• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk pemurnian minyak jelantah menggunakan ampas tebu sebagai adsorben yang lain untuk hasil yang baik, serta menggunakan analisis SEM (Scanning Electron Microscopy) dan model isoterm adsorpsi dengan variable berat adsorben yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang lebih spesifik.

DAFTAR PUSTAKA

Travis, M.j. Weisbrond, N. dan Gros, A. 2008. Accumulation of Oil and Grease in Soils Irrigated with Greywater ang Their Potential Role in Soil Water Repellency. Sci. Total Environ. Vol.394.pp. 68-74.

Alamsyah, M., & Kalla, R. 2017. Pemurnian Minyak Jelantah Dengan Proses Adsorbsi. Journal of Chemical Process Engineering, 2(2), 22-26.

Tamrin. 2013. Gasifikasi Minyak Jelantah Pada Kompor Bertekanan. Jurnal Teknik Pertanian Universitas Lampung Vol. 2 No. 2: 115-122.

Rukmini, Ambar. 2007. Regenerasi Minyak Goreng Bekas Dengan Arang Sekam Menekan Kerusakan Organ Tubuh. Jurnal Teknologi Pertanian. ISSN 1978- 9777. Universitas Widya Mataram Yogyakarta.

SNI. 2013. SNI 3741-2013: Minyak Goreng. Jakarta: Dewan Standarsisasi Nasional.

Apriliani, A. 2010. Pemanfaatan Arang Ampas Tebu sebagai Adsorben Ion Logam Cd, Cr, Cu, dan Pb dalam Limbah Air Limbah. Jurnal Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi. Jakarta.

Kurniasari, L. 2010. Aktifiasi Zeolite Alam Sebagai Adsorben Uap Air Pada Alat Pengering Bersuhu Rendah. Tesis, Program Studi Magister Teknik Kimia Universitas Diponegoro Semarang.

Winarno, 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit UI Press, Jakarta.

Ketaren, 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Ramdja, A. F., Febrina, L., & Krisdianto, D. 2010. Pemurnian minyak jelantah menggunakan ampas tebu sebagai adsorben. Jurnal Teknik Kimia, 17(1).

Ratno, Lizda JM, Zulkifli. 2013. Pengaruh Ampas Tebusebagai Adsorbent pada Proses Pretreatment Minyak Jelantah terhadap Karakteristik Biodiesel. Jurnal Teknik Pomits. 2(2), 257-261.

Andarwulan. 2006. Langkah-langkah Mendaur Ulang Minyak Goreng Bekas (Jelantah), Bandung: ITB.

Robiah, R. (2019). REGENERASI MINYAK GORENG BEKAS SEBAGAI BAHAN BAKU BIODIESEL MENGGUNAKAN AMPAS TEBU SEBAGAI ADSORBEN. Jurnal Distilasi, 3(1), 41-46.

Sumarna, D. 2014. Studi Metode Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Merah ( Red Palm Oil ) dari Crude Palm Oil. Jurnal Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Mulawarman.

Lubis, H.B., Marwanti, S. dan Ferichani, M. 2012. Aplikasi Statistical Quality Control dalam pengendalian Mutu minyak Kelapa Sawit di PKS Pagar Merbau PTPN.

II Sumatera Utara. Jurnal program studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Widi Astuti. 2018. Adsorpsi Menggunakan Material Berbasis Lignoselulosa Widi.

Semarang : Unnes Press.

Husin, H. dan C. M. Rosnelly. 2005. Studi Kinetika Adsorpsi Larutan Logam Timbal (Pb) Menggunakan Karbon Aktif dari Batang Pisang. Jurnal Hasil Penelitian Industri. ISSN: 0215-4609. pp. 1-10.

Abdelwahab, N. A., Shukry, N., & El-Kalyoubi, S. F. (2017). Preparation and characterization of polymer coated partially esterified sugarcane bagasse for separation of oil from seawater. Environmental Technology, 38(15), 1905-1914.

Yadav, A. L., Sairam, V., Muruganandam, L., & Srinivasan, K. (2020). An overview of the influences of mechanical and chemical processing on sugarcane bagasse ash characterisation as a supplementary cementitious material.

Journal of Cleaner Production, 245, 118854.

Nurdiani, I., Suwardiyono, S., & Kurniasari, L. (2021). Pengaruh Ukuran Partikel dan Waktu Perendaman Ampas Tebu pada Peningkatan Kualitas Minyak Jelantah. Jurnal Inovasi Teknik Kimia, 6(1).

