• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN RENCANA KERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERUBAHAN RENCANA KERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 2020"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN BADUNG

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KABUPATEN BADUNG

TAHUN 2020

PERUBAHAN RENCANA KERJA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KABUPATEN BADUNG

(2)

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI

KEPUTUSAN BUPATI BADUNG NOMOR 103/051/HK/2020

TENTANG

PENETAPAN PERUBAHAN RENCANA KERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KABUPATEN BADUNG TAHUN 2020

BUPATI BADUNG,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib administrasi dan prosedur dalam penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan dengan telah ditetapkannya Peraturan Bupati Badung Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Badung Nomor 28 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Semesta Berencana Kabupaten Badung Tahun 2020, maka Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung wajib menyusun Perubahan Rencana Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung Kabupaten Badung Tahun 2020, dengan berpedoman pada Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Badung Tahun 2020;

b. bahwa sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah maka Perubahan Rencana Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung Kabupaten Badung sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu ditetapkan dengan Keputusan Bupati;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati tentang Penetapan Perubahan Rencana Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung Tahun 2020;

(3)

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

(4)

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Badung Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Badung Tahun 2009 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Badung Nomor 2) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 8 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Badung Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Badung Tahun 2017 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Badung Nomor 8);

10. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Semesta Berencana Kabupaten Badung Tahun 2016 – 2021(Lembaran Daerah Kabupaten Badung Tahun 2016 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Badung Nomor 13) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Semesta Berencana Kabupaten Badung Tahun 2016 – 2021;

11. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 20 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 12 Tahun 2019 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020;

(5)

13. Peraturan Bupati Badung Nomor 69 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembentukan Keputusan Kepala Daerah;

14. Peraturan Bupati Badung Nomor 78 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Badung Nomor 2 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 78 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah;

15. Peraturan Bupati Badung Nomor 28 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Semesta Berencana Tahun 2020 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Badung Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 28 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Semesta Berencana Kabupaten Badung Tahun 2020;

MEMUTUSKAN: Menetapkan :

KESATU : Menetapkan Perubahan Rencana Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung Tahun 2020, sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Susunan sistematika Perubahan Rencana Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung Tahun 2020, sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU disusun sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan

Bab II. Evaluasi Rencana Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung Tahun 2020 sampai dengan Triwulan II Tahun 2020

Bab III. Tujuan dan Sasaran PD

Bab IV. Rencana Kerja dan Pendanaan PD Bab V. Penutup

(6)

jawab dan melaporkan pelaksanaan Rencana Kerja sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Mangupura

pada tanggal 21 September 2020 BUPATI BADUNG,

I NYOMAN GIRI PRASTA

Keputusan ini disampaikan kepada: 1. Ketua DPRD Kabupaten Badung.

2. Kepala Perangkat Daerah terkait di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung.

(7)

1

BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Penyusunan Rencana Kerja Perubahan Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung Tahun 2020 merupakan bentuk pelaksanaan Undang-undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi Khusus di Daerah, yang secara substansi keduanya mengamanatkan penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) untuk periode tahunan dan juga sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Anggaran SKPD, serta untuk mendukung suksesnya pencapaian sasaran pembangunan daerah sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Perubahan Kabupaten Badung 2020, dan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Semesta Berencana (RPJMD SB) Kabupaten Badung Tahun 2016 - 2021.

Rencana Kerja Perubahan Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung Tahun 2020 ini disusun dengan maksud dan tujuan :

1. Merumuskan strategi kebijakan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang dijabarkan dalam program dan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

2. Merupakan penjabaran dari Rencana strategis yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 Tahun Anggaran.

3. Sebagai tolok ukur kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan dalam pelaksanaan program dan kegiatan untuk mencapai sasaran dan tujuan.

1.2. Landasan Hukum

Dokumen Rencana Kerja Perubahan Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung Tahun 2020 ini menunjuk pada sejumlah peraturan antara lain :

(8)

2

1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 Tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

(9)

3

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Badung Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Badung Tahun 2009 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Badung Nomor 2) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 8 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Badung Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Badung Tahun 2017 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Badung Nomor 8);

10. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 13 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Semesta Berencana Kabupaten Badung Tahun 2016 – 2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Badung Tahun 2016 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Badung Nomor 13) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Semesta Berencana Kabupaten Badung Tahun 2016 – 2021;

11. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 20 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 12 Tahun 2019 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020;

13. Peraturan Bupati Badung Nomor 69 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembentukan Keputusan Kepala Daerah;

(10)

4

14. Peraturan Bupati Badung Nomor 78 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Badung Nomor 2 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 78 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Perangkat Daerah;

15. Peraturan Bupati Badung Nomor 28 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Semesta Berencana Tahun 2020 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Badung Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 28 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Semesta Berencana Tahun 2020;

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penyusunan Perubahan Rencana Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung Tahun 2020 ini adalah :

1. Sebagai acuan Balitbang dalam pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

2. Merupakan penjabaran dari Rencana strategis yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 (satu) Tahun Anggaran.

3. Terwujudnya kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan yang berkualitas dalam pelaksanaan program dan kegiatan untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

4. Untuk memberikan arah kebijakan pokok pembangunan bidang kelitbangan sesuai visi dan misi Balitbang

1.4. Sistimatika Penulisan

Perubahan Rencana Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung Tahun 2020 adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan

(11)

5

BAB II Evaluasi Rencana Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung Sampai dengan Triwulan II Tahun 2020

2.1 Evaluasi Hasil Renja Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung Tahun n-1 Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2020

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung

2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung

BAB III Tujuan dan Sasaran Badan Penelitian dan Pengembangan 3.1 Tujuan Renja Badan Penelitian dan Pengembangan

Kabupaten Badung

3.2 Sasaran Renja Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung

BAB IV Rencana Kerja dan Pendanaan Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung

(12)

6

BAB II

Evaluasi Rencana Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung Sampai dengan Triwulan II Tahun 2020

2.1 Evaluasi Hasil Renja Badan Penelitian dan Pengembangan

Kabupaten Badung Tahun n-1 Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2020

Evaluasi hasil Renja sampai dengan Triwulan II antara lain memuat kompilasi hasil evaluasi pelaksanaan Renja tahun n-1 (Tahun 2019) sampai dengan Triwulan II tahun berjalan (Tahun 2020). Hasil evaluasi ini meliputi seluruh program dan kegiatan yang dikelompokkan menurut kategori urusan wajib dan urusan pilihan yang mencakup :

1. Realisasi program dan kegiatan yang tidak memenuhi target kinerja keluaran dan target kinerja hasil.

2. Realisasi program dan kegiatan yang telah memenuhi target kinerja keluaran dan target kinerja hasil.

Adapun Evaluasi Hasil Renja Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung sampai dengan Triwulan II Tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 2.1 beikut (terlampir)

2.2. Analisis Kinerja Pelayanan Badan Penelitian dan Pengembangan

Kabupaten Badung

Analisis pencapaian kinerja yang dimaksud dalam laporan ini adalah evaluasi internal yang penilaiannya dilakukan secara mandiri oleh Balitbang Kabupaten Badung terhadap hasil pengukuran kinerja sasaran dan indikator sasaran yang telah dicanangkan dalam Rencana Strategis Perangkat Daerah. Analisis dilakukan dengan membandingkan antara realisasi atau kinerja nyata baik pencapaian realisasi keuangan maupun pencapaian realisasi fisik dengan yang direncanakan (target sasaran). Adapun realisasi kegiatan yang telah dicapai terutama untuk pencapaian realisasi keuangan sudah sesuai dengan laporan keuangan baik dalam CALK, maupun dalam LKjIP Balitbang tahun 2019.

