• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4 KADAR AIR BIJI

Kadar air biji jarak yang disimpan dalam berbagai jenis perlakuan asap cair dan berbagai jenis kemasan selama 6 bulan (180 hari) menunjukkan peningkatan kadar air biji jarak jika dibandingkan sebelum penyimpanan (Gambar 18). Kadar air biji jarak pada awal penyimpanan adalah

34

sebesar 7,16-7,20% dan setelah 2 bulan penyimpanan terjadi peningkatan kadar air biji menjadi 6,97- 10,93%, setelah 4 bulan penyimpanan terjadi peningkatan kadar air biji menjadi 7,19-10,99% dan kemudian setelah 6 bulan penyimpanan terjadi peningkatan kadar air biji menjadi 7,30-10,81% untuk semua jenis perlakuan (Lampiran 7). Dilihat dari grafik pada Gambar 18 tampak trend peningkatan kadar air dari seluruh perlakuan dari bulan ke- 0 menuju bulan ke-6, walaupun ada sebagian terjadi trend penurunan kadar air yakni pada perlakuan A1B1 (tanpa asap cair + karung plastik rajut) dan A2B3 (asap cair 5% + karung plastik rajut + PP 0,08) pada umur simpan 4 bulan. Menurut Worang (2008), dengan kisaran suhu 24,4-29,1 0C dan kelembaban relatif 46,0-85,4%, biji jarak yang disimpan mempunyai kadar air pada kisaran 8,06-8,41% dengan kadar air awal biji jarak adalah 7,89%. Worang (2008) menambahkan lagi bahwa aw = 0,64 merupakan aktivitas yang aman untuk penyimpanan biji jarak pagar hingga 20 minggu yakni berada pada kisaran kadar air 7-9%. Di dalam SNI 01-1677-1989 diisyaratkan maksimum kadar air awal biji jarak adalah 7%, sehingga dari semua perlakuan hingga penyimpanan selama 6 bulan sudah tidak memenuhi syarat karena sudah berada di atas kisaran 7% . Hal ini disebabkan oleh kelembaban relatif (RH) dari ruang penyimpanan yang sangat tinggi yakni 76,43-92,12% sehingga mengakibatkan absopsi uap air yang tinggi oleh biji yang berakibat pada peningkatan kadar air biji jarak pagar. Karena menurut Henderson dan Perry (1976), bahan-bahan hasil pertanian baik sebelum dan sesudah diolah secara alami bersifat higroskopis, artinya dapat menyerap air di udara atau sebaliknya melepaskan sebagian air yang dikandungnya ke udara. Suatu bahan yang disimpan akan menyerap air apabila berada di lingkungan yang mempunyai kelembaban relatif (RH) tinggi dan melepaskan air dari produk ke lingkungan apabila memiliki kelembaban relatif (RH) rendah. Namun jika mengacu pada Worang (2008) kadar air biji jarak masih memenuhi syarat (7-9%) setelah disimpan 6 bulan kecuali biji jarak untuk semua jenis perlakuan asap cair yang dikemas dalam karung saja (A1B1, A2B1 dan A3B1) (Gambar 18).

Gambar 18. Perubahan kadar air biji jarak pagar selama penyimpanan pada berbagai jenis perlakuan asap cair dan kemasan

Analisis sidik ragam untuk penyimpanan 2 bulan menunjukkan jenis pengemas berpengaruh nyata terhadap kadar air biji jarak. Sementara itu tidak ada pengaruh interaksi antara jenis perlakuan asap cair dan jenis pengemas terhadap kadar air selama penyimpanan (Lampiran 8a). Kadar air biji

35

jarak pagar yang dikemas dalam berbagai jenis pengemas untuk penyimpanan 2 bulan disajikan dalam Tabel 14 berikut.

Tabel 14. Kadar air biji jarak pagar yang dikemas dalam berbagai jenis pengemas untuk penyimpanan 2 bulan

Jenis Pengemas Kadar Air Biji (%)

Karung plastik rajut 10,35 a

Karung plastik rajut + PP 0,03 mm 7,49 b Karung plastik rajut + PP 0,08 mm 7,15 b

Angka-angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%

Biji jarak yang dikemas dengan karung plastik rajut + PP 0,03 maupun karung plastik rajut + PP 0,08 menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata satu sama lain (Uji Duncan, p = 5%). Nilai kadar air biji jarak tersebut secara nyata jauh lebih kecil peningkatan kadar airnya jika dibandingkan dengan biji jarak yang dikemas dengan karung plastik rajut (Tabel 14). Kadar air biji jarak pagar yang tertinggi (terburuk) untuk penyimpanan 2 bulan diperoleh dari biji jarak pagar yang dikemas dalam karung plastik rajut sedangkan yang terendah (terbaik) diperoleh dari kemasan karung plastik rajut + PP 0,08 mm dengan nilai 7,15% (Tabel 14).

