Berikut ini merupakan kajian terhadap hasil-hasil penelitian yang relevan yang berkaitan dengan penelitian tentang Evaluasi Kinerja Komite Sekolah di SD Negeri Tuntang 02:
Penelitian Mawan Kriswantono dan Muhyadi (2013: 79) yang berjudul ”Implementasi Peran Komite Sekolah di SD Negeri Sumberporong 03 Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang“.Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa Komite Sekolah di SD Negeri Sumberporong 03 telah melaksanakan perandan fungsinya dengan baik sebagai badan pertimbangan, badan pendukung, serta badan penghubung. Namun, dari segi
43
pengawasan kebijakan dan program-program yang ada di sekolah, belum dilaksanakan secara maksimal. Hal ini dikarenakan kesibukan masing-masing anggota Komite Sekolah dalam menjalankan tuntutan pekerjaan sehari-hari yang tidak dapat ditinggalkan begitu saja.
Penelitian A. Mustadi, E. Zubaidah, dan S. Sumardi (2016:
320) yang berjudul “Peran Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah Dasar”.Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa pada tahap input dan perencanaantentang program implementasi peran Komite Sekolah, belum dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Persentase penilaian sebanyak 36% dengan kategori cukup.Sedangkan pada tahapan proses implementasi peran program Komite Sekolah, sudah dilaksanakan dengan baik dengan persentase penilaian sebesar 58%. Tahapan yang terakhir yaitu evaluasi keterlaksanaan program, memiliki persentase sebesar 47%, sehingga masuk dalam kategori cukup.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Dwi Mulyono dan P.
Pardjono (2014: 402) yang berjudul “Peran Komite Sekolah
44
dalam Penyelenggaraan Pendidikan SMK di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur”. Kesimpulan dalam penelitian ini adalahbahwa Peran Komite Sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan SMK Negeri dan Swasta di Kabupeten Lamongan secara keseluruhan telah terlaksana dengan baik. Peran Komite Sekolah yang mendapatkan nilai paling tinggi yaitu sebagai badan pertimbangan, kemudian selanjutnya peran sebagai badan pendukung, dan sebagai badan penghubung, sedangkan peran yang mendapatkan penilaian paling rendah adalah sebagai badan pengontrol/pengawas. Peran Komite Sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan SMK swasta secara keseluruhan termasuk dalam kategori baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Dhuta Sukmayoga dan Muhyadi (2013: 32) dengan judul “Keefektifan Peran Komite Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara”. Kesimpulan dalam penelitian ini adalahtentang rendahnya kompetensi pengurus, kurangnyya kesadaran akan tugas dan tanggungjawab serta belum tercukupinya dana operasional Komite Sekolah dalam memenuhi kebutuhan
45
organisasi baik di daerah pedesaaan maupun di perkotaan di Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara.
Penelitian yang dilakukan oleh Ivan Hanafi dan Mufti Ma’sum (2015: 66) yang berjudul “Analisis Implementasi Kebijakan Pendidikan: Peran Komite Sekolah pada Sekolah Menengah Kejuruan”.Kesimpulan dalam penelitian ini adalahperan Komite Sekolah sebagai badan pemberi pertimbangan (advisory agency) dan juga badan pendukung (supporting agency) sudah dilaksanakan dengan baik. Namun peran Komite Sekolah sebagai badan pengawasan (controlling agency) dan juga badan penghubung (mediator agency) belum
dilaksanakan secara optimal, sehingga masih perlu ditingkatkan lagi secara maksimal.
Penelitian yang dilakukan oleh Bambang Suteng Sulasmono dan Murjini (2017: 119) yang berjudul “Evaluasi Kinerja Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan”.Kesimpulan dalam penelitian ini adalahbahwa kinerja Komite Sekolah sebagai badan pemberi pertimbangan (advisory agency) dan badan pendukung (supporting agency) di SD Negeri Sukomarto Jumo
46
Temanggung sudah dilaksanakan dengan baik. Akan tetapi, masih terdapat kelemahan pada kinerja Komite Sekolah sebagai badan pengawasan (controlling agency) dan juga badan penghubung (mediator agency) yang masih mendapatkan penilaian dalam kategori cukup baik. Hal ini disebabkan karena Komite Sekolah belum melaksanakan perannya secara optimal, sehingga perlu peningkatan pada aspek yang belum memenuhi kriteria .
Penelitian yang dilakukan oleh Joyce Nyandoro, John Mapfumo, dan Richard Makoni (2013: 271) yang berjudul
“Effectiveness Of School Development Committees In Financial Management In Financial Management In Chimanimani West Circuit Primary School In Zimbabwe”. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat keefektifan Komite Sekolah dalam menjalankan manajemen keuangan di Sekolah Dasar Chimanimani Barat Circuit (Manicaland Province, Zimbabwe).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Survei Deskriptif. Langkah-langkah pelaksanaannya yaitu dengan memberikan kuesioner kepada enam pengembangKomite
47
Sekolah. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Komite Sekolah tidak secara efektif dan efisien melakukan pengelolaan dana bagi sekolah. Hal ini dikarenakan kurangnya keterampilan pengelolaan manajemen keuangan dalam beberapa aspek seperti: penyusunan dan pembuatan anggaran, inventarisasi aset yang dimiliki oleh sekolah, serta kurangnya pengawasan diberbagai bidang.
Penelitian yang dilakukan oleh Helen Abadzi (2013: 115-132) “Schoolbased Management Committees in Low-Incomecountrie”. Penelitian ini bertujuan untuk menilai seberapa besar peran Komite Sekolah terhadap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di Negara-negara miskin. Kesimpulan dalam penelitian ini adalahmenunjukkan tentang rendahnya kualitas peran Komite Sekolah di negara-negara miskin, dikarenakansebagian besar dari mereka tidak memiliki waktu untuk menjalankan peran dan tanggungjawab dengan baik. Hal ini disebabkan oleh kualitas sumberdaya manusia yang masih rendah, dan jugakurangnya pengalaman dalam melakukan pengelolaan sekolah.
48
Penelitian yang dilakukan oleh Ravik Karasidi, Rahesli Humona, Atik Catur Budiati, dan Waskito WidiWarjono (2013:
1-6) yang berjudul “Parent Involvement on School Committees as Sosial Capital to Improve Student Achivement”. Penelitian ini membahas tentang pentingnya partisipasi orangtua dalam meningkatkan prestasi belajar siswa melalui peran Komite Sekolah. Penelitian ini didapati tiga temuan kualitatif yaitu: 1) sebagian besar partisipasi orangtua terhadap sekolah, hanya sebatas partisipasi terhadap pemenuhan kebutuhan secara materiil saja, 2) sebagian besar orangtua siswa beranggapan bahwa pendidikan anak merupakan tanggungjawab sekolah secara menyeluruh, 3) orangtua dengan kesibukan masing-masing cenderung tidak mempedulikan perkembangan proses belajar mengajar anak-anaknya.
Penelitian yang dilakukan oleh A.T. Alabi, A.I. Mustapha, A.
Y. Abdul Kareem (2012: 4) yang berjudul“Utilization of Committee System and Secondary School Principals’
Administrative Effectiveness in Ilorin Metropolis, Nigeria”.Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa dengan
49
memanfaatkan peran Komite Sekolah dengan baik, maka akantercipta hubungan yang harmonis dengan sekolah sehingga dapat mengoptimalkan hasil pendidikan sehingga berimbas kepada peningkatan pelayanan dan mutu pendidikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Anggita Primastuti (2019: 9) yang berjudul “Peran Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Anak Tunarungu di SLB B Karnnamanohara”.Kesimpulan dalam penelitian ini adalahbahwa peran Komite Sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran di SLB B Karnnamanohara secara keseluruhan dinilai masih tergolong rendah, hal tersebut dibuktikan dengan perolehan persentase sebesar 48,94%. Peningkatan kualitas peran Komite Sekolah di SLB B Karnnamanohara, masih perlu dimaksimalkan lagi agar mutu pembelajaran di satuan pendidikan menjadi lebih baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Nelliraharti (2018: 24) yang berjudul “Peran Komite Sekolah dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan”.Kesimpulan dalam penelitian ini adalahbahwa dengan membina hubungan yang harmonis antara sekolah dengan
50
Komite Sekolah dapat meningkatkan kinerja sekolah sehingga proses pendidikan dapat terlaksana dengan baik. Dengan demikian, kompetensi peserta didik dapat meningkat serta menghasilkan output lulusan yang produktif dan berkualitas.
Hasil-hasil penelitian di atas, menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan. Letak persamaannya adalah beberapa penelitian memiliki persamaan dalam meneliti tentang peran Komite Sekolah, yaitu sebagai badan pemberi pertimbangan (advisory agency), badan pendukung (supporting agency), badan pengawasan (controlling agency), dan badan penghubung (mediator agency). Namun dalam menjalankan tugas, peran dan fungsinya, masing-masing Komite Sekolah memiliki perbedaan dalam pelaksanaannya.
Letak perbedaannya penelitian yang dilakukan dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah perbedaan tentang peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan dalam menentukan peran maupun kinerja Komite Sekolah. Penelitian-penelitian terdahulu sebagian besar mengacu pada Kepmediknas
51
No. 044/U/2002 sedangkan peneliti menggunakan acuan terbaru tentang Komite Sekolah yaitu Permendikbud No. 75 tahun 2016.
Kepmendiknas No. 044/U/2002 menyebutkan tentang peran Komite Sekolah diantaranya adalah sebagai badan pemberi pertimbangan (advisory agency), badan pendukung (supporting agency), badan pengawasan (controlling agency), dan badan
penghubung (mediator agency). Sedangkan dalam acuan terbaru Permendikbud No. 75 Tahun 2016, disebutkan tentang tugas Komite Sekolah yaitu: (a) memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan terkait: 1) kebijakan dan program Sekolah; 2) Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah/Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RAPBS/RKAS); 3) kriteria kinerja Sekolah; 4) kriteria fasilitas pendidikan di Sekolah; dan 5) kriteria kerjasama Sekolah dengan pihak lain; (b) menggalang dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari masyarakat baik perorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri maupun pemangku kepentingan lainnya melalui upaya kreatif dan inovatif; (c) mengawasi pelayanan pendidikan di Sekolah sesuai
52
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan (d) menindaklanjuti keluhan, saran, kritik, dan aspirasi dari peserta didik, orangtua/wali, dan masyarakat serta hasil pengamatan Komite Sekolah atas kinerja Sekolah.