BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
C. Kajian Drug Related Problems (DRPs)
Dalam proses terapi terhadap pasien, perlu memperhatikan kerasionalan atau ketepatan dalam pemberian obat. Rasional dalam hal ini meliputi tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat indikasi, serta apakah obat yang diberikan ada potensi interaksi (efek samping) yang besar atau tidak. Jika terapi yang diberikan terhadap pasien tidak tepat, maka akan menimbulkan Drug Related Problems (DRPs). Padahal seharusnya dalam pemberian terapi obat, meminimalkan atau bahkan tidak menimbulkan DRPs kepada pasien.
Terapi atau pengobatan dianggap berhasil jika tercapai efek terapeutik dan meminimalkan adanya atau timbulnya efek samping. Faktor penentu keberhasilan sebuah terapi atau pengobatan bergantung dari ketepatan diagnosis serta ketepatan pemilihan obat. Kajian DRPs bertujuan untuk melihat serta menganalisa proses penatalaksanaan terapi terhadap pasien hepatitis B non-komplikasi. Pembahasan tentang DRPs akan disajikan dengan menganalisa data setiap pasien (per kasus) yang terdapat dalam lembar rekam medis, meliputi terapi yang dilakukan pada pasien, data hasil laboratorium, dan perkembangan pasien selama dirawat. Pembahasan kajian
DRPs dalam kasus hepatitis B non-komplikasi secara lebih rinci dapat dilihat pada
49
Tabel XV. Kajian DRPs kasus 1 pada pasien hepatitis B non-komplikasi di Instalasi Rawat Inap R S Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007.
SUBJECTIVE
No. RM: 560105
Umur/Jenis Kelamin: 39 tahun / Perempuan Tanggal masuk: 13-02-2007
Tanggal keluar: 19-02-2007 Outcome Pasien: Membaik Riwayat penyakit: - Riwayat Alergi: -
Anamnesis: Pusing, nyeri pada ulu hati, batuk, demam, lemas, mata tampak kuning. Diagnosis Utama: susp.ikterik
Diagnosis Akhir: hepatitis B
OBJECTIVE
Data Laboratorium Pasien - Tanggal 13/02
♦ Hb: 12,5 g % ; Lekosit: 6,0 103
/uL ; Eritrosit: 4,68 106
/uL ; Hematokrit: 37,2 % ; Trombosit: 175 103
/uL ; Eosinofil: 1,5 % ; Basofil: 0,3 % ; Neutropil: 53,1 % ; Limfosit: 18,7 % ; Monosit: 26,4 % H
♦ MCV: 79,5 fl L ; MCH: 26,7 pg L ; MCHC: 33,6 g/dL ; RDW-CV: 16,4 % H
♦ Bilirubin total:16,85 mg/dL H ; Bilirubin direk: 15,95 mg/dL H ; Bilirubin indirek: 0,90 mg/dL H ♦ SGOT: 1648,1 U/L H SGPT: 1619,0 U/L H
♦ Ureum: 14 mg/dL Creatinin: 0,8 mg/dL ♦ Glukosa darah sewaktu: 121 mg/dL H
- Tanggal 15/02
♦ SGOT: 710,0 U/L H SGPT: 951,8 U/L H
♦ Anti HBs: 94,00 Anti HBc: 0,03 Anti HCV: non-reaktif - Tanggal 18/02
♦ SGOT: 130,8 u/l H SGPT: 371,0 u/l H Nilai Normal
Monosit : 0,0 – 11,2% Bilirubin total: 0,21 – 1,3 mg/dL MCV: 80,0 – 96,0 fl Bilirubin direk: 0,00 – 0,25 mg/dL
MCH: 26,7 – 31,0 pg Bilirubin indirek: 0,00 – 0,70 mg/dL RDW-CV: 11,6 – 14,8% Kadar gula darah puasa: 70 – 100 mg/dL
SGOT: 0,00 – 0,38 U/L Kadar gula darah post prandial: 100 – 140 mg/dL SGPT: 0,00 – 41,00 U/L Kadar gula darah sewaktu: 70 – 110 mg/dL
Keterangan data laboratorium H: high (diatas nilai normal) L: low (dibawah nilai normal) Terapi (Obat) yang digunakan Inf. Asering
Lesichol (Lecithin murni/PPC 95%) (3x1) Sanadryl exp (Difenhidramin) (3x10 cc) Inpepsa (Sukralfat) (3x10 cc)
HP Pro (Schizandrae frucus) (3x1)
ASSESSMENT
1.Pasien menerima terapi Inpepsa (3x10cc), merupakan obat antitukak yang diindikasikan untuk untuk mengatasi nyeri pada lambung atau nyeri abdomen. Dosis Inpepsa yang diberikan kurang, karena menurut standar, dosis yang digunakan 2 sdt 4x sehari, 1 jam sebelum makan dan tidur.
