P
ada akhir pemaparan dari materi ini hendaknya mahasiswa telah mampu menyebutkan, menjelaskan, dan/atau mendiskripsikan kembali:• Menyebutkan berbagai jenis vitamin yang larut dalam lemak dan larut dalam air;
• Menjelaskan 10 macam pengaruh dari pakan yang kekurangan akan vitamin atau vitamin tertentu;
• Mendiskripsikan ikan yang defisien akan vitamin tertentu; • Menyebutkan berbagai macam makro- dan mikro-mineral; • Menyebutkan 10 fungsi dari mineral;
2.2.
P
ENYAJIAN
2.2.1.
U
RAIAN
V
itamin
Pengertian Vitamin.
Vitamin merupakan komponen organik dan diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit. Vitamin sangat dibutuhkan dalam berbagai fungsi sebagian besar bentuk-bentuk kehidupan. Apa yang disebut dengan premix?. Premix merupakan suplemen vitamin yang ditambahkan ke dalam pakan. Premix diformulasikan untuk menambah berbagai vitamin yang terkandung dalam berbagai bahan penyusun pakan. Premix ditambahkan untuk mengganti atau mengimbangi berbagai vitamin yang tersedia secara tidak lengkap dan kehilangan yang terjadi selama proses pembuatan dan penyimpanan.Klasifikasi Vitamin.
Vitamin dibagi menjadi 2 kategori, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam air (water-soluble vitamins) meliputi thiamin, ribovlavin, piridoksin (vitamin BB6), pantotenat, niasin, biotin, folat, vitamin B12, kolin, mioinositol, dan vitamin C.Berbagai macam vitamin yang larut dalam lemak (fat-soluble vitamins) adalah vitamin A, D, E, dan K. Ingat!! Kata ‘ADEK’ yang mirip dengan kata ‘ADIK’, lawan
kata ‘kakak’.
Peran Vitamin.
Vitamin merupakan komponen organik yang memiliki banyak peran secara bio-fisiologis. Vitamin berfungsi dalam berbagai macam reaksi kimia dalam tubuh. Sebagian besar vitamin yang larut dalam air berperan sebagai ko-enzim pada reaksi biokimia tubuh. Ko-enzim bekerja dengan atau menjadi bagian dari suatu enzim. Sebagaimana diketahui, enzim merupakan katalisator biologis. Sebagian besar enzim adalah protein, dan bersifat unik atau spesifik untuk setiap reaksi biokimia. Vitamin yang larut dalam lemak diserapbersama-sama dengan lemak dalam pakan. Tidak sebagaimana vitamin yang larut dalam air, vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam jaringan tubuh. Jumlah yang berlebihan dalam pakan dapat menyebabkan suatu kondisi meracuni yang disebut hipervitaminosis. Fungsi dari jenis vitamin yang larut dalam lemak agak spesifik.
Beberapa contoh vitamin yang larut dalam air seperti kolin, mioinositol, dan vitamin C berperan terhadap berbagai macam fungsi. Kolin berfungsi sebagai: a) komponen dari membran; b) prekursor dari asetilkolin, suatu kimiawi untuk transmisi syaraf; dan c) pemberi atau penyedia grup metil (CH3) untuk berbagai
reaksi kimiawi. Miositol juga merupakan komponen membran dan terlibat dalam pengiriman pesan pada berbagai proses tubuh. Vitamin C terlibat dalam pembentukan jaringan ikat (connective tissue), matrik tulang, dan perbaikan- perbaikan luka. Vitamin C juga memfasilitasi penyerapan besi (Fe) dari usus dan membantu mencegah peroksidasi lemak dalam jaringan.
Vitamin A, D, E, dan K merupakan jenis vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin A diperlukan untuk penglihatan, pertumbuhan yang baik, reproduksi, resistensi atau ketahanan terhadap infeksi, dan perawatan bagian luar atau kulit tubuh. Sebagaimana pada hewan darat, ikan dapat menggunakan β-karoten sebagai prekursor vitamin A. Vitamin D membantu tubuh dalam memobilisasi atau memindahkan, mengangkut, menyerap, dan menggunakan kalsium (Ca) serta fosfor (P). Vitamin D bekerja dengan 2 hormon dari suatu glandula atau kelenjar endokrin, yaitu paratiroid. Vitamin E adalah suatu nama yang diberikan untuk semua senyawa yang berperan selayaknya α-tokoferol. Vitamin E, yang mana bekerja dengan selenium (Se), melindungi sel melawan efek buruk dari oksidasi. Vitamin K dibutuhkan untuk proses penggumpalan darah (blood-clotting) secara normal. Beberapa jenis hewan dapat mensintesis vitamin K dalam ususnya. Ikan tidak memiliki bakteri tertentu untuk melakukan hal tersebut.
Kebutuhan Vitamin.
Vitamin memiliki banyak peran secara bio-fisiologis. Keberadaannya dalam pakan banyak dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan normal, reproduksi, dan kesehatan. Sistem pencernaan ikan yang sederhana menetapkan kebutuhan tertentu akan suplementasi vitamin dalam pakan ikan.Kebutuhan vitamin pada ikan menyerupai hewan non-ruminansia, seperti babi dan ayam. Ikan dan manusia merupakan contoh diantara hewan yang sedikit lebih tinggi kebutuhannya akan sumber vitamin C dalam pakan. Kekurangan vitamin C pada ikan lele menyebabkan perubahan bentuk atau deformitis pada bagian ekor. Secara umum, berbagai gejala yang ditunjukkan oleh ikan yang kekurangan akan suatu vitamin adalah hilang nafsu makan (anorexia), pertumbuhan menurun, dan hingga kematian.
Kebutuhan ikan dalam hal vitamin sudah banyak diketahui. Pada sistem budidaya ekstensif dengan kepadatan rendah, makanan alami cukup berlimpah untuk menyediakan berbagai jenis vitamin esensial. Oleh karena itu, kondisi kekurangan akan vitamin dalam pakan buatan tidak banyak membawa masalah yang serius. Lain halnya pada sistem budidaya intensif dengan kepadatan tinggi. Pada sistem tersebut jumlah dan jenis makanan alami terbatas atau bahkan tidak ada sama sekali. Oleh karena itu, vitamin perlu dan harus disediakan dari pakan buatan untuk mendukung pertumbuhan yang normal.
Bagaimana cara menentukan kebutuhan vitamin?. Kebutuhan ikan akan vitamin dapat ditentukan secara kualilatif maupun kuantitatif. Metode ini dapat diterapkan dengan cara memberi pakan ikan dengan pakan uji yang kekurangan akan jenis vitamin tertentu. Berbagai faktor yang dapat menentukan kadar kebutuhan vitamin dalam pakan meliputi kondisi bio-fisiologis ikan seperti ukuran, umur, laju pertumbuhan, dan kematangan secara seksual; berbagai faktor lingkungan; dan hubungan antar nutrien.
TUGAS!!
Selanjutnya Anda disarankan untuk merangkum (dalam bentuk Tabel) mengenai kebutuhan vitamin serta berbagai gejala yang ditunjukkan oleh beberapa jenis ikan, apabila ikan tersebut kekurangan akan jenis vitamin tertentu, baik untuk vitamin yang larut dalam air maupun yang larut dalam
VITAMIN C YANG STABIL
Meskipun sangat penting untuk pertumbuhan ikan, ketidak-stabilan vitamin C memberikan kesulitan bagi produsen pakan dibidang perikanan. Panas dan air dari proses pengilingan cenderung mempercepat oksidasi dan pada akhirnya kerusakan vitamin C. Pada tahun 1988, usaha bersama oleh Kansas State University, Manhattan, Kansas; Rangen Inc., Buhl, Idaho; dan Zeigler Brothers, Inc., Gardner, Pennsylvania, menghasilkan pengembangan produk vitamin C yang stabil dan yang relatif tidak mahal untuk digunakan dalam pakan ikan, dan kemungkinan juga untuk hewan lainnya, serta berbagai industri nutrisi dan kesehatan manusia.
Komponen L-ascorbyl-2-polyphosphate, atau disingkat ASPP, memungkinkan para nutrisionis bidang perikanan membuat formula pakan hewan akuatik secara ekonomis dengan tingkat jaminan yang tinggi bahwa kadar yang mencukupi akan nutrien vitamin C yang penting akan berada dalam pakan. Fosfat yang menempel pada vitamin C melindunginya dari oksigen selama pemrosesan dan penyimpanan pakan. Sesaat setelah pencernaan oleh ikan, proses-proses pencernaan memisahkan ASPP kembali menjadi 2 nutrien, vitamin C dan fosfat.
Pada tahun 1989, Vitamin Technologies International, Buhl, Indaho, menerima persetujuan dari The Food and Drug Administration untuk memproduksi dan memasarkan ASPP untuk digunakan dalam pakan budidaya ikan. Dikarenakan pakan ikan biasanya mengandung minyak pada tingkat yang tinggi, proses oksidasi mungkin saja mengakibatkan berbagai jenis vitamin menjadi tidak aktif. Jumlah vitamin yang melebihi kebutuhan memastikan bahwa ikan menerima kadar yang cukup.
Penentuan kebutuhan vitamin secara kualitatif dapat dilakukan dengan cara membandingkan berbagai pengaruh bio-fisiologis yang ditimbulkan antara ikan yang diberi pakan kontrol (control diet, yaitu pakan yang mengandung secara lengkap semua jenis vitamin yang dibutuhkan ikan), dengan ikan yang diberi pakan uji (test diet, yaitu pakan yang mengandung secara lengkap semua jenis