• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

4) IPA sebagai teknologi

2.2. KAJIAN EMPIRIS

Berikut adalah beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan peneliti laksanakan, antara lain adalah :

Suwarni (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DALAM POKOK BAHASAN PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-GUGUS PUTUT KECAMATAN MIRIT TAHUN PELAJARAN 2011/2012” mendiskripsikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar yang menggunakan model PBM dengan model pembelajaran ekspositori. Hal ini dibuktikan dengan Hasil analisis menunjukkan bahwa rerata tes awal (pre test) kelompok eksperimen sebesar 54.444, rerata tes akhir (post test) kelompok eksperimen sebesar 73.6667. Sedangkan rerata tes awal (pre test) kelompok pembanding sebesar 51.3889, rerata tes akhir (post test) kelompok pembanding sebesar 61.3889. Pada hasil pre test, rerata skor kelas eksperimen dan kelas pembanding termasuk dalam kriteria cukup. Pada hasil post test, rerata skor kelas eksperimen termasuk dalam kriteria baik, sedangkan rerata skor kelas pembanding termasuk dalam kriteria cukup. Dari hasil pengujian dilakukan dengan menggunakan uji t dua pihak diperoleh nilai thitung = 2.9235, dengan derajat

kebebasannya adalah 15 + 18 – 2 = 31 kemudian dikonsultasikan dengan derajat kesalahan 5% diperoleh ttabel = 1.960. Nilai thitung lebih besar dari ttabel (2.9235 > 1.960) dan dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.

Darwis, Mustari (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Murid Kelas V SD Inpres Puri Taman Sari Kecamatan Manggala Kota Makassar” mendiskripsikan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Inpres Puri Taman Sari Kecamatan Manggala Kota Makassar. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar ilmu pengetahuan alam murid yang diperoleh pada siklus I berada pada kategori hasil belajar cukup dan pada siklus II berada pada kategori hasil belajar baik.

Sari Anggraini (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Problem Based Instruction dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 15 Palembang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar matematika dengan menerapkan model problem based instruction. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.8 SMP Negeri 15 Palembang dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan tes. Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model problem based instruction diperoleh dari gabungan nilai latihan (35%) dan nilai tes akhir (65%). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa setelah penerapan model problem based instruction dalam pembelajaran matematika termasuk dalam kategori baik dengan rata-rata 75,8.

Herry, Prasetyo (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “PENERAPAN MODELPROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAHMATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISILENGKUNG DI KELAS IX H SMP NEGERI 2 MAJENANG” mendiskripsikan bahwa terdapat peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika pada pokok bahasan bagun ruang sisi lengkung di kelas IX H SMP Negeri 2 Majenang. Hal ini dibuktikan dengan: (1) Rata-rata skor tes pemecahan masalah meningkatpada tiap aspeknya, yaitu pemahaman masalah dari skor 3.15 pada siklus 1meningkat menjadi 3.94 pada siklus 2, rencana pemecahan masalah dari 2.15meningkat menjadi 3.59, melaksanakan rencana dari 5.5 meningkat menjadi 7,menafsirkan hasil dari 0.5 meningkat menjadi 3.25. Secara keseluruhan rata-rataskor tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa meningkat, yaitu skorpada siklus 1 adalah 11.29 dan pada siklus 2, _2_24 (sangat baik). (2) Persentaseaktivitas siswa dalam diskusi memecahkan masalah matematika mengalamipeningkatan yaitu, 49.72% aktif berdiskusi dalam memecahkan masalahmatematika pada siklus 1 dan pada siklus 2 menjadi 75.42 %, (kategori baik).