Wulandari, W. T., & Dewi, R. (2019). Quality improvement of used cooking oil by using nanocellulose from sugarcane bagasse as adsorbent. Molekul, 14(1), 25-30.

Wahyuni, S, 2013. Diktat petunjuk Praktikum Kimia Fisik, Penerbit Jurusan Kimia FMIPA UNNES, Semarang.

Petrovic, J. T. 2016. Alkali Modified Hydrochar of Grape Pomace as a Perspective Adsorbent of Pb2+ from Aqueous Solution. Journal of Environmental Management.

Agnestisia, R. (2017). Synthesis & Characterization of Magnetit (Fe3O4) and Its Applications As Adsorbent Methylene Blue. Jurnal Sains Dan Terapan

Widayatno, T., Yuliawati., dan Susilo, A.A. 2017. Adsorpsi Logam Berat (Pb) dari Limbah Cair dengan Adsorben Arang Bambu Aktif. Jurnal Teknologi Bahan Alam. 1(1): 17-23.

MFN, N. (2012). Reduction of peroxide value in used palm cooking oil using bagasse adsorbent. American International Journal of Contemporary Research, 2(1), 185-191.

Selim, A. Q., Mohamed, E. A., Mobarak, M., Zayed, A. M., Seliem, M. K., &

Komarneni, S. (2018). Cr (VI) uptake by a composite of processed diatomite with MCM-41: Isotherm, kinetic and thermodynamic studies. Microporous and Mesoporous Materials, 260, 84-92.

Sawyer, Clair N., Perry L McCarty, Gene F Parkin. (2003). Chemistry for Environ-mental Engineering and Science. Mc Graw Hill Profesional. New York.

Hajar, E. W. I., Purba, A. F. W., Handayani, P., & Mardiah, M. (2016). Proses Pemurnian Minyak Jelantah Menggunakan Ampas Tebu untuk Pembuatan Sabun Padat. Jurnal Integrasi Proses, 6(2).

Sugesti, A. M., Rulen, B. N., & Fitria, E. (2020). Analisa Efektivitas Penyerapan Asam Lemak Bebas Pada Minyak Jelantah Menggunakan Ampas Tebu. Jurnal Kesehatan Maharatu, 1(1).

Nufida, B. A., Kurnia, N., & Kurniasih, Y. (2014). Pengaruh Ukuran Serbuk Pada Aktivasi Tanah Liat Dari Tanak Awu Terhadap Daya Adsorpsinya Pada Pemurnian Minyak Goreng Bekas. Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia, 2(2), 216-220.

Setyawati, H., Putra, M. S. M., & Azarine, E. N. (2022). Pemanfaatan Limbah (Ampas Tebu Kering, Kulit Pisang Kering, Kulit Nanas Kering) pada Pemurnian Minyak Jelantah. Prosiding SENIATI, 520-526.

Pratiwi, A. (2016, September). Kapasitas Adsorpsi Nisbah Bobot Campuran Abu Sekam Padi dan Sabut Kelapa dalam Pemurnian Minyak Goreng Bekas (Jelantah). In SNSE III 2016.

Yustinah, Y. (2013). Kesetimbangan Adsorbsi Asam Lemak Bebas Dan Peroksida Di Dalam Minyak Sawit Mentah (Cpo) Menggunakan Bioadsorben Dari Ampas Tebu. JURNAL KONVERSI, 2(2).

Harahap, S. Pemanfaatan Ampas Tebu sebagai Adsorben Zat Warna Methylene Blue dan Malachite Green (Bachelor's thesis, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

Priadi, C. R., Anita, A., Sari, P. N., & Mursidik, S. S. (2014). Adsorpsi Logam Seng (Zn) dan Timbal (Pb) pada Limbah Cair Industri Keramik oleh Tanah Liat.

Reaktor, 15(1), 10-19.

Maskan, M. dan H.I. Bagci., (2003), β€œThe Recovery of Used Sunflower Seed Oil Utilized in Repeated Deep Fat Frying Process”, Journal of European Food Research and Technology, 218 : 26-31

Al Qory, D. R., Ginting, Z., & Bahri, S. (2021). PEMURNIAN MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN KARBON AKTIF DARI BIJI SALAK (Salacca Zalacca) SEBAGAI ADSORBEN ALAMI DENGAN AKTIVATOR H2SO4. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 10(2), 26-36.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Contoh perhitungan asam lemak bebas

Sebelum melakukan pengujian asam lemak bebas dipeelukan standarisasi NaOH 0,1 N. Siapkan larutan asam oksalat sebanyak 15 ml kedalam erlemenyer.

