HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.2. Kadar MDA Plasma
Pengaruh pemberian Pb dengan berbagai dosis terhadap kadar MDA plasma
ditunjukkan pada Gambar 7. Penilaian pengaruh pemberian Pb dengan berbagai dosis
yang sebelumnya diproteksi dengan asam askorbat 400 mg/kgBB dilakukan dengan
cara mengelompokkan kelompok perlakuan ke dalam empat kelompok (I-IV).
Masing-masing kelompok terdiri atas kelompok kontrol, kelompok yang hanya
yang sama. Perbandingan efektifitas proteksi asam askorbat terhadap paparan Pb
yang diberikan secara intraperitoneal dengan berbagai dosis terlihat pada Gambar 8.
2.76 5.7 5.09 3.66 4.18 3.42 9.95 2.83 3.11 0 2 4 6 8 10 K a d a r MD A (u M/ m L ) K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 Kelompok Perlakuan
Gambar 7. Sebaran rerata kadar MDA pada kelompok kontrol dan perlakuan
Keterangan :
K1 : Kelompok yang hanya diberi aquadest (sebagai kontrol) K2 : Kelompok yang diberi Pb asetat dosis 20 mg/kgBB K3 : Kelompok yang diberi Pb asetat dosis 40 mg/kgBB K4 : Kelompok yang diberi Pb asetat dosis 80mg/kgBB K5 : Kelompok yang diberi Pb asetat dosis 160 mg/kgBB
K6 : Kelompok yang diberi Asam askorbat 400 mg/kgBB + Pb asetat dosis 20 mg/kgBB K7 : Kelompok yang diberi Asam askorbat 400 mg/kgBB + Pb asetat dosis 40 mg/kgBB. K8 : Kelompok yang diberi Asam askorbat 400 mg/kgBB + Pb asetat dosis 80 mg/kgBB. K9 : Kelompok yang diberi Asam askorbat 400 mg/kgBB + Pb asetat dosis 160 mg/kgBB
Dari Gambar 8 terlihat bahwa pada kelompok I, pemberian Pb dengan dosis 20
mg/kgBB secara intraperitoneal mengakibatkan terjadinya peningkatan pembentukan
peroksidasi lipid yang dibuktikan dengan kadar MDA plasma yang lebih tinggi dari
kontrol yakni 5.7 M/mL banding 2.76 M/mL. Dengan pemberian asam askorbat
yang mendapat paparan Pb 20 mg/kgBB, 1 jam setelah pemberian asam askorbat
tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan kadar MDA plasma yang lebih rendah
dibandingkan kelompok yang hanya mendapat Pb yakni 3.42 M/mL banding 5.7
M/mL, namun tidak berbeda bermakna (p> 0.05). Ini menunjukkan bahwa proteksi
asam askorbat terhadap peroksidasi lipid akibat paparan Pb pada kelompok ini tidak
efektif. 2.76 5.7 3.42 2.76 5.09 9.95 2.76 3.66 2.83 2.76 4.18 3.11 0 2 4 6 8 10 K a d a r M D A ( M/ m L ) I II III IV Kelompok Perlakuan Kontrol Pb AA +Pb p= 0.2 p= 0.16 p= 0.42 p= 0.64
Gambar 8. Perbandingan rerata kadar MDA antara kelompok kontrol dan perlakuan
Keterangan:
Kelompok I terdiri atas kelompok kontrol, kelompok dengan Pb 20 mg/kgBB, dan kelompok dengan Asam askorbat 400 mg/kgBB + Pb 20 mg/kgBB
Kelompok II terdiri atas kelompok kontrol, kelompok dengan Pb 40 mg/kgBB, dan kelompok dengan Asam askorbat 400 mg/kgBB + Pb 40 mg/kgBB
Kelompok III terdiri atas kelompok kontrol, kelompok dengan Pb 80 mg/kgBB, dan kelompok dengan Asam askorbat 400 mg/kgBB + Pb 80 mg/kgBB
Kelompok IV terdiri atas kelompok kontrol, kelompok dengan Pb 160 mg/kgBB, dan kelompok dengan Asam askorbat 400 mg/kgBB + Pb 160 mg/kgBB
Pada kelompok II, ketika dosis Pb ditingkatkan menjadi 40 mg/kgBB juga
plasma yang lebih tinggi dari kontrol yakni 5.09 M/mL banding 2.76 M/mL.
Pemberian asam askorbat 400 mg/kgBB pada kelompok ini tampaknya tidak mampu
menekan timbulnya peroksidasi lipid akibat paparan Pb tersebut, oleh karen kadar
MDAnya bahkan meningkat menjadi 9.95 M/mL. Kadar MDA plasma pada
kelompok yang mendapat proteksi dengan asam askorbat dibandingkan dengan
kontrol ternyata berbeda bermakna (p<0.05), sedangkan bila dibanding dengan
kelompok yang hanya mendapat Pb tidak berbeda bermakna (p>0.05). Sehingga
dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemberian asam askorbat ini tidak mampu
sama sekali memproteksi terjadinya peroksidasi lipid, bahkan kadar MDAnya
meningkat dengan adanya asam askorbat tersebut.