Sedubun, Lisa (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya meningkatkan pembelajaran IPA menggunakan model Problem Based Instruction (PBI) siswa kelas IV SDN Madyopuro V Kecamatan Kedungkandang Kota Malang”, mendeskripsikan bahwa adanya perolehan keberhasilan guru dalam menerapkan model Problem Based Instruction, Pada siklus I pertemuan I jumlah presentasenya adalah 70%, sedangkan pada siklus I pertemuan II meningkat

dengan jumlah presentasenya 90%, dan pada siklus II pertemuan I nilai yang didapatkan semakin meningkat, jumlah nilai presentasenya adalah 95%, selanjutnya pada pertemuan II sangat mengalami peningkatan dengan jumlah skor yaitu 20 dan nilai presentasenya adalah 100%, sehingga dapat dipahami bahwa proses penerapan PBI mengalami peningkatan. Untuk aktivitas siswa siklus I pertemuan I jumlah yang diperoleh adalah 198 dengan nilai rata-rata adalah 39,6 sedangkan pada pertemuan II jumlah skor yang didapatkan adalah 290 dengan nilai rata-rata adalah 58" Dan pada siklus II pertemuan I semakin meningkat dimana jumlah skor adalah 399 dengan nilai rata-rata adalah 79,8 dan pada pertemuan II jumlah skor adalah 510 dengan nilai rata-rata adalah 102. Selanjutnya hasil belajar pada pra tindakan jumlah nilai yang didapatkan yaitu 2050 dengan rata-rata nilai 60,29, mengalami peningkatan pada siklus I pertemuan I dengan jumlah nilai 2275 dan jumlah rata-ratanya adalah 66,91. Selanjutnya pada siklus I pertemuan II jumlah nilai 2510 dan nilai rata-ratanya adalah 73,82, selanjutnya hasil belajar siswa lebih meningkat pada siklus II dimana pertemuan I nilai yang didapat adalah 2880 dengan rata-rata nilai adalah 84,70 dan pada siklus II pertemuan II jumlah nilai adalah 3030 dengan nilai rata-rata adadalah 92,05 sehingga dapat dikatakan bahwa siswa sudah mencapai ketuntasan belajar sesuai dengan yang diharapkan. Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa melalui model Problem Based Instruction (PBI), pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN Madyopuro V Kecamatan Kedungkandang Kota Malang dapat berjalan secara efektif.

Berdasarkan hasil penelitian dan jurnal di atas dapat dipakai peneliti sebagai landasan dan penguat untuk penelitian yang akan dilakukan peneliti. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction dengan Media Grafis dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.

2.3. KERANGKA BERPIKIR

IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi merupakan suatu proses penemuan. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi sarana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari (BSNP 2006:484). Namun, fakta yang muncul dalam pembelajaran IPA di Kelas IVA SD N Wonosari 02 belum menunjukkan tercapainya tujuan tersebut. Salah satu permasalahan pokok yang muncul adalah Guru kurang menumbuhkan sifat penyelidikanpada siswa. Konsep-konsep yang hendak dikuasai siswa hanya diberikan secara hafalan oleh guru, siswa belum dibelajarkan melalui proses penemuan-penemuan yang berorientasi pada masalah dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan permasalahan dari siswa adalah siswa kurang berkonsentrasi dalam menyimak informasi yang diberikan oleh guru dan siswa merasa tertekan dalam belajar karena mereka dituntut untuk menguasai konsep IPA secara hafalan, tidak melalui proses penemuan yang menyenangkan. Hal tersebut berujung pada rendahnya kualitas pembelajaran.

Untuk memecahkan permasalahan tersebut peneliti berdiskusi dengan kolaborator untuk menetapkan suatu alternatif pemecahan masalah yaitu dengan penerapan model pembelajaran inovatif. Salah satu model pembelajaran inovatif adalah model Problem Based Instruction (PBI). Melaui model PBI, masalah dunia nyata dijadikan sebagai awal pembelajaran dimana siswa menyelesaikan masalah dengan kooperatif dan komunikatif dengan bekerja dalam kelompok, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Selain menerapkan model PBI, peneliti akan memadukan dengan multimedia.

Dari pelaksanaan pembelajaran tersebut, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar siswa dan meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga hasil belajar siswa meningkat. Dengan demikian dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SDN Wonosari 02 Semarang.

Berdasarkan kajian teori dan kajian empiris, maka dapat dibuat kerangka berpikir sebagai berikut: