• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Kajian Harga Diri

Berdasarkan paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik individu yang menerima dirinya diantaranya memiliki gambaran positif tentang diri, dapat mengatur dan mentoleransi rasa frustasi dan kemarahan, dapat berinteraksi dan menerima kritikan dari orang lain, dapat mengatur keadaan emosi (depresi dan kemarahan). Selain itu karakteristik penerimaan diri terdiri dari bersikap dan berperilaku sesuai standar pada diri, mempunyai keyakinan dalam menghadapi hidup, berani bertanggung jawab atas perilakunya, menanggapi pujian dan kritikan secara objektif, menerima diri tanpa penghukuman pada diri, menganggap bahwa dirinya layak dan sederajat dengan orang lain, tidak memaksa orang lain untuk menerima dirinya, tidak bersikap abnormal, dan tidak malu atau rendah diri.

B. Kajian Harga Diri 1. Definisi Harga Diri

Setiap orang memiliki kebutuhan akan penghargaan diri. Harga diri atau self esteem dalam hirarki kebutuhan menurut Maslow ada dalam urutan keempat setelah kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki. Harga dirimerupakan evaluasi yang dibuat oleh setiap individu terhadap dirinya sendiri (Byrne dan Baron, 2002: 173). Menurut Santrock (2007: 183) harga diri merupakan dimensi evaluatif global mengenai diri. Myers (2012: 64) mengatakan bahwa harga diri merupakan keseluruhan rasa akan nilai diri yang digunakan untuk menilai sifat dan kemampuan diri.

18

Senada dengan pendapat di atas, Burn (1993: 71) menuliskan bahwa harga diri adalah perasaan bahwa dirinya penting dan efektif serta melibatkan pribadi yang sadar akan dirinya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa harga diri merupakan keseluruhan nilai yang dibuat oleh setiap individu terhadap dirinya sendiri, melibatkan pribadi yang sadar akan dirinya yang digunakan untuk menilai sifat dan kemampuan diri seperti perasaan bahwa dirinya penting dan efektif.

2. Sifat Harga Diri

Setiap individu memiliki penilaian terhadap penghargaan dirinya masing-masing, tergantung bagaimana individu tersebut menilai kemampuan pada dirinya. Penilaian dan penghargaan yang positif akan berdampak positif, begitu juga sebaliknya. Menurut Tri Daryaksini & Hudaniah (2003: 84), orang yang memiliki penilaian yang positif cenderung untuk bahagia, sehat, berhasil, dan dapat menyesuaikan diri, akan tetapi jika memiliki penilaian yang negatif maka ia akan relatif tidak sehat, cemas, tertekan, dan pesimis tentang masa depannya.

Maslow (Koeswara, 1994: 125) berpendapat bahwa terpenuhinya kebutuhan akan rasa harga diri pada individu akan menghasilkan rasa percaya diri, rasa berharga, rasa mampu, dan perasaan berguna. Sebaliknya jika tidak terpenuhi maka akan menghasilkan sikap rendah diri, tidak pantas, rasa lemah, rasa tidak mampu, yang akan menyebabkan

19

individu tersebut mengalami kehampaan, keraguan, dan keputusasaan dalam menghadapi tuntutan hidupnya.

Burns (1993: 316-318) menyebutkan bahwa sifat individu yang memiliki harga diri tinggi memiliki ciri-ciri tidak bergantung penilaian orang lain, mampu menerima kegagalan dengan lapang, mampu membela diri ketika mendapat umpan balik yang negatif, mampu melindungi diri dari evaluasi yang negatif dari kelompok sosialnya. Ciri-ciri individu yang memiliki harga diri yang rendah adalah mudah terpengaruh lingkungan sosialnya, kurang yakin terhadap kemampuan diri sendiri, berada dalam kendali dari suatu kondisi, terbelenggu dari pengalaman kegagalan yang pernah terjadi, mudah terpengaruh oleh apa yang dikatakan orang lain tentang dirinya.

Berdasarkan paparan beberapa ahli, disimpulkan bahwa sifat harga diri dibedakan menjadi dua yaitu harga diri tinggi (positif) dan harga diri rendah (negatif). Individu yang memiliki harga diri tinggi cenderung untuk bahagia, sehat, berhasil, dan dapat menyesuaikan diri, tidak bergantung pada penilaian orang lain, mampu menerima kegagalan dengan lapang, mampu membela diri ketika mendapat umpan balik yang negatif. Individu yang memiliki harga diri rendah akan relatif tidak sehat, cemas, tertekan, pesimis terhadap masa depannya, mudah terpengaruh lingkungan sosial, kurang yakin terhadap kemampuan diri sendiri.