Pada kelompok III, pemberian Pb dosis 80 mg/kgBB menyebabkan peningkatan
peroksidasi lipid yang ditunjukkan dengan kadar MDA plasma yang lebih tinggi dari
kontrol yakni 3.65 M/mL banding 2.76 M/mL. Pemberian asam askorbat 400
mg/kgBB untuk mencegah terjadinya peroksidasi lipid pada kelompok ini terlihat
menurunkan kadar MDA plasma ( 2.83 M/mL ) bila diberi Pb 80 mg/kgBB tetapi
secara statistik ternyata tidak berbeda bermakna (p>0.05). Data ini menunjukkan
bahwa proteksi asam askorbat terhadap peroksidasi lipid pada kelompok ini tidak
efektif.
Pada kelompok IV, pemberian Pb dosis 160 mg/kgBB juga memberi efek
meningkatkan kadar MDA plasma bila dibandingkan dengan kontrol yakni 4.18
asam askorbat 400 mg/kgBB sebelum pemberian Pb tampaknya juga mampu
menekan timbulnya peroksidasi lipid akibat paparan Pb tersebut, namun penurunan
kadar MDA plasma yang terjadi ini ternyata tidak berbeda bermakna (p> 0.05). Hal
ini juga menunjukkan bahwa proteksi asam askorbat terhadap peroksidasi lipid juga
tidak efektif.
Kecenderungan naiknya kadar MDA akibat paparan Pb dapat terjadi dikarenakan
Pb menimbulkan kerusakan sel yang diperantarai ROS atau stress oksidatif (Bechara
et al, 1993; Hermes-Lima et al, 1991) dan secara langsung menekan sistem
antioksidan tubuh dan menimbulkan peroksidasi lipid.(Gurer dan Ercal, 2000). ROS
dapat bereaksi dan menyebabkan kerusakan pada banyak molekul di dalam sel.
Fosfolipid yang menjadi unsur utama dalam membran plasma dan membran organela
sel seringkali menjadi subjek dari peroksidasi lipid. Penelitian sebelumnya
membuktikan bahwa kerentanan fosfatidilserin dan fosfatidiletanolamin (lapisan
dalam membran eritrosit) terhadap enzim fosfolipase akan lebih tinggi bila
konsentrasi H2O2 meningkat sehingga meningkatkan akumulasi MDA di membran
eritrosit (Jain, 1984). Peroksidasi lipid adalah suatu reaksi rantai radikal bebas yang
diawali dengan terbebasnya hidrogen dari suatu asam lemak tak jenuh oleh radikal
bebas. Konsekuensi penting dari peroksidasi lipid adalah meningkatnya permeabilitas
membran dan mengganggu distribusi ion-ion yang mengakibatkan kerusakan sel dan
organela (Beattie, 2002; Mudipali, 2007; Yin and Lin, 1995).
Pemberian asam askorbat terkesan dapat menekan terjadinya peroksidasi lipid
mendapat proteksi dengan asam askorbat (kelompok 6, 8 dan 9 , kecuali pada
kelompok 7). Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa, efek proteksi
asam askorbat dapat menurunkan kadar MDA plasma maupun jaringan serta
meningkatkan enzim antioksidan seperti SOD, Glutathion Peroksidase dan Katalase
(Kanter et al, 2005).
Hal yang menarik dijumpai adanya peningkatan kadar MDA plasma
yang signifikan pada kelompok 7 ketika diberi asam askorbat 400 mg/kgBB yang
mendapat proteksi dengan asam askorbat. Hal ini mungkin disebabkan oleh
faktor-faktor berikut ini: (1) Akibat peningkatan hemolisis eritrosit yang terkait dengan
tingginya kadar Pb darah yang dapat meningkatkan konsentrasi MDA plasma.( Wong
et al, 1987).(2) Penghambatan aktivitas enzim-enzim antioksidan endogen seperti
SOD, GPx dan Katalase. Penurunan aktivitas enzim-enzim tersebut akan terlihat pada
kadar Pb darah yang tinggi (>40 g/dL), namun sebaliknya akan meningkat pada
kadar Pb darah yang rendah (<40 g/dL) untuk periode waktu lebih lama.
Penelitian terhadap 137 pekerja yang terpapar Pb didapati kadar Pb darah yang
tinggi (lebih 40 g/dL) memiliki signifikan menurunkan kadar enzim GPx yang
berkorelasi dengan naiknya kadar MDA eritrosit. Sebaliknya pada paparan Pb yang
rendah (25-40 g/dL) akan meningkatkan kadar GPx dan menurunkan kadar MDA
eritrosit. Hal ini diyakini merupakan suatu reaksi kompensasi dari peningkatan
peroksidasi lipid (Kasperczyk, 2004). Penelitian lain juga menunjukkan adanya
yang terkait dosis (Anderson et al, 2000). Memang terbukti bahwa asam askorbat
merupakan scavenger kuat yang dapat memecahkan proses autokatalitik dari proses
peroksidasi lipid membran sel sehingga dapat memelihara integritas sel. Selain itu
pemberian asam askorbat juga telah dibuktikan dapat memperbaiki sistem antioksidan
tubuh yaitu dengan meningkatkan kadar gluthathion tereduksi. (Gajawat et al, 2006)