• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Manfaat penelitian

4. Kajian Partisipasi Masyarakat a Pengertian Partisipasi Masyarakat

1) Partisipasi menurut Mubyarto dalam Taliziduhu Ndraha (1997: 102), adalah kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai kemampuan setiap orang, tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri.

2) Partisipasi menurut Loekman Soetrisno (1995: 223), adalah kerjasama yang erat antara perencanaan dan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai. Menurut definisi ini, ukuran tinggi rendahnya partisipasi diukur dengan ada tidaknya hak

masyarakat untuk ikut menentukan arah dan tujuan proyek yang akan dibangun di suatu wilayah.

3) Menurut Simatupang (1970: 29-42) dalam Khairuddin (1992: 124) memberikan rincian tentang partisipasi sebagai berikut:

(a) Partisipasi berarti apa yang dijalankan adalah bagian dari usaha bersama yang dijalankan bahu-membahu dengan saudara kita sebangsa dan setanah air untuk membangun masa depan bersama.

(b) Partisipasi berarti pula sebagai kerja untuk mencapai tujuan bersama di antara semua warga negara yang mempunyai latar belakang kepercayaan yang beraneka ragam dalam Negara Pancasila kita, atau dasar hak dan kewajiban yang sama untuk memberi sumbangan demi terbinanya masa depan yang baru dari bangsa kita.

(c) Partisipasi tidak hanya mengambil bagian dalam pelaksanaan-pelaksanaan rencana pembangunan. Partisipasi berarti memberikan sumbangan agar dalam pengertian kita mengenai pembangunan itu, nilai-nilai kemanusiaan dan cita- cita mengenai keadilan sosial tetap dijunjung tinggi.

(d) Partisipasi dalam pembangunan berarti mendorong kearah pembangunan yang serasi dengan martabat manusia. Keadilan sosial dan keadilan nasional dan yang memelihara

alam sebagai lingkungan hidup manusia, juga untuk generasi- generasi yang akan datang.

4) Partisipasi menjadi amat penting menurut Moeljarto (1987) karena beberapa alasan pembenar bagi partisipasi masyarakat dalam pembangunan yaitu (Tjahya, 2000: 209-210):

(a) Rakyat adalah fokus sentral dan tujuan terakhir pembangunan, partisipasi merupakan akibat logis dari dalil tersebut;

(b) Partisipasi menimbulkan harga diri dan kemampuan pribadi untuk dapat turut serta dalam keputusan penting yang menyangkut masyarakat.

(c) Partisipasi menciptakan suatu lingkungan umpan balikarus informasi tentang sikap, aspirasi, kebutuhan dan kondisi daerah yang tanpa keberadaannya akan tidak terungkap. Arus informasi ini tidak dapat dihindari untuk berhasilnya pembangunan;

(d) Pembangunan dilaksanakan lebih baik dengan dimulai dari mana rakyat berada dan dari apa yang mereka miliki;

(e) Partisipasi memperluas zone (wawasan) penerima proyek pembangunan;

(f) Partisipasi akan memperluas jangkauan pelayanan pemerintah kepada seluruh masyarakat;

(g) Partisipasi menopang pembangunan;

(h) Partisipasi menyediakan lingkungan yang kondusif baik bagi aktualisasi potensi manusia maupun pertumbuhan manusia; (i) Partisipasi merupakan cara yang efektif membangun

kemampuan masyarakat untuk pengelolaan program pembangunan guna memenuhi kebutuhan khas daerah;

(j) Partisipasi dipandang sebagai pencerminan hak-hak demokratis individu untuk dilibatkan dalam pembangunan mereka sendiri.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat merupakan keterlibatan seseorang atau anggota masyarakat dalam suatu kegiatan untuk mencapai tujuan bersama.

b. Bentuk Partisipasi

Bentuk partisipasi menurut Taliziduhu Ndraha (1987: 102) terbagi atas:

1) Partisipasi Vertikal

Partisipasi vertikal terjadi dalam bentuk kondisi tertentu masyarakat terlibat atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan dimana masyarakat berada sebagai status bawahan, pengikut, atau klien.

