Kajian empiris merupakan penjelasan mengenai berbagai penelitian relevan
yang pernah dilaksanakan sebelum penelitian ini. Dalam kajian empiris ini
dijelaskan 10 penelitan yang pernah dilaksanakan dan memiliki relevansi dengan
penelitian yang dilaksanakan. Sepuluh penelitian ini berisi tentang pelaksanaan
model mind mapping pada berbagai materi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan dapat menggambarkan bahwa mind mapping efektif dan meningkatkan hasil belajar siswa. Sepuluh penelitian yang relevan dengan model pembelajaran mind mapping yaitu:
(10) Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan melalui Teknik Pembelajaran Peta Pikiran (Mind Mapping) Siswa Kelas V SDN Balarejo 01 Balarejo, Madiun oleh Suparmi (2013);
(11) Pengaruh Implementasi Strategi Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar Menulis Kreatif Ditinjau dari Kreativitas Siswa oleh Mariyani, Marhaeni, dan Sutama (2013);
(12) Efektivitas Model Mind Map dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Artikel oleh Siswa Kelas XI SMA Wasta Rakyat Sei Gelugur Tahun Pembelajaran 2012/2013 oleh Ginting (2013);
(13) Keefektifan Penggunaan Teknik Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Bertolak dari Peristiwa yang Pernah Dialami Siswa Kelas I SMP Negeri 18 Malang oleh Puspita, Suwignyo, dan Karkono (2013);
(14) Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Argumentasi oleh Himawan, Kartono, dan Karsono (2015);
(15) Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Sekolah Menengah Pertama oleh Kusmintayu, Suwandi, dan Anindyarini (2012);
(16) Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi oleh Apriyanto, Poerwanti, dan Dwijiastuti (2015);
(17) Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Metode Mind Mapping oleh Asih, Kartono, dan Hartono (2013);
(18) The Use of Mind Mapping Strategy in the Teaching of Writing at SMAN 3 Bengkulu, Indonesia oleh Riswanto dan Putra (2012);
(10) The Effectiveness of a Proposed Program Based on a Mind Mapping Strategy in Developing the Writing Achievement of Eleventh Grade EFL Students in Jordan and Their Attitudes Towards Writing oleh Saed dan Al- Omari (2014);
Penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Laporan melalui Teknik Pembelajaran Peta Pikiran (Mind Mapping) Siswa Kelas V SDN Balerejo 01 Balerejo Madiun dilakukan oleh Suparmi pada tahun pelajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil penilaian awal siklus I dan siklus II hasil belajar siswa dalam
menulis laporan pengamatan mengalami peningkatan. Nilai rata-rata awal 66,36,
setelah dilaksanakan siklus I menjadi 70,81. Pada siklus II rata-rata meningkat
lagi menjadi 85,86. Kesimpulannya yaitu model pembelajaran mind mapping
dapat meningkatkan kemampuan menulis laporan pengamatan. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang dilaksanakan ialah penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas kolaboratif sedangkan, penelitan yang dilaksanakan
Penelitian yang dilaksanakan oleh Mariyani, Marhaeni, dan Sutama (2013)
berjudul Pengaruh Implementasi Strategi Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar Menulis Kreatif ditinjau dari Kreativitas Siswa dilaksanakan pada siswa kelas V SD gugus IV Kerambitan yang berjumlah 101 siswa. Hasil penelitiannya
yaitu (1) Terdapat perbedaan signifikan prestasi belajar menulis kreatif siswa
yang mengikuti strategi mind mapping dengan pembelajaran konvensional; (2)
Setelah diadakan pengendalian kreativitas siswa, prestasi menulis kreatif
siswa yang mengikuti strategi mind mapping lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional; dan (3) Kontribusi kreativitas siswa terhadap
prestasi menulis kreatif siswa dengan mind mapping 19,9%. Persamaan penelitian yang dilaksanakan dengan penelitian tersebut yaitu menggunakan siswa
kelas V sebagai sampel serta penggunaan model mind mapping dalam pembelajaran. Perbedaannya yaitu pada variabel kreativitas dalam mind mapping,
analisis data, jumlah sampel, dan materi menulis yang diteliti.
