• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kabupaten Sumbawa Barat 2011 – 2025 (RISPAM)

Kewajiban menyusun Master Plan / Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah (pemerintah kabupaten/kota). Berdasarkan Permen PU no. 18 tahun 2007, klasifikasi RIP- SPAM untuk wilayah studi Kabupaten Sumbawa Barat merupakan RIP-SPAM dalam satu wilayah Administrasi Kabupaten atau Kota, yakni satu Kabupaten Sumbawa Barat, yang terdiri dari 8 kecamatan. Sistem jaringan SPAM yang direncanakan mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota dan direncanakan akan dibangun terhubung satu sama lain antar kecamatan berdasarkan zona pelayanan, namun akan terpisah dengan kabupaten lain yang berbatasan dengan Kabupaten Sumbawa Barat. RISPAM Yang ada berfungsi untuk mengatur system jaringan air minum yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat. Untuk mengatur SPAM yang ada maka diperlukan rencana pengembangan yang harus diperbaharui dan berkelanjutan.

Keseluruhan daerah Kabupaten Sumbawa Barat terdiri dari 8 kecamatan yaitu Kecamatan Taliwang, Kecamatan Seteluk, Kecamatan Brang Rea, Kecamatan Brang Ene, Kecamatan Poto Tano, Kecamatan Jereweh, Kecamatan Maluk, dan Kecamatan Sekongkang. Untuk rencana pengembangan sistem pelayanan air minum, 8 kecamatan tersebut akan dibagi menjadi beberapa zona pelayanan. Pembagian zona ini berdasarkan keberadaan sistem pelayanan air bersih yang telah ada dan ketersediaan sumber air baku yang berpotensi untuk dimanfaatkan dalam jangka panjang, serta pertimbangan ekonomis. Pembagian zona ini lebih ditekankan berdasarkan keberadaan sistem pelayanan air bersih yang telah ada karena dari tingkat ekonomis, pengembangan sistem yang telah ada akan memakan biaya yang lebih sedikit dan lebih mudah dilaksanakan daripada harus membangun sistem yang baru. Selain itu, perencanaan ini berdasarkan kebutuhan dan perkembangaan wilayah di Kabupaten Sumbawa Barat.

Berdasarkan pertimbangan di atas, terdapat 2 alternatif pembagian zona daerah pelayanan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.5 Alternatif Zona Pelayanan Kabupaten Sumbawa Barat

Jumlah Zona Daerah Pelayanan Nama sumber air baku

Alt

e

rn

a

tif

1 3 Zona 1 Taliwang + Brang Rea + Brang Ene + Seteluk + Poto Tano +

Brang Rea (lama) Brang Rea (baru)

Jereweh Sungai Tiu Nisung Zona 2 Maluk R.O dari air laut dan sumur bor Zona 3 Sekongkang Sungai Sekongkang

Alt e rn a ti f 2 4

Zona 1 Taliwang + Brang Rea + Brang Ene + Seteluk + Poto Tano

Brang Rea (lama) Brang Rea (baru) Sungai Tiu Nisung

Zona 2 Jereweh Sungai Jereweh

Zona 3 Maluk R.O dari air laut dan sumur bor Zona 4 Sekongkang Sungai Sekongkang Sumber: RISPAM 2011 – 2025

Pembagian zona pelayanan juga perlu mempertimbangkan rencana pengembangan daerah pelayanan sebagai daerah pemerintahan dan pusat pelayanan. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sumbawa Barat, diketahui bahawa kawasan perkotaan di Kecamatan Taliwang merupakan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) se-Kabupaten Sumbawa Barat, sesuai dengan arahan dalam RTRW Propinsi Nusa Tenggara Barat. Oleh karena itu, pelayanan ke daerah-daerah ini perlu lebih diperhatikan.

