• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Ketimpangan Distribusi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Badung

Sistem Online Pajak Daerah.

b) Penggunaan pembayaran konsumen di Hotel dan Restoran Non Tunai (secara online) dengan E-Money atau E-Banking, sehungga volume penjualan bisa direkam di Bank, dan Bank langsung mendebetnya sebagai Pajak Hotel dan Pajak Restoran terhutang, sesuai dengan aturan yang ada.

2) Kajian Ketimpangan Distribusi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Badung

Rekomendasi untuk Kajian Ketimpangan Distribusi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Badung berdasarkan Surat Nomor : 070 / 1138 / Balitbang, Tanggal 26 Desember 2019 Koefisien Gini (Gini Ratio) adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan agregat (secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna). Pada tahun 2018 penduduk Kabupaten Badung adalah 656.900 jiwa yang meliputi jenis kelamin laki adalah 335.100 jiwa dan perempuan 321.800 jiwa. Persentase kemiskinan di Kabupaten Badung mengalami penurunan yang cukup tinggi dari 2,06 di tahun 2017 menjadi 1,98 di Tahun 2018, hal ini tidak terlepas dari konsepnya Pemerintah Kabupaten Badung dalam pengentasan kemiskinan sehingga banyak anggaran dan program pengentasan kemiskinan yang di gelontorkan di Kabupaten Badung.

Ketimpangan pendapatan penduduk biasanya di hitung dengan pendekatan Gini ratio dan ketimpangan kriteria Word Bank. Gini ratio Kabupaten Badung tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,020 poin dibandingkan

25

2017. Tercatat dari 0,319 di tahun 2017 menjadi 0,339 di tahun 2018. Jika dikaitkan dengan pola pengeluaran penduduk kabupaten badung, tergambar hal yang sejalan terlihat peningkatan pengeluaran penduduk kelompok bawah tidak sebanding dengan peningkatan pengeluaran kelompok atas.

Dari hal tersebut diatas maka dilaksanakan kajian terhadap ketimpangan pendapatan ini dengan tujuan untuk mengetahui tingkat ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat Kabupaten Badung dan Strategi dan kebijakan apa yang diperlukan untuk mengurangi ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat Kabupaten Badung

Koefisien Gini Kabupaten Badung adalah 0,38. Nilai koefisien tersebut menempatkan tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat Kabupaten Badung berada pada tingkat ketimpangan sedang. Jika dilihat berdasarkan lokasi tempat tinggal, koefisien Gini wilayah perdesaan sebesar 0,39 lebih tinggi dari pada wilayah perkotaan sebesar 0,36., berada pada tingkat ketimpangan sedang.

Rekomendasi Kajian sebagai berikut :

1) Program yang akan dilakukan atau diluncurkan oleh Pemerintah Kabupaten Badung hendaknya memiliki target sasaran yang jelas. Setiap program memiliki efek yang berbeda bagi masyarakat yang memiliki initial condition atau karakteristik yang berbeda. Karennya, agar kebijakan tersebut efektif target sasaran harus jelas dan memiliki kondisi yang sesuai dengan yang dipersyaratkan. Hal ini juga berarti bahwa sebuah program tidak harus diberikan untuk seluruh penduduk, namun memiliki kelompok sasaran khusus, sehingga efektifitas dampaknya menjadi lebih terukur. Bila program ditujukan untuk menutupi kesenjangan/ketimpangan pendapatan masyarakat, maka sebaiknya program memang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di golongan

26

40% terbawah secara langsung. Sehingga program sebaiknya bersifat conditional.

2) Validitas data sangat dibutuhkan untuk memastikan program tepat sasaran. Jika kemudian program bersifat conditional, maka validitas data menjadi sangat penting agar tidak ada masyarakat yang terlewatkan

3) Ukuran kesejahteraan tidak hanya dapat diukur dengan pendapatan atau pengeluaran, sehingga ukuran dalam bentuk konvensional demikian saja menjadi cenderung sangat sempit. Pengukuran sebaiknya diperluas ke aspek sosial dan atau kesejahteraan subyektif seperti indeks kebahagiaan yang meliputi aspek yang secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagiaan yang meliputi kepuasan terhadap: 1) kesehatan, 2) pendidikan, 3) pekerjaan, 4) pendapatan rumah tangga, 5) keharmonisan keluarga, 6) ketersediaan waktu luang, 7) hubungan sosial, 8) kondisi rumah dan aset, 9) keadaan lingkungan, dan 10) kondisi keamanan.