Penelitian berikutnya yang relevan yaitu peelitian berjudul Efektivitas Model Mind Mapping dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Artikel Oleh Siswa Kelas XI SMA Wasta Rakyat Sei Gelugur Tahun Pembelajaran 2012/2013 oleh Ginting (2013). Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Unimed ini
menyimpulkan bahwa kemampuan menulis artikel siswa yang dibelajarkan
dengan model mind mapping lebih baik daripada siswa yang dibelajarkan dengan model ekspositori. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata menulis artikel dengan
menggunakan model mind mapping sebesar 80,13, sedangkan hasil rata-rata menulis artikel dengan model ekspositori sebesar 70,8. Sehingga model mind mapping memberikan pengaruh yang signifikan (positif) terhadap kemampuan
menulis artikel oleh siswa kelas XI SMA Swasta Rakyat Sei Gelugur. Persamaan
penelitian tersebut dengan penelitan yang dilaksanakan adalah penggunaan mind mapping dalam pembelajaran menulis. Perbedaannya adalah pada jenjang pendidikan siswa, materi menulis yang diteliti, serta pembanding model
pembelajaran yang digunakan.
Penelitian berjudul Keefektifan Penggunaan Teknik Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Bertolak dari Peristiwa yang Pernah Dialami Siswa Kelas I SMP Negeri 18 Malang dilaksanakan oleh Puspita, Suwignyo, dan Karkono (2013). Kesimpulan penelitian tersebut yaitu mind mapping efektif digunakan dalam pembelajaran menulis cerpen dan dibuktikan oleh uji-t yang
menunjukkan pada setiap aspek nilai thitung > ttabel. Pada aspek kesesuaian tokoh
dan penokohan pada cerpen dengan karakter penulis, thitung (2,569) > ttabel (1,995).
Pada aspek kesesuaian latar dan pelataran dalam cerpen dengan latar pada
peristiwa sebenarnya, thitung (2,115) > ttabel (1,995). Pada aspek kesesuaian alur dan
pengaluran dalam cerpen dengan peristiwa sebenarnya, thitung (2,574) > ttabel
(1,995). Pada aspek kesesuaian pesan dalam cerpen yang ditulis berdasarkan
peristiwa yang pernah dialami dengan pesan pada peristiwa sebenarnya , thitung
(2,133) > ttabel (1,995). Hal ini menunjukkan bahwa semua hipotesis dalam
penelitian ini diterima. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang
dilaksanakan adalah pada objek penelitian dan materi menulis yang digunakan.
Persamaannya yaitu penggunaan mind mapping dalam pembelajaran menulis. Penelitian relevan berikutnnya yaitu Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Argumentasi oleh Himawan, Kartono, dan Karsono (2015). Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri
01 Gedong Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2013/2014.
Kesimpulan penelitian tersebut yaitu model mind mapping dapat meningkatkan keterampilan menulis argumentasi. Peningkatan kemampuan menulis pada siswa
dibuktikan dengan ketercapaian siswa pada kondisi awal hanya sebesar 40,7%
dengan nilai rata-rata kelas 64,5 menjadi 55,5% pada siklus I dengan rata-rata
nilai kelas 70,5. Pada siklus II menjadi 74% dengan rata-rata nilai kelas 76,2 dan
menjadi 92% pada siklus III dengan nilai rata-rata kelas 80. Perbedaan penelitian
ini yaitu materi pembelajaran menulis, objek penelitian, dan teknik penelitian
yang digunakan. Persamaannya yaitu penggunaan model mind mapping pada pembelajaran bahasa Indonesia.
Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama oleh Kusmintayu, Suwandi, dan Anindyarini (2012) merupakan penelitian yang dilaksanakan pada siswa kelas
VII SMP Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Hasil penelitian yaitu
adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran dilihat dari keaktifan dan
motivasi siswa serta hasil belajar siswa. Pada siklus II 78,13% siswa aktif dalam
pembelajaran, 75% aktif dalam pembuatan mind mapping, 78,53% siswa memiliki minat dan motivasi saat meneceritakan tokoh idola, 98,44% siswa mampu
menceritakan tokoh idola, 95,3% siswa mampu mengorganisasiskan
perkataannya, dan 78,13% siswa memenuhi nilai KKM yaitu 70. Persamaan
dengan penelitian yang dilaksanakan yaitu penggunaan model mind mapping.
Perbedaanya yaitu pada objek penelitian dan materi yang digunakan.
Penelitian yang dilakukan oleh Apriyanto, Poerwanti, dan Dwijiastuti
Keterampilan Menulis Narasi” di laksanakan pada siswa kelas IV di SD Negeri
Gajahan Colomandu Kabupaten Karanganyar. Hasil penelitian menunjukkan
meningkatnya hasil nilai keterampilan menulis narasi yang dicapai siswa dari
tahap pratindakan sampai dengan siklus II. Pada tahap pratindakan, nilai rata-rata
yang dicapai siswa sebesar 66,23 dengan nilai terendah 50 dan tertinggi 80 serta
ketuntasan klasikal mencapai angka 40% atau hanya 12 siswa mendapat nilai
tuntas. Pada siklus I, nilai rata-rata yang dicapai siswa meningkat menjadi 70,87
dengan nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 90 serta ketuntasan klasikal mencapai
66,67% atau 20 siswa sudah mencapai nilai tuntas. Setelah dilakukan
tindakan pada siklus II nilai rata-rata keterampilan menulis narasi siswa
meningkat menjadi 80,03 dengan nilai terendah 72 dan nilai tertinggi 90 dan
ketuntasan klasikal mencapai 93,33% atau 28 siswa sudah mencapai tuntas.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu
pengunaan model mind mapping dalam pembelajaran menulis. Perbedaan penelitian ini yaitu pada materi pembelajaran menulis, objek penelitianj, serta
teknik penelitian.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Asih, Kartono, dan Hartono (2013)
berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Metode Mind Mapping” dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Shine 01 Kabupaten Sragen.
Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa model mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar menulis deskripsi. Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya nilai rata-rata siswa prasiklus yang awalnya 65 menjadi 74,5 pada
siklus I. Pada siklus II nilai rata-rata menulis deskripsi siswa yaitu 78,8,
deskripsi pada prasiklus sebanyak 19 siswa atau 39%. Pada siklus I siswa
yang mendapatkan nilai di atas KKM sebanyak 36 siswa atau 74%. Pada
siklus II siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 42 siswa atau
86%. Pada siklus III siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 46
siswa atau 94%. Persamaan penelitian yang peneliti laksanakan dengan penelitian
tersebut adalah penerapan model mind mapping pada satu ranah materi pembelajaran bahasa Indonesia. Perbedaan penelitian yaitu pada teknik penelitian
(penelitian tersebut menggunakan PTK, sedangkan peneliti menggunakan
eksperimen), materi pembelajaran menulis, tingkatan kelas, dan objek penelitian.
“The Use of Mind Mapping Strategy in the Teaching of Writing at SMAN 3 Bengkulu, Indonesia”, merupakan penelitian yang dilaksanakan oleh Riswanto dan Putra pada siswa kelas I SMA N 3 Bengkulu. Hasil penelitiannya
menunjukkan nilai siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
Nilai kelas eksperimen adalah 68.121 dan kelas kontrol adalah 62.772. Pada
penghitungan menggunakan statistic nilai thitung yaitu 2,7 dan nilai tabel t adalah
2.0, jadi nilai thitung > t tabel (2,7 > 2.0). Hal ini menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan pada tes menulis siswa yang menggunakan model mind mapping
dibandingkan model konvensional. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilaksanakan yaitu penggunaan model mind mapping pada pembelajaran menulis. Perbedaannya yaitu jenis tulisan yang diteliti serta objek penelitian
memiliki perbedaan jenjang pendidikan.
The Effectiveness of a Proposed Program Based on a Mind Mapping Strategy in Developing the Writing Achievement of Eleventh Grade EFL Students in Jordan and Their Attitudes Towards Writing oleh Saed dan AL-Omari (2014)
menunjukkan bahwa model mind mapping lebih baik dibanding model konvensional. Hasil penelitian menunjukkan kelas ekperimen memiliki rata-rata
18,53 dibanding kelas kontrol yang memiliki rata-rata 15,33 dalam penghargaan
menulis dalam pembelajaran. Dalam sikap menulis, rata-rata kelas eksperimen
yaitu 152,76 sedangkan rata-rata kelas kontrol yaitu 129,34. Perbedaan penelitian
yang dilaksanakan adalah pada materi dan objek penelitian. Persamaannya adalah
penggunaa model mind mapping.
Berdasarkan sepuluh penelitian yang relevan, dapat disimpulkan bahwa
model mind mapping efektif digunakan pada berbagai mata pelajaran jenjang SD, SMP, dan SMA. Oleh karena itu, peneliti melaksanakan penelitian yang
menerapkan model mind mapping dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan pada siswa kelas V SD. Penelitian ini merupakan penelitian baru,
karena penelitian sebelumnya tidak menggunakan objek, teknik, materi, variabel,
dan analisis data penelitian yang sama dengan penelitian yang dilaksanakan.
Persamaan penelitian hanya ada pada penggunaan model mind mapping dalam pembelajaran.
2.3 Kerangka Berpikir
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia hakikatnya merupakan pembelajaran
yang menyenangkan, hanya saja selama ini pembelajaran bahasa Indonesia
dibelajarkan secara konvensional dalam kelas. Tidak jarang membuat
pembelajaran di kelas terkesan mononton, tidak menyenangkan dan
membosankan. Pembelajaran yang dilaksanakan berorientasi pada guru, sehingga
rendah. Oleh karena itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat
memenuhi karakteristik siswa dan bersifat berpusat pada siswa. Salah satu model
yang dapat diterapkan yaitu model mind mapping.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini menggunakan kelas VA sebagai
kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional. Kelas VB
menjadi kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran
model mind mapping. Hasil pembelajaran kedua kelas tersebut kemudian dibandingkan. Skema kerangka berpikir penelitian ini dapat dibaca pada bagan
2.1.
