• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keabsahan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, diuji menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya (Moleong, 2005: 330-332). Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi dengan memanfaatkan penggunaan sumber dan metode.

Triangulasi dengan sumber, berarti membendingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Triangulasi dengan sumber dalam penelitian ini dicapai dengan jalan, membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara yang dilakukan terhadap informan.

Teknik triangulasi dengan metode dalam penelitian ini menggunakan dua strategi:

1. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data, dengan jalan mencari informasi yang sama menggunakan teknik yang berbeda, yaitu dengan membandingkan data hasil observasi dan wawancara,

2. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

Triangulasi merupakan cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan- perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data. Peneliti me-recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan sumber atau metode menggunakan teknik triangulasi. Peneliti melakukannya dengan jalan:

a. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan b. Mengeceknya dengan berbagai sumber data

55 A. Deskripsi Wilayah Kecamatan Prambanan

Deskripsi wilayah penelitian merupakan gambaran umum mengenai wilayah yang digunakan sebagai lokasi penelitian. Data deskripsi wilayah dalam penelitian ini sebagian besar diambil dari data monografi Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten tahun 2013 dan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten tahun 2014.

1. Kondisi Fisiografis

a. Letak, Batas, dan Luas Wilayah

Kabupaten Klaten mempunyai 26 kecamatan, salah satunya adalah Kecamatan Prambanan. Kecamatan Prambanan berada diantara 110o30’- 110o45’Bujur Timur dan 7o30’- 7o45’ Bujur Selatan. Kecamatan Prambanan terletak pada bagian paling barat di Kabupaten Klaten dan merupakan wilayah perbatasan antara Kabupaten Klaten dengan Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di batas kedua kecamatan tersebut terletak Candi Prambanan, selain itu terdapat pula beberapa candi lainnya, seperti Candi Sojiwan dan Candi Plaosan. Kecamatan Prambanan sendiri memiliki 16 desa. Dari letak geografis yang sangat strategis tersebut, memacu Kecamatan Prambanan menjadi wilayah tumbuh cepat yang senantiasa mengalami perkembangan sangat dinamis

baik dalam aspek pemerintahan, pembangunan maupun sosial kemasyarakatan, di samping itu Kecamatan Prambanan merupakan kawasan pariwisata internasional sehingga membawa dampak-dampak pada kehidupan baik yang bersifat positif maupun negatif. Luas wilayah Kecamatan Prambanan mencapai 24,43 km2 / 2.443 Ha dengan batas wilayah:

1) Sebelah utara : Kecamatan Manisrenggo

2) Sebelah timur : Kecamatan Jogonalan dan Gantiwarno 3) Sebelah selatan : Kecamatan Piyungan, Bantul, DIY 4) Sebelah barat : Kecamatan Prambanan, Sleman, DIY

Kecamatan Prambanan dibagi menjadi 16 desa, 134 RW, 355 RT dan 249 Dukuh yaitu : Desa Brajan, Desa Bugisan, Desa Cucukan, Desa Geneng, Desa Joho, Desa Kebon Dalem Kidul, Desa Kebon Dalem Lor, Desa Kemudo, Desa Kokosan, Desa Kotesan, Desa Pereng, Desa Randusari, Desa Sanggrahan, Desa Sengon, Desa Taji, Desa Tlogo.

Berdasarkan status daerah pada tahun 2014 bahwasannya Desa Kebon Dalem Kidul, Desa Pereng, Desa Kotesan, Desa Sanggrahan, Desa Taji, Desa Tlogo, Desa Kokosan dan Desa Bugisan merupakan daerah dengan kategori perkotaan, sedangkan untuk Desa Brajan, Desa Cucukan, Desa Geneng, Desa Joho, Desa Kebon Dalem Lor, Desa Kemudo, Desa Randusari, dan Desa Sengon berstatus daerah perdesaan.

Kecamatan Prambanan terbagi menjadi 8 daerah perkotaan dan 8 daerah perdesaan.

Peta administrasi Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten yang terbagi menjadi 16 Desa dapat disajikan pada gambar 2 sebagai berikut :

58 Gambar 3. Peta Administrasi Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten

1. Suhu

Iklim merupakan rata-rata keadaan cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama, minimal 3 tahun, yang sifatnya tetap. Ilmu yang membahas dan mempelajari tentang iklim adalah klimatologi. Klimatologi tidak terlepas dari meteorologi atau ilmu cuaca yang menekankan pada proses fisika yang terjadi di atmosfer, misalnya hujan, angin dan suhu (Ance Gunarsih Kartasapoetra, 2006:1).

Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu. Satuan yang biasa digunakan adalah derajat celcius (oC). Salah satu faktor yang mempengaruhi suhu di permukaan bumi adalah ketinggian tempat. Semakin tinggi suatu tempat dari permukaan laut maka suhu akan semakin rendah,begitu pula sebaliknya. Suhu suatu tempat dapat ditentukan menggunakan rumus Braak, yaitu:

to=26,3oC-((0,61.h)/100) Keterangan:

to : temperatur rata-rata harian

26,3oC : rata-rata temperatur di atas permukaan air laut 0,61 : angka gradien temperatur tiap naik 100 meter h : ketinggian rata-rata dalam meter

diatas permukaan air laut sehingga temperatur harian Kecamatan Prambanan dapat ditentukan menggunakan rumus Braak sebagai berikut:

to=26,3oC-((0,61.h)/100) to=26,3oC-((0,61.146)/100) to=26,3oC-(0,89)

to=25,4oC

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Braak, dapat diketahui rata-rata temperatur harian Kecamatan Prambanan adalah 25,4oC.

2. Curah Hujan

Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari awan yang terdapat di atmosfer. Satuan curah hujan diukur dalam mm/inci. Data curah hujan dapat digunakan untuk menentukan iklim suatu daerah. Klasifikasi iklim menurut Schmidt-Ferguson dapat digunakan untuk menentukan iklim suatu daerah. Prinsip yang digunakan yaitu dengan mengambil bulan kering dan bulan basah, menggunakan data curah hujan selama 10 tahun dan menghitung rata-ratanya. Bulan basah adalah bulan yang curah hujannya melebihi 100 mm, sedangkan bulan kering adalah bulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm. Persamaan

Gunarsih Kartasapoetra, 2006: 20-21).

= ℎ − ℎℎ �

ℎ − ℎℎ ℎ x 100%

Penggolongan iklim berdasarkan persamaan tersebut menurut Schmidt-Fergusson sebagai berikut:

Tabel 4. Klasifikasi Tipe Curah Hujan Menurut Schmidt-Fergusson

Nilai Q Tipe Curah Hujan

0≤Q<0,143 A = sangat basah 0,143≤ Q<0,333 B = basah 0,333≤ Q<0,600 C = agak basah 0,600≤ Q<1,000 D = sedang 1,000≤ Q<1,670 E = agak kering 1,670≤ Q<3,000 F = kering 3,000≤ Q<7,000 G = sangat kering Q≥7000 H = luar biasa kering Sumber: Ance Gunarsih Kartasapoetra, 2006:21

Klasifikasi iklim menurut Schmidt-Fergusson tersebut dapat digunakan untuk menentukan tipe iklim di Kecamatan Prambanan selama 10 tahun terakhir. Perhitungan tersebut menggunakan data curah hujan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2014 yang disajikan dalam tabel 5 sebagai berikut:

No Bulan Tahun Jumlah Rata- rata 1 Jan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Mm 302 576 555 322 302 320 556 285 285 311 3814 381,4 Hh 14 20 20 14 14 14 20 14 14 20 164 16,4 2 Feb Mm 368 237 269 202 368 198 265 360 360 277 2904 290,4 Hh 15 13 17 10 15 10 18 15 15 16 144 14,4 3 Mar Mm 195 171 268 574 195 572 261 193 193 138 2760 276 Hh 16 9 21 20 16 20 22 16 16 11 167 16,7 4 Apr Mm 195 91 280 42 195 42 275 193 193 123 1629 162,9 Hh 15 7 8 3 15 3 8 15 15 11 100 10 5 Mei Mm 92 95 280 275 92 282 275 92 92 25 1600 160 Hh 6 10 8 18 6 19 8 6 6 4 91 9,1 6 Jun Mm 4 90 0 97 4 98 0 5 5 41 344 34,4 Hh 4 8 0 11 4 11 0 4 4 3 49 4,9 7 Jul Mm 0 123 10 216 0 231 10 0 0 0 590 59 Hh 0 10 1 14 0 14 1 0 0 0 40 4 8 Agt Mm 0 0 0 174 0 166 0 0 0 12 352 35,2 Hh 0 0 0 8 0 8 0 0 0 1 17 1,7 9 Sep Mm 0 0 0 269 0 189 0 0 0 0 458 45,8 Hh 0 0 0 10 0 8 0 0 0 0 18 1,8 10 Okt Mm 46 36 17 265 46 269 0 48 48 10 785 78,5 Hh 7 5 4 9 7 9 0 8 8 2 59 5,9 11 Nov Mm 210 216 178 178 210 212 212 214 214 245 2089 208,9 Hh 12 14 14 14 12 13 13 12 12 15 131 13,1 12 Des Mm 231 300 197 197 231 192 192 253 253 26 2072 207,2 Hh 17 17 12 12 17 12 12 17 17 3 136 13,6 Jumlah Mm 1643 1935 2054 2811 1643 2771 2046 1643 1643 1208 19397 1939,7 Hh 106 161 171 143 106 141 102 107 107 86 1230 123 Rata-rata Mm 137 113 105 234 137 231 171 137 137 101 1503 150,3 Hh 9 9 9 12 9 12 9 9 9 7 94 9,4 Bulan Basah (BB) 6 6 7 10 6 10 7 6 6 5 69 6,9 Bulan Lembab (BL) 1 3 0 1 1 1 0 1 1 0 9 0.9 Bulan Kering (BK) 5 3 5 1 5 1 5 5 5 7 42 4,2

Sumber: Dinas Sumber Daya Air, Tahun 2014

Dari tabel 5, maka dapat dibuat perhitungan Q di daerah penelitian sebagai berikut: = ℎ − ℎℎ � ℎ − ℎℎ ℎ x 100% = 4,2 6,9 x 100% = 0,6086 x 100% = 60,86 %

Kecamatan Prambanan selama 10 tahun terakhir memiliki rata-rata curah hujan 1939,7 mm/tahun dan rata-rata hari hujan 123 hari/tahun.

bulan kering 4,2 mm/tahun. Berdasarkan hasil perhitungan klasifikasi Schmidt-Fergusson diperoleh nilai Q = 0,6086, sehingga menunjukkan bahwa di Kecamatan Prambanan memiliki tipe curah hujan D, yaitu sedang. Tipe curah hujan sedang yang ada di Kecamatan Prambanan mempengaruhi jumlah debit air pada setiap sumber mata air yang digunakan oleh masyarakat. Penggunaan sumber mata air berupa sumur galian di Kecamatan Prambanan masih banyak dimanfaatkan masyarakat. sumber mata air tersebut dipengaruhi oleh musim, yaitu musim penghujan debit air pada sumur masyarakat mengalami penambahan dan sebaliknya jika musim kemarau debit air sumur mengalami pengurangan.

C. Tanah

Kondisi tanah di Kecamatan Prambanan sebagian besar adalah regosol coklat keabuan yang bahan induknya berupa abu dan pasir vulkan. Tanah regosol adalah tanah tidak memiliki pedogenik (berasal dari pembentukan vulkan) yang jelas. Tanah ini juga tidak mempunyai horizon bawah terkecuali epipedon albik atau plaggan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia (Luthfi Rayes, 2006:61). Menurut USDA, regosol merupakan tanah yang termasuk ordo entisol. tanah entisol secara umum adalah tanah yang belum mengalami perkembangan yang sempurna, dan hanya memiliki horizon A yang marginal. Contoh yang tergolong entisol adalah tanah yang berada di sekitar aliran sungai, kumpulan debu

miskin sampah organik sehingga keadaannya kurang menguntungkan bagi sebagian tumbuhan. Secara spesifik, ciri regosol adalah berbutir kasar, berwarna kelabu sampai kuning dan bahan organik rendah. Sifat tanah yang demikian membuat tanah tidak dapat menampung air dan mineral yang dibutuhkan tanaman dengan baik.

Kandungan bahan organik yang sedikit dan kurang subur, regosol lebih banyak dimanfaatkan untuk tanaman palawija, tembakau, dan buah- buahan yang juga tidak terlalu banyak membutuhkan air. Kecamatan Prambanan memiliki kandungan Fe yang tinggi dipengaruhi oleh adanya aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang dialirkan melalui Sungai Opak, selain itu warna tanah coklat keabuan di Kecamatan Prambanan merupakan indikator tanah yang dipengaruhi oleh bahan induknya. Kandungan Fe yang tinggi di Kecamatan Prambanan maka kondisi tanah yang dimanfaatkan masyarakat untuk lahan pertanian memerlukan perlakuan khusus yaitu dengan menambahkan pupuk yang banyak mengandung bahan organik, selain itu kandungan Fe yang tinggi berpengaruh juga pada kondisi air yang dikonsumsi oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

D. Topografi

Topografi di Kecamatan Prambanan secara keseluruhan terletak pada daerah yang datar dengan ketinggian tempat berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan laut.

Kondisi geologi di Kecamatan Prambanan didominasi dari keberadaan Gunung Merapi karena aliran pada Sungai Opak membawa sebagian material vulkanik berupa batuan dan pasir. Formasi geologi dibedakan menjadi endapan vulkanik, sedimen, dan batuan, dengan endapan vulkanik mewakili lebih dari 90% luas wilayah.

F. Kondisi Tata Air

Kecamatan Prambanan berdasarkan lokasinya dilalui oleh beberapa sungai yaitu Sungai Opak di sebelah barat, Sungai Borongan dan Sungai Kongklangan yang membelah dua Kecamatan Prambanan yang alirannya menyatu di Desa Bugisan serta Sungai Deresan di sebelah timur Kecamatan Prambanan. Daerah yang dikaji dalam penelitian ini merupakan daerah tempat pertemuan aliran Sungai Borongan dan Sungai Kongklangan. Di sekitar daerah pertemuan aliran sungai ini dimanfaatkan masyarakat sebagai lahan pertanian tahunan, dimana irigasi lahan pertanian tersebut berasal dari dua aliran itu. Kecamatan Prambanan secara umum merupakan daerah dengan morfologi relatif datar karena berada di dataran aluvial gunung Merapi yang dialiri oleh material vulkanik berupa pasir dan tuff, dengan ketinggian tempat rata- rata 146 m di atas permukaan air laut. Topografi yang datar tersebut berpengaruh pada kondisi air yang ada di Kecamatan Prambanan yaitu ketersediaan air yang cukup melimpah tetapi karena Kecamatan Prambanan dekat dengan aktivitas vulkanik Gunung Merapi

air untuk kehidupan sehari-hari penduduk di Kecamatan Prambanan berasal dari sumur gali, sumber mata air dan sungai.