4) Program yang begitu banyak ditujukan untuk semua masyarakat tanpa penentuan kondisi tertentu menjadikan masyarakat memiliki budaya “manja” dan bergantung pada program bantuan pemerintah untuk pengeluaran mereka sehari-harinya. Karenanya dibutuhkan kebijakan pemerintah untuk mengintervensi program secara tepat sasaran dan tepat waktu.

5) Hasil analisis jelas menunjukkan jika variabel karakteristik rumah tangga penerima, seperti pendidikan, jenis pekerjaan, dan gender sigifikan pengaruhnya terhadap ketimpangan pendapatan masyarakat. Hasil ini sejalan dengan beberapa studi terkait dengan ketimpangan. Sehingga perbaikan program dapat disesuaikan dengan karakteristik penerima yang lebih spesifik untuk menjadikannya

27

efektif dalam mengatasi kesenjangan pendapatan di Kabupaten Badung.

6) Program-Program seperti : Bantuan Ternak, Kartu Sejahtera, Beasiswa Miskin, dan Bedah Rumah seharusnya “dipertahankan”. Hal ini karena program tersebut memiliki tingkat kepentingan paling tinggi serta kinerja yang paling memuaskan bagi masyarakat Badung

7) Program-program seperti Program Kesehatan, Bantuan Ibu Hamil, Bantuan Sosial Dan Program Keluarga Harapan (PKH), memiliki kepentingan paling tinggi namun belum memuaskan kinerjanya, jika dibandingkan dengan program lainnya. Program tersebut harus diberikan perhatian lebih serta menjadi prioritas dalam perbaikannya ke depan.

8) Program yang dirasa kurang penting dan juga kurang memuaskan kinerjanya bagi masyarakat sehingga strateginya bisa diturunkan prioritasnya, diantaranya adalah bantuan lansia, Usaha Ekonomi Kreatif (UEP), dan Bantuan Langsung Tunai/Program Kompensasi Pengurangan Subsidi-Bahan Bakar Minyak (BLT/PKPS-BBM).

9) Program-program yang memiliki tingkat kepentingan yang kurang bagi masyarakat, namun tingkat kepuasan mereka paling tinggi, diantaranya adalah Bantuan Program Non Tunai (BPNT), Beras Miskin (Raskin), dan Bantuan Modal Umum. Program tersebut hampir tidak ada perbedaaan penilaian dari setiap program yang diberikan.

Bahwa dari kesepuluh kegiatan selain empat kegiatan yang mengampu tujuan dan sasaran RPJMD SB tersebut diatas Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 17 Tahun 2016 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Kementrian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah juga telah membentuk Majelis Pertimbangan Kelitbangan Kabupaten Badung, Tim

28

Kelitbangan dan Melaksanakan Forum Kelitbangan dalam kegiatan yaitu :

1) Penyelenggaraan Forum Kelitbangan di Kabupaten Badung 2) Majelis Pertimbangan Kelitbangan Pemerintah Kabupaten

Badung

3) Tim Kelitbangan Pemerintah Kabupaten Badung

Disamping itu Balitbang juga telah membentuk tim guna mendukung dan menentukan arah kebijakan terhadap kegiatan yang bersifat sangat strategis yang durasi pelaksanaannya berkelanjutan yaitu pada kegiatan Pengembangan Agro Techno Park di Kecamatan Petang Kabupaten Badung.

Selanjutnya dari 10 kegiatan tersebut sudah dilaksanakan dan sudah memenuhi target capaian kegiatan yaitu berupa dokumen hasil penelitian, dokumen hasil survey, dokumen hasil study kelayakan, dokumen hasil kajian dan dokumen indek pengukuran yang kesemuanya adalah sebagai bentuk rekomendasi untuk dilaporkan ke atasan.