REKOMENDASI
1.Inpepsa ditambah dosisnya yaitu 2 sdt 4x sehari, 1 jam sebelum makan dan tidur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XVI. Kajian DRPs kasus 2 pada pasien hepatitis B non-komplikasi di Instalasi Rawat Inap R S Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007.
SUBJECTIVE
No. RM: 104916
Umur/Jenis Kelamin: 47 tahun / Laki-laki Tanggal masuk: 13-02-2007
Tanggal keluar: 19-02-2007 Outcome Pasien: Membaik
Riwayat penyakit: Pernah opname hepatitis B thn 1999. Riwayat Alergi: -
Anamnesis: ± 2 minggu perut keras, batuk, kadang sesak nafas. Diagnosis Utama: obs.ascites susp.cirhosis hepatitis
Diagnosis Akhir: chronic hepatitis B.
OBJECTIVE
Data Laboratorium Pasien - Tanggal 13/02
♦ Hb: 12,0 g % L ; Lekosit: 6,4 103
/uL ; Eritrosit 3,85 106
/uL L ; Hematokrit: 35,3 % L ; Trombosit: 213 103
/uL ; Eosinofil: 6,2 % ; Basofil: 0,5 % ; Neutropil: 43,7% ; Limfosit: 35,1% ; Monosit: 14,5 %
♦ MCV: 91,7 fl ; MCH: 31,2 pg H ; MCHC: 34,0 g/dL ; RDW-CV: 14,4 %
♦ Bilirubin total: 1,85 mg/dL H ; Bilirubin direk: 0,80 mg/dL H ; Bilirubin indirek: 1,05 mg/dL H ♦ Albumin: 2,81 g/dL L Globulin: 5,43 g/dL H
♦ SGOT: 62,2 U/L H SGPT: 28,1 U/L ♦ Fosfatase Alkali: 426 U/L H
♦ Gula darah sewaktu: 129 mg/dL H - Tanggal 15/02
♦ HBsAg Rapid stick: + HBeAg: 0,00 - Tanggal 17/02
♦ Albumin: 2,64 g/dL L Nilai Normal
Hb (untuk laki-laki): 13,00 – 18,00 g % Albumin: 3,40 – 4,80 g/dL Eritrosit: 4,50 – 6,50 106
/ Ul Globulin: 3,20 – 3,90 g/dL Hematokrit: 40,00 – 54,00 % SGOT: 0,00 – 38,0 U/L
MCH: 26,7 – 31,0 pg Fosfatase Alkali: 5,00 – 180,00 U/L Bilirubin total: 0,20 – 1,3 mg/dL Kadar gula darah puasa: 70 – 100 mg/dL Bilirubin direk: 0,00 – 0,25 mg/dL Kadar gula darah post prandial: 100 – 140 mg/dL Bilirubin indirek: 0,00 – 0,70 mg/dL Kadar gula darah sewaktu: 70 – 110 mg/Dl Keterangan data laboratorium
H: high (diatas nilai normal) L: low (dibawah nilai normal) Terapi Obat yang digunakan
Inf D5% Aldactone (Spironolakton) (3x100mg) Becombion (Vitamin B complex) (1x1) Lasix (Furosemid) (1x1)
Vit K (Menadion) (1x1 amp i.m/i.v) Levofloksasin (1x500mg )
ASSESSMENT
1.Pasien menderita penyakit hepatitis B kronik, namun pasien tidak menerima terapi obat hepatitis B. Dalam hal ini pasien butuh obat untuk terapi hepatitis B kronik.
