• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Penelitian Relevan

Dalam dokumen BAB II KAJIAN PUSTAKA (Halaman 21-28)

Penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan dengan penelitian ini yakni: Penelitian oleh Budiyanto (2016) dengan judul “Evaluasi Program KKG dalam Peningkatan Kompetensi Profesional dan Pedagogik Guru di Gugus Untung Suropati Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal (Dengan Model CIPP)”. Hasil penelitian menyatakan bahwa kategori konteks program KKG masih sangat sederhana, input program KKG yang berupa dana dan sarpras masih kurang, proses program KKG tidak berjalan sesuai jadwal, serta produk program KKG yang berupa karya ilmiah masih belum maksimal.

32

Penelitian ini dilakukan dengan asumsi bahwa dalam penyelenggaraan program KKG di lingkup Gugus Untung Suropati Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal yang seharusnya dilaksanakan sesuai rambu-rambu dari Depdiknas dan juknis dari dinas pendidikan belum terlaksana secara optimal.

Sehingga fungsi KKG sebagai sarana peningkatan kompetensi professional dan pedagogik guru belum bisa terwujud. Penerapan evaluasi dengan model CIPP pada penelitian ini menekankan bahwa pengurus KKG di Gugus Untung Suropati agar dapat menyusun program KKG yang ideal sehingga dalam pelaksanaan KKG akan lebih menantang serta menarik antusiasme guru.

Penelitian relevan juga dilakukan oleh Legarano (2014) dengan judul “’Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan KKG SD Gugus II Kecamatan Pamona Selatan Kabupaten Poso”. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa konteks, masukan, proses, dan product program KKG gugus II Kecamatan Pamona Selatan Kabupaten Poso dapat dikategorikan efektif.

Selain itu penelitian ini menganalisis program KKG secara kuantitatif dengan hasil analisis data untuk skor variabel konteks, input, proses, dan produk dengan skor-T kondisi KIPH adalah

positif-positif-33 positif-positif. Bila dipadukan ke dalam kuadran Glickman maka nilai T untuk keempat variabel tersebut berada pada kuadran ke I (satu) atau sangat efektif. Dengan demikian disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan KKG SD Gugus II Kecamatan Pamona Selatan Kabupaten Poso dalam kategori sangat efektif. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Legarano, efektivitas pelaksanaan kegiatan KKG SD Gugus II Kecamatan Pamona Selatan Kabupaten Poso perlu memerhatikan efektivitas komponen konteks, input, proses dan produk. Dengan demikian temuan dalam evaluasi pelaksanaan kegiatan ini dapat memberikan kontribusi yang positif kepada guru-guru yang tergabung dalam program KKG di lingkup Gugus II Kecamatan Pamona Selatan Kabupaten Poso.

Penelitian lain tentang program KKG juga dilakukan oleh Rahayu (2011) tentang studi evaluatif pelaksanaan KKG matematika dalam pelaksanaan KTSP pada sekolah dasar di lingkup Kecamatan Jembrana. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan KKG guru matematika dalam pelaksanaan KTSP dapat dikategorikan positif jika ditinjau dari aspek konteks, aspek input, dan aspek produknya. Namun kegiatan KKG guru

34

matematika dalam pelaksanaan KTSP pada sekolah dasar di Kecamatan Jembrana dikategorikan negatif jika ditinjau dari aspek proses penyelenggaraan program KKG matematika. Penelitian yang dilakukan Rahayu memiliki asumsi bahwa gugus melalui KKG dapat mempercepat pembaharuan pendidikan yang dibawa oleh guru-guru dari hasil penyelenggaraan KKG yang diperoleh melalui pelatihan dan pembinaan. Penelitian ini menggunakan model CIPP guna mengetahui kualitas KKG matematika di lingkup Kecamatan Jembrana dalam melaksanakan KTSP. Temuan dalam penelitian ini, agar pengurus KKG mampu menyusun program yang sesuai dengan kebutuhan anggota dan perkembangan IPTEK, serta perlunya dipikirkan terobosan kerjasama antara masyarakat tentang peningkatan mutu pendidikan di lingkup Kecamatan Jembarana.

Selain itu, penelitian evaluasi di California dengan subjek 55 sekolah dasar setempat yang dilakukan oleh Bostic (2013) tentang evaluasi implementasi komunitas pembelajaran professional (PLC) dan dampaknya terhadap prestasi siswa.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi implementasi komunitas pembelajaran

35 profesional (PLC) dan melihat pengaruhnya terhadap prestasi belajar peserta didik. Penelitian berasumsi bahwa PLC sulit diterapkan di sekolah pinggiran karena kurangnya jumlah guru dan kedekatan antar guru. Dalam penelitian yang Bostic lakukan model evaluasi CIPP digunakan untuk mengevaluasi konteks, masukan, proses serta produk dari penyelenggaraan program PLC. Hasil dari wawancara dan survei kepada guru, kepala sekolah, dan pengawas menyatakan bahwa program PLC termasuk dikategorikan positif, ditinjau dari semua komponen.

Sehingga PLC terbukti bahwa PLC berdampak positif Selain itu penelitian yang dilakukan Al Rashid (2017) tentang evaluasi kebijakan profesionalisme guru melalui program KKG di wilayah Cluster 1 dan 4 Kecamatan Blimbing, Prov. Jawa-Timur, Indonesia.

Dalam penelitian Al Rashid, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Data dianalisis menggunakan model Yin’ yang terdiri dari lima tahap, yaitu kompilasi, pembongkaran, pemasangan kembali, interpretasi, dan penutup.

Hasil penelitian menyatakan bahwa konteks program KKG cukup efektif karena tujuan dan sasaran program sudah sesuai kebutuhan profesionalisme

36

guru, Komponen konteks cluster 1 lebih efektif dibandingkan dengan cluster 4. Input program KKG dalam hal pengelolaan pembelajaran, program pelatihan, dan kemampuan tutor termasuk dalam kategori cukup efektif pada cluster 1, sedangkan cluster 4 kurang efektif. Proses program KKG dalam hal ini pelaksanaan program sudah efektif di kedua cluster. Sedangkan produk program KKG telah bermanfaat dalam peningkatan profesionalisme.

Simpulan dari berbagai penelitian diatas bahwa evaluasi penyelenggaraan program KKG adalah suatu hal yang penting, karena dapat mengidentifikasi program serta perbaikan program KKG. Kajian hasil penelitian juga tampak bahwa program KKG bertujuan untuk meningkatkan profesionalitas guru. Meskipun terdapat hasil beberapa penelitian yang cukup kontradiktif, bahwa pelaksanaan program KKG belum mampu memberikan peningkatan profesionalitas tenaga kependidikan (Budiyanto,2016).

Jika diidentifikasi lebih lanjut, penelitian diatas memang sama-sama menggunakan model CIPP untuk mengevaluasi program, namun penelitian Bostic (2013) sangat spesifik karena selain melihat

37 efektivitas program, juga melihat kondisi stakeholder dan pemangku kepentingan program. Sedangkan peneliti yang lain mengevaluasi program cenderung lebih umum melalui komponen-komponen CIPP (Budiyanto,2016; Legarano,2014; Rahayu,2011; Al Rashid, 2017). Sedangkan dari segi luas cakupan wilayah evaluasi penelitian Al Rashid lebih luas karena membandingkan 2 cluster KKG.

Studi penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya memiliki kesamaan objek evaluasi berupa kelompok kerja guru, walaupun dibeberapa penelitian disebutkan sebagai Teachers_Working Group program serta Professional_Learnings Commu-nities. Hasil penelitian mereka sama-sama memberikan dampak positif bagi guru dan siswa. Hal yang membedakan dari penelitian diatas terletak pada pengembangan substansi komponen CIPP yang nantinya tidak hanya mengevaluasi sampai pada tahap hasil, namun akan mencari pengaruh dari penyelenggaraan program serta memberikan berbagai masukan kepada pengurus guna melanjutkan, mengakhiri, memodifikasi, atau memfokuskan kembali program KKG Gugus Muwardi Kecamatan Tingkir.

38

Dalam dokumen BAB II KAJIAN PUSTAKA (Halaman 21-28)

Dokumen terkait