Jadi prosentase pemanfaatan hasil kelitbangan mencapai angka yang ditargetkan sebesar 60 % sudah tercapai 100 sehingga target capaian kinerja pada tahun 2019 telah terpenuhi.

Dengan melihat pencapaian target kinerja seperti tersebut diatas maka untuk selanjutnya diharapkan segala bentuk kegiatan yang merupakan bagian dari Penelitian dan Pengembangan sudah tentunya terpusat pada Balitbang Kabupaten Badung.

b) Analisis terhadap sasaran Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Inovasi dalam Pembangunan IPTEK

Indikator kinerja Utama : Jumlah inovasi dan pembangunan IPTEK yang dikembangkan

Capaian Kinerja Capaian Kinerja Target Realisasi Tahun 2018 Target Realisasi Tahun 2019

1 Jumlah inovasi 4 4 100% 6 5 83,33%

. dan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan

pembangunan IPTEK yang dikembangkan No Indikator Sasaran Tahun 2018 Tahun 2019

29

Pentingnya Pengembangan inovasi dan pembangunan IPTEK sebagai penggerak perekonomian dan pembangunan Daerah menjadi dasar bagi Balitbang sebagai perangkat daerah yang mempunyai fungsi penunjang di Bidang Penelitian dan Pengembangan. Adapun Bentuk dari Inovasi Daerah adalah dalam Bidang Tata Kelola Pemerintahan Daerah, Pelayanan Publik dan Inovasi lainnnya. Pada pelaksanaannya, Balitbang Kabupaten Badung Tahun 2019 telah melakukan kegiatan yang mendukung pencapaian target ini pada Program Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan 5 Kegiatan yaitu Innovation Festival (INOFEST) Kabupaten Badung dan Pengembangan IPTEKS di Kabupaten Badung dengan menjalin kerjasama dengan pihak pendukung baik dari unsur cendekia maupun Masyarakat sebagai steakholder serta Institusi lain yang bergerak dibidang Teknologi, Penilaian, Penyelenggaraan dan Penganugerahan Mangupura Award, Pengembangan Aplikasi Fish Go di Kabupaten Badung dan Penguatan dan Pengembangan Inovasi Daerah di Kabupaten Badung

Adapun pencapaian dari program ini adalah sebesar 83,33 % dimana target awal yang dicanangkan adalah sebanyak 6 kegiatan.

Sebelum menguraikan target capaian yang telah dicapai, sebagai catatan ada 2 kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan secara menyeluruh yang disebabkan karena adanya rasionalisasi dari Pemerintah Kabupaten Badung secara menyeluruh hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut :

Kegiatan Badung Festival Inovasi

kegiatan ini tidak berjalan dikarenakan adanya arahan / kebijakan pimpinan untuk merasionalisasi anggaran kegiatan pada tahun 2019 salah satunya Badung Festival Inovasi, sedangkan proses yang telah dilaksanakan pada kegiatan Badung Festival Inovasi pada tahun 2019 :

1. Rapat persiapan tim penyelenggara 2. Rapat pembentukan tim juri

3. Penyusunan panduan

4. Pembukaan pendaftaran online dan penerimaan berkas karya inovasi

30

5. Sosialisasi ke sekolah – sekolah dan perguruan tinggi

6. Sosialisasi melalui media cetak, elektronik dan sosial media

Mangupura Award

Sama dengan kegiatan Badung Festival Inovasi kegiatan ini tidak berjalan dikarenakan adanya arahan / kebijakan pimpinan untuk merasionalisasi anggaran kegiatan pada tahun 2019, sedangkan Proses yang telah dilaksanakan pada kegiatan Mangupura Award pada tahun 2019 :