Pengukuran kinerja Pemerintah Kabupaten Badung tahun 2019 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2019 dengan realisasinya . Tingkat capaian kinerja

(13)

7

Pemerintah Kabupaten Badung tahun 2019 berdasarkan hasil pengukurannya dapat diilustrasikan dalam tabel sebagai berikut :

Capaian Kinerja Capaian Kinerja

Target Realisasi Tahun 2018 Target Realisasi Tahun 2019

1 Indek kerukunan 82.00 78 95.12 82.15 80.24 97.67 . umat beragama 2 Indeks 75.74 94.39 100 75.7 94.68 100% . Pembangunan Gender IPG 3 Indeks Kepuasan 79 79.73 100 80 83.61 100% . Masyarakat 4 Indek kebahagiaan 71.5 75.47 100 72.0 76.14 100% 5 Prosentase 55% 55% 100% 60% 60% 100% . Pemanfaatan Hasil Kelitbangan 6 Jumlah inovasi 4 4 100% 6 5 83%

. dan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan

pembangunan IPTEK yang dikembangkan 7 Nilai akuntabilitas 74.8 85.66 100% 78 83.66 100% . kinerja 8 Persentase temuan 100 100 100% 100 100 100% hasil pemeriksaan internal dan eksternal yang ditindak lanjuti 9 persentase 81 74.36 91.80 82 95.71 100% realisasi belanja langsung dan tidak langsung 10 Persentase 100 90.86 90.86 100 88.22 88% Pemenuhan Kebutuhan administrasi Perkantoran 11 persentase barang 100 100 100% 100 99 99%

milik daerah yang terpelihara No Indikator

Sasaran

Tahun 2018 Tahun 2019

Untuk Analisis Pencapaian Kinerja ini pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung di bagi menjadi dua pengelompokkan antara realisasi tujuan yang tertera dalam RPJMD SB yang diampu oleh Balitbang dan Realisasi Tujuan sebagai Perangkat daerah yang tercantum dalam Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan sebagai berikut :

(14)

8

Analisis terhadap Tujuan RPJMD SB yang dilaksanakan Balitbang

a. Analisis terhadap Tujuan Meningkatnya Kualitas SDM

Terhadap Tujuan Meningkatnya Kualitas SDM Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung adalah sebagai pengampu pencapaian misi 4 terutama dengan indikator utama indek kebahagiaan

Sasaran 1 : 1. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia

2 Meningkatnya tingkat kebahagiaan masyarakat

IKU : Indek Kebahagiaan

Program : Peningkatan Penelitian dan Pengembangan

Kegiatan : Survey Pengukuran Tingkat Kebahagiaan di Kabupaten Badung Tahun 2019

Capaian Kinerja Capaian Kinerja

Target Realisasi Tahun 2018 Target Realisasi Tahun 2019

1 Indeks 71,5 75,47 100 72 76,14 100

. Kebahagian No Indikator

Sasaran

Tahun 2018 Tahun 2019

Hasil Survey Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) Kabupaten Badung 2019 menunjukkan bahwa Indeks Kebahagiaan masyarakat Kabupaten Badung mencapai angka 76,14. Indeks Kebahagiaan Kabupaten Badung tahun 2019 meningkat sebesar 0.67 dari indek kebahagiaan tahun sebelumnya.

Dari pembahasan data Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) Kabupaten Badung Tahun 2019 dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Indeks Kebahagiaan Kabupaten Badung Tahun 2019 berdasarkan hasil Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) 2019 sebesar 76,14 pada skala 0-100.

2. Indeks Kebahagiaan Kabupaten Badung Tahun 2019 merupakan indeks komposit yang disusun dari tiga dimensi, yaitu kepuasan hidup (Life Satisfaction), perasaan (Affect), dan makna hidup (Eudaimonia). Kontribusi masing-masing

(15)

9

dimensi terhadap Indeks Kebahagiaan Kabupaten Badung adalah Kepuasan Hidup 34,80 persen, Perasaan memberi kontibusi sebesar 31,18 persen, dan Makna Hidup sebesar 34,02 persen.

3. Nilai indeks masing-masing dimensi Indeks Kebahagiaan sebagai berikut: yaitu: (1) Indeks Dimensi Kepuasan Hidup sebesar 76,64; (2) Indeks Dimensi Perasaan (Affect) sebesar 75,36; dan (3) Indeks Dimensi Makna Hidup (Eudaimonia) sebesar 76,35. Seluruh indeks dimensi diukur pada skala 0- 100.

Indeks Kebahagiaan Kabupaten Badung Tahun 2019

Sebagai pembanding pada gambar dibawah disajikan grafis yang menunjukkan perbandingan dengan indek kebahagiaan propinsi di tahun 2017 dengan Kabupaten Badung tahun 2018 dan 2019 :

Indeks Kebahagiaan Kabupaten Badung Tahun 2018 dan Tahun 2019 dan Provinsi Bali Tahun 2017

Secara umum angka Indeks Kebahagiaan Kabupaten Badung lebih tinggi dibanding Provinsi Bali dan Nasional, hal ini menunjukkan kebahagiaan penduduk Kabupaten Badung

Indeks Kebahagiaan 76,14 Kepuasan Hidup 76,64 Perasaan 75,36 Makna Hidup 76,35

Sumber: Hasil SPTK Kabupaten Badung 2018 dan 2019 dan SPTK Nasional 2017

(16)

10

relative lebih tinggi dibanding dengan wilayah lain tersebut. Dari angka tersebut diindikasikan bahwa Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PPNSB) cukup efektif dalam mendorong kemajuan pembagnunan social masyarakat (progress of society) Badung.

Salah satu faktor utama angka Indeks Kebahagiaan Kabupaten Badung adalah karena adanya insentif finansial kepada masyarakat Kabupaten Badung seperti program Krama Badung Sehat (KBS), program Santunan Lansia, dll. Untuk mempertahankan hal ini, pemerintah Kabupaten Badung harus mempertahankan program – program insentif langsung yang menyasar pada sektor pendidikan, kesehatan dan warga lanjut usia.

Selanjutnya untuk upaya upaya perbaikan yang bias dilaksanakan pada tahun mendatang adalah sebagai berikut : a. Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung

tahun 2020 akan melaksanakan penelitian tentang Survey Pengukuran Tingkat Kebahagiaan di Kabupaten Badung bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung sebagai upaya untuk terus memantau tingkat kebahagiaan masyarakat Kabupaten Badung secara berkesinambungan.

b. Memberikan masukan kepada Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Badung agar mengkampanyekan peningkatan program pendidikan tinggi formal kepada masyarakat, karena hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok masyarakat berpendidikan tinggi (S1 dan S2) di Kabupaten Badung memiliki Indeks kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan kelompok masyarakat yang berpendidikan menengah dan rendah. c. Memberikan masukan kepada Dinas kesehatan agar lebih

meningkatkan upaya pemberdayaan kesehatan kepada masyarakat, untuk menekan angka kejadian penyakit, karena hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kebahagiaan penduduk yang tidak pernah mengalami keluhan kesehatan, penduduk yang tidak mengidap penyakit kronis, dan penduduk yang tidak pernah menjalani

(17)

11

rawat inap selama 6 (enam) bulan terakhir memiliki indeks tertinggi dibandingkan dengan penduduk yang sering mengalami keluhan kesehatan.

b. Analisis terhadap Tujuan terwujudnya kerukunan hidup beragama serta penguatan kehidupan adat dan budaya

Sasaran : meningkatnya toleransi hidup beragama

Indikator Kinerja Utama : Indeks kerukunan umat beragama Program : Peningkatan Penelitian dan

Pengembangan

Kegiatan : Survey Penyusunan Indeks

Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Badung

Capaian Kinerja Capaian Kinerja Target Realisasi Tahun 2018 Target Realisasi Tahun 2019

1 Indek kerukunan 82 78 95,12 82,15 80,24 97,67

. umat beragama

No Indikator Sasaran

Tahun 2018 Tahun 2019

Dari hasil penelitian tentang Kerukunan Umat Beragama di Kabupaten Badung Tahun 2019, maka disimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat kerukunan umat beragama di Kabupaten Badung tahun 2019 terdiri atas dimensi Toleransi, Kesetaraan dan Kerjasama yang masing-masing memiliki nilai sebesar 83,98; 77,48; dan 79,27 sehingga nilai rata-rata kerukunan umat beragama sebesar 80,24 yang berarti tingkat kerukunan umat beragama sangat tinggi di Kabupaten Badung. Badung yang terkenal sebagai tujuan wisata dipandang penting dan mampu menciptakan kerukunan umat beragama karena akan menjadi sorotan bagi khalayak baik masyarakat yang berasal dari luar Bali maupun wisatawan mancanegara. Terciptanya kerukunan umat beragama yang tinggi di Kabupaten Badung tidak terlepas dari tingginya tingkat kesadaran masyarakat terhadap keberagamaan. Adanya rasa saling menghargai antar sesama umat beragama, peran serta tokoh agama dalam memberikan pemahaman bagi umatnya, serta tingginya sinergitas tokoh adat dan tokoh masyarakat

(18)

12

antar agama yang menciptakan suatu kerukunan umat beragama di Kabupaten Badung.