G. Penggunaan Lahan

Kecamatan Prambanan merupakan Kecamatan yang berbatasan langsung dengan wilayah administrasi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan ini dilalui oleh beberapa jalan utama seperti Jalan Raya Yogya-Solo dan Jl Piyungan. Kecamatan Prambanan sebelah selatan didominasi oleh lahan pertanian yang dimanfaatkan sebagai tempat pertanian irigasi oleh masyarakat. Penggunaan lahannya terbagi dalam beberapa penggunaan, antara lain tanah sawah, bangunan, kebun dan tanah keperluan fasilitas umum seperti lapangan olah raga, jalur hijau, tempat rekreasi dan pemakaman (Monografi Kecamatan Prambanan Tahun 2013):

Tabel 6. Penggunaan Lahan Kecamatan Prambanan

No Penggunaan Lahan Luas

(Ha)

Persen (%)

1 Tanah Sawah 1.363 55, 8%

2 Tanah Kavling/ bangunan 888,9 36,3%

3 Tegal /Kebun 13,7 0,6%

4 Tanah Keperluan Fasilitas Umum (lapangan olahraga, jalur hijau, tempat rekreasi dan pemakaman) tanah lainnya

177,4 7,3%

Jumlah 2.443 100%

Sumber : Kecamatan Prambanan Dalam Angka Tahun 2014

Berdasarkan data dari Kecamatan Prambanan Dalam Angka Tahun 2014, penggunaan lahan yang banyak digunakan di Kecamatan Prambanan ialah tanah sawah sebanyak 55,8 %. Artinya sebagian besar wilayah di

sebagai lahan pertanian. Lahan pertanian dimana banyak membutuhkan air karena lahan pertanian di Kecamatan Prambanan merupakan sawah irigasi tahunan. Sawah irigasi dengan sumber pengairan utama dari sungai dan sumur yang musim kemarau kedua sumber tersebut mengering. Sumber- sumber air yang mengering tersebut merupakan faktor alam yang setiap tahun terjadi di Kecamatan Prambanan. Penggunaan lahan yang banyak digunakan di Kecamatan Prambanan yang kedua ialah untuk bangunan, dengan banyaknya bangunan yang berdiri maka banyak masyarakat yang tinggal di Kecamatan Prambanan. Banyaknya masyarakat harus didukung dengan ketersediaan bangunan seperti tempat tinggal yang layak, selain itu kebutuhan akan air bersih yang berkualitas dan layak konsumsi sangat diperlukan oleh masyarakat. Kebutuhan tersebut kurang dapat dipenuhi karena faktor alam yang ada di Kecamatan Prambanan yaitu mengeringnya sumber-sumber air karena musim kemarau. Pemerintah desa telah mengupayakan berbagai hal yaitu dengan memberikan bantuan sumur baru beserta prasaranya berupa kamar mandi dan MCK untuk mengurangi keringnya sumber air.

H.Kondisi Demografis

Kondisi demografis atau kependudukan di suatu wilayah meliputi jumlah penduduk, persebaran penduduk dan komposisi penduduk. Kondisi demografis suatu wilayah dapat digunakan oleh pemerintah untuk

kependudukan. Masalah kependudukan meliputi tingkat kelahiran tinggi, sex ratio, angka beban ketergantungan dan lain-lain.

1. Jumlah penduduk

Jumlah penduduk Kecamatan Prambanan akhir tahun 2014 sebesar 50.047 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki berjumlah 24.101 jiwa atau 48,16% dan penduduk perempuan berjumlah 25.946 jiwa atau 51,84%. Kepadatan penduduk Kecamatan Prambanan adalah 2117 jiwa/Km2. Jumlah penduduk Kecamatan Prambanan berdasarkan jenis kelamin dapat disajikan pada tabel 7 sebagai berikut :

Tabel 7. Jumlah Penduduk Kecamatan Prambanan Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Jumlah (jiwa) Persentase

1 Laki-laki 24.101 48,16

2 Perempuan 25.946 51,84

Jumlah 50.047 100

Sumber : Kecamatan Prambanan Dalam Angka Tahun 2014

Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat digunakan untuk menentukan sex ratio, sex ratio adalah perbandingan penduduk laki-laki dengan perempuan pada suatu daerah tertentu yang dinyatakan dalam banyaknya jumlah penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan. Data di atas dapat digunakan untuk mengetahui rasio jenis kelamin di Kecamatan Prambanan menggunakan perhitungan sebagai berikut :

� = 24.101

25 .946X 100 = 92,88

= 93 (hasil pembulatan)

Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui sex ratio di Kecamatan Prambanan sebesar 93, artinya setiap 100 jiwa penduduk jenis kelamin perempuan terdapat 93 jiwa penduduk jenis kelamin laki-laki. Jadi, jumlah penduduk Kecamatan Prambanan dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan dengan penduduk dengan jenis kelamin laki-laki.

2. Persebaran Penduduk Menurut Desa

Kecamatan Prambanan terdiri atas 16 desa, jumlah penduduk Kecamatan Prambanan menurut desa dan jenis kelamin dapat disajikan pada tabel 8 sebagai berikut:

No Desa Jenis kelamin Jumlah Persentase Laki- laki Perempuan 1 Kebondalem Kidul 1689 1701 3390 6,77 2 Pereng 877 916 1793 3,58 3 Kotesan 1276 1165 2441 4,87 4 Sengon 1785 2026 3811 7,61 5 Cucukan 868 891 1759 3,51 6 Sanggrahan 990 1358 2348 4,69 7 Geneng 1122 1260 2382 4,75 8 Kemudo 2349 2916 5265 10,52 9 Taji 1306 1338 2644 5,29 10 Tlogo 2202 2493 4695 9,39 11 Bugisan 1709 1723 3432 6,86 12 Kokosan 1958 1177 2235 4,47 13 Kebondalem Lor 2087 2121 4208 8,41 14 Brajan 1684 1712 3396 6,79 15 Randusari 1495 1572 3067 6,13 16 Joho 1604 1577 3181 6,36 Jumlah 24101 25946 50047 100

Sumber: Kecamatan Prambanan Dalam Angka Tahun 2014 Tabel 8 menunjukkan bahwa desa di Kecamatan Prambanan yang memiliki jumlah penduduk cukup besar adalah Desa Kemudo dengan persentase 10,52%, sedangkan desa yang persentase jumlah penduduknya kecil adalah Desa Cucukan dengan persentase 3,51%. Desa Kemudo dengan jumlah penduduk yang cukup besar dibandingkan dengan desa lainnya, memberikan dampak yang besar pada penggunaan air yang ada sehingga keberadaan sumber air akan semakin berkurang karena kebutuhan air lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan air pada desa lain.

a. Komposisi Penduduk Menurut Umur

Komposisi penduduk menurut umur dapat menggambarkan pertumbuhan penduduk wilayah dan struktur penduduk baik usia belum produktif, produktif dan tidak produktif. Komposisi penduduk Kecamatan Prambanan menurut kelompok umur sebagai berikut:

Tabel 9. Komposisi Penduduk Kecamatan Prambanan Berdasarkan Kelompok Umur

No Kelompok Umur

(Tahun)

Jumlah Penduduk Persentase

1 0-4 4121 8,24 2 5-9 4023 8,04 3 10-14 3990 7,98 4 15-19 3892 7,78 5 20-24 3713 7,42 6 25-29 3934 7,87 7 30-34 3921 7,84 8 35-39 3880 7,76 9 40-44 3860 7,71 10 45-49 3551 7,09 11 50-54 2927 5,84 12 55-59 2226 4,44 13 60-64 1674 3,34 14 65-69 1522 3,04 15 70-74 1214 2,42 16 75+ 1599 3,19 Jumlah 50047 100

Sumber: Kecamatan Prambanan Dalam Angka 2014

Komposisi penduduk menurut umur dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu:

1) 0-14 tahun tergolong kelompok umur belum produktif 2) 15-64 tahun tergolong kelompok umur produktif 3) ≥65 tahun tergolong kelompok umur tidak produktif