1. Evaluasi kegiatan Mangupura Award tahun 2018 2. Pembentukan tim perumus

3. Pembentukan tim verifikasi dokumen Mangupura Award 4. Sosialisasi Kegiatan

5. Verifikasi dokumen Organisasi Perangkat Daerah 6. Penunjukkan tim juri

7. Pembayaran honor tim verifikasi untuk 1 bulan

Selanjutnya untuk kegiatan IPTEKS dapat dijelaskan sebagai wujud dari Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni di Kabupaten Badung telah mengumpulkan 13 bentuk inovasi masyarakat yang diusulkan dari Perangkat Daerah terkait terdiri dari :

a. produk hiasan ruangan dari kayu sampah laut b. hiasan dekorasi dari anyaman daun kelapa c. alat pengusir burung otomatis

d. sungkup asparagus memiliki bentuk spesifik untuk mengatur aliran air

e. penjor dengan hiasan daun lontar

f. kerajinan yang terbuat dari sampah plastik seperti : dompet, tas, kompek, topi dan karung goni

g. kerajinan permata, emas, perak, dan perhiasan

h. kerajinan mebel yang terbuat dari kayu reklamasi perahu dan rumah kayu tradisional

i. kerajinan dari kayu jati, bangkirai/balau, merbau, kuku, kayu besi yang menghasilkan produksi seperti : penghiasan pada lantai kayu, pelapis dinding, langit – langit, tangga, pintu, kayu dan pintu solid

31

j. Kerajinan yang terbuat dari bahan daur ulang koran menjadi bokor

k. usaha di bidang industri dalam pembuatan barang – barang dari bahan plat seng dan aluminium seperti dandang dan penutup, blek, kaleng dupa, tempat sampah dan loyang

l. usaha yang bergerak di bidang daur ulang kertas bekas yang diolah secara manual dan ramah lingkungan seperti : buku diary, kartu ucapan, kartu undangan, kertas kado, bingkai, kotak tempat souvenir,

m. pemanfaatan kotoran babi menjadi biogas serta potensi produk olahan yang terintegrasi dengan usaha mikro kecil menengah.

Dari ketigabelas nominasi tersebut setelah melalui proses seleksi dan berdasarkan hasil rapat Tim Koordinasi Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni dan Berita Acara Penetapan Penerima Penghargaan Silpakara Nugraha Tingkat Kabupaten Badung Nomor 832/Balitbang serta Keputusan Bupati Badung Nomor 77/055/HK/2019 tentang Penetapan Penerima Penghargaan Silpakara Nugraha Bagi Pengembang Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni di Kabupaten Badung Tahun 2019 ditetapkan penerima penganugerahan Silpakara Nugraha Tingkat Kabupaten Tahun 2019 adalah :

32

Sedangkan untuk kegiatan Aplikasi Fish Go sudah memenuhi target pencapaian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pada tahun 2019 Kabupaten Badung ikut serta dalam kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan Bdan Usaha Milik Daerah Tahun 2019. Pemerintah Kabupaten Badung mengirimkan salah satu inovasinya yang berjudul Aplikasi Android berbasis Naviagsi untuk Meningkatkan Jumlah Tangkapan Ikan dan Taraf Hidup nelayan Tradisional Kabupaten Badung yang lebih dikenal dengan aplikasi FishGo. Dimana aplikasi FishGo ini berhasil lolos menjadi TOP 99 yang diselenggarakan oleh Kementerian PAN dan RB. Dan selanjutnya, dievaluasi kembali untuk maju ke tahapan berikutnya yaitu TOP 45 dan TOP 15 serta menjadi Duta Indonesia dalam ajang United Nation Public Service Award (UNPSA) yang diselenggarakan di Spanyol.

Setelah dipaparkan seperti tersebut diatas maka target capaian kinerja untuk tahun 2018 dari target 6 kegiatan dapat dilaporkan bahwa Badan Penelitian dan Pengembangan melaksanakan 5 kegiatan dengan capaian target adalah sebesar 83,33 %

No Nama Alamat Hasil

Karya

Kategori Bidang Penghargaan 1. Ari Deco (Gusti Putu

Widia) Br. Gunung, Desa Abiansemal, Kecamatan Abiansemal Produk Hiasan Ruangan dari Kayu Sampah Laut Kreativitas dan Inovasi Masyarakat Pembangunan Teknologi Lingkungan Sumber Daya Air - Piagam berbingkai - Piala Silpakara Nugraha - Hadiah uang Rp 7.500.000,00

2. Bali Kui (Ida Bagus Gede Ari Artana)

Br. Lebah Sari, Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi Hiasan Dekorasi dari Anyaman Daun Kelapa Kreativitas dan Inovasi Masyarakat Pembangunan Teknologi Lingkungan dan Sumber Daya Air - Piagam berbingkai - Piala Silpakara Nugraha - Hadiah uang Rp 7.500.000,00 3. I G. N. Artana Br. Dangin Bingin, Desa Sembung, Kecamatan Mengwi Alat Pengusir Burung Otomatis Kreativitas dan Inovasi Masyarakat Pembangunan Teknologi Ketahanan Pangan dan Agroindustri - Piagam berbingkai - Piala Silpakara Nugraha - Hadiah uang Rp 7.500.000,00

33

c) Analisis terhadap Sasaran Meningkatnya Tata Kelola

Administrasi Perkantoran Yang Baik Dan Akuntabel

Semua perangkat daerah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan urusan yang telah ditetapkan akan memerlukan sarana prasaran pendukung terutama pemenuhan akan kebutuhan administrasi serta sarana evaluasi yang bisa dipertanggungjawabkan secara akuntabel

Balitbang dalam Rencana Strategisnya juga telah menentukan capaian kinerja dalam rangka pencapaian sasaran guna meningkatkan tata kelola administrasi perkantoran yang baik dan akuntable dengan lima indikator sasaran yang kelima indikator tersebut apabila mencapai target yang ditentukan akan berdampak pada pencapaian misi ketiga Kabupaten Badung yaitu Memantapkan tata kelola pemerintahan dengan menerapkan prinsip good governance dan clean government.

Adapun pencapaian target pada tahun 2019 beserta analisisnya adalah seperti pada tabel dan penjelasan dibawah ini

Capaian Kinerja Capaian Kinerja

Target Realisasi Tahun 2018 Target Realisasi Tahun 2019

1 Nilai akuntabilitas 74,8 85,66 100% 78 83,66 100% . kinerja Persentase 100 100 100% 100 100 100% temuan hasil pemeriksaan internal dan eksternal yang ditindak lanjuti persentase 81 74,36 91,80 82 95,71 100% realisasi belanja langsung dan tidak langsung Persentase 100 90,86 90,86 100 88,2 88% Pemenuhan Kebutuhan administrasi Perkantoran persentase 100 100 100% 100 99 99% barang milik daerah yang terpelihara No Indikator Sasaran Tahun 2018 Tahun 2019

34

Analisis masing masing indikator dapat diuraikan seperti dibawah ini :

Indikator 1. Nilai Akuntabilitas Kinerja

Program dan kegiatan yang mendukung capaian nilai akuntabilitas ini adalah terakomodasi pada kegiatan Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan keuangan dengan target capaian kinerja sebanyak 4 dokumen juga telah terpenuhi dan capaian target realisasi keuangan mencapai angka 99,46 %

Indikator 2. Prosentase Persentase temuan hasil

pemeriksaan internal dan eksternal yang ditindak lanjuti

Dimulai dari pemantauan dan evaluasi mulai dari perencanaan rencana kerja, pelaksanaan program dan kegiatan Balitbang pada tahun 2019 belum ditemukan hal hal yang bisa dijadikan dasar sebuah hasil temuan sehingga target yang dipasang sebesar 100 % dapat terealisasi juga sebesar 100 %.

Apabila diselaraskan terhadap program dan kegiatan maka analisis ini diakomodir oleh kegiatan Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja perangkat daerah pada program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan keuangan

Indikator 3. Persentase Realisasi Belanja Langsung dan Tidak Langsung

Dalam rangka Persentase realisasi belanja langsung dan tidak langsung target yang dipasang adalah 81 % dengan realisasi capaian dapat dijelaskan :

Untuk belanja tidak langsung dari anggaran sebesar Rp. 7.800.087.045 terelaisasi sebesar Rp. 7.449.544.096 (95,51) sedangkan untuk belanja langsung dari anggaran sebesar Rp. 11.181.488.047 terealisasi sebesar Rp. 10.717.765.741 (95,85) Secara keseluruhan Realisasi Belanja Langsung dan Tidak Langsung pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung adalah sebesar 95,71% sudah melampaui target realisasi yang dicanangkan sebesar 82 %. Sehingga prosentase pencapaian target pada indiltor ini adalah sebesar 100%

35

Indikator 4. Persentase Pemenuhan Kebutuhan Administrasi Perkantoran

Pencapaian Persentase Pemenuhan Kebutuhan Administrasi Perkantoran target yang dipasang adalah 100 % dengan realisasi capaian adalah sebesar 88.20 untuk capaian fisik dan 87.18 untuk realisasi keuangan.

Hal ini dapat dijelaskan dengan tabel pendukung seperti dibawah ini

Fisik Keuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan Urusan Fungsi Penunjang Urusan Pemerintah Penelitian dan Pengembangan

1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

01 Penyediaan jasa 4 9.000.000 4 3.707.066 100,00 41,19 Komunikasi, sumber daya buah line buah line

air dan listrik

02 Penyediaan Jasa 510 2.700.000 510 2.680.000 100,00 99,26 Administrasi Keuangan

03 Penyediaan jasa 21 18.000.000 21 10.502.400 100,00 58,35 pemeliharaan dan perizinan

kendaraan dinas / operasional

04 Penyediaan Alat Tulis Kantor 1 26.905.500 0,94 25.313.500 93,92 94,08 100%

05 Penyediaan barang cetakan 1 47.359.600 0,96 45.621.700 95,87 96,33 dan penggandaan 100%

06 Penyediaan komponen 1 6.837.000 1,00 6.828.250 99,87 99,87 instalasi listrik/penerangan 100%

bangunan kantor

07 Penyediaan peralatan rumah 1 6.051.000 0,90 5.451.000 90,21 90,08

tangga 100%

08 Penyediaan bahan bacaan 1 58.320.000 0,94 55.320.000 94,14 94,86

dan peraturan 100%

perundang-undangan

09 Penyediaan Makanan dan 1 12.231.000 0,72 8.855.000 71,95 72,40

Minuman 100%

10 Rapat-rapat koordinasi ke 1 300.000.000 0,97 292.342.720 96,67 97,45

luar daerah 100%

11 Penyediaan bahan bakar 18480 203.280.000 16.239 178.621.000 87,87 87,87 kendaraan 12 Penyediaan Upacara 1 32.150.000 0,96 30.900.000 96,17 96,11 Keagamaan 100% 13 Penyediaan Dekorasi 1 54.200.000 0,96 52.400.000 96,39 96,68 100% 14 Pelaksanaan Upakara 1 - - - - -Penganyaran ke Pura 100% Khayangan Jagat

15 Penyediaan jasa pegawai 3 116.802.000 3 112.167.000 100 96,03

tidak tetap orang

88,20

87,18 Urusan/Bidang Urusan

Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan

Target Kinerja dan Anggaran Tahun berjalan

yang Dievaluasi (2019)

Realisasi Capaian Kinerja dan Anggaran yang Dievaluasi (2019)

Tingkat Capaian Kinerja dan Realisasi Anggaran Tahun 2019

36

Terjadinya realisasi fisik dan keuangan yang menunjukkan angka 88,20% untuk fisik dan 87,18 % untuk keuangan disebabkan beberapa factor seperti :

1. Adanya perubahan kebijakan secara menyeluruh berlaku kepada semua perangkat daerah dimana kegiatan yang telah dianggarkan tidak dilaksanakan (Pelaksanaan Upakara Penganyaran ke Pura Khayangan Jagat).

2. Adanya pelaksanaan kegiatan yang telah dianggarkan dengan proyeksi meningkat akhirnya masih dilaksanakan dengan volume yang sama dengan tahun sebelumnya, seperti kegiatan :

a) Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional pada saat menentukan pagu untuk pembayaran pajak kendaraan bermotor diproyeksikan ada peningkatan, sedangkan dalam pelaksanaannya masih tidak ada kenaikan untuk tarif pajak kendaraan. b) Penyediaan jasa Komunikasi, sumber daya air dan listrik

penjelasannya sama dengan point c diatas.

Indikator 5. Prosentase Barang Milik Daerah yang Terpelihara

Pencapaian Prosentase Barang Milik Daerah yang Terpelihara target yang dipasang adalah 100 % dengan capaian adalah sebesar 99% hal dari pelaksanaan kegiatan dan capaian realisasi fisik sedangkan untuk realisasi keuangan adalah sebesar 96,93 % masih dibawah 100 %.

Hal ini disebabkan karena pada saat melaksanakan pengelolaan keuangan (proses realisasi keuangan menyesuaikan dengan beberapa ketentuan sistem pengadaan secara elektronik baik proses lelang maupun proses pengadaan melalui e katalog).

2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Badan

Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung

Dalam upaya meningkatkan kinerja dalam pelayanan dan pelaksanaan tugas, ada beberapa hal penting yang dihadapi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung antara lain: 1. Terjadinya perubahan paradigma pembangunan dari pendekatan

37

keadilan, yang pada akhirnya paradigma pembangunan mengarah kepada ketercapaian peningkatan pendidikan, kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) dalam pengelolaan kependudukan.

2. Adanya ketidakadilan gender juga terlihat dari rendahnya kualitas hidup dan peran perempuan, tingginya tindak kekerasan terhadap perempuan dan berbagai peraturan perundang-undangan, kebijakan, program maupun kegiatan yang bias gender serta diskriminatif terhadap perempuan.

3. Masih terbatasnya indikator ekonomi dalam merepresentasikan tingkat kesejahteraan masyarakat terhadap aspek sosial dalam pembangunan. Kemajuan pembangunan yang selama ini lebih banyak dilihat dari indikator ekonomi, seperti: pertumbuhan ekonomi dan penurunan kemiskinan dinilai belum cukup untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan yang sesungguhnya.

4. Salah satu indikator kesejahteraan yang mengukur capaian berdasarkan standar yang tidak sama untuk masing-masing individu adalah indeks kebahagiaan. Dengan mengukur kebahagiaan masyarakat suatu wilayah, kita dapat melakukan evaluasi dengan lebih efisien dan spesifik akan kinerja maupun dalam pembuatan kebijakan publik.

5. Dengan kondisi penduduk Kabupaten Badung yang heterogen, dibutuhkan pengelolaan keragaman masyarakat yang baik, karena situasi ini dapat menciptakan konsentrasi kerawanan sosial yang berdampak pada konflik sosial. Sehingga perlu merumuskan kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk memperkokoh kerukunan umat beragama di Kabupaten Badung

38

BAB III

Tujuan Dan Sasaran Badan Penelitian Dan Pengembangan

3.1 Tujuan Renja Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung

Sebagai salah satu Perangkat Daerah maka Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung berusaha untuk turut serta mewujudkan apa yang menjadi visi dan misi Bupati.Sesuai tugas pokok dan fungsinya Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung memberikan kontribusi terhadap 4 misi dari 9 misi yang telah ditetapkan oleh Kepala Daerah, yaitu :

1. Memperkokoh kerukunan hidup bermasyarakat dalam jalinan keragaman adat, budaya dan agama.

2. Memantapkan kualitas pelayanan publik melalui penerapan teknologi informasi dan komunikasi.

3. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) dalam pengelolaan kependudukan.

4. Mewujudkan tatanan kehidupan bermasyarakat yang menjunjung tinggi penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).

Selain keempat misi tersebut diatas, Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung tentunya juga dituntut untuk ikut serta mewujudkan tata kelola pemerintahan dengan menerapkan prinsip good governance dan clean government sesuai dengan Misi 3 Pemerintah Daerah yaitu : Memantapkan tata kelola pemerintahan dengan menerapkan prinsip good governance dan clean government

Dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, Pemerintah Kabupaten Badung telah merancang tujuan, sasaran dan indikator sasaran ke dalam Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan 2016-2021 yang didukung oleh Rencana Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Tahun 2020 dengan tujuan sebagai berikut :

Misi 1 : Memperkokoh kerukunan hidup bermasyarakat dalam jalinan keragaman adat, budaya dan agama

Tujuan Renja : Terwujudnya kerukunan hidup beragama serta penguatan kehidupan adat dan budaya Misi 2 : Memantapkan kualitas pelayanan publik melalui penerapan

39

Tujuan Renja : Terwujudnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik

Misi 4 : Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) dalam pengelolaan kependudukan

Tujuan Renja : Meningkatnya Kualitas SDM dan

Dokumen terkait