• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kadar Hara (N, P, K, Ca, Mg) Tanah Setelah Penanaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4. Kadar Hara (N, P, K, Ca, Mg) Tanah Setelah Penanaman

4.4.1. Nitrogen Total.

Hasil analisis ragam kadar N tanah dipengaruhi oleh faktor tunggal dosis terak, interaksi jenis terak dengan dosis terak dan interaksi dosis terak dengan bahan organik. Hasil uji lanjut masing-masing disajikan pada Tabel 4.

Tabel4.Kadar Nitrogen Tanah Akibat Interaksi antara Jenis Terak dengan Dosis Terak dan interaksi Dosis Terak dengan Bahan Organik

Keterangan: Nilai dengan huruf yang berbeda kearah baris (huruf besar) dan kolom (huruf kecil) menunjukkan berbeda nyata (P<0.005) atau berbeda sangat nyata (P<0.01), sebaliknya huruf yang sama kearah baris dan kolom menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0.05)

Tabel 4 menunjukkan pada perlakuan S1,peningkatan dosis terak baja nyata menurunkan N total tanah, namun antara pengaruh dosis T1, T2, dan T3 tidak berbeda. Pada jenis terak S2, peningkatan dosis terak baja tidak berpengaruh terhadap N Total tanah namun pengaruh perlakuan T3 lebih tinggi daripada T1. Perbandingan pengaruh antar jenis terak menunjukkan bahwa pada dosis terak T0, T1, T2 kadar N total tanah antara S1 dan S2 tidak berbeda, kecuali pada dosis T3 pengaruh S2 menghasilkan N total tanah lebih tinggi daripada S1.

Bahan Organik Dosis Terak B0 B1 ... % ... T0 0.11 Aa 0.10 Aab T1 0.09 Ab 0.09 Ab T2 0.09 Bb 0.11 Aa T3 0.09 Ab 0.10 Aab Terak Baja Dosis Terak S1 S2 ... % ... T0 0.11 Aa 0.1Aab T1 0.09Ab 0.09 Ab T2 0.10Aab 0.10 Aab T3 0.08 Bb 0.11 Aa

Interaksi antara dosis terak dengan bahan organik (Tabel 4) menunjukkan bahwa pada perlakuan B0, peningkatan dosis terak baja menurunkan kadar N total tanah, sedangkan pada perlakuan B1, kadar N-total menurun pada T1 dan meningkat lagi pada perlakuan T2, namun kadar N tanah baik pengaruh dosis terak pada S1 dan S2 masih tergolong sangat rendah (berkisar dari 0.08-0.11%). Penurunan dan rendahnya kadar N tanah disebabkan karena terak baja bukan merupakan sumber nitrogen dan sebagian besar N diserap oleh tanaman. Adapun peningkatan yang disebabkan oleh penambahan bahan organik adalah karena bahan organik merupakan salah satu sumber nitrogen tanah.

4.4.2. P Tersedia

Hasil analisis ragam P-tersedia tanah dipengaruhi oleh faktor tunggal jenis terak, dosis terak dan bahan organik. Hasil analisis ragam juga menunjukkan adanya interaksi antara jenis terak dengan dosis terak. Rataan P-tersedia dan hasil uji lanjut digambarkan pada Gambar 1 dan 2.

Gambar 1 menunjukkan pada pengaruh jenis terak S1, kadar P-tersedia tanah berkisar antara 2.90 ppm-3.21 ppm, sedangkan pada jenis terak S2 berkisar antara 2.73 ppm-4.48 ppm. Peningkatan dosis terak pengaruh jenis terak S1 tidak nyata meningkatkan kadar P-tersedia tanah, sedangkan pengaruh jenis terak S2 nyata meningkatkan kadar P seiring dengan peningkatan dosis terak, meskipun kandungan pada T3 menurun, kadar P-tersedia pada pengaruh jenis terak S2 masih lebih tinggi dibandingkan perlakuan kontrol. Perbandingan pengaruh antar jenis terak menunjukkan kadar P-tersedia tanah pengaruh dosis terak T0, T1, dan T3 tidak berbeda, namun pada T2 pengaruh jenis terak S2 lebih besar dibanding S1. Selanjutnya Gambar 2 menunjukkan pemberian bahan organik mampu meningkatkan P-tersedia dalam tanah dengan peningkatan sebesar 10%.