Sedangkan analisis sidik ragam untuk penyimpanan 4 bulan menunjukkan jenis pengemas berpengaruh nyata terhadap kadar air biji jarak pagar. Sementara itu tidak ada pengaruh interaksi antara jenis perlakuan dengan asap cair (pengawet) dan jenis pengemas terhadap kadar air selama penyimpanan 4 bulan (Lampiran 8b). Kadar air biji jarak yang dikemas dalam berbagai jenis pengemas untuk penyimpanan 4 bulan disajikan dalam Tabel 15 berikut

Tabel 15. Kadar air biji jarak pagar yang dikemas dalam berbagai jenis pengemas untuk penyimpanan 4 bulan

Jenis Pengemas Kadar Air Biji (%)

Karung plastik rajut 10,70 a

Karung plastik rajut + PP 0,03 mm 8,04 b Karung plastik rajut + PP 0,08 mm 7,26 c

Angka-angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%

Biji jarak yang dikemas dengan karung plastik rajut, karung plastik rajut + PP 0,03 mm dan karung plastik rajut + PP 0,08 mm untuk analisis 4 bulanan menunjukkan nilai yang saling berbeda nyata satu sama lainnya. (Uji Duncan, p = 5%). Nilai kadar air yang peningkatannya jauh lebih kecil yakni nilai kadar air yang diperoleh dari biji jarak yang dikemas dengan karung plastik rajut + PP 0,08 mm sebesar 7,26%, kemudian disusul oleh biji jarak yang dikemas dengan karung plastik rajut + PP 0,03 mm sebesar 8,04% dan yang terbesar peningkatannya diperoleh dari biji jarak yang dikemas dengan karung plastik rajut sebesar 10,70%.

Untuk analisis sidik ragam untuk penyimpanan 6 bulan menunjukkan jenis pengemas berpengaruh nyata terhadap kadar air biji jarak pagar. Sementara itu tidak ada pengaruh interaksi antara jenis perlakuan dengan asap cair dan jenis pengemas terhadap kadar air selama penyimpanan 6 bulan (Lampiran 8c). Kadar air biji jarak yang dikemas dalam berbagai jenis pengemas untuk penyimpanan 6 bulan disajikan dalam Tabel 16 berikut

36

Tabel 16. Kadar air biji jarak pagar yang dikemas dalam berbagai jenis pengemas untuk

penyimpanan 6 bulan

Jenis Pengemas Kadar Air Biji (%)

Karung plastik rajut 10,69 a

Karung plastik rajut + PP 0,03 mm 8,39 b Karung plastik rajut + PP 0,08 mm 7,51 c

Angka-angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%

Berdasarkan Tabel 16 di atas tampak bahwa biji jarak yang dikemas dengan karung plastik rajut, karung plastik rajut + PP 0,03 mm dan karung plastik rajut + PP 0,08 mm untuk analisis 6 bulanan juga menunjukkan nilai yang saling berbeda nyata satu sama lainnya. (Uji Duncan, p = 5%). Nilai kadar air yang peningkatannya jauh lebih kecil yakni nilai kadar air yang diperoleh dari biji jarak yang dikemas dengan karung plastik rajut + PP 0,08 mm sebesar 7,51%, kemudian disusul oleh biji jarak yang dikemas dengan karung plastik rajut + PP 0,03 mm sebesar 8,39% dan yang terbesar peningkatannya diperoleh dari biji jarak yang dikemas dengan karung plastik rajut sebesar 10,69%.

Berdasarkan hasil Duncan (Tabel 14-16) dari analisis sidik ragam secara keseluruhan baik analisis 2 bulanan, 4 bulanan dan 6 bulanan menunjukkan kecenderungan bahwa perlakuan bji jarak pagar yang dikemas dalam karung plastik rajut + PP 0,08 mm menghasilkan nilai kadar air yang terendah (terbaik) dengan nilai masing-masing 7,15% (2 bulan), 7,265 (4 bulan) dan 7,51% (6 bulan) dibandingkan dengan perlakuan lainnya sedangkan untuk perlakuan biji jarak pagar yang dikemas dengan karung plastik rajut menghasilkan kadar air biji yang tertinggi (terburuk) dengan nilai masing- masing 10,35% (2 bulan), 10,70 (4 bulan) dan 10,69% (6 bulan) dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini dikarenakan jenis kemasan karung plastik rajut + PP memiliki permeabilitas uap air lebih rendah dibandingkan dengan karung plastik rajut saja. Penyebabnya adalah jumlah/integritas kemasan yang lebih besar (tebal) serta pori-pori yang lebih kecil pada kemasan karung plastik rajut + PP 0,08 mm sehingga perpindahan uap air dari lingkungan ke bahan kemasan atau produk berjalan lebih lambat karena air dari lingkungan tidak hanya diserap oleh biji jarak tetapi juga diserap oleh kemasan yang lebih tebal tersebut. Menurut Balai Besar Kimia dan Kemasan, karung PP 0,08 mempunyai permeabilitas terhadap uap air sebesar 3,961 (g/m2/24 jam) dan gas sebesar 3,1449 (cc/m2/24 jam), Menurut Syarief et al., (1989), kemasan plastik polipropilen mempunyai permeabiltas uap air rendah sedangkan terhadap gas sedang. Polipropilen mempunyai sifat menghalangi uap air yang baik, tetapi kurang baik sebagai penghalang gas dan lebih kuat daripada polietilen (Paine dan paine,1983)

Dokumen terkait