2. Pemetaan kekuatan hubungan antar umat beragama di Kabupaten Badung 2019; (1) Tingkat heterogen khususnya keberagaman agama pada desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Badung menjadikan nilai kekuatan pada aspek tingkat toleransi yang tinggi dengan latar belakang pendidikan, wawasan dan pemahaman, tingkat intelektual yang baik; (2) Terbangun rasa saling menghargai, menghormati sesama umat beragama atas dasar kesadaran pada diri masing-masing pemeluk agama; (3) Peran tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat senantiasa membagun sinergisitas agar terbangun keharmonisan yang baik di lingkungan desa dan kelurahan tersebut; (4) Peningkatan sektor ekonomi pada desa dan kelurahan yang tingkat heterogen masyarakatnya tinggi; (5) Peran tokoh agama sebagai opinion leader terhadap umatnya sudah berjalan dengan baik sehingga kerawanan konflik yang akan muncul sangat rendah dan bahkan belum pernah muncul konflik tersebut; (6) Kuatnya “tarikan” kehidupan urban yang memiliki kemampuan untuk “memotivasi” individu menjadi lebih rasional di satu sisi serta “endapan” nilai‐nilai tradisi yang tidak dapat hilang sepenuhnya di sisi lain. Hal ini cukup menjelaskan kenyataan bahwa toleransi antar umat beragama di Kabupaten Badung dalam hubungannya dengan relasi sosial, seperti berteman dan bertetangga menjadi lebih baik dibandingkan dengan relasi‐relasi yang lebih privat misalnya antara anggota keluarga yang menikah dengan orang yang beda agama.

3. Kerawanan atau kerentanan hubungan antar umat beragama; (1) Tingkat heterogen masyarakat yang meningkat pada desa dan kelurahan tertentu seperti Kedonganan, Kuta Utara, Tuban, Kerobokan Kaja, Dalung, dan Abianbase sangat rentan berpotensi konflik jika tidak ada sinergisitas yang baik dari tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat; (2) Pemahaman agama secara universal belum maksimal terbangun, artinya masyarakat pemeluk agama hanya

(19)

13

berpegang pada ajaran agamanya saja dalam bermasyarakat dan pendidikan multikultural belum disosialisasikan secara merata kepada generasi muda, kalau itu tidak dijelaskan secara berimbang dapat memicu perpecahan antar umat beragama; (3) Pemberian ijin tempat pertemuan maupun ibadah tanpa pertimbangan suatu kelompok masyarakat akan rentan menimbulkan konflik seperti masuknya paham radikalisme terutama pada lingkungan sekitar, ikut sertanya warga dari luar desa dan kelurahan yang memanfaatkan tempat ibadah tersebut sehingga menimbulkan ketidaknyamanan pada lingkungannya; (4) Bantuan sarana prasana dan dana belum maksimal memperhatikan semua aspek, seperti aspek sosiologis, psikologis, budaya dan mayoritas pemeluk agama sehingga terjadi kecemburuan sosial pada masyarakat yang dapat memicu kerentanan hubungan antar umat beragama.

4. Sistem penyusunan kebijakan pembinaan kerukunan umat beragama di Kabupaten Badung; (1) Pemerintah Kabupaten Badung harus konsisten dan berkelanjutan dalam membina kerukunan umat beragama sejak anak usia dini melalui tri sentra pendidikan dengan jalan rekruitmen atau penempatan guru 132 dan penyuluh agama di sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta sesuai dengan kebutuhan serta memperioritaskan aspek mayoritas pemeluk agama; (2) Peran FKUB, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat lebih ditingkatkan sinergisitasnya agar mampu menciptakan kerharmonisan kerukunan umat beragama; (3) Memasukkan Nilai KUB dan dan pengembangan wawasan multikultur dalam AD/ART organisasi dan juga kedalam awig-awig sampai dengan kurikulum tingkat dasar, menengah dan Perguruan Tinggi; (4) Pengemasan penyiaran agama melalui media massa baik cetak maupun elektronik serta pada saat ada ibadah agama harus dibuatkan Peraturan Daerah sehingga timbul modernisasi beragama yaitu cara beragama yang moderat, tidak ekstrem, cara beragama yang toleran, damai dan menghargai perbedaan; (5) Membangun dan mengembangkan FGD dari tingkat Kabupaten sampai desa

(20)

14

dan kelurahan, melaksanakan outing, dan jambore pada generasi muda lintas agama sehingga akan tumbuh pemahanan ajaran agama secara komprehensif menjadikan interaksi sosial yang lebih akrab antar pemuda lintas agama dan masyarakat.

Dari uraian diatas untuk lebih meningkatkan kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Badung maka ada beberapa rekomendasi yang bisa diuraikan seperti dibawah ini :

1. Ijin pembangunan rumah ibadah yang berada dalam ranah kewenangan Pemerintah Kabupaten Badung hendaknya disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berkoordinasi dengan Desa Adat, Perbekel atau Lurah.

2. Sentimen berbasis identitas in-group dan out-group berpotensi memicu konflik. Pemerintah Kabupaten Badung justru perlu meningkatkan perannya dalam tri kerukunan umat beragama, dan perlu melakukan kajian lebih lanjut guna meminimalkan resiko konflik yang dipicu oleh sentimen keagamaan tersebut.

3. Pemerintah Kabupaten Badung berperan lebih banyak dan lebih substantif dalam hal regulasi kehidupan umat beragama, memenuhi jaminan hak beragama, serta dalam hal penciptaan situasi toleransi yang kondusif seperti melalui penguatan pendidikan multikultural dari tingkat Kabupaten sampai ke Desa dan Kelurahan.

4. Pemerintah Kabupaten Badung dalam rangka meminimalkan prasangka sosial, perlu mendorong terlaksananya nilai-nilai sosial di masyarakat, seperti gotong royong, sima krama antara umat beragama, silih kirim makanan (ngejot) ketika perayaan hari-hari keagamaan, dan sejenisnya, sehingga ada interaksi sosial yang lebih akrab antar masyarakat.

5. Pemerintah Kabupaten Badung berkoordinasi dengan tokoh masyarakat, tokoh agama setempat perlu membentuk FKUB di tingkat Kecamatan dan komunitas (Desa dan Kelurahan) sebagai instrumen deteksi dini konflik intra atau antar umat beragama.

(21)

15

c. Analisis terhadap Tujuan Terwujudnya Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik

Untuk memenuhi Tujuan Terwujudnya Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik Badan Penelitian dan Pengembangan adalah salah satu Instansi pendukung tercapainya tujuan diatas. Sebagai Perangkat daerah yang memiliki tugas dan fungsi pokok dibidang penelitian dan pengembangan maka untuk melaporkan indek kepuasan masyarakat Balitbang telah melaksanakan kegiatan Survei terhadap kepuasan masyarakat dengan menghasilkan Dokumen Hasil Survey Kepuasan Masyarakat sebagai laporan akhir dari kegiatan kegiatan yang mendukung tercapainya kepuasan masyarakat di Kabupaten Badung.