20

3. Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri

Pembentukan harga diri juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Wirawan & Widyastuti (Citra Puspita Sari, 2009: 4) faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri yaitu:

a. Faktor Fisik

Merupakan ciri fisik seperti penampilan dari seseorang. Seseorang akan memiliki harga diri yang tinggi apabila memiliki penampilan dan wajah yang menarik.

b. Faktor Psikologis

Mencakup hal-hal seperti kepuasan kerja, persahabatan, dan keidupan yang menyenangkan. Perasaan puas dengan apa yang dimiliki dapat meningkatkan harga diri seseorang.

c. Faktor Lingkungan Sosial

Faktor keluarga dan teman sebaya. Jika orang tua menerima sebagaimana anaknya, maka si anak juga akan menerima dirinya sendiri. Peran teman sebaya disini sangat berpengaruh. Semakin dewasanya seseorang maka tingkat pergaulannya pun akan lebih luas, orang-orang dalam pergaulan ini yang dapat mempengaruhi pembentukan harga dirinya.

21 d. Faktor Tingkat Intelegensi

Semakin tinggi tingkat kecerdasan seseorang, maka semakin tinggi pula harga dirinya karena orang yang cerdas biasanya dapat berpikir lebih realistis.

e. Faktor Ras dan Kebangsaan

Pada ras yang di anggap rendah dengan sendirinya akan membentuk gambaran diri akan harga diri yang rendah pula.Jika suatu bangsa memperoleh penghargaan tinggi, maka akan menimbulkan penilaian harga diri yang tinggi pula.

f. Fakor status ekonomi

Terkadang orang yang memiliki status ekonomi yang rendah akan lebih memiliki harga diri yang rendah pula.

g. Faktor urutan keluarga

Anak tunggal cenderung memiliki harga diri yang tinggi daripada anak yang memiliki banyak saudara.

Berdasarkan paparan di atas, harga diri dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor fisik, faktor psikologis, faktor lingkungan sosial, faktor tingkat intelegensi, faktor ras dan kebangsaan. Faktor dari dalam diri menjadi faktor utama, dan terdapat faktor keluarga dan lingkungan sekitar yang juga berpengaruh penting.

22

4. Aspek Harga Diri

Beberapa aspek harga diri menurut Coopersmith (1967: 38-41) adalah sebagai berikut:

a. Power (Kekuatan)

Kekuatan diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi dan mengontrol orang lain. Keberhasilan individu yang memiliki kekuatan ditandai dengan kemampuan individu untuk mempengaruhi tindakan tertentu dengan mengontrol tingkah laku diri dan orang lain. b. Significance (Keberartian)

Hal ini diartikan sebagai penerimaan, perhatian dan kasih sayang terhadap orang lain. Keberhasilan dari keberartian ditandai dengan dengan perhatian dan ungkapan kasih sayang individu terhadap orang lain.

c. Virtue (Kebajikan)

Kebajikan diartikan sebagai ketaatan individu terhadap standar-standar etika dan moral. Ukuran kebajikan ini ditandai dengan ketaatan terhadap kode moral, etika, dan prinsip keagamaan.

d. Competence (Kemampuan)

Kemampuan berarti individu mampu mencapai keberhasilan, hal ini tandai dengan penampilan tingkat tinggi yang sesuai dengan usianya.

23

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa individu yang menghargai diri, memiliki aspek kekuatan yang ditandai dengan kemampuan untuk mempengaruhi tindakan tertentu dari kontrolan terhadap diri dan orang lain. Aspek keberartian yang ditandai dengan perhatian dan ungkapan kasih sayang terhadap orang lain. Aspek kebajikan yang ditandai dengan ketaatan terhadap kode etik, moral dan prinsip agama, serta aspek kemampuan yang ditandai dengan penampilan yang sesuai dengan usianya.

5. Harga DiriPada Remaja

Harga diri pada masa remaja akan mengalami penurunan terutama pada remaja perempuan. Harter (Santrock, 2007: 140) menyatakan bahwa penyebab penurunan harga diri pada remaja putri, karena seringnya remaja putri terfokus pada penilaian negatif terhadap perubahan bentuk tubuh dimasa puber, sehingga diperlukan dukungan yang lebih agar dia dapat menerima perubahan dan perkembangan fisiknya. Baldwin & Hoffman (Santrock, 2007: 174), pada perempuan harga diri akan mengalami penurunan pada usia 17 tahun sedangkan pada laki-laki pada usia 12-14 tahun harga diri mengalami kenaikan dan akan menurun pada usia 16 tahun kemudian harga diri kembali meningkat. Pada remaja yang terganggu, akan terjadi penurunan harga diri, peningkatan kecemasan dan mencari penguatan melalui berbagai cara ketika terjadi masalah di

24

lingkungannya (Joiner, Katz, & Lew, dalam Byrne 2002: 177), sehingga diperlukan dukungan dan kasih sayang di lingkungan sekitarnya.

Hurlock (1980: 291) berpendapat bahwa kasih sayang juga merupakan hal yang penting bagi remaja, kasih sayang dan dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar dapat membuat mereka menyukai diri dan merasa bahwa dia diterima oleh orang lain. Santrock (2010: 141) menyatakan bahwa pendapat dan penilaian teman sebaya dapat meningkatkan harga diripada remaja.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa harga diri pada remaja mengalami naik turun yang disebabkan karena adanya perubahan fisik, sehingga diperlukan dukungan dari keluarga, teman dan lingkungan sekitar agar remaja dapat merasa bahwa dia diterima oleh orang lain sehingga dapat meningkatkan harga dirinya.

Dokumen terkait