasan hasil penelitian tergantung dari isi dan sifat penelitian, rahasia atau tidak. Bila bersifat rahasia maka hasil penelitian tidak disebarluaskan, dan sebaliknya bila tidak bersifat rahasia maka hasil penelitian ditulis sebagai artikel pada suatu majalah ilmiah.
f. Organisasi industri dan komersial.
Terbitan jurnal dari kelompok mempunyai tujuan untuk meningkatkan prestise perusahaan, pemberitahuan kegiatan, atau promosi langsung dari produk suatu perusahaan. Terbitan lembaga industri dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: Prestige journal yang lebih mengarah pada jurnal dan teknikal; majalah yang berisi informasi yang tidak terlalu teknis dan bersifat umum; dan katalog periodik yang memberikan informasi produk yang dihasilkan.
e. Format Jurnal
Dengan berkembangnya teknologi informasi jurnal yang dahulu hanya tersedia dalam format tercetak saat ini tersedia juga jurnal dalam format elektronik atau biasa disebut e-journal atau jurnal elektronik.
Berbagai media tersebut sepatutnya dimiliki oleh perpustakaan. Keunikan dengan karakteristik yang dimiliki masing-masing format media tersebut dapat melengkapi kekurangan informasi satu sama lainnya. Selain itu juga beragam sumber media tersebut akan memberikan banyak pilihan kepada para pengguna media sesuai dengan kemampuan, minat dan kebutuhan mereka sendiri.
f. Jurnal sebagai Penunjang Kegiatan Akademik
Seperti yang kita ketahui bahwa perpustakaan memiliki bahan pustaka yang beraneka ragam jenisnya. Selain buku, perpustakaan juga nenyediakan koleksi jurnal ilmiah. Jurnal merupakan bagian penting dari sumber-sumber yang terdapat di perpustakaan. Hal ini disebabkan karena jurnal memuat informasi mutakhir, yang lebih baru dari informasi dalam buku. Sifat informasinya lebih aktual karena sering mempertautkan masalah di lapangan dengan tinjauan teoritis. Artikel jurnal biasanya singkat dan mudah dibaca, selain itu sering ada hal-hal yang dimuat di dalam jurnal yang tidak didapatkan di dalam buku.31
Bagi peneliti yang sedang meneliti dan mengamati sesuatu perlu mengetahui macam penelitian yang pernah atau yang sedang dilakukan, baik di dalam maupun di luar negeri. Di samping untuk mengetahui percobaan
31
A. Ridwan Siregar, “Metode Penggunaan Perpustakaan” artikel diakses pada tanggal 7 Juni 2007 darihttp://library.usu.ac.id/
yang pernah dilakukan oleh peneliti lain, beserta hasilnya, juga untuk mengurangi resiko terulangnya suatu penelitian yang sama. Informasi mengenai hasil penelitian dapat dicari dalam jurnal-jurnal, karena hasil-hasil penelitian biasanya disebarluaskan lewat jurnal.32 Selain itu Nugroho seperti yang dikutip dalam penelitian Etty Andriaty menyatakan bahwa:
Peneliti dituntut untuk rajin mengikuti perkembangan teknologi di bidangnya, dan sumber utama informasi bagi peneliti adalah jurnal ilmiah.33
Ketersediaan informasi mutakhir sangat dibutuhkan oleh peneliti untuk mendukung kegiatan penelitian. Dibandingkan dengan buku/monograf, jurnal ilmiah memuat informasi yang lebih mutakhir karena berisi artikel-artikel hasil penelitian terbaru dan aktual.34
Oleh karena itu keberadaan jurnal dalam perpustakaan perguruan tinggi sangat penting sebagai penunjang tri dharma perguruan tinggi. ketersediaan koleksi berupa jurnal ilmiah di perpustakaan perguruan tinggi tersebut dapat mencerminkan kualitas intelektual dari perguruan tinggi tersebut. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Siswanto bahwa perpustakaan perguruan tinggi yang baik, biasanya melanggan berpuluh macam jurnal ilmiah baik dalam maupun luar negeri sesuai dengan program studi yang
32
Soeatminah,Perpustakaan, Kepustakaan dan Pustakawan, h. 47
33
Etty Andriaty, “Pemanfaatan Jurnal Elektronis dan Kemutakhiran Informasi yang Disitir dalam Publikasi Primer,” artikel diakses pada tgl 22 mei 2007 dari http://202.158.78.180/publication/pp142051.pdf
34
ada35. Selain menyediakan beragam jurnal ilmiah sesuai dengan program studi yang ada, perpustakaan harus pula memberikan informasi yang mutakhir kepada pengguna. Oleh karena itu menurut Pringgoutomo36 koleksi majalah ilmiah (jurnal) hendaknya dibina sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi tujuan perguruan tinggi. Keberadaan koleksi jurnal sangat penting, dimana keberadaan koleksi jurnal sebagaimana yang dimaksud dapat menunjang terlaksananya tri dharma perguruan tinggi.
Menurut Satish dalam skripsi Rina S. Saari para akademisi memanfaatkan informasi ilmiah dengan media jurnal dalam melakukan penelitian dan pengajaran bertujuan untuk:
a. Mencapai atau meningkatkan profesionalisme;
mempertahankan ’visibility’ antar sesama dosen/akademisi
dan untuk meningkatkan jenjang karir melalui penemuan ilmiah
b. Mengembangkan ilmu pengetahuan; melalui karya-karya
ilmiah yang dihasilkan oleh para akademisi berarti turut berpartisipasi atau memberikan sumbangsih bagi ilmu pengetahuan
c. Memfasilitasi kegiatan akademis; para ilmuwan/akademisi
menggunakan informasi ilmiah yang terdapat dalam jurnal untuk mendapatkan masukan atas karya ilmiah mereka, sebagai alat pengontrol kualitas dari karya ilmiah mereka dan untuk menyebarkan informasi mengenai karya ilmiah mereka.37
35
David Siswanto, Peranan Perpustakaan dan Pusat Informasi di Dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan: Sebuah Harapan dan Kenyataan, makalah seminar sehari menuju kualitas SDM yang berwawasan kepustakaan melalui kerjasama integral tenaga pengajar pustakawan peserta didik semarang, Universitas Katolik Soerjopranto tanggal 24 maret 1994 h. 4
36
Sri Soemarni Pringgoutomo, Perawatan Majalah Ilmiah Beserta Aspek-Aspeknya. Makalah Lokakarya Pengelolaan Majalah Ilmiah untuk Perpustakaan dan Pusat Informasi. Jakarta 19-21 Maret 1985
37
Rina S. Saari, “Pemanfaatan Majalah Ilmiah dalam Penulisan Tesis dan Disertasi Bidang Studi Wanita: Suatu Kajian Bibliometrik”, (Skripsi S1 Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2002), h. 17
Pendapat tersebut senada dengan pendapat Kohar bahwa jurnal mempunyai fungsi penunjang dalam kegiatan akademik yakni:
a. Sebagai media komunikasi dan publikasi yang sangat
penting dalam dunia ilmu pengetahuan, karena memuat informasi perkembangan terbaru bila dibanding dengan buku
b. Sebagai sarana bagi ilmuwan untuk dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidangnya sekaligus merupakan wadah bagi mereka untuk mendapatkan dan melaporkan hasil penemuan dan buah pikiran.38
Sedangkan Lasa H.S. menjabarkan bahwa fungsi jurnal adalah sebagai berikut:39
a. Dapat memberikan ruang untuk menampung ide, gagasan,
dan pengalaman
b. Menyampaikan ide, gagasan dan penemuan baru dalam
bidang tertentu
c. Memberikan gambaran serta perkembangan terbaru dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Artikel atau tulisan dalam suatu majalah dapat memberikan
jawaban suatu masalah untuk akademisi dan peneliti dalam mendapatkan informasi yang jelas
e. Dapat memberi cakrawala pandangan yang luas
f. Dapat mengetahui atau mengenal dengan segera apa dan
siapa dalam suatu bidang profesi tertentu.
Di luar itu semua, pemberitaan kemajuan keilmuan yang cepat sangat penting, karena setiap saat selalu terjadi peningkatan frekuensi penelitian dan pengembangan. Komunikasi ilmiah akan berjalan lancar jika hasil penelitian dan pengembangan termuat dalam jurnal. Logikanya, jika setiap kegiatan akademik didukung oleh penelitian yang hebat maka akan menarik dunia industri, dan dunia industri akan memperoleh keuntungan dari hasil penelitian serta dari hasil penelitian tesebut akan memberikan dana untuk melakukan
38
Ade Kohar,”Pola Pemakaian Majalah Ilmiah oleh Para Peneliti di Lingkungan LIPI”, (Thesis Program Pasca Sarjana JIP Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1995), h. 29
39
riset.40 Dari sini terlihat adanya simbiosis mutualisme antara dunia industri dengan dunia ilmu pengetahuan. Hal ini juga menunjukkan bahwa jurnal merupakan sarana yang dapat menunjang kegiatan akademik dan pengabdian masyarakat.
g. Evaluasi Terhadap Pemanfaatan Jurnal Tercetak
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam melakukan penelitian terhadap pemanfaatan jurnal tercetak. Dalam hal ini penulis melihat dari beberapa penelitian yang ada dan berkaitan dengan pemanfaatan jurnal tercetak.
Misalnya dalam penelitian Budi Prawati41 dalam penelitiannya yang berjudulKeterpakaian Koleksi Majalah Ilmiah Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian oleh Peneliti Badan Litbang Pertanian.
Karena penelitiannya bertujuan untuk mengkaji pola pemanfaatan jurnal yang dimiliki oleh perpustakaan yang diteliti maka beliau menggunakan metode survey dengan alat penggumpulan data berupa kuesioner yang berisi pernyataan mengenai karakteristik responden (usia, jenis kelamin, pendidikan dan jabatan fungsional), serta keterpakaian majalah ilmiah (keterpakain, tujuan, alasan, kemutakhiran kesesuaian subyek, reputasi, ketepatan, cara memperoleh dan cara memesan majalah, fotokopi, frrekuensi kunjungan, banyaknya artikel yang dibaca, dan subyek yang diminati.
40
Artikel diakses pada tanggal 22 Mei 2007 dari http://www.unej.ac.id/upt/penerbitan
41
Budi Prawati, ”Keterpakaian Koleksi Majalah Ilmiah Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian oleh Peneliti Badan Litbang Pertanian” artikel diakses pada tanggal 30 Januari 2009 dari http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/pp121034.pdf
Adapun Lily Irawati Roesma42 dalam penelitiannya yang berkaitan dengan pemanfaatan majalah ilmiah bidang kedokteran menggunakan metode Smith, caranya meliputi:
1. Menghitung penggunaan majalah dari peminjaman 2. Membuat daftar pertanyaan (kuesioner)
3. Menghitung data permintaan foto kopi majalah 4. Menghitung penggunaan majalah di ruang baca
Kohar43 menggunakan metode yang hampir sama dengan metode yang digunakan oleh Roesma. Penelitiannya memiliki tiga sasaran yakni: koleksi majalah ilmiah yang difoto kopi, koleksi majalah ilmiah yang dipinjam, dan para peneliti yang memakai koleksi majalah ilmiah PDII. Oleh karena itu evaluasi pemakaian koleksi majalah ilmiah PDII yang dilakukan ini menggunakan tiga cara yaitu:
1. Studi penggunaan majalah 2. Pemeriksaan statistik sirkulasi 3. Penyebaran kuesioner
Dalam penelitian Rina S. Saari44 yang temanya mengenai pemanfaatan majalah ilmiah dalam penulisan tesis dan disertasi menggunakan metode bibliometrik. Metode bibliometrik bertujuan untuk menberikan gambaran mengenai proses komunikasi tertulis dan sifat serta penyebaran
42
Lily Irawati Roesma, “Pemanfaatan Majalah Ilmiah di Fakultas Kedokteran UI,” (Skripsi S1 Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1975) h. 34-36
43
AdeKohar, “Pola Pemakaian Majalah Ilmiah oleh Para Peneliti di Lingkungan LIPI, (Thesis Program Pasca Sarjana JIP Fakultas Sastra UI, 1995) h. 48
44
Rina S. Saari, “Pemanfaatan Majalah Ilmiah dalam Penulisan Tesis dan Disertasi Bidang Studi Wanita: Suatu Kajian Bibliometrik”, (Skripsi S1 Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2002) h. 31
suatu disiplin ilmu dengan cara menghitung dan menganalisis bermacam-macam faset atau masalah dalam komunikasi tertulis.
Dari uraian di atas penulis menarik kesimpulan bahwa untuk mengevaluasi pemanfaatan jurnal tercetak terdapat beberapa metode yang bisa dipilih. Diantaranya metode survey dengan alat pengumpulan data berupa kuesioner, metode Smith yang terdiri dari 4 langkah, dan bibliometrik. Untuk penelitian ini penulis menggunakan analisis sitiran atau sitasi yang merupakan salah satu kajian dalam bibliometrik. Alasan penulis menggunakan kajian sitasi adalah karena sasaran pada penelitian ini adalah jurnal tercetak yang digunakan dalam penulisan skripsi. Analisis sitiran ini sendiri dapat digunakan untuk mengukur kesamaan atau hubungan antara pasangan dokumen. Metode tersebut didasarkan pada hubungan antara dokumen yang disitir dengan dokumen yang menyitir.45
Hubungan antara dokumen yang disitir dengan yang menyitir dapat ditelusuri melalui motif, tujuan dan fungsi sitirian. Fungsi sitiran dalam bidang humaniora dapat diklasifikasikan sebagai dokumentasi sumber primer dan sekunder untuk mendukung opini dan pernyataan factual baik di dalam maupun di luar topik dokumen yang menyitir terhadap dokumen yang disitir, dan untuk menyediakan informasi bibliografi. Dari fungsi tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan subyek pada tingkat tertentu.46
45
Funny Mustikasari Elita, “Pendekatan Bibliometrik dalam Komunikasi Ilmiah”
artikel pada tanggal 14 Maret 2009 dari
http://funnymustikasari.wordpress.com/2008/10/09/bibliometrik/
46