2.Pasien menerima terapi Aldactone (3x100 mg), yang merupakan obat diuretikum hemat kalium yang
diindikasikan untuk mengatasi masalah edema. Dosis Aldacton yang diberikan berlebih. Menurut standar, dosis Aldactone untuk mengatasi edema yaitu 100-200 mg/hari.
REKOMENDASI
1.Pasien diberikan terapi untuk hepatitis B kronik. Obat yang sering digunakan untuk terapi hepatitis B yaitu Cursil 70 (2x1) atau HP Pro (3x1).
51
Tabel XVII. Kajian DRPs kasus 3 pada pasien hepatitis B non-komplikasi di Instalasi Rawat Inap R S Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007.
SUBJECTIVE
No. RM: 266769
Umur/Jenis Kelamin: 27 tahun / Laki-laki Tanggal masuk: 8-03-2007
Tanggal keluar: 14-03-2007 Outcome Pasien: Membaik Riwayat penyakit: - Riwayat Alergi: -
Anamnesis: Perut mbeseseg, perih, mual, kaki kesemutan. Pasien tampak sakit sedang. Diagnosis Utama: obs.dyspepsi, pharingitis.
Diagnosis Akhir: chronic hepatitis B.
OBJECTIVE
Data Laboratorium Pasien - Tanggal 6/03
♦ Bilirubin total: 0,88 mg/dL ; Bilirubin direk: 0,37 mg/dL ; Bilirubin indirek: 0,51 mg/dL ♦ Albumin: 4,13 g/dL
♦ SGPT: 161,0 U/L H ♦ Fosfatase Alkali: 215 U/L H ♦ HBsAg: 23,5 TV (reaktif) - Tanggal 8/03
♦ Hb: 14,2 g % ; Lekosit: 14,9 103
/uL H ; Eritrosit: 4,46 106
/uL L ; Hematokrit: 41,5 % ; Eosinofil: 0,2 % ; Basofil: 0,3 % ; Neutropil: 79,9 % ; Limfosit: 12,6 % ; Monosit: 7,0 % ;
♦ MCV: 93,0 fl ; MCH: 31,8 pg H ; MCHC: 34,2 g/dL ; RDW-CV: 13,3 % ♦ SGOT: 36,5 U/L SGPT: 113,2 U/L H
♦ Ureum: 38 mg/dL Creatinin: 1,0 mg/dL - Tanggal 11/03
♦ Cholinesterase: 5577 U/L ♦ Ig M Anti HBc: 0,47 (non-reaktif) - Tanggal 13/02
♦ SGOT: 48,1 U/L H SGPT: 103,8 U/L H Nilai Normal
SGOT: 0,00 – 38,0 U/L Lekosit: 4,00 – 11,00 103
/uL SGPT: 0,00 – 41,0 U/L Eritrosit: 4,50 – 6,50 106
/ Ul Fosfatase Alkali: 5,00 – 180,00 U/L MCH: 26,7 – 31,0 pg Keterangan data laboratorium
H: high (diatas nilai normal) L: low (dibawah nilai normal) Terapi Obat yang digunakan
Inf. Asering Meloksikam (2x1) Cursil (Curcuma, silymarin, xanthorrhizae) (2x1) Lesichol (Lecithin murni/PPC 95%) (3x1) Metilprednisolon 16mg (½ - ½ - ¼ ) Mucohexin syr (Bromheksin HCl) (3x10cc)
Metilprednisolon 16mg (½ - ½ - 0 ) HP Pro (Schizandrae frucus) (3x1 caps) Stimuno (Extrak kering Phyllantus niruri L.) (3x1 caps)
ASSESSMENT
1. Pasien menerima Meloksikam (merupakan obat antiinflamasi non-steroid) yang digunakan untuk terapi nyeri. Dosis Meloksikam yang diberikan (2x1) berlebih. Menurut standar, dosis yang diberikan 7,5 mg 1x sehari.
2. Pasien menerima terapi Meloksikam dan Metilprednisolon. Menurut standar, jika Meloksikam diberikan bersamaan dengan Metilpednisolon (yang merupakan obat golongan kortikosteroid) dapat terjadi interaksi obat yaitu meningkatkan resiko pendarahan dan ulserasi pada saluran cerna.