2) Partisipasi Horizontal

Partisipasi horizontal, masyarakat mempunyai prakarsa dimana setiap anggota atau kelompok masyarakat berpartisipasi horizontal satu dengan yang lainnya.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi

Menurut Slamet (1993), partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk berpartisipasi antara lain (St. Rodliyah, 2013: 55-58) :

1) Jenis Kelamin

Faktor jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan akan mempengaruhi partisipasi yang diberikan. Partisipasi yang diberikan oleh laki-laki berbeda dengan partisipasi yang diberikan oleh perempuan karena adanya sistem pelapisan sosial yang terbentuk dalam masyarakat, yang membedakan kedudukan dan derajat antara keduanya sehingga menimbulkan perbedaan hak dan kewajiban. 2) Usia

Faktor usia merupakan faktor yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada. Perbedaan kedudukan dan derajat atas dasar senioritas dalam masyarakat menimbulkan adanya golongan tua dan golongan muda yang berbeda dalam hal-hal tertentu. Struktur usia penduduk dapat dilihat dalam satuan tahun atau yang disebut dengan umur tunggal.

3) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu cara untuk mengembangkan ketrampilan, kebiasaan, dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi warga Negara yang baik. Pendidikan dianggap dapat mempengaruhi sikap hidup seseorang terhadap lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan bagi peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat. Latar belakang pendidikan yang diperoleh seseorang akan mempengaruhi masyarakat dalam berpartisipasi.

4) Pekerjaan

Pekerjaan (mata pencaharian) penduduk merupakan gambaran kegiatan ekonomi suatu daerah sehingga maju mundurnya suatu daerah dapat dilihat dari sektor ekonominya. Jenis pekerjaan seseorang akan menentukan tingkat penghasilan dan mempengaruhi waktu luang seseorang dalam berpartisipasi.

5) Pendapatan

Besar kecilnya pendapatan atau penghasilan akan mempengaruhi partisipasi seseorang. Tingkat pendapatan atau penghasilan ini akan mempengaruhi kemampuan financial seseorang untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan, dalam hal ini kegiatan pengguna Pamsimas.

Partisipasi masyarakat ditinjau dari segi motivasinya, terjadi karena (Khairuddin, 1992: 126) :

(a) Takut

Partisipasi dilakukan karena takut dengan perintah atasan sehingga masyarakat terpaksa melaksanakan rencana yang telah ditentukan.

(b) Ikut-ikutan

Partisipasi dilakukan karena rasa solidaritas tinggi antar anggota masyarakat.

(c) Kesadaran

Partisipasi dilakukan karena kehendak dari pribadi anggota masyarakat yang timbul dari hati nurani sendiri. Masyarakat sadar bahwa pembangunan merupakan kepentingan bersama, sehingga mereka tidak merasa terpaksa dan tidak hanya ikut-ikutan dalam melaksanakan suatu kegiatan.

d. Tahap Partisipasi

Menururt Khairuddin (1992: 125) partisipasi dibagi dalam tiga tahap, antara lain :

1) Partisipasi Inisiasi (Inisiation Participation) adalah partisipasi yang mengundang inisiatif dari pimpinan desa, baik formal maupun informal, ataupun dari anggota masyarakat mengenai suatu proyek yang nantinya proyek tersebut merupakan kebutuhan bagi masyarakat.

2) Partisipasi Legitimasi (Legitimation Participation) adalah partisipasi pada tingkat pembicaraan atau pembuatan keputusan tentang proyek tersebut.

3) Partisipasi Eksekusi (Execution Participation) adalah partisipasi pada tingkat pelaksanaan.

Tahap atau bentuk partisipasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah sebagai berikut (Tjahya, 2000: 212):

1) Partisipasi dalam identifikasi masalah

Partisipasi dalam tahap identifikasi masalah merupakan keterlibatan masyarakat dalam mengenali kondisi daerah beserta permasalahan yang dihadapi, sehingga pembangunan yang dilaksanakan merupakan kebutuhan masyarakat setelah melihat permasalahan di daerahnya.

2) Partisipasi dalam perencanaan

Partisipasi dalam tahap perencanaan merupakan keterlibatan masyarakat dalam rangkan menentukan arah dan strategi serta kebijaksanaan pembangunan. Partisipasi dalam tahap ini berfungsi untuk memastikan bahwa kondisi dan kebutuhan setempat benar-benar diperhatikan.

3) Partisipasi dalam pelaksanaan

Partisipasi dalam tahap pelaksanaan merupakan keterlibatan masyarakat secara langsung dalam proses kegiatan pembangunan yang

telah ditetapkan. Partisipasi masyarakat dalam tahap ini dapat berwujud uang, barang dan tenaga karena biaya dari pemerintah tidak mencukupi.

4) Partisipasi dalam pemanfaatan dan pemeliharaan

Partisipasi dalam tahap pemanfaatan dan pemeliharaan hasil merupakan keterlibatan masyarakat dalam memanfaatkan dan ikut serta memelihara hasil pembangunan sehingga memiliki kewajiban untuk memperbaiki apabila terjadi kerusakan.

5) Partisipasi dalam evaluasi hasil pembangunan

Partisipasi dalam tahap evaluasi merupakan keterlibatan masyarakat dalammemberikan penilaian terhadap hasil pembangunan sehingga dapat menjadi tolak ukur dalam pelaksanaan pembangunan selanjutnya.

e. Partisipasi masyarakat dalam program Pamsimas pada penelitian ini adalah (Tjahya, 2000: 212-216) :

1) Partisipasi masyarakat dalam tahap identifikasi masalah ialah keterlibatan masyarakat dalam mengenali dan menggali permasalahan yang ada. Partisipasi masyarakat pada tahap identifikasi masalah dalam penelitian ini, diukur berdasarkan indikator yang digunakan untuk partisipasi dalam identifikasi masalah yaitu pengetahuan akan program Pamsimas, perolehan informasi, keterlibatan dalam kegiatan identifikasi masalah, aktivitas dalam kegiatan identifikasi masalah dan motivasi.

2) Partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan merupakan keterlibatan masyarakat dalam membahas suatu kegiatan yang akan dilaksanakan. Partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dalam penelitian ini, diukur berdasarkan keterlibatan dalam kegiatan perencanaan, aktivitas dalam kegiatan perecanaan, keterlibatan dalam penentuan kegiatan pada program Pamsimas. 3) Partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan adalah keterlibatan

masyarakat dalam mengikuti kegiatan yang dilaksanakan. Partisipasi masyarakat dalam tahap pelaksanaan dalam penelitian ini, dapat dilihat dari keterlibatan dalam mengikuti kegiatan pada program Pamsimas, bentuk sumbangan yang diberikan, dan motivasi mengikuti program Pamsimas.

4) Partisipasi masyarakat pada tahap pengoperasian dan pemeliharaan hasil ialah keterlibatan masyarakat dalam memanfaatkan dan memelihara serta melakukan perbaikan terhadap hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Partisipasi masyarakat pada tahap pemanfaatan dan pemeliharaan hasil dalam penelitian ini, dapat dilihat dari keikutsertaan masyarakat dalam pemeliharaan dan pemanfaatan serta motivasi masyarakat terlibat dalam program Pamsimas.

5) Partisipasi masyarakat pada tahap pengamanan lingkungan dan sosial adalah keterlibatan masyarakat dalam pengamanan

lingkungan dan sosial terhadap kesesuaian setelah pembangunan yang telah dilaksanakan. Partisipasi masyarakat pada tahap pengamanan lingkungan dan social dalam penelitian ini dapat dilihat dari dampak positif dan negative terhadap lingkungan dan pengalihan fungsi lahan.

6) Partisipasi masyarakat pada tahap pemantauan, evaluasi dan pelaporan adalah keterlibatan masyarakat dalam setiap pertemuan yang membahas tentang kekurangan dan kelebihan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat dilakukan penilaian oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat pada tahap evaluasi dalam penelitian ini, dapat dilihat dari keterlibatan masyarakat dalam kegiatan evaluasi, aktivitas dalam kegiatan evaluasi, dan motivasi masyarakat terlibat dalam kegiatan evaluasi program Pamsimas.

Tabel 1. Penelitian yang relevan No

.

Peneliti Jamzi Mordani/ Jurnal Skripsi/ UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU/ 2014

1. Judul Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat di Desa Kampung Panjang Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar

Tujuan a. untuk mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan oleh pemerintah desa, fasilitator Pamsimas dan masyarakat dalam upaya Pemberdayaan Program Pamsimas.

b. untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam upaya pemberdayaan masyarakat mengenai program Pamsimas. Metode Deskriptif Kualitatif

Hasil Penelitian

a. Upaya pemberdayaan masyarakat melalui program Pamsimas yang dilakukan pemerintah desa, fasilitator Pamsimas dan Masyarakat adalah cukup mampu diberdayakan, hanya pada program sanitasi air di tempat- tempat umum hasilnya belum maksimal dilakukan pemberdayaan masyarakat.

b. Manfaat dari program Pamsimas sudah dirasakan manfaat oleh masyarakat berupa depot air minum Pamsimas yang beroperasi setiap hari dan menjadi komsumsi air di masyarakat desa Kampung panjang.