No Kelompok Usia Jumlah Persentase

1 0-14 tahun 12.134 24,24

2 15-64 tahun 33.578 67,10

3 > 65 tahun 4.335 8,66

Jumlah 50.047 100

Sumber : Kecamatan Prambanan Dalam Angka Tahun 2014

Jumlah penduduk Kecamatan Prambanan berdasarkan kelompok umur (tabel 14), yang tergolong kelompok umur belum produktif sebesar 24,24%, kelompok umur produktif sebesar 67,10% dan kelompok umur tidak produktif sebesar 8,66%. Komposisi penduduk menurut umur tersebut menunjukkan bahwa penduduk Kecamatan Prambanan sebagian besar (67,10%) tergolong usia produktif sehingga banyak penduduk yang kemungkinan bekerja.

Berdasarkan data penduduk usia produktif di atas dapat diketahui besarnya rasio ketergantungan di Kecamatan Prambanan dengan perhitungan sebagai berikut :

Rasio Ketergantungan = 0−14 tahun + > 65 ℎ

15−64 tahun �100 = 12.134 +4.335 33.578 �100 = 16.469 33.578 �100 = 49,04 = 49 (hasil pembulatan)

rasio ketergantungan penduduk di Kecamatan Prambanan yaitu sebesar 49, artinya setiap 100 jiwa penduduk usia produktif menanggung beban sebesar 49 jiwa usia belum dan tidak produktif. b. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam Indek Pembangunan Manusia (IPM). Pendidikan berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), agar mampu menjawab tantangan zaman terutama perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat semakin tinggi pula pengetahuan masyarakat terhadap ilmu yang selalu berkembang, begitu pula sebaliknya.

Tinggi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, dapat digunakan untuk menunjukkan pengetahuan masyarakat dalam segala kegiatan yang berhubungan dengan Pamsimas, terutama kesadaran iuran perbulan dan ikut serta menjaga fasilitas yang ada dan digunakan atau tahap pemeliharaan. Tahap pemeliharaan ini merupakan tahap yang penting dalam menjaga keberlangsungan dan berkembangnya Pamsimas di Kecamatan Prambanan. Kegiatan yang berhubungan dengan Pamsimas merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi permasalahan kekurangan air pada saat musim kemarau, baik melalui pembangunan fisik

(Buang Air Besar Sembarangan) dan kemampuan memelihara fasilitas yang telah ada. Oleh karena itu, pendidikan berperan dalam kegiatan Pamsimas terutama dalam memelihara fasilitas yang ada.

Komposisi penduduk Kecamatan Prambanan menurut tingkat pendidikan, dapat disajikan pada tabel 11 sebagai berikut:

Tabel 11. Komposisi Penduduk Kecamatan Prambanan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk

Persentase

1 Belum Sekolah 8506 17

2 Tidak Tamat Sekolah Dasar 4997 9,99 3 Tamat SD/Sederajat 9573 19,13 4 Tamat SLTP/Sederajat 8446 16,88 5 Tamat SLTA/Sederajat 13895 27,76 6 Tamat Akademi/Sederajat 1928 3,85 7 Tamat Perguruan Tinggi/Sederajat 2145 4,28 8 Buta Huruf 557 1,11 Jumlah 50047 100

Sumber: Data Sekunder, Monografi Kecamatan Prambanan Tahun 2013

Berdasarkan tabel 11, tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Prambanan paling tinggi tamat SLTA/ Sederajat sebesar 27,76%, sedangkan yang paling rendah adalah buta huruf sebesar 1,11%. Penduduk Kecamatan Prambanan dengan tingkat pendidikan tamat SD juga cukup tinggi yaitu sebesar 19,13%, diikuti penduduk yang tamat SLTP sebesar 16,88%, diikuti oleh penduduk yang belum

perguruan tinggi dan akademi sebesar 4,28% dan 3,85%. Data jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Prambanan cukup tinggi karena sebagian besar masyarakat sudah tamat SLTA yaitu sebesar 27,76%.

c. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian atau pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara rutin oleh seseorang sebagai sumber pendapatan, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pekerjaan seseorang juga sangat berpengaruh dalam kegiatan Pamsimas. Penduduk di Kecamatan Prambanan yang sebagian besar mata pencahariannya petani dan buruh bangunan, harus berusaha berdampingan dengan alam yang musim kemarau sumber airnya mengering. Mata pencaharian merupakan alasan utama penduduk di Kecamatan Prambanan untuk tetap tinggal dan berusaha hidup harmonis dengan alam karena sumber air merupakan sumber kehidupan bagi petani untuk mengairi sawahnya.

Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Prambanan dapat disajikan pada tabel 12 sebagai berikut:

No Mata pencaharian Jumlah Persentse 1 Petani Pemilik Tanah 4983 12,80 2 Petani Penggarap Tanah 5726 14,70 3 Petani Penggarap/Penyekap 5268 13,53

4 Buruh Tani 6599 16,95

5 Pengusaha Sedang/Besar 68 0,17 6 Pengrajin Industri Kecil 685 1,75

7 Buruh Industri 1426 3,66 8 Buruh Bangunan 5859 15,05 9 Pedagang 2125 5,45 10 Pengangkutan 61 0,15 11 PNS 247 0,63 12 ABRI 215 0,55 13 Pensiunan 351 0,90

14 Peternak Sapi Biasa 3211 8,21

15 Peternak Kambing 645 1,67

16 Peternak Domba 324 0,85

17 Peternak Kuda, Babi 8 0,02

18 Peternak Ayam 1110 2,87

19 Peternak Itik 17 0,05

Jumlah 38.928 100

Sumber: Data Sekunder, Monografi Kecamatan Prambanan Tahun 2013

Tabel 12, menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di Kecamatan Prambanan bermata pencaharian sebagai petani sebesar 41,03%, diikuti buruh sebesar 35, 66% dan yang bekerja di bidang peternak sebesar 13,67%.

d. Kondisi sosial dan ekonomi Kecamatan Prambanan 1) Kondisi Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di Kecamatan Prambanan dalam beberapa aspek masih kurang memadai, sarana dan

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten Tahun 2012, sarana dan prasarana yang ada di Kecamatan Prambanan terdiri dari beberapa fasilitas sebagai berikut :

a) Pendidikan

Tabel 13. Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Prambanan No Tingkat

Pendidikan

Status Jumlah Persentase Negeri Swasta 1 Taman Kanak-Kanak 27 4 31 41,90 2 Sekolah Dasar 32 1 33 44,60 3 SLB 1 0 1 1,35 4 SLTP/ sederajat 2 2 4 5,40 5 SMU/ sederajat 1 4 5 6,75 Jumlah 63 11 74 100

Sumber : Kecamatan Prambanan Dalam Angka Tahun 2014 Dilihat dari jumlah fasilitas pendidikan yang ada di Kecamatan Prambanan yang cukup lengkap baik dari tingkat Taman Kanak-Kanak sampai tingkat SMU sehingga memudahkan masyarakatnya menerima fasilitas pendidikan yang memadai dan dapat juga memilih sesuai dengan kemampuan. Selain adanya sarana dan prasarana pendidikan yang baik, sistem dan kegiatan belajar mengajar juga berjalan dengan baik karena didukung dengan adanya tenaga pengajar ahli dan sekolah-sekolah tersebut merupakan sekolah negeri maupun swasta. Adanya sarana sekolah tersebut, pendidikan sudah dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang ada di Kecamatan Prambanan.

banyak terdapat di Kecamatan Prambanan adalah Sekolah Dasar swasta maupun negeri dengan persentase sebesar 44,60%, diikuti Taman Kanak-Kanak sebesar 41,90%, dan SMU sebesar 6,75%.

b) Kesehatan

Kesehatan merupakan merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia, tubuh manusia yang sehat akan mendukung kegiatan atau aktifitas sehari-hari. Sarana dan prasarana kesehatan diperlukan untuk mendukung pelayanan kesehatan kepada

Dokumen terkait