REKOMENDASI
1. Dosis Meloksikam disesuaikan menjadi 7,5 mg 1x sehari.
2. Sebaiknya Meloksikam dan Metilprednisolon tidak diberikan bersamaan, karena dapat meningkatkan resiko pendarahan dan ulserasi pada saluran cerna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XVIII. Kajian DRPs kasus 4 pada pasien hepatitis B non-komplikasi di Instalasi Rawat Inap R S Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007.
SUBJECTIVE
No. RM: 543627
Umur/Jenis Kelamin: 18 tahun / Laki-laki Tanggal masuk: 16-03-2007
Tanggal keluar: 24-03-2007 Outcome Pasien: Membaik Riwayat penyakit: - Riwayat Alergi: -
Anamnesis: Lemas, badan terasa panas (batuk, pilek, demam 2 hari) Diagnosis Utama: febris, urtikaria
Diagnosis Akhir: hepatitis B aktif
OBJECTIVE
Data Laboratorium Pasien - Tanggal 16/03
♦ Hb: 16,1 g % ; Lekosit: 13,3 103
/uL H ; Eritrosit: 5,53 106
/uL ; Hematokrit: 44,9 % ; Trombosit: 192 103
/uL ; Eosinofil: 1,2 % ; Basofil: 0,3 % ; Neutropil: 79,0 % ; Limfosit: 10,0 % L ; Monosit: 9,5 %
♦ MCV: 81,2 fl ; MCH: 29,1 pg ; MCHC: 35,9 g/dL ; RDW-CV: 12,8 % - Tanggal 19/03
♦ SGOT: 80,1 U/L H SGPT: 140,1 U/L H ♦ HBsAg Rapid stick: reaktif
- Tanggal 22/03 ♦ HBeAg: 4,64 (reaktif) - Tanggal 23/02
♦ SGOT: 77,2 U/L H SGPT: 121,2 U/L H Nilai Normal
Lekosit: 4,00 – 11,00 103
/uL SGOT: 0,00 – 38,0 U/L Limfosit: 12,00 – 44,00 % SGPT: 0,00 – 41,0 U/L Keterangan data laboratorium
H: high (diatas nilai normal) L: low (dibawah nilai normal) Terapi Obat yang digunakan
Inf. Asering Kalmethason (Deksamethason) (1 amp) Sistenol (Parasetamol) (3x1) Vometa (Domperidon) (3x1 tab) Clasef (Sefotaksim Na.) (2x1g) Mucopect (Ambroxol HCl) (3x1 tab) HP Pro (Schizandrae frucus) (3x1 tab) Extra Ryzen (Setirizin diHCl) (1 tab) Lesichol (Lecithin murni/PPC 95%) (3x300mg)
ASSESSMENT
1.Pasien menerima terapi obat sudah sesuai dengan standar.
REKOMENDASI
53
Tabel XIX. Kajian DRPs kasus 5 pada pasien hepatitis B non-komplikasi di Instalasi Rawat Inap R S Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007.
SUBJECTIVE
No. RM: 564855
Umur/Jenis Kelamin: 24 tahun / Laki-laki Tanggal masuk: 18-03-2007
Tanggal keluar: 22-03-2007 Outcome Pasien: Membaik Riwayat penyakit: - Riwayat Alergi: -
Anamnesis: Mual, muntah, lemas, tidak ada nafsu makan, sklera mata ikterik, warna urine seperti teh. Pasien sakit sedang.
Diagnosis Utama: vomitus susp. Hepatitis. Diagnosis Akhir: hepatitis B.