2. Peneliti Ibrahim Surotinojo/ Jurnal Tesis/ Universitas Diponegoro/ 2009 Judul Partisipasi Masyarakat Dalam Program Sanitasi Oleh Masyarakat

(SANIMAS) di Desa Bajo Kecamatan Tilamuta Kabupaten Boalemo, Gorontalo

Tujuan a. Untuk mengkaji bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat. b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

partisipasi masyarakat dalam program SANIMAS. Metode Deskriptif Kuantitatif

Hasil Penelitian

a. Tingkat partisipasi cukup tinggi dalam bentuk tenaga diberikan pada seluruh tahapan program SANIMAS, sumbangan pikiran/ide dan material diberikan pada tahap perencanaan dan pelaksanaan, partisipasi dalam bentuk uang diberikan dalam tahap pelaksanaan dan pemanfaatan. b. (1) Faktor-faktor internal yang mempengaruhi bentuk dan

tingkat partisipasi : faktor jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan faktor pengetahuan masyarakat.

(2) faktor eksternal yaitu pihak yang berkepentingan terhadap program SANIMAS yang mempengaruhi bentuk dan tingkat partisipasi masyarakat adalah pihak pemerintah daerah, pengurus desa, tokoh masyarakat dan fasilitator.

Judul Partisipasi Masyarakat Dalam Upaya Mitigasi Bencana Di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi Desa Mranggen Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang

Tujuan a. Upaya mitigasi bencana yang tepat di KRB III Gunung Merapi Desa Mranggen

b. Seberapa besar tingkat partisipasi masyarakat dalam upaya mitigasi bencana di Desa Mranggen

Metode Deskriptif Kuantitatif Hasil

penelitian

a. 1) Upaya mitigasi struktural di Desa Mranggen membangun Check Dam, Sabo Dam, Operit, Jembatan Gantung, Tanggul/Bronjong, Talud/Drainase, dan Jalur Evakuasi. 2) Upaya mitigasi non-stuktural dengan meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana berupa menyusun modifikasi Standar Operasional Prosedur Penanggulangan Bencana Gunung Merapi, penghutanan, dan Prosedur Evakuasi.

b. Tingkat Partisipasi masyarakat baik secara struktural dan non- struktural tergolong dalam tingkatan sedang.

4 Peneliti Weni Lestari/ Skripsi/ UNY/ 2014

Judul Tingkat Partisipasi Pelaku Pariwisata Dalam Pengelolaan Sampah Di Objek Wisata Pantai Parangtritis, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul

Tujuan 1. Jenis sampah yang dihasilkan pelaku pariwisata

2. Partisipasi pelaku pariwisata dalam bentuk pengelolaan sampah

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi pelaku pariwisata dalam pengelolaan sampah

4. Tingkat partisipasi pelaku pariwisata terhadap pengelolaan sampah di Objek Wisata Pantai Parangtritis

Metode Inferensial Kuantitatif Hasil

penelitian

a. Jenis sampah yang dibuang di Objek Wisata Pantai Parangtritis meliputi : sampah organik, sampah anorganik, sampah spesifik.

b. Partisipasi pelaku pariwisata dalam bentuk pengelolaan sampah meliputi: mengurangi timbunan, menggunakan kembali, mendaur ulang, dan membuang.

c. Faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi pelaku pariwisata meliputi: jenis kelamin, tingkat pendidikan dan lamanya tinggal

d. Tingkat partisipasi pelaku pariwisata dalam pengelolaan sampah meliputi wisatawan hampir semua, partisipasi tinggi pengelola rumah makan dan penginapan dalam tingkat sedang.

Air bagi masyarakat di Kecamatan Prambanan merupakan kebutuhan yang sangat penting dan mendasar untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari- hari. Pada umumnya air memiliki peran penting sebagai bahan baku untuk memenuhi segala kebutuhan setiap orang.

Kualitas air yang buruk dan kurang layak untuk dikonsumsi serta sarana prasarana sanitasi atau jamban yang belum mencakup semua kalangan menjadi alasan utama adanya program Pamsimas di Kecamatan Prambanan. Pamsimas sendiri pengertiannya adalah Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat. Program Pamsimas mencakup tahap regular, tahap replikasi dan tahap HID (Hibah Insentif Desa). Adanya Pamsimas di Kecamatan Prambanan di sambut cukup baik dari masyarakat, sambutan tersebut berupa tanggapan persetujuan dan penolakan.

Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Cakupan wilayah yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 5 Desa yang memperoleh dan menggunakan bantuan Pamsimas. Desa-Desa tersebut yaitu Desa Sanggrahan, Desa Pereng, Desa Cucukan, Desa Kotesan dan Desa Sengon. Desa Sanggrahan merupakan Desa yang telah memperoleh bantuan sampai pada tahapan HID atau Hibah Insentif Desa. Desa-desa selain Desa Sanggrahan merupakan desa yang baru sampai pada tahap pembangunan dan pengoperasian beberapa bulan.

