3. Pola Permukiman Desa
Pola pemukiman di pedesaan dibedakan menjadi 3, yaitu: a. Pola Mengelompok (Nucleated
Agricultural Village Community)
Pola mengelompok dapat terlihat dari rumah- rumah penduduk yang terletak menggerombol ber- dekatan dengan tanah pertanian yang jauh dari pe- rumahannya.
b. Pola Memanjang/Linear (Line Village Community)
Pola memanjang dapat terlihat dari rumah- rumah penduduk membentuk suatu deretan memanjang yang terletak di kanan dan kiri sungai atau jalan raya. Tanah pertanian biasanya terletak di belakang perumahannya.
c. Pola Menyebar (Open Country or Tride Center Community)
Pola menyebar dapat terlihat dari rumah-rumah penduduk yang tersebar di daerah pertaniannya. Antara perumahan yang satu dengan yang lainnya terdapat jalur lalu lintas untuk keperluan bidang perdagangan.
1. Pergilah ke desa terdekat (bila wilayah Anda merupakan kawasan perkotaan), namun jika Anda tinggal di desa pergilah ke balai desa! 2. Lihatlah peta monografi dari desa tersebut. Perhatikan pola persebaran
permukiman yang tampak! Termasuk jenis pola permukiman apakah yang ada di desa tersebut? Mengapa bisa demikian?
3. Tulislah hasil analisis Anda pada selembar kertas, dan serahkan kepada bapak atau ibu guru untuk dinilai!
Gambar 4.2 Pola desa yang rumahnya
mengelompok.
Sumber: Haryana, 2006
Gambar 4.3 Pola desa di sepanjang
sungai/jalan raya.
Sumber: Haryana, 2006
Gambar 4.4 Pola desa yang rumahnya
tersebar tidak mengelompok dalam satu tempat.
4. Unsur-Unsur Desa
Unsur-unsur yang harus ada dalam suatu desa menurut R. Bintarto dalam bukunya Pengantar Geografi Desa, adalah sebagai berikut.
a. Penduduk
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memahami suatu desa kaitannya dengan penduduk antara lain jumlah, tingkat kelahiran, tingkat kematian, per- sebaran penduduk, kepadatan, pertumbuhan, perbandingan jenis kelamin, mata pencaharian, dan struktur penduduk.
b. Wilayah
Suatu wilayah pedesaan memi- liki daerah tersendiri dengan ber- bagai aspeknya seperti lokasi, luas- an, bentuk lahan, keadaan tanah, keadaan tata air, dan sebagainya. c. Tata Kehidupan
Tata kehidupan berkaitan erat dengan adat istiadat, norma-norma yang berlaku di desa tersebut, peng- aturan sistem pergaulan warga masyarakat, dan pola-pola budaya yang ada di desa tersebut.
5. Potensi Desa
Potensi desa adalah kemampuan atau kekuatan yang dimiliki dan kemu- ngkinan untuk dikembangkan dalam wilayah otonomi desa.
a. Potensi Fisik
1) Manusia
Manusia sebagai potensi sum- ber tenaga kerja di desa. Manusia me- miliki kemampuan untuk mengolah apa yang tersedia di alam untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2) Air
Di pedesaan, air yang tersedia di alam digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan dimanfaatkan untuk irigasi lahan pertanian dan perikanan.
Gambar 4.6 Lahan pertanian merupakan potensi fisik
dari desa.
Sumber: Dokumen Haryana, 2006
Gambar 4.5 Bentuk fisik rumah di daerah pedesaan.
KECAKAPAN SOSIAL
3) Iklim dan Angin
Iklim dan angin mempunyai peranan penting bagi desa agraris karena angin dapat dimanfaatkan sebagai penggerak kincir angin untuk pengairan. Iklim berpengaruh terhadap pola bercocok tanam untuk penyediaan bahan pangan.
4) Tanah
Tanah berfungsi sebagai sumber potensi yang sangat penting di pedesaan karena digunakan sebagai media tumbuhnya tanaman pertanian. Selain itu, di dalam tanah
juga tersimpan sumber mineral dan bahan tambang. b. Potensi Nonfisik
1) Aparatur desa sebagai sumber kelancaran jalannya pemerintahan.
2) Lembaga sosial serta lembaga pendidikan sebagai potensi positif bagi pembangunan desa.
3) Masyarakat desa yang hidup berdasarkan gotong-royong sebagai kekuatan untuk ber- produksi dan pelaksanaan pembangunan.
1. Buatlah sebuah karangan singkat dengan tema Tradisi Gotong Royong dan Semangat Kekeluargaan Karakteristik khas masyarakat Pedesaan. Tulislah dalam 23 halaman!
2. Kumpulkan pekerjaan Anda kepada bapak atau ibu guru untuk dinilai!
Ciri masyarakat modern menurut R. Bintarto adalah sebagai berikut:
x Berpikiran ke masa depan
dengan tidak mengabaikan pengalaman masa lampau.
x Memiliki perencanaan berda- sarkan orientasi yang rasional.
x Menerima pengalaman baru
dan terbuka terhadap pene- muan baru.
x Memiliki tindakan terencana, tersusun dan teliti dalam menyelesaikan masalah.
x Mempunyai keterbukaan pada
ilmu pengetahuan dan tek- nologi.
x Mempunyai rasa penghargaan
terhadap hasil karya orang lain.
x Berpegang pada segala sesuatu yang dapat diperhitungkan.
InfoGeo
Gambar 4.7 Aparatur desa adalah potensi nonfisik yang dimiliki
desa.
Sumber: Dokumen Haryana, 2006
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mengatasi terisolirnya suatu daerah pedesaan adalah keterse- diaan fasilitas/infrastruktur se- perti listrik, jalan raya, fasilitas kesehatan, dikaitkan dengan ke- adaan topografi desa, daya jang- kau penduduk desa ke pusat perekonomian (dengan melihat jarak desa ke ibukota kecamatan/ kabupaten).
5. Mata Pencaharian
Dilihat dari segi mata pencahariannya, penggolongan desa sebagai berikut. a. Desa Agraris
Desa agraris adalah desa yang mayoritas penduduknya hidup dari sektor agraris atau pertanian. Faktor yang menentukan terbentuknya desa agraris adalah iklim yang berpengaruh terhadap kesuburan tanah.
b. Desa Industri
Desa industri terbentuk karena penduduknya sebagian besar mela- kukan kegiatan industri kecil, teruta- ma yang berhubungan dengan ke- giatan pertanian.
c. Desa Nelayan
Desa nelayan terbentuk di se- panjang pantai, penduduknya hidup dari hasil melaut serta hasil pertanian budi daya rumput laut.
6. Tipe-tipe Desa Berdasarkan Perkembangan Masyarakatnya
Berdasarkan perkembangan masyarakatnya, desa dibedakan sebagai berikut. a. Desa Tradisional
Desa tradisional adalah desa yang kehidupan masyarakatnya masih sangat tergantung pada alam sekitarnya. Letak desa ini biasanya agak terisolir yang didiami oleh suku terasing, penduduknya cenderung tertutup atau kurang berkomunikasi dengan daerah lain.
Gambar 4.8 Industri rumah tangga
Sumber: Gatra,17 Agustur 2002
Gambar 4.9 Permukiman nelayan di tepi pantai