Sasaran : Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik

IKU : Indeks kepuasan masyarakat

Program : Peningkatan Penelitian dan Pengembangan

Kegiatan : Survey Kepuasan Masyarakat di Kabupaten Badung

Capaian Kinerja Capaian Kinerja

Target Realisasi Tahun 2018 Target Realisasi Tahun 2019

1 Indeks 79 79,73 100 80 83,61 100% . Kepuasan Masyarakat No Indikator Sasaran Tahun 2018 Tahun 2019

Kegiatan Survey Kepuasan Masyarakat yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung pada Tahun 2018 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2017 yang terdiri dari 9 (sembilan) unsur penting sebagai bahan dasar untuk melakukan survey kepuasan masyarakat terhadap seluruh Perangkat Daerah dan 2 (dua) Perusahaan Milik Daerah dimana semuanya memiliki unsur pelayanan dengan karakteristik berbeda-beda, sehingga dapat

(22)

16

diuraikan beberapa kesimpulan yang telah dihasilkan dari kegiatan ini sebagai berikut :

a) Indeks Kepuasan Masyarakat Badung terhadap pelayanan di 102 Perangkat Daerah, Kelurahan dan Desa di Kabupaten Badung pada tahun 2019 adalah 83,61 dengan kinerja pelayanan Baik.

b) Indeks Kepuasan Masyarakat Badung terhadap pelayanan 40 Perangkat Daerah di Kabupaten Badung pada tahun 2019 adalah 85,34 dengan kinerja pelayanan Baik.

c) Indeks Kepuasan Masyarakat Badung terhadap pelayanan 16 Kelurahan di Kabupaten Badung pada tahun 2019 adalah 82,57 dengan kinerja pelayanan Baik.

d) Indeks Kepuasan Masyarakat Badung terhadap pelayanan 46 Desa di Kabupaten Badung pada tahun 2019 adalah 79,45 dengan kinerja pelayanan Baik.

Guna lebih meningkatkan kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Publik khususnya di Kabupaten Badung maka ada beberapa rekomendasi yang diusulkan untuk dilaksanakan pada tahun tahun mendatang sebagai berikut :

1) Titik lemah pelayanan yang pertama adalah perilaku pelaksana (U7) dengan rata-rata 81,48 dan penanganan pengaduan, saran dan masukan (U8) dengan rata-rata 81,54. 2) Kualitas pelayanan di Desa yang ada di Kabupaten Badung

perlu ditingkatkan mengingat pelayanan di tingkat Desa masih belum ada yang mendapatkan predikat penilaian sangat baik.

3) Meskipun secara keseluruhan hasil dari masing-masing unsur masih dalam kategori Baik, pembenahan kualitas layanan dirasa masih perlu guna meningkatkan kepuasan masyarakat dalam menikmati pelayanan publik yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Badung.

4) Dengan melakukan berbagai perbaikan signifikan dan memberi jaminan agar dalam proses pelayanan publik harus dilakukan oleh pegawai yang berkompeten dan perlu didukung kompetensi kultur atau kecakapan

(23)

17

d. Analisis terhadap Tujuan Terwujudnya Pengarusutamaan Gender

Sasaran : Meningkatnya pengarusutamaan gender

Indikator Kinerja Utama : Indeks Pembangunan Gender (IPG) Program : Peningkatan Penelitian dan

Pengembangan

Kegiatan : Penyusunan Indeks Pembangunan Gender Kabupaten Badung

Capaian Kinerja Capaian Kinerja

Target Realisasi Tahun 2018 Target Realisasi Tahun 2019

1 Indeks 75.74 94.39 100 75.7 94.68 100% . Pembangunan Gender (IPG) No Indikator Sasaran Tahun 2018 Tahun 2019

Pencapaian Indikator Sasaran yaitu Indek Indeks Pembangunan Gender (IPG) secara keseluruhan di Kabupaten Badung adalah sudah sangat baik hal ini bisa dilihat dari adanya peningkatan dari tahun sebelumnya. Indeks Pembangunan Gender (IPG) di Kabupaten Badung pada tahun 2018 menunjukan angka 94,36 angka ini sudah melebihi target yang dirancang sebesar 75,74 (IKU Kabupaten).

IPG Kabupaten Badung dalam kurun waktu 8 tahun terakhir mengalami fluktuasi, pada tahun 2015 dan 2016 mengalami penurunan, dimana penurunan IPG terbesar terjadi pada tahun 2015 yaitu 0,34 persen. Di sisi lain, tahun 2011 menunjukkan peningkatan terbesar dari IPG yaitu 2,10 persen. Peningkatan IPG sebesar 0,31 persen pada tahun 2018 menunjukkan bahwa kesenjangan pembangunan di Kabupaten Badung mengalami penurunan.

Secara Kalkulatif, penurunan kesenjangan dapat disebabkan oleh 2 hal, yaitu : pertama, memang terjadi peningkatan orientasi pembangunan kearah perempuan, yang ditunjukkan oleh peningkatan IPM Perempuan lebih besar daripada IPM Laki-laki. Kedua, penurunan IPM Laki-laki lebih tinggi dari pada

(24)

18

penurunan IPM Perempuan. Untuk menjawab persoalan, apakah kesenjangan pembangunan yang menurun disebabkan oleh hal yang positif atau negatif, akan dijawab pada rumusan masalah yang ketiga.

Selanjutnya dari pencapaian target tersebut ada beberapa kesimpulan yang bias diuraikan :

a) Tingkat pencapaian pembangunan manusia berbasis gender yang direpresentasikan oleh Indeks Pembangunan Gender (IPG) di Kabupaten Badung menunjukkan bahwa masih terdapat Ketimpangan dalam capaian pembangunan manusia perempuan dan laki-laki. IPG Kabupaten Badung pada tahun 2018 sebesar 94,39.

b) Kondisi kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan di Kabupaten Badung dapat dijelaskan oleh 2 hal yaitu : (a) Gap IPM Perempuan dan IPM Laki-laki terhadap IPM Total. Pada tahun 2018 gap antara IPM Perempuan dengan IPM total adalah 1,58, sedangkan gap IPM Laki-laki terhadap IPM Total adalah 2,68. (b) pemicu kesenjangan pembangunan gender di Kabupaten Badung disebabkan laju pertumbuhan IPM Perempuan rata-rata 1,25 persen setiap tahunnya, sedangkan IPM Laki-laki tumbuh tiap tahun sebesar 0,78 persen.

c) Indikator komposit yang merepresentasikan pembangunan gender dapat dilihat dari IPM Perempuan dan IPM Laki-laki. Pada tahun 2018 IPM Perempuan adalah sebesar 79,29, sedangkan IPM Laki-laki sebesar 83,54. Indikator tunggal yang merepresentasikan pembangunan gender adalah (a) Angka Harapan Hidup, dimana AHH Perempuan adalah 76,49 tahun, sedangkan AHH Laki-laki adalah 72,65 tahun. (b) Indikator tunggal berikutnya adalah rata-rata lama sekolah, dimana rata-rata lama sekolah perempuan adalah 9,12 tahun dan Laki-laki adalah 10,84 tahun. (c) Indikator ketiga adalah Harapan Lama Sekolah, dimana HLS Perempuan adalah sebesar 13,78 tahun dan HLS Laki-laki adalah 14,47 tahun. (d) Indikator tunggal yang terakhir adalah konsumsi perkapita yang merepresentasikan indeks pendapatan, dimana

(25)

19

Purchasing Power Parity (PPP) Perempuan adalah sebesar 17,29 sedangkan laki-laki sebesar 19,32.

d) Indek Pembangunan Gender (IPG) dapat digunakan sebagai alat untuk menilai progres pembangunan sosial.