OBJECTIVE
Data Laboratorium Pasien - Tanggal 18/03
♦ Hb: 15,4 g % ; Lekosit: 6,3 103
/uL ; Eritrosit: 5,06 106
/uL ; Hematokrit: 45,6 % ; Trombosit: 293 103
/uL ; Eosinofil: 2,4 % ; Basofil: 0,3 % ; Neutropil:57,6 % ; Limfosit: 29,2 % ; Monosit: 10,5 %
♦ MCV: 90,1 fl ; MCH: 30,4 pg ; MCHC: 33,8 g/dL ; RDW-CV: 13,1 % ♦ Bilirubin total: 3,66 mg/dL H
♦ SGOT: 100,8 U/L H SGPT: 585,5 U/L H ♦ Gamma GT: 136,0 U/L H
♦ Fosfatase Alkali: 354 U/L H - Tanggal 21/03
♦ SGPT: 398,3 U/L H ♦ Fosfatase Alkali: 294 U/L H
♦ HBsAg Rapid stick: non-reaktif Anti HBc: 1,613 (non-reaktif) Nilai Normal
Bilirubin total: 0,20 – 1,3 mg/dL Gamma GT: 8,00 – 61,00 U/L
SGOT: 0,00 – 38,0 U/L Fosfatase Alkali: 5,00 – 180,00 U/L SGPT: 0,00 – 41,0 U/L
Keterangan data laboratorium H: high (diatas nilai normal) L: low (dibawah nilai normal) Terapi Obat yang digunakan Inf D5%
Cursil 70 (Curcuma, silimarin, xanthorrhiza) (2x1) Tripanzym (Pankreatin) (3x1)
Nexium 40 (Esomeprazol) (1x1) Mucosta (Rebamipid) (3x1)
ASSESSMENT
1.Pasien menerima terapi obat sudah sesuai dengan standar.
REKOMENDASI
1.Tidak ada rekomendasi khusus, terapi obat yang diresepkan bisa digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XX. Kajian DRPs kasus 6 pada pasien hepatitis B non-komplikasi di Instalasi Rawat Inap R S Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007.
SUBJECTIVE
No. RM: 398050
Umur/Jenis Kelamin: 24 tahun / Laki-laki Tanggal masuk: 20-03-2007
Tanggal keluar: 24-03-2007 Outcome Pasien: Membaik Riwayat penyakit: - Riwayat Alergi: -
Anamnesis: ± 1 minggu perut (sebelah atas) terasa sakit terutama bila untuk beraktifitas, mual, nafsu makan berkurang, sclera mata ikteric (± 2 hari), kencing seperti teh.
Diagnosis Utama: Hepatitis B susp cholestasis intrahepatal. Diagnosis Akhir: hepatitis B
OBJECTIVE
Data Laboratorium Pasien - Tanggal 20/03
♦ Hb: 14,5 g % ; Lekosit: 7,1 103
/uL ; Eritrosit 4,98 106
/uL ; Hematokrit: 40,4 % ; Trombosit: 180 103
/uL ; Eosinofil: 2,0 % ; Basofil: 0,1 % ; Neutropil: 66,3 % ; Limfosit: 22,4 % ; Monosit: 9,2 %
♦ MCV: 81,1 fl ; MCH: 29,1 pg ; MCHC: 35,9 g/dL ; RDW-CV: 17,1 % H
♦ Bilirubin total: 7,84 mg/dL H Bilirubin direk: 5,96 mg/dL H Bilirubin indirek: 1,88 mg/dL H ♦ Albumin: 4,04 g/dL Globulin: 3,76 g/dL
♦ SGOT: 409,1 U/L H SGPT: 538,2 U/L H Gamma GT: 174,0 U/L H ♦ Fosfatase Alkali: 426 U/L H
♦ HBsAg Rapid/stick: reaktif - Tanggal 23/03
♦ Bilirubin total: 4,71 mg/dL H Bilirubin direk: 3,49 mg/dL Bilirubin indirek: 1,22 mg/dL ♦ SGOT: 288,2 U/L H SGPT: 358,3 U/L H Gamma GT: 154,0 U/L H ♦ Fosfatase Alkali: 256 U/L H
Nilai Normal
RDW-CV: 11,6 – 14,8% SGOT: 0,00 – 38,0 U/L
Bilirubin total: 0,20 – 1,3 mg/dL SGPT: 0,00 – 41,0 U/L Bilirubin direk: 0,00 – 0,25 mg/dL Gamma GT: 8,00 – 61,00 U/L Bilirubin indirek: 0,00 – 0,70 mg/dL Fosfatase Alkali: 5,00 – 180,00 U/L Keterangan data laboratorium
H: high (diatas nilai normal) L: low (dibawah nilai normal)
Terapi Obat yang digunakan
Inf D5%
Urdahex (Ursodeoxycholic acid / Asam Ursodeoksikolat) (3x1) HP Pro (Schizandrae frucus) (3x1)
Lesichol (Lecithin murni/PPC 95%) 300mg (3x1 tab)
ASSESSMENT
1. Pasien menerima terapi obat sesuai standar.
REKOMENDASI
55
Tabel XXI. Kajian DRPs kasus 7 pada pasien hepatitis B non-komplikasi di Instalasi Rawat Inap R S Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007.
SUBJECTIVE
No. RM: 573434
Umur/Jenis Kelamin: 20 tahun / Laki-laki Tanggal masuk: 25-05-2007
Tanggal keluar: 27-05-2007 Outcome Pasien: Membaik Riwayat penyakit: - Riwayat Alergi: -
Anamnesis: Nafsu makan hilang, mual, perut terasa tidak enak. Diagnosis Utama: Hepatitis
Diagnosis Akhir: hepatitis B akut
OBJECTIVE
Data Laboratorium Pasien - Tanggal 25/05
♦ Hb: 16,5 g % ; Lekosit: 8,9 103
/uL ; Eritrosit: 5,73 106
/uL ; Hematokrit: 48,4 % ; Trombosit: 291 103
/uL ; Eosinofil: 3,2 % ; Basofil: 0,6 % ; Neutropil: 33,7 % L ; Limfosit: 50,4 % H ; Monosit: 12,1 % H ♦ MCV: 84,5 fl ; MCH: 28,8 pg ; MCHC: 34,1 g/dL ; RDW-CV: 14,3 %
♦ Bilirubin total: 7,62 mg/dL H Bilirubin direk: 5,69 mg/dL H Bilirubin indirek: 1,93 mg/dL H ♦ Total protein: 8,04 g/dL Albumin: 4,47 g/dL Globulin: 3,57 g/dL
♦ SGOT: 625,0 U/L H SGPT: 1958,0 U/L H Gamma GT: 86,0 U/L H ♦ Fosfatase Alkali: 390 U/L H
♦ HBsAg Rapid/stick: 22,80 (reaktif) - Tanggal 26/05
♦ Ig M Anti HBc: 200,0 (reaktif) - Tanggal 27/05
♦ Bilirubin total: 5,54 mg/dL H Bilirubin direk: 3,28 mg/dL H Bilirubin indirek: 2,26 mg/dL H ♦ SGOT: 201,4 U/L H SGPT: 917,2 U/L H
Nilai Normal
Neutropil: 35, 00 – 88,70 % Bilirubin total: 0,20 – 1,3 mg/dL
Limfosit: 12,00 – 44,00 % Bilirubin direk: 0,00 – 0,25 mg/dL
Monosit: 0,00 – 11,00 % Bilirubin direk: 0,00 – 0,25 mg/dL
SGOT: 0,00 – 38,0 U/L Gamma GT: 8,00 – 61,00 U/L
SGPT: 0,00 – 41,0 U/L Fosfatase Alkali: 5,00 – 180,00 U/L Keterangan data laboratorium
H: high (diatas nilai normal) L: low (dibawah nilai normal) Terapi Obat yang digunakan HP Pro (3x1 tab)
Stimuno (3x1 tab)
ASSESSMENT
1. Pasien menerima terapi obat sesuai standar.
REKOMENDASI
1. Tidak ada rekomendasi khusus, terapi obat yang diresepkan bisa digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan pembahasan tiap-tiap kasus pada tabel diatas, hasil analisis DRPs pada masing-masing kasus dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel XXII. Hasil analisis DRPs yang terjadi dalam pengobatan hepatitis B non-komplikasi yang dirawat di R S Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007
Tipe DRPs Jumlah Kasus
Butuh obat 1 kasus
Tidak butuh obat -
Salah obat -
Dosis kurang 1 kasus
Dosis berlebih 2 kasus
Munculnya efek samping obat dan interaksi obat 1 kasus
Dari hasil analisis 7 kasus, terjadi DRPs pada semua kasus hepatitis B non-komplikasi. Dalam satu kasus, terdapat 1 atau lebih DRPs yang terjadi. Analisa
DRPs akan dirangkum dan disajikan dalam bentuk tabel berikut ini.
1. DRP Butuh Obat (Need Additional Drug Therapy)
Tabel XXIII. Kasus DRP butuh obat pada pasien hepatitis B non-komplikasi yang dirawat di R S Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007.
No. Jumlah dan
Nomor Kasus
Problems Assessment Rekomendasi 1. 1 kasus
(2)
Pasien menderita penyakit hepatitis B kronik, namun pasien tidak menerima terapi obat hepatitis B.
Pasien butuh obat untuk terapi hepatitis B kronik.
Pasien diberikan terapi untuk hepatitis B kronik. Obat yang sering digunakan untuk terapi hepatitis B yaitu Cursil 70 (2x1) atau HP Pro (3x1).
2. DRP Tidak Butuh Obat (Unnecessary Drug Therapy)
Dari hasil analisis data yang diperoleh, tidak ada kasus yang memiliki DRP tidak butuh obat.
57
3. DRP Salah Obat (Wrong / Ineffective Drug)
Dari hasil analisis data yang diperoleh, tidak ada kasus yang memiliki DRP salah obat.
4. DRP Dosis Kurang (Dosage too low)
Tabel XXIV. Kasus DRP dosis kurang pada pasien hepatitis B non-komplikasi yang dirawat di R S Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007.
No Jumlah dan
Nomor Kasus
Problems Assessment Rekomendasi 1. 1 kasus
(1)
Pasien menerima terapi Inpepsa (3x10cc), merupakan obat antitukak yang diindikasikan untuk untuk mengatasi nyeri pada lambung atau nyeri abdomen.
Dosis inpepsa yang diberikan kurang, karena menurut standar, dosis yang digunakan 2 sdt 4x sehari, 1 jam sebelum makan dan tidur.
Inpepsa disesuaikan dosisnya yaitu 2 sdt 4x sehari, 1 jam sebelum makan dan tidur.
5. DRP Dosis Berlebih (Dosage too high)
Tabel XXV. Kasus DRP dosis berlebih pada pasien hepatitis B non-komplikasi yang dirawat di R S Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007.
No. Jumlah dan
Nomor Kasus
Problems Assessment Rekomendasi 1. 1 kasus
(2)
Pasien menerima terapi Aldactone yang merupakan obat diuretikum hemat kalium yang diindikasikan untuk mengatasi masalah edema, dengan dosis 3x100 mg.
Dosis Aldacton yang diberikan berlebih, karena menurut standar, dosis Aldactone untuk mengatasi edema yaitu 100-200 mg/hari. Dosis Aldacton disesuaikan yaitu dengan dikurangi menjadi 100-200 mg/hari. 2. 1 kasus (3)
Pasien menerima terapi Meloksikam yang merupakan obat antiinflamasi non-steroid yang digunakan untuk terapi nyeri dengan dosis 2x1 tablet.
Dosis Meloksikam yang diberikan (2x1 tablet) berlebih, karena menurut standar, dosis Meloksikam yang diberikan 7,5 mg 1x sehari. Dosis Meloksikam disesuaikan yaitu dengan dikurangi menjadi 7,5 mg 1x sehari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. DRP Efek Samping Obat (Adverse Drug Reaction) dan Adanya Interaksi
Obat (Drug Interaction)
Tabel XXVI. Kasus DRP Efek Samping Obat (Adverse Drug Reaction) dan Adanya Interaksi Obat (Drug Interaction) pada pasien hepatitis B non-komplikasi yang dirawat di R S Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007.
No. Jumlah dan
Nomor Kasus
Problems Assessment Plan
1. 1 kasus (3)
Pasien menerima terapi Meloksikam dan Metilprednisolon (yang merupakan obat golongan kortikosteroid).
Meloksikam jika diberikan secara bersamaan dengan Metilprednisolon (yang merupakan obat golongan kortikosteroid) dapat terjadi interaksi obat yaitu meningkatkan resiko pendarahan dan ulserasi pada saluran cerna.
Sebaiknya penggunaan Meloksikam dan Metilprednisolon tidak bersamaan, karena dapat meningkatkan resiko pendarahan dan ulserasi pada saluran cerna.