Kemudian tambahkan etanol hangat dan 3 tetes indikator. Titrasi dengan NaOH 0,1 N hingga warna berubah menjadi ungu. Catat volume yang dibutuhkan NaOH.

Standarisasi dilakukan pada saat ingin melakukan percobaan asam lemak bebas.

Perhitungan standarisasi NaOH sebagai berikut.

π‘†π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘ π‘Žπ‘ π‘– π‘π‘Žπ‘‚π» 0,1𝑁(𝑁) =π‘šπ‘™ π‘Žπ‘ π‘Žπ‘š π‘œπ‘˜π‘ π‘Žπ‘™π‘Žπ‘‘ Γ— 𝑁 π‘Žπ‘ π‘Žπ‘š π‘œπ‘˜π‘ π‘Žπ‘™π‘Žπ‘‘ π‘šπ‘™ π‘π‘Žπ‘‚π»

π‘†π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘ π‘Žπ‘ π‘– π‘π‘Žπ‘‚π» 0,1𝑁(𝑁) =15 π‘šπ‘™ Γ— 0,1 𝑁 14,8π‘šπ‘™ π‘†π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘ π‘Žπ‘ π‘– π‘π‘Žπ‘‚π» 0,1𝑁(𝑁) = 0,1014 𝑁

Berikut tabel hasil percobaan asam lemak bebas dengan perendaman 1x24jam Ukuran

(Mesh)

Standar NaOH (N)

Berat Sampel (g)

Volume NaOH (ml)

Asam lemak bebas (%)

Rerata Asam lemak bebas (%)

10

0.1014 10.0228 3.2 0.8288

0.8367

0.1027 10.0223 3.2 0.8394

0.1030 10.0235 3.2 0.8418

40

0.1014 10.0226 2.8 0.7252

0.7321

0.1027 10.0225 2.8 0.7345

0.1030 10.0215 2.8 0.7367

70

0.1014 10.0208 2.7 0.6994

0.7060

0.1027 10.0215 2.7 0.7083

0.1030 10.0225 2.7 0.7103

100

0.1014 10.0221 2.6 0.6734

0.6798

0.1027 10.0217 2.6 0.6821

0.1030 10.0235 2.6 0.6840

Berikut tabel hasil percobaan asam lemak bebas dengan perendaman 2x24jam Ukuran

(Mesh)

Standar NaOH (N)

Berat Sampel (g)

Volume NaOH (ml)

Asam lemak bebas (%)

Rerata Asam lemak bebas (%)

10

0.1014 10.0221 3 0.7770

0.7843

0.1027 10.0225 3 0.7870

0.1030 10.0254 3 0.7890

0.1014 10.0220 2.8 0.7252

0.7321

0.1027 10.0222 2.8 0.7345

0.1030 10.0242 2.8 0.7365

70 0.1014 10.0215 2.7 0.6994 0.7059

0.1027 10.0220 2.7 0.7083

0.1030 10.0268 2.7 0.7100

100

0.1014 10.0219 2.5 0.6475

0.6537

0.1027 10.0222 2.5 0.6558

0.1030 10.0210 2.5 0.6578

Berikut tabel hasil percobaan asam lemak bebas dengan perendaman 3x24jam Ukuran

(Mesh)

Standar NaOH (N)

Berat Sampel (g)

Volume NaOH (ml)

Asam lemak bebas (%)

Rerata Asam lemak bebas (%)

10

0.1000 10.0230 2.9 0.7407

0.7702

0.1042 10.0227 2.9 0.7718

0.1042 10.0276 3.0 0.7981

40

0.1000 10.0219 2.9 0.7408

0.7703

0.1042 10.0202 2.9 0.7720

0.1042 10.0276 3 0.7981

70

0.1000 10.0219 3.0 0.7663

0.7966

0.1042 10.0208 3.0 0.7986

0.1042 10.0237 3.1 0.8250

100

0.1000 10.0224 3.2 0.8174

0.8224

0.1042 10.0280 3.1 0.8246

0.1042 10.0223 3.1 0.8251

Setelah standarisasi dilakukan selanjutnya adalah menghitung asam lemak bebas. Perhitungan asam lemak bebas sebagai berikut.

πΎπ‘Žπ‘‘π‘Žπ‘Ÿ π‘Žπ‘ π‘Žπ‘š π‘™π‘’π‘šπ‘Žπ‘˜ π‘π‘’π‘π‘Žπ‘  (%) =π‘šπ‘™ π‘π‘Žπ‘‚π» Γ— 𝑁 Γ— 𝐡𝑀 𝑔

Dimana,

N = normalitas larutan NaOH (N)

BM = bobot molekul asam lemak palmitat (25,6) g = bobot contoh yang diuji (g)

πΎπ‘Žπ‘‘π‘Žπ‘Ÿ π‘Žπ‘ π‘Žπ‘š π‘™π‘’π‘šπ‘Žπ‘˜ π‘π‘’π‘π‘Žπ‘  (%) = 2,5 π‘šπ‘™ Γ— 0,1014 Γ— 25,6 10,0219 𝑔

πΎπ‘Žπ‘‘π‘Žπ‘Ÿ π‘Žπ‘ π‘Žπ‘š π‘™π‘’π‘šπ‘Žπ‘˜ π‘π‘’π‘π‘Žπ‘  (%) = 0,65 %

Lampiran 2. Contoh perhitungan bilangan peroksida

Sebelum melakukan pengujian asam lemak bebas dipeelukan standarisasi Na2S2O3 0,1N. Siapkan larutan kalium dikromat 0,1 N lalu masukkan kedalam

jenuh sebanyak 1 ml. Homogenkan lalu tambahkan HCl pekat sebanyak 1 ml. Tittrasi dengan Na2S2O3 0,1N hinggan warna berubah menjadi kuning. Tambahkan amilum sebanyak 1 ml lalu titrasi kemali hingga warna biru hilang.

Perhitungan standarisasi NaOH sebagai berikut.

π‘†π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘ π‘Žπ‘ π‘– Na2S2O3 0,1𝑁(𝑁) =π‘šπ‘™ π‘˜π‘Žπ‘™π‘–π‘’π‘š π‘‘π‘–π‘˜π‘Ÿπ‘œπ‘šπ‘Žπ‘‘ Γ— 𝑁 π‘˜π‘Žπ‘™π‘–π‘’π‘š π‘‘π‘–π‘˜π‘Ÿπ‘œπ‘šπ‘Žπ‘‘ π‘šπ‘™ π‘π‘Žπ‘‚π»

π‘†π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘ π‘Žπ‘ π‘– π‘π‘Žπ‘‚π» 0,1𝑁(𝑁) =10 π‘šπ‘™ Γ— 0,1 𝑁 9,7 π‘šπ‘™ π‘†π‘‘π‘Žπ‘›π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘ π‘Žπ‘ π‘– π‘π‘Žπ‘‚π» 0,1𝑁(𝑁) = 0,1031 𝑁

Berikut tabel hasil percobaan bilangan peroksida dengan perendaman 1x24jam

Berikut tabel hasil percobaan bilangan peroksida dengan perendaman 2x24jam

Berikut tabel hasil percobaan bilangan peroksida dengan perendaman 3x24jam

Ukuran (Mesh)

Standar

H2O3S4 (N)Berat Sampel (g) Volume H2O3S4 Blanko (ml)

Volume H2O3S4 (ml)

Bil. Peroksida (meq O2/kg)

Rerata Bil. Peroksida (meq O2/kg)

0.1064 5.0703 0.3 1 14.6895

0.1064 5.0787 0.3 1 14.6652

0.1042 5.0796 0.3 1 14.3594

0.1064 5.0714 0.3 0.7 8.3922

0.1064 5.0763 0.3 0.7 8.3841

0.1042 5.0757 0.3 0.7 8.2117

0.1064 5.0773 0.3 0.6 6.2868

0.1064 5.0704 0.3 0.6 6.2954

0.1042 5.0788 0.3 0.6 6.1550

0.1064 5.0751 0.3 0.6 6.2895

0.1013 5.0760 0.3 0.6 5.9870

0.1042 5.0746 0.3 0.6 6.1601

10

40

70

100

14.5713

8.3293

6.2457

6.1455

Ukuran (Mesh)

Standar

H2O3S4 (N)Berat Sampel (g) Volume H2O3S4 Blanko (ml)

Volume H2O3S4 (ml)

Bil. Peroksida (meq O2/kg)

Rerata Bil. Peroksida (meq O2/kg)

0.1031 5.0797 0.3 0.9 12.1779

0.1031 5.0713 0.3 0.9 12.1981

0.1042 5.0738 0.3 0.9 12.3221

0.1031 5.0771 0.3 0.6 6.0921

0.1031 5.0766 0.3 0.6 6.0927

0.1042 5.0750 0.3 0.6 6.1596

0.1031 5.0724 0.3 0.5 4.0651

0.1031 5.0728 0.3 0.5 4.0648

0.1042 5.0755 0.3 0.5 4.1060

0.1013 5.0754 0.3 0.5 3.9918

0.1013 5.0742 0.3 0.5 3.9927

0.1042 5.0723 0.3 0.5 4.1086

10

40

70

100

6.1148

4.0787

4.0310 12.2327

Setelah standarisasi dilakukan selanjutnya adalah menghitung asam lemak bebas. Perhitungan asam lemak bebas sebagai berikut.

π΅π‘–π‘™π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘œπ‘˜π‘ π‘–π‘‘π‘Ž = (𝑉 π‘π‘Ž2𝑆2𝑂3(π‘šπ‘™) βˆ’ 𝑉 π‘π‘™π‘Žπ‘›π‘˜π‘œ) Γ— 𝑁 π‘π‘Ž2𝑆2𝑂3(π‘šπ‘™) Γ— 100 π΅π‘œπ‘π‘œπ‘‘ π‘ π‘Žπ‘šπ‘π‘’π‘™ (π‘”π‘Ÿ)

π΅π‘–π‘™π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘œπ‘˜π‘ π‘–π‘‘π‘Ž = (0,5 π‘šπ‘™ βˆ’ 0,3) Γ— 0,1031 Γ— 100 5, 0754

π΅π‘–π‘™π‘Žπ‘›π‘”π‘Žπ‘› π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘œπ‘˜π‘ π‘–π‘‘π‘Ž = 4 π‘šπ‘” 𝑂2/π‘šπ‘’π‘”

Lampiran 3. Contoh perhitungan kadar air

Berikut tabel hasil percobaan kadar air dengan perendaman 1x24jam Ukuran

(Mesh)

Berat Cawan (g)

Berat sebelum di oven (g)

Berat setelah di oven (g)

Kadar Air (%)

Rerata Kadar Air (%)

10

44.6782 46.7366 46.7326 0.1943

0.1981

45.7327 47.8071 47.8028 0.2073

45.7312 47.8063 47.8023 0.1928

40

54.4712 56.6108 56.6070 0.1776

0.1829

41.3351 43.4032 43.3993 0.1886

47.2314 49.3124 49.3086 0.1826

70

45.8645 47.8706 47.8673 0.1645

0.1666

50.8337 52.8917 52.8883 0.1652

50.8350 52.8925 52.8890 0.1701

100

44.5284 46.6063 46.6033 0.1444

0.1452

54.4760 56.5236 56.5206 0.1465

49.3412 51.4158 51.4128 0.1446

Ukuran (Mesh)

Standar

H2O3S4 (N)Berat Sampel (g) Volume H2O3S4 Blanko (ml)

Volume H2O3S4 (ml)

Bil. Peroksida (meq O2/kg)

Rerata Bil. Peroksida (meq O2/kg)

0.1031 5.0749 0.3 0.7 8.1263

0.1031 5.0786 0.3 0.7 8.1203

0.1010 5.0770 0.3 0.7 7.9575

0.1031 5.0718 0.3 0.6 6.0984

0.1031 5.0702 0.3 0.6 6.1004

0.1010 5.0706 0.3 0.6 5.9756

0.1031 5.0728 0.3 0.6 6.0972

0.1031 5.0732 0.3 0.6 6.0967

0.1010 5.0720 0.3 0.6 5.9740

0.1031 5.0742 0.3 0.6 6.0955

0.1031 5.0706 0.3 0.6 6.0999

0.1010 5.0737 0.3 0.6 5.9720

100 10

40

70 6.0560

6.0558 8.0680

6.0581

Berikut tabel hasil percobaan kadar air dengan perendaman 2x24jam Ukuran

(Mesh)

Berat Cawan (g)

Berat sebelum di oven (g)

Berat setelah di oven (g)

Kadar Air (%)

Rerata Kadar Air (%)

10

45.7351 47.7470 47.7436 0.1690

0.1657

45.7363 47.7480 47.7447 0.1640

45.7360 47.7475 47.7442 0.1641

40

41.3391 43.3554 43.3523 0.1537

0.1507

41.3375 43.3495 43.3465 0.1491

41.3386 43.3497 43.3467 0.1492

70

50.8381 52.8453 52.8424 0.1445

0.1410

50.8349 52.8482 52.8455 0.1341

50.8370 52.8444 52.8415 0.1445

100

54.4792 56.4992 56.4966 0.1287

0.1274

54.4772 56.4885 56.4859 0.1293

54.4765 56.4874 56.4849 0.1243

Berikut tabel hasil percobaan kadar air dengan perendaman 3x24jam Ukuran

(Mesh)

Berat Cawan (g)

Berat sebelum di oven (g)

Berat setelah di oven (g)

Kadar Air (%)

Rerata Kadar Air (%)

10

45.7344 47.7450 47.7420 0.1492

0.1441

45.7358 47.7504 47.7474 0.1489

45.7350 47.7492 47.7465 0.1340

40

41.3356 43.3468 43.3442 0.1293

0.1273

41.3393 43.3592 43.3566 0.1287

41.3387 43.3585 43.3560 0.1238

70

50.8317 52.8417 52.8391 0.1294

0.1273

50.8358 52.8553 52.8528 0.1238

50.8333 52.8507 52.8481 0.1289

100

54.4720 56.4829 56.4801 0.1392

0.1373

54.4749 56.4920 56.4892 0.1388

54.4735 56.4906 56.4879 0.1339

Perhitungan Kadar Air :

πΎπ‘Žπ‘‘π‘Žπ‘Ÿ π΄π‘–π‘Ÿ (%) =π‘Š1βˆ’ π‘Š2

π‘Š1βˆ’ π‘Š0Γ— 100%

Dengan keterangan :

W1 = Berat sampel + cawan sebelum pengeringan (gram) W2 = Berat sampel + cawan setelah pengeringan (gram) W0 = Berat cawan (gram)

πΎπ‘Žπ‘‘π‘Žπ‘Ÿ π΄π‘–π‘Ÿ (%) = 56,4966 βˆ’ 56,4992

56,4966 βˆ’ 54,4792Γ— 100%

πΎπ‘Žπ‘‘π‘Žπ‘Ÿ π΄π‘–π‘Ÿ (%) = 0,13 %

Lampiran 4. Contoh perhitungan model isoterm asam lemak bebas

Waktu Mesh C0(%) Ce(%) Qe Ce/Qe log Qe log Ce

1 x 24 jam 10 0.87 0.82 1 1.4000 -0.2218 -0.0757

1 x 24 jam 40 0.87 0.73 2.8 0.2607 0.4472 -0.1367 1 x 24 jam 70 0.87 0.71 3.2 0.2219 0.5051 -0.1487

1 x 24 jam 100 0.87 0.67 4 0.1789 0.5798 -0.1675

2 x 24 jam 10 0.87 0.77 2 0.4333 0.2553 -0.1079

2 x 24 jam 40 0.87 0.73 2.8 0.2607 0.4472 -0.1367

2 x 24 jam 70 0.87 0.7 3.4 0.2219 0.5051 -0.1487

2 x 24 jam 100 0.87 0.65 4.4 0.1477 0.6435 -0.1871 3 x 24 jam 10 0.87 0.74 2.6 0.3850 0.3010 -0.1135 3 x 24 jam 40 0.87 0.74 2.6 0.3850 0.3010 -0.1135 3 x 24 jam 70 0.87 0.76 2.2 0.5714 0.1461 -0.0969 3 x 24 jam 100 0.87 0.81 1.2 0.8200 0.0000 -0.0862

Contoh perhitungan Kapasitas adsorpsi(Qe) 𝑄𝑒 (π‘šπ‘”

𝑔 ) = π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘’π‘›π‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘– π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™ βˆ’ π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘’π‘›π‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘– π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ

π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘Žπ‘‘π‘ π‘œπ‘Ÿπ‘π‘π‘’π‘› Γ— π‘£π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘ π‘Žπ‘šπ‘π‘’π‘™

𝑄𝑒 (π‘šπ‘”

𝑔 ) = 0,87 βˆ’ 0,65

5 𝑔 Γ— 100 𝑄𝑒 (π‘šπ‘”

𝑔 ) = 4,4 π‘šπ‘”/π‘š

Berikut tabel persamaan adsorpsi terhadap asam lemak bebas

Isoterm Persamaan R2 Qm(mg/g) Kl n Kf(L/g)

Langmuir y = 5.245x - 3.4888 0.7080 0.1907 -1.5034

Freundlich y=-7.1746x - 0.5825 0.9004 -0.1394 0.2615

Isoterm Langmuir diturunkan berdasarkan teori dengan persamaan : 𝐢𝑒

𝑄𝑒 = 1

𝐾𝑙 π‘„π‘š+ 1 π‘„π‘šπΆπ‘’ Dengan keterangan :

Qe = jumlah adsorbat teradsorpsi perunit bobot adsorben (mg/g)

Ce = konsentrasi keseimbangan adsorbat dalam larutan setelah adsorpsi Qm = kapasitas adsorpsi maksimum (mg/g)

Kl = Konstanta Langmuir

Perhitungan kapasitas adsorpsi maksimum (Qm) 1

π‘„π‘š = π‘Ž π‘„π‘š =1

π‘Ž

π‘„π‘š = 1

5,245 π‘„π‘š = 0,1907 (π‘šπ‘”

𝑔 )

Perhitungan konstanta Langmuir (Kl) 1

𝐾𝑙 π‘„π‘š = 𝑏 𝐾𝑙 = 1

𝑏 π‘„π‘š

𝐾𝑙 = 1

βˆ’3,4888 Γ— 0,1907 𝐾𝑙 = βˆ’1.5034

Isoterm Freundlich yang diturunkan secara empiris dengan bentuk persamaan:

π‘™π‘œπ‘” 𝑄𝑒 = log 𝐾𝑓 +1

𝑛log 𝐢𝑒 Dengan keterangan :

Qe = jumlah adsorbat teradsorpsi perunit bobot adsorben (mg/g)

Ce = konsentrasi keseimbangan adsorbat dalam larutan setelah adsorpsi n = konstanta Freundlich

Kf = kapasitas adsorpsi (mg/g)

Perhitungan konstanta Freundlich (n) 1

𝑛 = π‘Ž 𝑛 =1

π‘Ž

𝑛 = 1

βˆ’7.1746

𝑛 = βˆ’0.139380593

Perhitungan kapasitas adsorpsi (Kf)

log 𝐾𝑓 = 𝑏 𝐾𝑓 = π΄π‘›π‘‘π‘–π‘™π‘œπ‘” 𝑏

𝐾𝑓 = π΄π‘›π‘‘π‘–π‘™π‘œπ‘” βˆ’ 0.5825

𝐾𝑓 = 0.261517045

Lampiran 5. Contoh perhitungan model isoterm bilangan peroksida

Waktu Mesh C0(%) Ce(%) Qe Ce/Qe log Qe log Ce 1 x 24 jam 10 19.98 14.6 107.6 0.1357 2.0318 1.1644 1 x 24 jam 40 19.98 8.3 233.6 0.0355 2.3685 0.9191 1 x 24 jam 70 19.98 6.2 275.6 0.0225 2.4403 0.7924 1 x 24 jam 100 19.98 6.1 277.6 0.0220 2.4434 0.7853 2 x 24 jam 10 19.98 12.1 157.6 0.0784 2.1920 1.0864 2 x 24 jam 40 19.98 6 279.6 0.0220 2.4434 0.7853 2 x 24 jam 70 19.98 4.1 317.6 0.0129 2.5019 0.6128 2 x 24 jam 100 19.98 4 319.6 0.0125 2.5046 0.6021 3 x 24 jam 10 19.98 7.8 243.6 0.0341 2.3758 0.9085 3 x 24 jam 40 19.98 5.8 283.6 0.0220 2.4434 0.7853 3 x 24 jam 70 19.98 5.8 283.6 0.0220 2.4434 0.7853 3 x 24 jam 100 19.98 5.8 283.6 0.0220 2.4434 0.7853

Contoh perhitungan Kapasitas adsorpsi(Qe) 𝑄𝑒 (π‘šπ‘”

𝑔 ) = π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘’π‘›π‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘– π‘Žπ‘€π‘Žπ‘™ βˆ’ π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘’π‘›π‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘– π‘Žπ‘˜β„Žπ‘–π‘Ÿ

π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘Žπ‘‘π‘ π‘œπ‘Ÿπ‘π‘π‘’π‘› Γ— π‘£π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘ π‘Žπ‘šπ‘π‘’π‘™

𝑄𝑒 (π‘šπ‘”

𝑔 ) = 19,98 βˆ’ 4

5 𝑔 Γ— 100 𝑄𝑒 (π‘šπ‘”

𝑔 ) = 319,6 π‘šπ‘”/π‘š

Berikut tabel persamaan adsorpsi terhadap bilangan peroksida

Isoterm Persamaan R2 Qm(mg/g) Kl n Kf(L/g)

Langmuir y=0.0109x - 0.0432 0.9237 91.7431 -0.2523

Freundlich y=-0.7869x + 3.0436 0.8885 -1.2708 1105.6050 Isoterm Langmuir diturunkan berdasarkan teori dengan persamaan :

𝐢𝑒

𝑄𝑒 = 1

𝐾𝑙 π‘„π‘š+ 1 π‘„π‘šπΆπ‘’ Dengan keterangan :

Qe = jumlah adsorbat teradsorpsi perunit bobot adsorben (mg/g)

Ce = konsentrasi keseimbangan adsorbat dalam larutan setelah adsorpsi Qm = kapasitas adsorpsi maksimum (mg/g)

Perhitungan kapasitas adsorpsi maksimum (Qm) 1

π‘„π‘š = π‘Ž π‘„π‘š =1

π‘Ž

π‘„π‘š = 1

0.0109

π‘„π‘š = 91.74311927 (π‘šπ‘” 𝑔 )

Perhitungan konstanta Langmuir (Kl) 1

𝐾𝑙 π‘„π‘š = 𝑏 𝐾𝑙 = 1

𝑏 π‘„π‘š

𝐾𝑙 = 1

βˆ’ 0.0432 Γ— 91.74311927 𝐾𝑙 = βˆ’0.252314815

Isoterm Freundlich yang diturunkan secara empiris dengan bentuk persamaan:

π‘™π‘œπ‘” 𝑄𝑒 = log 𝐾𝑓 +1

𝑛log 𝐢𝑒 Dengan keterangan :

Qe = jumlah adsorbat teradsorpsi perunit bobot adsorben (mg/g)

Ce = konsentrasi keseimbangan adsorbat dalam larutan setelah adsorpsi n = konstanta Freundlich

Kf = kapasitas adsorpsi (mg/g)

Perhitungan konstanta Freundlich (n) 1

𝑛 = π‘Ž 𝑛 =1

π‘Ž

𝑛 = 1

βˆ’0.7869

𝑛 = βˆ’1.270809506

Perhitungan kapasitas adsorpsi (Kf) log 𝐾𝑓 = 𝑏

𝐾𝑓 = π΄π‘›π‘‘π‘–π‘™π‘œπ‘” 𝑏 𝐾𝑓 = π΄π‘›π‘‘π‘–π‘™π‘œπ‘” 3.0436 𝐾𝑓 = 1105.605015

Lampiran 7. Dokumentasi penelitian a. Penjemuran ampas tebu

Ampas tebu yang sudah diambil dari pedagang es tebu murni. Ampas tebu tersebut dijemur dibawah sinar matahari selama 3 hari sampai ampas tebu menjadi kering.

b. Pengayakan ampas tebu

Ampas tebu yang sudah kering lalu digiling agar berukuran lebih kecil. Setelah itu, ampas tebu diayak menggunakan ayakan dengan ukuran ayakan 10 mesh, 40 mesh, 70 mesh dan 100 mesh.

c. Ampas Tebu setelah diayak

Berikut merupakan hasil dari ampas tebu yang sudah diayak dengan ayakan ukuran 10 mesh, 40 mesh, 70 mesh, dan 100 mesh. Pada masing- masing ukuran dihasilkan kurang lebih berat sebesar 15 gram.

d. Perendaman minyak jelantah menggunakan ampas tebu

Ampas tebu yang sudah diayak dilakukan perendaman terhadap minyak jelantah. Volume yang dibutuhkan untuk perendaman adalah 100 ml dengan berat ampas tebu sebesar 5 gram pada setiap ukuran. Perendaman dilakukan pada 1x24 jam, 2x24 jam dan 3x24 jam.

e. Minyak jelantah setelah pemurnian

Setelah minyak direndam dengan ampas tebu. Minyak tersebut disaring dengan kertas saring lalu dimasukan kedalam botol kaca yang berwarna gelap.

f. Hasil percobaan bilangan peroksida

Minyak yang sudah dilakukan perendaman, selanjutnya dilakukan pengujian bilangan peroksida pada semua sampel. Pengujian bilangan peroksida menggunakan metode titrasi iodometri.

g. Hasil percobaan asam lemak bebas

Minyak yang sudah dilakukan perendaman, selanjutnya dilakukan pengujian asam lemak bebas pada semua sampel. Pengujian bilangan peroksida menggunakan metode titrasi asam basa.

Dokumen terkait