Dari beberapa hal yang telah diuraikan guna lebih meningkatkan IPG di masa masa mendatang juga ada beberapa rekomendasi yang dihasilkan dari penyusunan indek gender ini, sebagai berikut :

1) Walaupun jumlah penduduk laki-laki lebih besar daripada perempuan, fokus pembangunan tetap harus berpihak pada perempuan, pertama karena jumlah usia penduduk produktif lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki. Kedua harapan hidup perempuan lebih lama dibandingkan laki-laki. Ketiga, tingkat perkawinan perempuan pada usia dini lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Keempat, perempuan buta huruf lebih banyak dibandingkan laki-laki.

2) Pemerintah Kabupaten Badung harus lebih perduli kepada lansia, karena harapan hidup penduduk Kabupaten Badung, baik perempuan maupun laki-laki mengalami peningkatan. Kesiapan sarana dan prasarana publik khususnya untuk lansia harus mendapat perhatian yang lebih baik.

3) Terkait dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten Badung di bidang pendidikan, hendaknya lebih fokus pada SMA dan Perguruan Tinggi (walaupun pengelolaan SMK/SMA sudah diranah Propinsi). Ini dilihat dari rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah yang belum menggembirakan. Hal ini juga diperkuat dengan angka buta huruf yang cukup signifikan yaitu 8,90 persen.

4) Pemerintah Kabupaten Badung harus memfokuskan peningkatan kesempatan kerja bagi kaum perempuan karena prosentase pengangguran lebih dinominasi oleh perempuan. Hal yang lebih menarik, di seluruh kecamatan, tingkat pengangguran perempuan selalu lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Berbeda halnya dengan kelainan fisik, fokus Pemerintah lebih kepada laki-laki dibandingkan perempuan.

(26)

20

Analisis terhadap Tujuan Rencana Strategis

Untuk melaksanakan tugas pencapaian tujuan dan sasaran yang diampu oleh Balitbang Kabupaten Badung dan juga untuk melaksanakan tugas dan fungsi pokok khususnya dibidang kelitbangan sebagai unsur Urusan Penunjang Pemerintahan guna mencapai tujuan dari Misi 3 : Memantapkan tata kelola

pemerintahan dengan menerapkan prinsip Good Governance dan Clean Government maka dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya Balitbang menuangkan tujuan dan sasaran serta indikator dan pencapaian target ke dalam rencana strategis dengan menetapkan 1 tujuan, 3 sasaran dan 7 indikator sebagai berikut :

Tujuan : Terwujudnya kebijakan Pembangunan

berbasis Kelitbangan

Sasaran 1 : Meningkatnya kualitas hasil kelitbangan

Indikator Kinerja : Prosentase pemanfaatan hasil kelitbangan

Sasaran 2 : Meningkatnya kualitas dan kuantitas

inovasi dalam pembangunan IPTEK

Indikator Kinerja : Jumlah inovasi dan pembangunan IPTEK yang dikembangkan

Sasaran 3 : Meningkatnya tata kelola administrasi

perkantoran yang baik dan Akuntabel

Indikator Kinerja : 1. Nilai akuntabilitas Kinerja

2. Prosentase Pemenuhan Kebutuhan Administrasi Perkantoran

3. Prosentase temuan hasil pemerikasaan internal/eksternal yang ditindak lanjuti 4. Persentase realisasi belanja langsung dan

tidak langsung

5. Prosentase barang milik daerah yang terpelihara

Dari tujuan, sasaran yang disusun dalam Rencana strategis tersebut diatas maka diharapkan Balitbang Kabupaten Badung dapat mendukung pencapaian tujuan dan sasaran baik yang diampu maupun sebagai pendukung tercapainya misi yang menjadi tanggung jawab beberapa perangkat daerah.

(27)

21

Pelaksanaan dari kegiatan yang mendukung tercapainya misi yang menjadi tanggung jawab beberapa perangkat daerah dan Balitbang ini sekaligus diharapkan akan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi lainnya sebagai landasan pengambilan keputusan oleh atasan khususnya dari hasil kegiatan di bidang penelitian dan pengembangan pada segala aspek sosial masyarakat, pemerintahan serta sumber daya alam dan infrastruktur.

Selanjutnya untuk mengukur keberhasilan dari pencapaian indikator yang sudah dicanangkan maka dibawah ini akan diuraikan analisis capaian kinerja per sasaran sebagai berikut :

a) Analisi terhadap Sasaran Meningkatnya kualitas hasil

kelitbangan

Indikator Kinerja Utama : Prosentase pemanfaatan Hasil Kelitbangan

Capaian Kinerja Capaian Kinerja

Target Realisasi Tahun 2018 Target Realisasi Tahun 2019

1 Prosentase 55% 55% 100% 60% 60% 100% . Pemanfaatan Hasil Kelitbangan No Indikator Sasaran Tahun 2018 Tahun 2019

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa sesuai dengan Fungsinya sebagai pengemban urusan Penunjang di Bidang Penelitian dan Pengembangan bahwa Balitbang telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara sangat baik guna mendukung tercapainya Pembangunan yang berbasis Kelitbangan dimana dari target pemanfaatan hasil kelitbangan yang dicanangkan sudah terlampaui disini menunjukkan Hasil dari Kegiatan di Bidang Penelitian dan Pengembangan yang dilaksanakan sudah sepenuhnya ditindaklanjuti sebagai laporan Rekomendasi hasil kelitbangan kepada atasan, dan sebagai catatan keseluruhan dokumen tersebut hasil rekomendasinya adalah bersifat positif.

Pada Tahun 2017 Balitbang menargetkan 50,50% pemanfaatan hasil kelitbangan, pada pelaksanaannya seluruh kegiatan yang menjadi penunjang tercapainya target tersebut sudah terlaksana dan telah menjadi rekomendasi kegiatan pada

(28)

22

masing masing Perangkat Daerah Teknis pada tahun berikutnya.

Pada Tahun 2018 target yang telah terlampaui pada tahun 2017 ditingkatkan menjadi 55%. Dan sesuai table capaian kinerja mencapai 100 %

Untuk kegiatan yang dilaksanakan pada tujuan, sasaran dan program yang menunjang pencapaian target pemanfaatan hasil kelitbangan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Penelitian Potensi Pajak Hotel dan Pajak Restoran

sebagai Pendapatan Asli Daerah Berkelanjutan di Kabupaten Badung

Rekomendasi Penelitian Potensi Pajak Hotel dan Pajak Restoran sebagai Pendapatan Asli Daerah Berkelanjutan di Kabupaten Badung Surat Nomor : 070 / 744 / Balitbang, Tanggal 12 September 2019 Penelitian Potensi Pajak Hotel Dan Pajak Restoran Sebagai Penerimaan Asli Daerah (PAD) Berkelanjutan di Kabupaten Badung bertujuan :

a. Untuk mengetahui efektivitas penerimaan pajak hotel dan pajak restoran terhadap PAD Kabupaten Badung; b. Untuk mengetahui proyeksi potensi penerimaan pajak

hotel dan pajak restoran terhadap PAD Kabupaten Badung 5 tahun kedepan;

c. Untuk mengetahui rumusan strategi pemanfaatan pajak hotel dan pajak restoran sebagai penunjang PAD Kabupaten yang berkelanjutan kedepannya.

Setelah dilaksanakan penelitian dan berdasarkan Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat) maka posisi Pajak Hotel dan Restoran Kabupaten Badung adalah pada posisi Agresif. Pemungutan Pajak Hotel dan Pajak Restoran di Kabupaten Badung mempunyai kekuatan yang cukup tinggi dan tidak banyak mendapatkan ancaman eksternal. Pemerintah Kabupaten Badung memiliki posisi yang baik untuk menggunakan kekuatan internalnya dalam peningkatan pajak hotel dan pajak restoran dengan : (1) memanfaatkan peluang eksternal, (2) mengatasi kelemahan internal, dan (3) menghindari ancaman ekternal.

(29)

23

Dari penelitian juga guna lebih meningkatkan penerimaan dari sektor PHR maka ada beberapa rekomendasi yang telah dikeluarkan sebagai berikut :

1. Intensifikasi pemungutan Pajak Hotel dan Pajak Restoran melalui :

a) Mengefektifkan pegawai Bapenda ke Wajib Pajak yang masih memiliki tunggakan pajak hotel dan pajak restoran.

b) Mengefektifkan pemasang stiker atau spanduk bagi Wajib Pajak yang memiliki tunggakan pajak hotel dan pajak restoran dengan kata-kata “WAJIB PAJAK HOTEL DAN RESTORAN INI MASIH MENUNGGAK MEMBAYAR PAJAK”.

c) Mengefektifkan penerapan sanksi atas Pajak Hotel dan Pajak Restoran yang terhutang.

d) Mengefektifkan sosialisasi kepada Wajib Pajak untuk meningkatkan kepatuhan.

e) Mengefektifkan administrasi data Wajib Pajak beserta jumlah pajak yang terhutang.

f) Mengefektifkan peran unit pelayanan pemungutan pajak yang sudah dibentuk pada masing-masing Kecamatan untuk peningkatan pelayanan dan pemungutan pajak.

g) Meningkatkan kompetensi pegawai Bapenda di bidang pemeriksaan dengan memberikan pelatihan dan penyegaran.

2. Ekstensifikasi pemungutan Pajak Hotel dan Pajak Restoran melalui sebagai berikut :

a) Perlu dikaji tentang regulasi jumlah kamar rumah kos sebagai Wajib Pajak sesuai dengan aturan yang ada.

b) Mengefektifkan peran unit pelayanan pemungutan pajak yang sudah dibentuk pada masing-masing Kecamatan untuk pendataan Wajib Pajak baru. c) Menggali potensi pajak hotel di luar penjualan

(30)

24

fittnes centre dan penyewaan valet, yang merupakan pendapatan tambahan bagi hotel.

3. Integrasi kerjasama dengan lembaga keuangan yang dapat dilakukan Pemerintah Kabupaten Badung melalui :

a) Mengefektifkan penerapan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Sistem Online Pajak Daerah.

b) Penggunaan pembayaran konsumen di Hotel dan Restoran Non Tunai (secara online) dengan E-Money atau E-Banking, sehungga volume penjualan bisa direkam di Bank, dan Bank langsung mendebetnya sebagai Pajak Hotel dan Pajak Restoran terhutang, sesuai dengan aturan yang ada.

2) Kajian Ketimpangan Distribusi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Badung

Rekomendasi untuk Kajian Ketimpangan Distribusi Pendapatan Masyarakat Kabupaten Badung berdasarkan Surat Nomor : 070 / 1138 / Balitbang, Tanggal 26 Desember 2019 Koefisien Gini (Gini Ratio) adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan agregat (secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna). Pada tahun 2018 penduduk Kabupaten Badung adalah 656.900 jiwa yang meliputi jenis kelamin laki adalah 335.100 jiwa dan perempuan 321.800 jiwa. Persentase kemiskinan di Kabupaten Badung mengalami penurunan yang cukup tinggi dari 2,06 di tahun 2017 menjadi 1,98 di Tahun 2018, hal ini tidak terlepas dari konsepnya Pemerintah Kabupaten Badung dalam pengentasan kemiskinan sehingga banyak anggaran dan program pengentasan kemiskinan yang di gelontorkan di Kabupaten Badung.

Ketimpangan pendapatan penduduk biasanya di hitung dengan pendekatan Gini ratio dan ketimpangan kriteria Word Bank. Gini ratio Kabupaten Badung tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,020 poin dibandingkan

(31)

25

2017. Tercatat dari 0,319 di tahun 2017 menjadi 0,339 di tahun 2018. Jika dikaitkan dengan pola pengeluaran penduduk kabupaten badung, tergambar hal yang sejalan terlihat peningkatan pengeluaran penduduk kelompok bawah tidak sebanding dengan peningkatan pengeluaran kelompok atas.

Dari hal tersebut diatas maka dilaksanakan kajian terhadap ketimpangan pendapatan ini dengan tujuan untuk mengetahui tingkat ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat Kabupaten Badung dan Strategi dan kebijakan apa yang diperlukan untuk mengurangi ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat Kabupaten Badung

Koefisien Gini Kabupaten Badung adalah 0,38. Nilai koefisien tersebut menempatkan tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat Kabupaten Badung berada pada tingkat ketimpangan sedang. Jika dilihat berdasarkan lokasi tempat tinggal, koefisien Gini wilayah perdesaan sebesar 0,39 lebih tinggi dari pada wilayah perkotaan sebesar 0,36., berada pada tingkat ketimpangan sedang.

Rekomendasi Kajian sebagai berikut :

1) Program yang akan dilakukan atau diluncurkan oleh Pemerintah Kabupaten Badung hendaknya memiliki target sasaran yang jelas. Setiap program memiliki efek yang berbeda bagi masyarakat yang memiliki initial condition atau karakteristik yang berbeda. Karennya, agar kebijakan tersebut efektif target sasaran harus jelas dan memiliki kondisi yang sesuai dengan yang dipersyaratkan. Hal ini juga berarti bahwa sebuah program tidak harus diberikan untuk seluruh penduduk, namun memiliki kelompok sasaran khusus, sehingga efektifitas dampaknya menjadi lebih terukur. Bila program ditujukan untuk menutupi kesenjangan/ketimpangan pendapatan masyarakat, maka sebaiknya program memang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di golongan

(32)

26

40% terbawah secara langsung. Sehingga program sebaiknya bersifat conditional.

2) Validitas data sangat dibutuhkan untuk memastikan program tepat sasaran. Jika kemudian program bersifat conditional, maka validitas data menjadi sangat penting agar tidak ada masyarakat yang terlewatkan

3) Ukuran kesejahteraan tidak hanya dapat diukur dengan pendapatan atau pengeluaran, sehingga ukuran dalam bentuk konvensional demikian saja menjadi cenderung sangat sempit. Pengukuran sebaiknya diperluas ke aspek sosial dan atau kesejahteraan subyektif seperti indeks kebahagiaan yang meliputi aspek yang secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagiaan yang meliputi kepuasan terhadap: 1) kesehatan, 2) pendidikan, 3) pekerjaan, 4) pendapatan rumah tangga, 5) keharmonisan keluarga, 6) ketersediaan waktu luang, 7) hubungan sosial, 8) kondisi rumah dan aset, 9) keadaan lingkungan, dan 10) kondisi keamanan.

4) Program yang begitu banyak ditujukan untuk semua masyarakat tanpa penentuan kondisi tertentu menjadikan masyarakat memiliki budaya “manja” dan bergantung pada program bantuan pemerintah untuk pengeluaran mereka sehari-harinya. Karenanya dibutuhkan kebijakan pemerintah untuk mengintervensi program secara tepat sasaran dan tepat waktu.

5) Hasil analisis jelas menunjukkan jika variabel karakteristik rumah tangga penerima, seperti pendidikan, jenis pekerjaan, dan gender sigifikan pengaruhnya terhadap ketimpangan pendapatan masyarakat. Hasil ini sejalan dengan beberapa studi terkait dengan ketimpangan. Sehingga perbaikan program dapat disesuaikan dengan karakteristik penerima yang lebih spesifik untuk menjadikannya

(33)

27

efektif dalam mengatasi kesenjangan pendapatan di Kabupaten Badung.

6) Program-Program seperti : Bantuan Ternak, Kartu Sejahtera, Beasiswa Miskin, dan Bedah Rumah seharusnya “dipertahankan”. Hal ini karena program tersebut memiliki tingkat kepentingan paling tinggi serta kinerja yang paling memuaskan bagi masyarakat Badung

7) Program-program seperti Program Kesehatan, Bantuan Ibu Hamil, Bantuan Sosial Dan Program Keluarga Harapan (PKH), memiliki kepentingan paling tinggi namun belum memuaskan kinerjanya, jika dibandingkan dengan program lainnya. Program tersebut harus diberikan perhatian lebih serta menjadi prioritas dalam perbaikannya ke depan.

8) Program yang dirasa kurang penting dan juga kurang memuaskan kinerjanya bagi masyarakat sehingga strateginya bisa diturunkan prioritasnya, diantaranya adalah bantuan lansia, Usaha Ekonomi Kreatif (UEP), dan Bantuan Langsung Tunai/Program Kompensasi Pengurangan Subsidi-Bahan Bakar Minyak (BLT/PKPS-BBM).

9) Program-program yang memiliki tingkat kepentingan yang kurang bagi masyarakat, namun tingkat kepuasan mereka paling tinggi, diantaranya adalah Bantuan Program Non Tunai (BPNT), Beras Miskin (Raskin), dan Bantuan Modal Umum. Program tersebut hampir tidak ada perbedaaan penilaian dari setiap program yang diberikan.

Bahwa dari kesepuluh kegiatan selain empat kegiatan yang mengampu tujuan dan sasaran RPJMD SB tersebut diatas Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 17 Tahun 2016 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Kementrian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah juga telah membentuk Majelis Pertimbangan Kelitbangan Kabupaten Badung, Tim

(34)

28

Kelitbangan dan Melaksanakan Forum Kelitbangan dalam kegiatan yaitu :

1) Penyelenggaraan Forum Kelitbangan di Kabupaten Badung 2) Majelis Pertimbangan Kelitbangan Pemerintah Kabupaten

Badung

3) Tim Kelitbangan Pemerintah Kabupaten Badung

Disamping itu Balitbang juga telah membentuk tim guna mendukung dan menentukan arah kebijakan terhadap kegiatan yang bersifat sangat strategis yang durasi pelaksanaannya berkelanjutan yaitu pada kegiatan Pengembangan Agro Techno Park di Kecamatan Petang Kabupaten Badung.

Selanjutnya dari 10 kegiatan tersebut sudah dilaksanakan dan sudah memenuhi target capaian kegiatan yaitu berupa dokumen hasil penelitian, dokumen hasil survey, dokumen hasil study kelayakan, dokumen hasil kajian dan dokumen indek pengukuran yang kesemuanya adalah sebagai bentuk rekomendasi untuk dilaporkan ke atasan.

Jadi prosentase pemanfaatan hasil kelitbangan mencapai angka yang ditargetkan sebesar 60 % sudah tercapai 100 sehingga target capaian kinerja pada tahun 2019 telah terpenuhi.

Dengan melihat pencapaian target kinerja seperti tersebut diatas maka untuk selanjutnya diharapkan segala bentuk kegiatan yang merupakan bagian dari Penelitian dan Pengembangan sudah tentunya terpusat pada Balitbang Kabupaten Badung.

b) Analisis terhadap sasaran Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Inovasi dalam Pembangunan IPTEK

Indikator kinerja Utama : Jumlah inovasi dan pembangunan IPTEK yang dikembangkan

Capaian Kinerja Capaian Kinerja Target Realisasi Tahun 2018 Target Realisasi Tahun 2019

1 Jumlah inovasi 4 4 100% 6 5 83,33%

. dan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan

pembangunan IPTEK yang dikembangkan No Indikator Sasaran Tahun 2018 Tahun 2019

(35)

29

Pentingnya Pengembangan inovasi dan pembangunan IPTEK sebagai penggerak perekonomian dan pembangunan Daerah menjadi dasar bagi Balitbang sebagai perangkat daerah yang mempunyai fungsi penunjang di Bidang Penelitian dan Pengembangan. Adapun Bentuk dari Inovasi Daerah adalah dalam Bidang Tata Kelola Pemerintahan Daerah, Pelayanan Publik dan Inovasi lainnnya. Pada pelaksanaannya, Balitbang Kabupaten Badung Tahun 2019 telah melakukan kegiatan yang mendukung pencapaian target ini pada Program Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan 5 Kegiatan yaitu Innovation Festival (INOFEST) Kabupaten Badung dan Pengembangan IPTEKS di Kabupaten Badung dengan menjalin kerjasama dengan pihak pendukung baik dari unsur cendekia maupun Masyarakat sebagai steakholder serta Institusi lain yang bergerak dibidang Teknologi, Penilaian, Penyelenggaraan dan Penganugerahan Mangupura Award, Pengembangan Aplikasi Fish Go di Kabupaten Badung dan Penguatan dan Pengembangan Inovasi Daerah di Kabupaten Badung

Adapun pencapaian dari program ini adalah sebesar 83,33 % dimana target awal yang dicanangkan adalah sebanyak 6 kegiatan.

Sebelum menguraikan target capaian yang telah dicapai, sebagai catatan ada 2 kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan secara menyeluruh yang disebabkan karena adanya rasionalisasi dari Pemerintah Kabupaten Badung secara menyeluruh hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut :

Kegiatan Badung Festival Inovasi

kegiatan ini tidak berjalan dikarenakan adanya arahan / kebijakan pimpinan untuk merasionalisasi anggaran kegiatan pada tahun 2019 salah satunya Badung Festival Inovasi, sedangkan proses yang telah dilaksanakan pada kegiatan Badung Festival Inovasi pada tahun 2019 :

1. Rapat persiapan tim penyelenggara 2. Rapat pembentukan tim juri

3. Penyusunan panduan

4. Pembukaan pendaftaran online dan penerimaan berkas karya inovasi

(36)

30

5. Sosialisasi ke sekolah – sekolah dan perguruan tinggi

6. Sosialisasi melalui media cetak, elektronik dan sosial media

Mangupura Award

Sama dengan kegiatan Badung Festival Inovasi kegiatan ini tidak berjalan dikarenakan adanya arahan / kebijakan pimpinan untuk merasionalisasi anggaran kegiatan pada tahun 2019, sedangkan Proses yang telah dilaksanakan pada kegiatan Mangupura Award pada tahun 2019 :

1. Evaluasi kegiatan Mangupura Award tahun 2018 2. Pembentukan tim perumus

3. Pembentukan tim verifikasi dokumen Mangupura Award 4. Sosialisasi Kegiatan

5. Verifikasi dokumen Organisasi Perangkat Daerah 6. Penunjukkan tim juri

7. Pembayaran honor tim verifikasi untuk 1 bulan

Selanjutnya untuk kegiatan IPTEKS dapat dijelaskan sebagai wujud dari Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni di Kabupaten Badung telah mengumpulkan 13 bentuk inovasi masyarakat yang diusulkan dari Perangkat Daerah terkait terdiri dari :

a. produk hiasan ruangan dari kayu sampah laut b. hiasan dekorasi dari anyaman daun kelapa c. alat pengusir burung otomatis

d. sungkup asparagus memiliki bentuk spesifik untuk mengatur aliran air

e. penjor dengan hiasan daun lontar

f. kerajinan yang terbuat dari sampah plastik seperti : dompet, tas, kompek, topi dan karung goni

g. kerajinan permata, emas, perak, dan perhiasan

h. kerajinan mebel yang terbuat dari kayu reklamasi perahu dan rumah kayu tradisional

i. kerajinan dari kayu jati, bangkirai/balau, merbau, kuku, kayu besi yang menghasilkan produksi seperti : penghiasan pada lantai kayu, pelapis dinding, langit – langit, tangga, pintu, kayu dan pintu solid

(37)

31

j. Kerajinan yang terbuat dari bahan daur ulang koran menjadi bokor

k. usaha di bidang industri dalam pembuatan barang – barang dari bahan plat seng dan aluminium seperti dandang dan penutup, blek, kaleng dupa, tempat sampah dan loyang

l. usaha yang bergerak di bidang daur ulang kertas bekas yang diolah secara manual dan ramah lingkungan seperti : buku diary, kartu ucapan, kartu undangan, kertas kado, bingkai, kotak tempat souvenir,

m. pemanfaatan kotoran babi menjadi biogas serta potensi produk olahan yang terintegrasi dengan usaha mikro kecil menengah.