Tingkat pelayanan yang direncanakan didasarkan pada kriteria dan standar kebutuhan air, dengan standar yang digunakan adalah standar kota sedang dengan jumlah penduduk 100.000 hingga 500.000 jiwa. Tingkat pelayanan yang direncanakan untuk Kabupaten Sumbawa Barat ini adalah 85 % terhadap seluruh wilayah pelayanan dengan rincian sambungan rumah (SR) sebesar 80 % dan hidran umum (HU) sebesar 20 %. Asumsi setiap sambungan rumah dapat melayani 5 jiwa dan setiap hidran umum dapat melayani sebanyak 100 jiwa.

Untuk rencana pengembangan sistem jaringan air bersih di Kabupaten Sumbawa Barat secara umum direncanakan dalam tiga tahap pengembangan yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

 Jangka pendek

Rancangan jangka pendek merupakan rencana untuk jangka waktu 1 hingga 5 tahun kedepan yaitu tahun 2011-2015. Perencanaan pada tahap ini meliputi beberapa hal yaitu : - Pengembangan jaringan eksisting yang berasal dari Brang Rea.

- Pembangunan sarana dan pengembangan sistem baru yang dialokasikan untuk melayani area perkotaan yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yaitu Kecamatan Taliwang

 Jangka menengah

Rancangan jangka menengah merupakan rencana untuk jangka waktu 5 hingga 10 tahun kedepan yaitu tahun 2015-2020. Perencanaan pada tahap ini meliputi beberapa hal yaitu : - Pembangunan sarana dan pengembangan sistem baru yang dialokasikan untuk melayani

area yang berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu Kecamatan Seteluk serta Kecamatan Maluk.

- Pembangunan sarana dan pengembangan sistem baru yang dialokasikan untuk melayani area yang berfungsi sebagai Sub Pusat Kegiatan Lokal (Sub-PKL) yaitu Kecamatan Poto Tano, Kecamatan Brang Ene, Kecamatan Brang Rea, Kecamatan Jereweh, dan Kecamatan Sekongkang.

- Melakukan perawatan terhadap sarana perlindungan sumber yang telah ada.

- Untuk daerah yang rawan terkena bencana kekeringan, dapat dilakukan dengan pengembangan potensi air tanah. Untuk itu diperlukan studi kelayakan dan daya dukung air tanah sehingga dapat ditentukan titik-titik pengeboran air tanah.

 Jangka panjang

Rancangan jangka panjang merupakan rencana untuk jangka waktu 10 hingga 15 tahun kedepan yaitu tahun 2020-2025. Perencanaan pada tahap ini meliputi beberapa hal yaitu : - Pembangunan sarana dan pengembangan sistem baru yang dialokasikan untuk melayani

area yang berfungsi sebagai Daerah Pusat Pedesaan (DPP) yaitu Seteluk Tengah (Kecamatan Seteluk), Labuhan Lalar (Kecamatan Taliwang) Sekongkang Atas dan Ai Angkung (Kecamatan Sekongkang).

- Pembangunan sarana untuk melayani desa-desa yang terpencil. Jika diperlukan, dapat dikembangkan sistem truk tangki dan pengembangan air bawah tanah melalui pengembangan mata air pompa (MAP), sumur pompa tangan (SPT), dan pembangunan penampung air hujan (PAH) untuk sarana pelayanannya.

- Jika dibutuhkan, dibangun sarana pengolahan air baku yang dapat meningkatkan kualitas air agar sesuai dengan standar air minum.

Selain rencana pengambangan sistem air minum, masalah yang terjadi dalam sistem air minum adalah kebocoran yang terjadi baik dari aspek teknis perpiaan maupun aspek teknis non perpiaan. Berdasarkan data, kehilangan air SPAM Kabupaten Sumbawa Barat saat ini rata-rata sebesar 22 %. Dengan adanya pembangunan dan pengembangan sistem rencana induk SPAM di Kabupaten Sumbawa Barat ini, diharapkan memiliki tingkat kebocoran yang cukup rendah, maksimal 15 % untuk setiap kecamatan pada akhir masa perencanaan, sesuai dengan batas toleransi. Nilai tersebut antara lain mempertimbangkan performa sarana

untuk menanggulangi kebocoran, baik kebocoran teknis maupun non teknis.

Kebocoran teknis air merupakan kehilangan air yang diakibatkan rusaknya pipa atau adanya sambungan yang bocor. Dalam perpipaan, pipa yang telah lewat usianya dan pipa yang terganggu akan mengalami kerusakan. Kerusakan dan sambungan yang tidak terpasang dengan benar akan menyebabkan kebocoran dalam jaringan perpipaan. Kebocoran teknis yang terjadi pada sistem pelayanan penyediaan air bersih dapat diantisipasi antara lain dengan cara :

- Pendeteksian secara langsung : pendeteksian titik kebocoran dengan cara melihat langsung. Metoda ini cukup baik untuk mendeteksi kebocoran secara cepat, namun memiliki kekurangan karena pendeteksian hanya dilakukan secara visual, tidak ada pengukuran.

- Metode isolasi / zona observasi : metode ini dilakukan dengan mengukur banyaknya jumlah air yang masuk ke dalam suatu sistem, dibandingkan dengan jumlah air yang terpakai yang tercatat. Dari data input dan output air tersebut dapat diketahui selisih kebocoran air. Wilayah untuk metoda ini tidak terlalu luas, misal satu area perumahan. - Pemantauan wilayah / sistem distrik : metode ini sama seperti metode isolasi namun

dengan cakupan wilayah yang lebih luas.

Penurunan kebocoran secara teknis untuk wilayah Kabupaten Sumbawa Barat direncanakan lebih diarahkan pada metode pemantauan wilayah karena wilayah pelayanan yang cerderung terpusat dapat memudahkan metode ini. Selain itu, perlu dilakukan survey terhadap unit-unit eksisting, terutama yang sudah berumur cukup lama. Jika diperlukan, unit-unit tersebut diganti dengan yang baru agar tidak mengganggu perencanaan jangka panjang pelayanan. Sedangkan untuk kebocoran non teknis merupakan kehilangan air yang disebabkan kesalahan pembacaan meter dan adanya sambungan ilegal. Meter air pun memiliki usia guna dan akan menurun performance nya sesuai dengan bertambahnya usia meter. Kebocoran non teknis yang terjadi pada sistem pelayanan penyediaan air bersih dapat diantisipasi dengan beberapa cara yaitu antara lain :

- Penggantian meteran air : meteran air yang dipasang pada sambungan sambungan konsumen harus dipastikan berfungsi dengan baik. Jika ada alat yang rusak, harus sesegera mungkin diganti atau diperbaiki untuk mengurangi selisih penggunaan dan pencatatan.

- Perbaikan mekanisme pembacaan meteran air : pembacaan meteran air yang tersambung ke pelayanan pun harus benar. Keakuratan pembacaan oleh petugas

- Penertiban pemakaian air tidak resmi : kebocoran air ini identik dengan pencurian air dimana air digunakan tanpa adanya catatan penggunaan air. Kecobocoran jenis ini perlu ditindak tegas melalui jalur hukum agar tidak merugikan pihak PDAM dan juga agar tidak menjadi contoh bagi warga lain.

Rencana penurunan kebocoran secara non teknis ini dapat dimulai dengan penyuluhan dan penertiban pemakai fasilitas PDAM. Warga yang membutuhkan air harus mendaftarkan sambungan yang hendak digunakan. Selain itu, petugas pencatat meteran air harus mendapat pengarahan tiap beberapa bulan sekali agar dapat mencatat pengunaan air dengan benar serta dapat melaporkan apabila terdapat kerusakan pada meteran air pelanggan PDAM. Jika diperlukan, tenaga petugas pencatat meter air diperoleh dari tenaga outsourcing dengan beban tanggung jawab lebih besar.

5.5

Arahan Strategi Sanitasi Kota Kabupaten Sumbawa Barat

2011

Pada laporan Strategi Sanitasi Kota, memiliki beberapa tujuan, sasaran dan strategi yang kiranya dapat membangun sistem sanitasi di Kabupaten Sumbawa Barat. Pada paparan SSK ini membahs 4 (empat) aspek yang harus dipertimbangkan, yaitu: Sub sector air limbah domestic, sub sector persampahan, sub sector drainase perkotaan dan sub sector perilaku hidup bersih sehat (PHBS). Pada keempat seb sector ini berdasarkan Laporan Strategi Sanitasi Kota memiliki tujuan, sassaran dan strategi yang dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 5.6 Tujuan, Sasaran dan Strategi SSK Kabupaten Sumbawa Barat

TUJUAN SASARAN STRATEGI

AIR LIMBAH

TUJUAN: Meningkatkan lingkungan dan masyarakat yang sehat melalui pengolahan air limbah(domestic dan industri) yang berwawasan lingkungan pada tahun 2017

MISI 1 : Menciptakan lingkungan sehat dan bersih melalui pengelolaan air limbah (domestic dan industry) yang berwawasan lingkungan.

1. Meningkatkan lingkungan sehat dan bersih melalui pengelolaan air limbah rumah tangga yang berwawasan lingkungan a. Menyelaraskan Institusi yang menangani Pengelolaan Air limbah baik Pemerintah, Masyarakat dan Pihak Ketiga. b. Membangun IPLT a) Melakukan Advokasi kepada Seluruh Pemangku kepentingan, masyarakat dan pihak ketiga dalam pengelolaan air limbah

b) Membuat rancangan peraturan daerah tentang kelembagaan

dan IPAL.

c. Menjaga kelestarian lingkungan hidup dari pencemaran air limbah.

pengelolaan air limbah. c) Meningkatkan kontrol

kualitas air hasil olahan

Misi : 2. Membangun sumberdaya manusia yang kreatif, berdaya saing tinggi dan partisipatif dalam pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana sanitasi sehat yang sesuai kebutuhan masyarakat dan kondisi social budaya masyarakat.

2. Memperkuat SDM pengelola air limbah dan meningkatkan Cakupan pelayanan air limbah kepada masyarakat a. Tersusunnya rencana induk (master Plan) pengelolaan air limbah Kabupaten Sumbawa Barat 2012. b. Tumbuhnya kesadaran seluruh masyarakat (75%) tentang pentingnya pengelolaan air limbah dan c. kewajiban membayar retribusi air limbah (5%)

a) Kajian terhadap kapasitas SDM

pengelola air limbah dan kualitas sarana dengan SKPD terkait

b) Menyiapkan lokasi atau lahan rencana

pembangunan IPAL atau IPLT

c) Membuat site plan IPAL. d) Kajian yang diperlukan

(AMDAL). d. Membangun dan mengembangkan IPAL Komunal (40 lokasi) dan sanimas e) Membangun IPAL Komunal dan sanimas. f) Membangun IPAL dan / atau

IPLT. e. Menambah sarana

transportasi

pengangkut air limbah ( 5 unit)

g) Pengadaan sarana

transportasi pengangkut air limbah

f. Meningkatkan peran swasta dalam pelayanan air limbah (10%)

h) Menjalin kerjasama layanan air limbah dengan pihak swasta Misi : 3. Menyediakan prasarana dan sarana sanitasi sehat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju sistim kabupaten yang terintegrasi

3. Menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan air limbah tahun 2016

a. Membangun unit

pengolahan air limbah (3 Lokasi).

a) Penyadaran kepada

masyarakat pelanggan/calon pelanggan air limbah tentang pentingnya pengelolaan air limbah melalui; 1. Sosialisasi dan penyuluhan

b) Kampanye, pameran. c) workshop dan Seminar. d) Lomba sanitasi

e) Pemanfaatan berbagai media.

Misi : 4. Meningkatkan peran aktif stekholder dan seluruh masyarakat untuk berpartisipasi secara luas dalam pembangunan sanitasi.

4. Meningkatkan Stekholder dan peran aktif seluruh masyarakat dalam upaya pengelolaan air limbah di Kabupaten Sumbawa Barat 2016

a. Meningkatnya Partisipasi stekholder dan

Masyarakat dalam pembangunan

pengelolaan air limbah.

a) Memperkuat Peran SKPD dan penyadaran kepada masyarakat pelanggan/calon pelanggan air limbah tentang pentingnya pengelolaan air limbah. b) Mengembangkan

sistem komunikasi yang terbuka. dan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk terlibat aktif dalam pengelolaan air limbah secara partisipatif dan kolaborati. b. Terjalinnya kerjasama

dengan pihak swasta dan lsm dalam rangka peningkatan

pemahaman masyarakat.

c) Menjalin kerjasama dengan pihak swasta dan lsm dalam rangka peningkatan

pemahaman masyarakat. c. Meningkatnya peran

serta masyarakat dalam mencegah pencemaran sumber air bersih.

d) Penyadaran kepada masyarakat

pelanggan/calon pelanggan air limbah tentang bahaya pencemaran oleh air limbah.

Misi : 5. Mengembangkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat sehingga tercapainya kesejahteraan masyarakat lahir dan batin.

5. Meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam membudayakan Pola hidup bersih dan sehat dengan

pengelolaan air limbah.

a. Meningkatnya pengawasan dalam pengelolaan air limbahh. b. Adanya Peraturan Daerah tentang pengelolaan air limbah

a) Advokasi kepada pengambil kebijakan dalam upaya penyusunan dan penetapan peraturan tentang pengelolaan air limbah. b) Sosialisasi dan penyadaran tentang

peraturan pengelolaan air limbah kepada masyarakat tentang hak dan kewajiban pelanggan dan sanksinya. c) Monitoring dan

evaluasi tentang penegakan hukum MISI 6 :Meningkatkan dukungan pemerintahan daerah yang professional, baik, bersih dan

bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat terutama dalam sector sanitasi. 6. Meningkatkan kesadaran aparatur pemerintah dan masyarakat untuk membudayakan peduli bahaya pencemaran serta pengelolaan air limbah 2016. a. Adanya komitmen pemerintah daerah dan terbangunya pemahaman seluruh lapisan masyarakat akan pentingnya pengelolaan air limbah yg professional. b. Meningkatnya

pemahaman dan peran masyarakat dalam memelihara fasilitas IPAL yang telah dibangun.

c. Membuat gerakan kampanye PHBS dan BABS yang

berkesinambungan sejak usia dini (melalui sekolah, media, dan kelompok masyarakat) secara regular.

a) Penyadaran masyarakat tentang perlunya

pengelolaan air limbah rumah tangga.

b) Mengembangkan kerjasama dengan pihak ketiga dalam upaya penyadaran masyarakat, mulai dari pemangku kebijakan (eksekutif dan legislatif), media, dan seluruh pihak terkait. c) Penyebarluasan

informasi akan urgensinya IPAL. d) Penyuluhan dan

sosialisasi massal melalui media cetak dan elektronik dan bimbingan penyuluhan.

PERSAMPAHAN

Tujuan Utama : Mewujudkan lingkungan Kabupaten Sumbawa Barat yang sehat sanitasinya di 2017, melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan di seluruh daerah di Kabupaten Sumbawa Barat

Misi : 1. : Menciptakan lingkungan sehat dan bersih melalui pengelolaan Persampahan yang berwasawan lingkungan 1. Meningkatkan derajat kesehatan pekerja pengangkut sampah dan masyarakat meningkat dari 10% a. Meningkatnya derajat kesehatan melalui peningkatan kemampuan ekonomi pekerja sampah dan pemulung.

a) Meningkatkan kualitas kesehatan pekerja dan masyarakat sekitar, Pengorganisasian pengelola sampah dan pemulung.

menjadi 90% 2016. 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pelaksanaan pengelolaan sampah secara 3R dari 1 desa/kel menjadi 3 hingga tahun 2016. a. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah secara 3R. a) Penyuluhan dan sosialisasi di 18 desa/ Kelurahan b) Pengembangan kapasitas di 3 Desa/kelurahan untuk pengelolaan sampah 3R. 3. Meningkatkan kebersihan Kabupaten melalui pengelolaan sampah terpadu hingga tahun 2016 a. Mempertahankan citra Sumbawa Barat sebagai Kabupaten Fitrah, bersih, unggul melalui upaya pengelolaan sampah 3R a) Menggalakkan lomba desa/kelurahan sehat, Mengembangkan kawasan pengelolaan sampah melalui program 3R

Misi : 2. Membangun sumberdaya manusia yang kreatif, berdaya saing tinggi dan partisipatif dalam pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana sanitasi sehat yang sesuai kebutuhan masyarakat dan kondisi social budaya masyarakat.

1. Meningkatkan kualitas SDM Aparatur yang bertanggungjawab dalam pengelolaan sampah. a. Meningkatnya kebutuhan pengelolaan sampah Kabupaten. a) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan persampahan i. Penyediaan

sarana pilot project pengelolaan sampah komunal di 18 desa hingga thn 2016 b. Terlaksananya pilot project pengelolaan sampah 3R (komunal) di 18 desa. b) Penguatan kelembagaan masyarakat dalam rangka pelaksanaan pilot project

c) Membangun dan memperluas tempat pengelolaan sampah komunal 3R

Misi : 3. Menyediakan prasarana dan sarana sanitasi sehat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju sistim kabupaten yang terintegrasi

1. Meningkatkan budaya hidup bersih dan sehat dalam pemilahan dan pemanfatan sampah secara 3R sebesar 35 % sd th 2016 a. Meningkatnya budaya hidup bersih terutama dalam pemilahan sampah secara 3R a) Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam melakukan pemilahan sampah b) Penguatan kader dalam pengelolaan sampah secara 3R

Misi : 4. Meningkatkan peran aktif stekholder dan seluruh masyarakat untuk berpartisipasi secara luas dalam pembangunan sanitasi.

1. Meningkatkan peran aktif stekholder dan kepedulian seluruh masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat dalam pengelolaan sampah secara 3R sd th 2016 a. Meningkatnya peran aktif stekholder dan seluruh masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat dalam pengelolaan sampah secara 3R a) Membentuk forum yang melibatkan tokoh masyarakat untuk membangun peran aktif masyarakat dalam pengelola sampah 3R b) Mengembangkan program stimulan untuk mengajak masyarakat mendukung program pengelolaan sampah secara 3R Misi : 5. Mengembangkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat sehingga tercapainya

kesejahteraan masyarakat lahir dan batin.

1. Meningkatkan dan mengembangkan budaya hidup sehat sehingga tercapai kesejahteraan masyarakat lahir bathin.

a. Terciptanya budaya hidup sehat dan tersosialisasinya aturan pengelolaan sampah dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap peraturan kebersihan yang berlaku. b. Mengoptimalkan pengawasan dan menegakan disiplin dalam pengaturan dan pengelolaan sampah

a) Tersosialisasi budaya hidup bersih dan peraturan terkait

kebersihan yang berlaku. b) Koordinasi institusi (formal dan informal/LSM dan swasta) dalam perencanaan dan pelaksanaan pengawasan dalam menegakan peraturan pengelolaan sampah.

Misi: 6. Meningkatkan dukungan pemerintahan daerah yang professional, baik, bersih dan

bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat terutama dalam sector sanitasi. 1. Meningkatkan keterlibatkan stekholder sebagai pendukung utama dalam mendorong elemen masyarakat untuk melakukan pengelolaan sampah secara 3R a. Terlibatnya seluruh elemen masyarakat dan pemerintah sebagai pendukung untuk turut serta dalam pengelolaan sampah secara 3R di 3 desa sd th 2016.

a) Menyebarkan informasi atau mengumumkan melalui media informasi b) Membentuk forum yang

melibatkan tokoh masyarakat untuk membangun peran aktif masyarakat dalam

pengelola sampah 3R DRAINASE

Tujuan Utama : Menurunkan luasan daerah banjir dan genangan

Misi : 1. Meningkatkan lingkungan sehat dan bersih melalui peningkatan kualitas pelayanan sektor sanitasi.

1. Mengurangi daerah banjir dan genangan sebagai upaya untuk mengurangi sumber sumber penyebaran penyakit di 10 lokasi pada tahun 2016

a. Berkurangnya daerah banjir dan genangan dari 225ha menjadi 100ha sebagai upaya untuk mengurangi sumber sumber penyebaran penyakit.

a) Melakukan review dan menetapkan masterplan drainase pada tahun 2011 b) Advokasi, penguatan kelembagaan dan penyuluhan kepada seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya penanganan banjir dan genangan untuk mengurangi penyebaran penyakit

c) Penataan Lingkungan Permukiman Penduduk PerKabupatenan Misi : 2. Meningkatkan dukungan pembangunan prasarana dan sarana sanitasi sehat yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi social budaya masyarakat.

1. Meningkatkan cakupan pelayanan drainase sesuai Masterplan a. Tersedianya sapras drainase sesuai Masterplan a) Perencanaan dan

penyediaan anggaran dari berbagai sumber (APBN, APBD, CSR dan Negara Donor) berbagai sumber (APBN, APBD, CSR dan Negara Donor)

b) Meningkatkan dan mempercepat

pembangunan drainase dan gorong-gorong sesuai prioritas pembangunan. c) Meningkatkan peran serta

masyarakat dalam membangun drainase d) Optimalisasi Rencana Tata

Ruang untuk Alokasi lahan saluran baru dan

bangunan

banjir a. Meningkatnya cakupan

layanan pembersihan sedimen drainase pada saluran tersier, sekunder maupun primer

a) Mempertahankan dan meningkatkan kegiatan kerja bakti oleh masyarakat di setiap RT untuk memelihara drainase terutama drainase sekunder b) Meningkatkan Pengelolaan Operasional dan Pemeliharaan Drainase Kabupaten a. Meningkatnya cakupan layanan pemeliharaan drainase baik Saluran tersier, sekunder maupun primer. a) Optimalisasi sistem b) Operasional & Pemeliharaan fasilitas drainase c) Meningkatkan Pengelolaan Operasional dan Pemeliharaan Drainase Kabupaten 2. Pemerataan pembangunan drainase di daerah rawan banjir dan genangan

a. Mempercepat pembangunan drainase di daerah rawan banjir dan genangan

a) Meningkatkan pendanaan pembangunan drainase di daerah rawan banjir dan genangan

b) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah di drainase c) Mempersiapan dasar hokum pengembangan wilayah drainase d) Menguatkan kelembagaan teknis dan membangun sinergitas dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian antara SKPD, stakeholder dan masyarakat

e) Optimalisasi Rencana Tata Ruang untuk Alokasi lahan saluran baru dan

bangunan¬bangunan pengendali banjir

Misi : 3. Mengembangkan budaya prilaku hidup bersih dan sehat sehingga tercapainya kesejahteraan masyarakat lahir dan bathin

1. Meningkatkan budaya hidup bersih dan sehat melalui pengelolaan dan pemanfaatan drainase dengan benar

a. Meningkatnya budaya hidup bersih terutama dalam pengelolaan a) Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam

dan pemanfaatan drainase

pemanfaatan drainase

b) Mengoptimalkan gerakan kerja bakti tingkat RT dalam pengelolaan dan pemanfaatan drainase c) Memberikan penghargaan pada tingkat RT untuk pengelolaan drainase yang baik Misi: 4. Meningkatkan peran aktif stekholder danseluruh masyarakat untuk berpartisipasi secara luas dalam pembangunan sanitasi.

1. Meningkatkan peran peran seluruh

pemangku kepentingan dan seluruh

masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat melalui pengelolaan dan pemanfaatan drainase dengan benar

a. Meningkatnya peran stekholder dan peran aktif seluruh masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat melalui pengelolaan dan pemanfaatan drainase dengan benar a) Mengembangkan program kemitraan untuk mengajak masyarakat mendukung program pengelolaan dan pemanfaatan drainase dengan benar. a. Meningkatnya kesadaran seluruh warga masyarakat termasuk pelaku usaha dalam mengurangi timbunan sedimen dan tidak membuang sampah kedalam saluran drainase

Dokumen terkait