Desa-desa yang baru sampai pada tahap pembangunan dan pengoperasian beberapa bulan masih memiliki jumlah Kepala Keluarga

pengembangan atau HID. Pada tahapan awal desa-desa menemukan berbagai macam faktor berupa faktor pendukung dan faktor penghambat.

43 Skema 1. Model Kerangka Berfikir

Kecamatan Prambanan Penerapan Pamsimas Tanggapan Masyarakat terhadap Pamsimas Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pamsimas Partisipasi masyarakat

Upaya meningkatkan partisipasi masyarakat

44

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis, hasil penelitian ini biasanya difokuskan untuk memberikan gambaran keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti (Moh. Pabundu Tika, 2005: 4). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan tanggapan, faktor pendukung dan penghambat pengguna Pamsimas dalam program Pamsimas di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.

Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik. Individu atau organisasi, dalam ini tidak boleh diisolasikan kedalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang sebenarnya mengenai pemberdayaan masyarakat dalam program Pamsimas di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.

B. Subjek Penelitian

Sumber data atau informan dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh. Subjek penelitian ini, yaitu:

Subjek penelitian utama dalam penelitian ini adalah ketua Pamsimas pada tiap desa, masyarakat atau pengguna Pamsimas, fasilitator dan Kepala Desa. 2. Subjek Pelengkap

Subjek penelitian pelengkap adalah individu-individu tertentu yang diwawancarai untuk keperluan informasi yaitu orang-orang yang dapat memberikan informasi atau keterangan atau data yang diperlukan peneliti. Informan yang diambil diharapkan dapat memberikan informasi yang sebanyak mungkin, sehingga data yang diambil benar-benar dapat mewakili terhadap penelitian. Terkait dengan pemilihan informan, Spradlay dalam Bungin (2003:54) kriteria menentukan informan sebagai berikut :

a) Subjek yang cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi informan.

b) Subjek yang masih terlibat secara penuh/aktif pada kegiatan yang menjadi perhatian peneliti.

c) Subjek yang mempunyai cukup banyak waktu atau kesempatan untuk diwawancarai.

d) Subjek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau dipersiapkan terlebih dahulu.

Subjek pelengkap dalam penelitian ini adalah Dinas Sumber Daya Air dan ROOMS (Regional Oversight Management Services) Pamsimas. Teknik pengambilan informan adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan informan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Penelitian ini melibatkan

fasilitator, ketua Pamsimas pada tiap desa dan masyarakat pengguna Pamsimas sebagai informan kunci. Hal ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan kelayakan untuk memenuhi persyaratan sebagai informan awal. Ketiga informan tersebut mengetahui betul mengenai program Pamsimas di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Daftar informan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :

Tabel 2. Informan Penelitian

No Nama Keterangan

1. Bapak Soekirno Ketua BPSPAMS Desa Cucukan 2. Ibu Peti Suyatmi Pengguna PAMSIMAS

3. Bapak Suwali Ketua BPSPAMS Desa Sengon

4. Bapak Sunaryo Ketua BPSPAMS Desa Sanggrahan 5. Bapak Marjuki Ketua BPSPAMS Desa Kotesan 6. Bapak Tukul Nuriyanto Ketua BPSPAMS Desa Pereng 7. Bapak Heru Pramana Kepala Desa Cucukan

8. Bapak Supriyanto Perangkat Desa Cucukan 9. Bapak Agus Sumaryono Kepala Desa Sengon 10. Bapak Slamet Kepala Desa Kotesan

11. Bapak Joko Mulyono Kepala Dusun Kotesan merangkap menjadi Kader Air Minum dan Pelestarian Lingkungan

12. Bapak Topo Suwarno Kepala Desa Sanggrahan 13. Bapak Handaka Respati Kepala Desa Pereng

14. Bapak Sugeng Santoso Kepala Bidang Fisik dan Sarana di BAPPEDA (Fasilitator Tingkat Kabupaten) 15. Bapak Wahid Agus Riyadi Fasilitator Masyarakat Tingkat Kecamatan 16. Bapak Wawan Supriyadi Fasilitator Masyarakat Tingkat Kecamatan

sumber: Data Primer

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten dari bulan Januari sampai dengan Agustus 2015. Jadwal pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti sebagai berikut:

Tabel 3. Waktu Pelaksanaan Penelitian

No Uraian Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agustus

1. Obervasi 2. Pembuatan Proposal 3. Seminar Proposal 4. Penelitian 5. Penyusunan Laporan Penelitian

Dokumen terkait