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Siswa
Model Pembelajaran Konvensional
Dibandingkan
Kelompok Eksperimen
Hasil Belajar Siswa Hasil Belajar Siswa Rendah
Model Pembelajaran
Mind Mapping
Hasil Belajar Siswa Kelompok Kontrol
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Sugiyono, 2014: 99). Hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban
teoritik dan perlu pembuktian lebih lanjut. Penelitian ini mengajukan beberapa
hipotesis sebagai berikut:
(1) Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas V SDN 1
Karangbawang dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan antara yang
memeroleh pembelajaran model mind mapping dan yang memeroleh pembelajaran model konvensional (µ1 = µ2).
Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang
dalam pembelajaran menulis laporan pengamatan antara yang memeroleh
pembelajaran model mind mapping dan yang memeroleh pembelajaran model konvensional (µ1≠ µ2).
(2) Ho : Hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang dalam pembelajaran
menulis laporan pengamatan yang memeroleh pembelajaran model mind mapping tidak lebih baik daripada yang memeroleh pembelajaran model konvensional (µ1 ≤µ2).
Ha : Hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang dalam pembelajaran
menulis laporan pengamatan yang memeroleh pembelajaran model mind mapping lebih baik daripada yang memeroleh pembelajaran model konvensional (µ1 > µ2).
50
BAB 3
METODE PENELITIAN
Bagian ini membahas metode penelitian yang digunakan pada penelitian.
Pada bagian ini dijelaskan desain penelitian, populasi dan sampel, variabel
penelitian, data penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan
teknik analisis data.
3.1 Desain Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain quasi experimental yang merupakan pengembangan desain true experimental. Dalam desain quasi experimental terdapat kelompok kontrol, akan tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
penelitian eksperimen (Sugiyono, 2014: 116). Bentuk desain quasi experimental
yang digunakan yaitu desain nonequivalent control group. Desain penelitian
nonequivalent control hampir sama dengan desain pretest-posttest control group
yang menghendaki adanya tes awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk
mengetahui kesetaraan dua kelas penelitian, sedangkan tes akhir dilakukan untuk
mengetahui apakah ada perbedaan hasil pembelajaran setelah mendapatkan
perlakuan yang berbeda. Skema desain nonequivalent control group sesuai dengan Sugiyono (2014:118) dapat dibaca pada bagan 3.1.
Bagan 3.1 Skema Desain Nonequivalent Control Group
O1 x O2
……….
Keterangan:
O1 : keadaan awal kelas eksperimen
O3 : keadaan awal kelas kontrol
O2 : hasil penilaian kelas eksperimen setelah mendapatkan perlakuan
O4 : hasil penilaian kelas kontrol tanpa perlakuan
X : perlakuan dengan model pembelajaran
Berdasarkan skema tersebut, O1 dan O3 adalah keadaan awal kelas
eksperimen dan kelas kontrol yang menunjukkan hasil belajar siswa sebelum
adanya perlakuan. Setelah diketahui hasil tes kedua kelas setara (O1 tidak berbeda
jauh dengan O3), maka kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menerapkan
model mind mapping, sedangkan kelas kontrol tidak menerapkan model mind mapping. O2 adalah hasil penilaian kelas eksperimen yang telah diberi
perlakuan dengan menerapkan model mind mapping. O4 adalah hasil penilaian
kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan model mind mapping (pembelajaran menerapkan model konvensional). Setelah dilakukan tes akhir pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, hasil tes akhir kedua kelas tersebut dibandingkan.
Jadi, pengaruh penggunaan model mind mapping terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Karangbawang yaitu (O2 - O1) – (O4– O3) (Sugiyono, 2014: 118).
3.2 Variabel Penelitian
Sugiyono (2014:63) menjelaskan bahwa variabel penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik
teoritis menyebutkan bahwa variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang
atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu
objek dengan objek yang lain. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut yang melekat pada
suatu objek varian yang diteliti untuk ditarik kesimpulan. Terdapat dua jenis
variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan terikat.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
penyebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2014: 64).
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu penerapan model pembelajaran mind mapping pada materi menulis laporan pengamatan. Sugiyono (2014:64) menyatakan bahwa variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini yaitu hasil belajar siswa pada materi menulis laporan pengamatan.