Dari ketigabelas nominasi tersebut setelah melalui proses seleksi dan berdasarkan hasil rapat Tim Koordinasi Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni dan Berita Acara Penetapan Penerima Penghargaan Silpakara Nugraha Tingkat Kabupaten Badung Nomor 832/Balitbang serta Keputusan Bupati Badung Nomor 77/055/HK/2019 tentang Penetapan Penerima Penghargaan Silpakara Nugraha Bagi Pengembang Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni di Kabupaten Badung Tahun 2019 ditetapkan penerima penganugerahan Silpakara Nugraha Tingkat Kabupaten Tahun 2019 adalah :

(38)

32

Sedangkan untuk kegiatan Aplikasi Fish Go sudah memenuhi target pencapaian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pada tahun 2019 Kabupaten Badung ikut serta dalam kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan Bdan Usaha Milik Daerah Tahun 2019. Pemerintah Kabupaten Badung mengirimkan salah satu inovasinya yang berjudul Aplikasi Android berbasis Naviagsi untuk Meningkatkan Jumlah Tangkapan Ikan dan Taraf Hidup nelayan Tradisional Kabupaten Badung yang lebih dikenal dengan aplikasi FishGo. Dimana aplikasi FishGo ini berhasil lolos menjadi TOP 99 yang diselenggarakan oleh Kementerian PAN dan RB. Dan selanjutnya, dievaluasi kembali untuk maju ke tahapan berikutnya yaitu TOP 45 dan TOP 15 serta menjadi Duta Indonesia dalam ajang United Nation Public Service Award (UNPSA) yang diselenggarakan di Spanyol.

Setelah dipaparkan seperti tersebut diatas maka target capaian kinerja untuk tahun 2018 dari target 6 kegiatan dapat dilaporkan bahwa Badan Penelitian dan Pengembangan melaksanakan 5 kegiatan dengan capaian target adalah sebesar 83,33 %

No Nama Alamat Hasil

Karya

Kategori Bidang Penghargaan 1. Ari Deco (Gusti Putu

Widia) Br. Gunung, Desa Abiansemal, Kecamatan Abiansemal Produk Hiasan Ruangan dari Kayu Sampah Laut Kreativitas dan Inovasi Masyarakat Pembangunan Teknologi Lingkungan Sumber Daya Air - Piagam berbingkai - Piala Silpakara Nugraha - Hadiah uang Rp 7.500.000,00

2. Bali Kui (Ida Bagus Gede Ari Artana)

Br. Lebah Sari, Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi Hiasan Dekorasi dari Anyaman Daun Kelapa Kreativitas dan Inovasi Masyarakat Pembangunan Teknologi Lingkungan dan Sumber Daya Air - Piagam berbingkai - Piala Silpakara Nugraha - Hadiah uang Rp 7.500.000,00 3. I G. N. Artana Br. Dangin Bingin, Desa Sembung, Kecamatan Mengwi Alat Pengusir Burung Otomatis Kreativitas dan Inovasi Masyarakat Pembangunan Teknologi Ketahanan Pangan dan Agroindustri - Piagam berbingkai - Piala Silpakara Nugraha - Hadiah uang Rp 7.500.000,00

(39)

33

c) Analisis terhadap Sasaran Meningkatnya Tata Kelola

Administrasi Perkantoran Yang Baik Dan Akuntabel

Semua perangkat daerah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan urusan yang telah ditetapkan akan memerlukan sarana prasaran pendukung terutama pemenuhan akan kebutuhan administrasi serta sarana evaluasi yang bisa dipertanggungjawabkan secara akuntabel

Balitbang dalam Rencana Strategisnya juga telah menentukan capaian kinerja dalam rangka pencapaian sasaran guna meningkatkan tata kelola administrasi perkantoran yang baik dan akuntable dengan lima indikator sasaran yang kelima indikator tersebut apabila mencapai target yang ditentukan akan berdampak pada pencapaian misi ketiga Kabupaten Badung yaitu Memantapkan tata kelola pemerintahan dengan menerapkan prinsip good governance dan clean government.

Adapun pencapaian target pada tahun 2019 beserta analisisnya adalah seperti pada tabel dan penjelasan dibawah ini

Capaian Kinerja Capaian Kinerja

Target Realisasi Tahun 2018 Target Realisasi Tahun 2019

1 Nilai akuntabilitas 74,8 85,66 100% 78 83,66 100% . kinerja Persentase 100 100 100% 100 100 100% temuan hasil pemeriksaan internal dan eksternal yang ditindak lanjuti persentase 81 74,36 91,80 82 95,71 100% realisasi belanja langsung dan tidak langsung Persentase 100 90,86 90,86 100 88,2 88% Pemenuhan Kebutuhan administrasi Perkantoran persentase 100 100 100% 100 99 99% barang milik daerah yang terpelihara No Indikator Sasaran Tahun 2018 Tahun 2019

(40)

34

Analisis masing masing indikator dapat diuraikan seperti dibawah ini :

Indikator 1. Nilai Akuntabilitas Kinerja

Program dan kegiatan yang mendukung capaian nilai akuntabilitas ini adalah terakomodasi pada kegiatan Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan keuangan dengan target capaian kinerja sebanyak 4 dokumen juga telah terpenuhi dan capaian target realisasi keuangan mencapai angka 99,46 %

Indikator 2. Prosentase Persentase temuan hasil

pemeriksaan internal dan eksternal yang ditindak lanjuti

Dimulai dari pemantauan dan evaluasi mulai dari perencanaan rencana kerja, pelaksanaan program dan kegiatan Balitbang pada tahun 2019 belum ditemukan hal hal yang bisa dijadikan dasar sebuah hasil temuan sehingga target yang dipasang sebesar 100 % dapat terealisasi juga sebesar 100 %.

Apabila diselaraskan terhadap program dan kegiatan maka analisis ini diakomodir oleh kegiatan Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja perangkat daerah pada program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan keuangan

Indikator 3. Persentase Realisasi Belanja Langsung dan Tidak Langsung

Dalam rangka Persentase realisasi belanja langsung dan tidak langsung target yang dipasang adalah 81 % dengan realisasi capaian dapat dijelaskan :

Untuk belanja tidak langsung dari anggaran sebesar Rp. 7.800.087.045 terelaisasi sebesar Rp. 7.449.544.096 (95,51) sedangkan untuk belanja langsung dari anggaran sebesar Rp. 11.181.488.047 terealisasi sebesar Rp. 10.717.765.741 (95,85) Secara keseluruhan Realisasi Belanja Langsung dan Tidak Langsung pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung adalah sebesar 95,71% sudah melampaui target realisasi yang dicanangkan sebesar 82 %. Sehingga prosentase pencapaian target pada indiltor ini adalah sebesar 100%

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah penelitian lapangan (field research) yakni penulis melakukan penelitian langsung di Desa Rajegwesi

Rencana Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Renja Perangkat Daerah adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 1 tahun, yang merupakan

Hasil pekerjaan siswa dianilisis menggunakan pedoman penskoran Szetela dan Nicol (1992). Pada konten perubahan dan hubungan sebanyak 48,75% siswa salah dalam

Dokumen Rencana Strategis Perangkat Daerah Kecamatan Tawangsari Tahun 2016-2021 merupakan dokumen resmi perencanaan satuan kerja perangkat daerah untuk memberikan

Pada analisa litologi digunakan sampel batuan yang masih fresh untuk mendeskripsikan batuan secara megaskopis, hasil analisa ini kemudian juga dikorelasikan

Banyaknya shift jaga dan libur (dalam hari) untuk setiap penjaga gerbang tol dengan metode nonpreemptive goal programming dapat dilihat pada Tabel 7.. Karena keterbatasan

Rencana Kerja (RENJA) merupakan dokumen perencanaan satuan Kerja Perangkat daerah yang memuat kebijakan dan program / kegiatan dalam satu tahun dan sebagai acuan

Rencana Pembanguan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen