• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fase 5: test on materials

2.2 KAJIAN EMPIRIS

Penelitian ini sebagai pendukung untuk melakukan penelitian terhadap penerapan model Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan media

gambar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS. Hasil penelitian tersebut adalah :

Penelitian yang dilakukan oleh Akhmat Mokri dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS Kelas IV SDN Bibis Tandes Surabaya”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) dengan melaksanakan dua siklus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas guru mengalami peningkatan selama dua siklus. Siklus I memperoleh sebesar 73,2% dan siklus II memperoleh sebesar 92,9%. Pada siklus I persentase aktivitas siswa sebesar 70% dan pada siklus II persentase aktivitas siswa juga menunjukkan kemajuan sebesar 92,5%. Persentase ketuntasan klasikal siswa pada siklus I sebesar 72,5% dan persentase ketuntasan klasikal siswa pada siklus II sebesar 90%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Bibis Tandes Surabaya.

Penelitian yang dilakukan oleh Noer Kumala dan Husi Abdullah dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN Jepara I – 90 Surabaya”. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui empat tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus. Hasil dari penelitian ini meliputi: (1) pada siklus I presentase aktivitas guru sebesar 65%, pada siklus II sebesar 72,5%, dan pada

siklus III aktivitas guru mengalami peningkatan yaitu sebesar 82,5%; (2) pada siklus I presentase aktivitas siswa sebesar 72,5%, pada siklus II sebesar 77,5%, dan pada siklus III sebesar 82,9%; dan (3) peningkatan hasil belajar siswa meliputi pada siklus I nilai rata-ratanya sebesar 75%, siklus II sebesar 78,1% dan siklus III sebesar 87,5%. Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas V SDN Jepara I Surabaya.

Penelitian yang dilakukan oleh Jauhar Tauhid yang berjudul “Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN I Ujumbou Melalui Model Pembelajaran STAD”. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Dari hasil tes awal diperoleh nilai rata-rata 61.7% dan ketuntasan belajar klasikal 34.7% serta daya serap individu 77.1%. Proses belajar mengajar pada siklus I dikategorikan cukup baik dengan nilai rata-rata 63% dan ketuntasan belajar klasikal 52.1% serta daya serap individu 78.8%, Sedangkan aktivitas guru pada siklus I juga dikatakan cukup baik dengan skor 66.6%. Pada siklus II proses belajar mengajar mengalami peningkatan positif dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 75.5% dan ketuntasan belajar klasikal 8.69% serta daya serap individu 86.8%, begitu pula aktivitas guru pada siklus II dikategorikan baik dengan skor 77.7%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas guru, proses belajar mengajar,

ketuntasan belajar klasikal, dan daya serap individu pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN I Ujumbou.

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Chalimah dengan judul “Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN Gading I Surabaya”. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklusnya melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I ketuntasan klasikal tes evaluasi sebesar 65% dan pada siklus II meningkatkan menjadi 84%. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan adanya peningkatan aktifitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajarn. Aktivitas guru pada siklus I memperoleh skor sebesar 63,5% sedangkan pada siklus II memperoleh skor sebesar 86,5%. Aktifitas siswa pada siklus I memperoleh skor sebesar 63,5% dan pada siklus II aktifitas siswa memperoleh skor sebesar 86%. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Gading I Surabaya.

Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyowati dengan judul “Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IVA SDN Sidotopo VIII/55 Surabaya. Metode penelitiannya yaitu penelitian tindakan kelas. Hasil dari penelitian tersebut adalah pada siklus I aktivitas guru adalah 47,22 dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 75 dan pada siklus III menjadi 91.665. Aktivitas siswa ada lima aspek yang dijadikan fokus pengamatan. Tiap-tiap aspek mengalami perkembangan dari

siklus I sampai dengan siklus III, dapat dilihat bahwa perkembangan masing-masing aspek cukup segnifikan dari siklus I, II maupun III. Contoh untuk A1 mengalami peningkatan dari 34,68 menjadi 83.13.Dari aktivitas ini juga mengalami kenaikan yang melampaui indikator pencapaian penelitian. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan, terlihat dari meningkatnya rata-rata nilai siswa meningkat yaitu dari 63,5 pada siklus I menjadi 70,18 pada siklus II dan menjadi 82,18 pada siklus III. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa kelas IVA SDN SIDOTOPO VIII/55 Surabaya pada pembelajaran IPS.

Temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui model STAD dengan media gambar dapat meningkat dengan baik, maka dari itu penelitian-penelitian tersebut dapat dijadikan pendukung untuk melaksanakan penelitian ini sehingga dapat menambah khasanah pengembangan pengetahuan mengenai penelitian ini. Maka untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui melalui model STAD dengan media gambar pada siswa kelas V SDN Tugurejo 01 Semarang.

2.3 KERANGKA BERFIKIR

Berdasarkan hasil observasi dan refleksi selama melaksanakan PPL II dan data hasil belajar siswa kelas V SDN Tugurejo 01 Semarang , ditemukan permasalahan mengenai kualitas pembelajaran IPS. Hal ini dapat terihat dari

keterampilan uru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang belum optimal.

Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti bersama tim kolaborator merencanakan untuk melakukan tindakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model STAD dengan media gambar. Penggunaan model STAD dengan media gambar dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Selanjutnya dapat memberi masukan pada guru untuk selalu menerapkan pembelajaran inovatif dan menyenangkan yang dapat meningkatkan antusias dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Bagan 2.1 Kerangka Berfikir 1. Guru:

Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS belum optimal.

2. Siswa

a. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS belum optimal.

b. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS masih rendah (ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik)

a. Keterampilan guru meningkat melalui model STAD dengan media gambar pada pembelajaran IPS.

b. Aktivitas siswa meningkat meningkat melalui model STAD dengan media gambar dalam pembelajaran IPS. c. Hasil belajar siswa meningkat dalam pembelajaran IPS.

Menerapkan model STAD dengan media gambar pada pembelajaran IPS dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Guru mempersiapkan rancangan pembelajaran. b. Guru memulai kegiatan pembelajaran.

c. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.

d. Guru menjelaskan materi kepada siswa dengan menggunakan media gambar.

e. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang dijelaskan.

f. Guru memberikan LKS.

g. Guru memberi tugas kelompok.

h. Siswa mengerjakan tugas kelompok yang diberikan guru.

i. Guru memberikan kuis/pertanyaan.

j. Siswa menjawab kuis/pertanyaan yang diberikan oleh guru.

k. Guru memberikan tanggapan terhadap hasil jawaban siswa.

l. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.

m. Guru memberikan evaluasi. n. Guru memberikan penghargaan.

o. Guru memberikan kesimpulan dan menutup pelajaran. Kondisi Awal Pelaksanaan Tindakan Kondisi Akhir