Pengaruh dosis terak terhadap kadar P-tersedia tanah selain disebabkan oleh sumbangan P oleh terak baja, juga diduga berhubungan dengan tingginya kandungan SiO2 pada terak baja (Tabel 2). Tabel 2 menunjukkan kandungan SiO2 pada terak baja S1 lebih rendah dibanding terak baja S2. Senyawa SiO2 pada terak baja terhidrolisis membentuk anion SiO44- yang mampu mendorong anion P dari ikatan unsur lain seperti Al dan Fe sehingga P dibebaskan ke dalam larutan tanah (Kristen dan Erstad, 1996). Selain itu pH tanah akibat pemberian terak baja dan

bahan organik (Tabel 3) menunjukkan nilai pH tanah berkisar antara 6-7. Menurut Leiwakabessy (2003), ketersediaan fosfor yang tertinggi diperoleh pada selang pH 6.0 - 6.5. Peningkatan pH akan menurunkan kelarutan Al dan Fe sehingga retensi P akan berkurang. Pada dosis terak T3 pengaruh jenis terak S2, kadar P-tersedia terlihat menurun. Hal ini diduga akibat pengikatan P oleh Ca (Ca-P) meningkat. Hal ini disebabkan karena kadar Ca-P akan meningkat pada pH>7 (pH tinggi).

Pemberian bahan organik meningkatkan P-tersedia tanah karena sumbangan P dari hasil mineralisasi bahan organik dari P-organik menjadi P-anorganik. Hal ini karena bahan organik sendiri merupakan sumber P selain unsur N dan S. Peningkatan P-tersedia ini juga diduga berhubungan dengan peningkatan pH akibat pemberian bahan organik, selain itu bahan organik juga akan membentuk senyawa kompleks yang stabil (khelat) dengan besi (Fe) dan aluminium (Al) (Leiwakabessy, 2003). Asam-asam organik yang terbentuk dari dekomposisi bahan organik memiliki daya tarik yang besar dengan Al dan Fe sehingga asam- asam tersebut akan membentuk formasi kompleks yang stabil dengan logam- logam yang terikat dengan fosfat, sehingga fosfat sebagian akan dibebaskan kedalam larutan tanah. Hal ini akan meningkatkan kadar P-tersedia dalam tanah.

Gambar 1.Kadar P-tersedia tanah interaksi antara jenis terak dengan dosis terak

Gambar 2. Kadar P-tersedia tanah faktor tunggal bahan organik

Keterangan: Huruf besar yang sama tidak berbeda nyata antara jenis terak baja, sedangkan huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata antara dosis terak baja

Keterangan: Huruf besar yang sama tidak berbeda nyata antara bahan organik

4.4.3. Kalium dapat dipertukarkan (K-dd)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa kalium dapat dipertukarkan (K- dd) dipengaruhi oleh faktor tunggal dosis terak dan bahan organik. Hasil analisis ragam juga menunjukkan terdapat interaksi antara dosis terak dengan bahan organik. Hasil uji lanjut disajikan pada Tabel 5.

Tabel5. Kadar Kalium Dapat Dipertukarkan dalam Tanah Akibat Interaksi Dosis Terak dengan Bahan Organik

Dosis B0 B1 ... me/100 g ... T0 0.43 Aa 0.40 Aa T1 0.27 Ab 0.32 Ab T2 0.25 Bb 0.31 Ab T3 0.21 Bc 0.30 Ab

Keterangan: Nilai dengan huruf yang berbeda kearah baris (huruf besar) dan kolom (huruf kecil) menunjukkan berbeda nyata (P<0.005) atau berbeda sangat nyata (P<0.01), sebaliknya huruf yang sama kearah baris dan kolom menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0.05)

Tabel 5 menunjukkan pada perlakuan tanpa pemberian bahan organik (B0), pengaruh dosis terak baja nyata menurunkan K-dd tanah, namun antara pengaruh perlakuan T1 dan T2 tidak berbeda nyata. Pada perlakuan dengan pemberian terak baja (B1), pengaruh dosis terak baja menurunkan K-dd tanah, namun antara pengaruh dosis T1, T2 dan T3 tidak berbeda. Perbandingan antar pengaruh perlakuan bahan organik menunjukkan bahwa pada dosis terak T0, T1, kadar K-dd tanah antara pengaruh B0 dan B1 tidak berbeda, namun pada dosis T2 dan T3 pengaruh B1 menghasilkan K-dd tanah lebih tinggi daripada B0 dengan peningkatan masing-masing sebesar 23% dan 46%.

Nilai K-dd dalam tanah menurun seiring dengan jumlah dosis terak baja. Hal ini diduga berhubungan dengan peningkatan kadar Ca-dd tanah (Gambar 3) dan Mg-dd tanah (Gambar 5) sehingga terjadi persaingan ketersediaan K, Ca, dan Mg dalam larutan tanah. Leiwakabessy (2003) menyatakan bahwa kandungan K dalam tanah dipengaruhi oleh ratio K/Ca+Mg, dimana semakin besar kadar Ca dan Mg akan mengakibatkan ratio makin kecil dan berarti kandungan K-dd dalam tanah menjadi rendah. Hal ini karena ion-ion Ca, Mg dan K memiliki sifat persaingan satu terhadap yang lain. Jika dalam tanah terdapat ion-ion yang lain lebih banyak dan terdapat ion yang jumlahnya lebih sediki diantara ketiga ion tersebut, maka ketersediaan ion yang sedikit tersebut akan menurun akibat terjadinya persaingan unsur-unsur tersebut. Kandungan Ca dan Mg dalam tanah

akibat pemberian terak baja sangat tinggi dibandingkan dengan kandungan K sehingga ketersediaan K dalam tanah akan menurun. Selanjutnya pemberian bahan organik ke dalam tanah cenderung meningkatkan K-dd tanah karena bahan organik (pupuk kandang) merupakan salah satu sumber K bagi tanah. Penurunan K-dd pada B0 dengan meningkatnya dosis terak diduga berhubungan dengan peningkatan serapan K tanaman (caisim) dengan meningkatnya dosis terak pada hasil penelitian sebelumnya dan pengaruh pada B1 tidak berbeda.

4.4.4. Kalsium dapat dipertukarkan (Ca-dd)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa kalsium dapat dipertukarkan (Ca-dd) dipengaruhi oleh faktor tunggal jenis terak, dosis terak dan bahan organik. Hasil analisis ragam juga menunjukkan adanya interaksi antara jenis terak dengan dosis terak. Rataan Ca-dd dan hasil analisis lanjut digambarkan pada Gambar 3 dan 4.

Gambar 3 menunjukkan pengaruh pemberian terak baja mampu meningkatkan Ca-dd tanah baik pada perlakuan jenis terak S1 maupun pada S2 dengan kadar Ca-dd pada S1>S2, selanjutnya Gambar 4 menunjukkan bahwa pemberian bahan organik mampu meningkatkan kadar Ca-dd tanah.

Pada perlakuan S1, kadar Ca-dd cenderung lebih tinggi daripada S2. Hal ini karena kandungan CaO jenis terak S1 lebih tinggi dibandingkan jenis terak S2 (Tabel 2). Kadar Ca-dd pengaruh terak baja pada S1 berkisar 4.88–17.79 me/100 g sedangkan pada S2 berkisar antara 4.43–10.80 me/100 g. Peningkatan pengaruh S1

Gambar 3.Kadar Ca-dd tanah pengaruh interaksi jenis terak dengan dosis terak

Gambar 4. Kadar Ca-dd tanah pengaruh faktor tunggal bahan organik

Keterangan: Huruf besar yang sama tidak berbeda nyata antara jenis terak baja, sedangkan huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata antara dosis terak baja

Keterangan: Huruf besar yang sama tidak berbeda nyata antara bahan organik

pada dosis T1, T2, dan T3 terhadap T0 masing-masing sebesar 113%, 170%, dan 265%, sedangkan pada S2 masing-masing sebesar 91%, 114%, dan 144%. Pemberian bahan organik dapat meningkatkan Ca-dd sebesar 15%. Hal ini karena bahan organik juga merupakan sumber Ca walapupun kadarnya kecil.

Peningkatan kandungan Ca-dd selain karena sumbangan CaO dari terak baja, juga karena peningkatan pH akibat pengaruh terak dan bahan organik (Tabel 3). Peningkatan pH pada tanah akibat penambahan dosis terak maupun dengan penambahan bahan organik akan menurunkan aktivitas Al dan H sebagai ion yang mampu menekan Ca. Hal ini sesuai dengan pendapat Suwarno dan Goto (1997) yang mengatakan bahwa pemberian terak baja meningkatkan konsentrasi Ca dan Mg dalam larutan tanah. Selain itu, bahan organik yang menyumbangkan Ca dari hasil dekomposisi juga akan menghasilkan senyawa kompleks (khelat) dengan Al sehingga Ca akan menempati bidang pertukaran pada permukaan koloid tanah yang membuat Ca akan tersedia dalam tanah.

4.4.5. Magnesium dapat dipertukarkan (Mg-dd)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa Magnesium dapat ditukar (Mg- dd) dipengaruhi oleh faktor tunggal dosis terak dan bahan organik. Hasil analisis ragam juga menunjukkan adanya interaksi antara jenis terak dengan dosis terak (Gambar 5) dan interaksi dosis terak dengan bahan organik (Gambar 6). Gambar 5 menunjukkan bahwa pengaruh pemberian terak baja pada perlakuan S1 meningkatkan Mg-dd tanah hanya pada dosis T3. Pengaruh S1 kadar Mg-dd berkisar dari 1.6-2.46 me/100 g dan peningkatan pada dosis T3 mencapai 27.34%. Pada perlakuan S2, pemberian terak baja meningkatkan Mg-dd tanah, dan berkisar dari 1.7-7.65 me/100 g dan peningkatan Mg-dd pada masing-masing dosis terak T1, T2, dan T3 terhadap T0 adalah 75%, 230%, dan 326%. Kandungan Mg-dd menurut kriteria PPT (1983) tergolong sedang sampai tinggi. Perbedaan pengaruh antar jenis terak menunjukkan bahwa Mg-dd dalam tanah pada jenis terak S1<S2. Hal ini karena kandungan MgO pada jenis terak S1<S2 (Tabel 2) yaitu masing- masing sebesar 2.86 % (S1) dan 11.6 % (S2). Pemberian bahan organik nyata meningkatkan Mg-dd pada dosis T1 sebesar 15%.

Interaksi antara dosis terak dengan bahan organik (Gambar 6) menunjukkan bahwa baik pada perlakuan B0 maupun pada B1, peningkatan dosis

terak baja mampu meningkatkan Mg-dd tanah. Peningkatan kandungan Mg-dd tanah pengaruh dosis terak T1, T2, dan T3 terhadap T0 pada B0 masing-masing sebesar 28%, 171% dan 208%, sedangkan pada B1 masing-masing sebesar 27%, 58% dan 145%. Peningkatan kadar Mg-dd tanah akibat pemberian terak baja karena kandungan MgO yang tinggi dalam terak baja (Tabel 2). Hal ini sesuai dengan pendapat Suwarno dan Goto (1997) yang menyatakan bahwa pemberian terak baja meningkatkan konsentrasi Ca dan Mg dalam larutan tanah. Selanjutnya, perlakuan penambahan bahan organik meningkatkan Mg-dd tanah. Hal ini diduga karena selain bahan organik mengandung hara Mg, juga karena bahan organik meningkatkan pH (Tabel 3). Kadar Mg-dd berhubungan langsung dengan peningkatan pH dimana seperti Ca-dd, Mg-dd akan menempati bidang pertukaran pada permukaan koloid tanah sehingga Mg-dd makin meningkat seiring dengan peningkatan pH.

4.5. Kandungan Logam Berat Terlarut pada Tanah Setelah Pertanaman

Dokumen terkait