Pembinaan Kepala Sekolah dalam Memotivasi Guru untuk Meningkatkan
2.7 Kajian Penelitian Yang Relevan
Ada beberapa jurnal sebagai penelitian terda-hulu yang sudah membahas tentang kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru profesional, dan sekaligus dengan teknik reward dan punishment.
Penjelasan dalam jurnal tersebut sudah merupakan persamaan yang ada pada penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Bloom (2003: 8) dalam Journal of Case Studies in Education berjudul leadership effectiveness and instructional reward and punishment: the case of
the failing twin mengemukakan bahwa kepala
sekolah sebagai administrator mempunyai kewaji-ban dalam memberikan reward dan punishment. Tujuannya untuk mengurangi benturan sumber daya manusia yang dikelola baik secara vertikal maupun horizontal. Dalam jurnal tersebut
digambarkan beberapa fenomena permasalahan pembelajaran, efektifitas kepemimpinan, pengawa-san pelatihan peningkatan kinerja guru. Permasa-lahan yang diangkat merupakan fenomena dalam sebuah instansi pendidikan. Dijelaskan bahwa penjiwaan kepemimpinan yang beroreantasi pada efektifitas dan etos kerja yang tinggi akan membawa sebuah keberhasilan yang cemerlang. Penjiwaan ini adalah proses mengangkat semangat kinerja tenaga pendidikan yang dilakukan secara efektif dan professional. Perlakuan dalam proses peningkatan tersebut difokuskan pada peningka-tan hasil perolehan keterampilan yang diraih anak. Kecemerlangan hasil yang digenggam anak merupakan cermin kepemimpinan yang efektif dan etos kerja yang tinggi.
2. Black (2003: 8) dalam Jurnal internasional berjudul TAFE head teachers: Discourse brokers at
the managementteaching interface oleh
Meadowbank College of TAFE Northern Sydney
Institute mengemukakan bahwa kepala sekolah
harus mempunyai strategi dalam memberikan
reward dan punishment terhadap guru. Kepala
sekolah merupakan kunci dalam pengelolaan tersebut. Banyak kegiatan guru dipengaruhi oleh
reward dan punishment yang diberikan oleh kepala
sekolah. Kegiatan reward dan punishment ini untuk meningkatkan kinerja guru dalam pendidikan. reward dan punishment ini mampu
mempengaruhi kinerja guru secara berkelanjutan. Dijelaskan lebih dalam lagi mengenai pengelolaan guru dan staf, sarana dan prasarana, hubungan masyarakat dengan sekola-han, pengelolaan kesiswaan dan kurikulum, hal tersebut dalam rangka pendayagunaan sumber-daya secara optimal. Pada intinya adalah pada faktor utama dikelola dengan baik maka komponen-komponen yang lain akan terimbas juga. Dengan demikian apabila faktor semangat guru sudah termotifasi dengan baik maka semua yang berkaitan dengan tugas guru akan menghasilkan produk yang optimal.
3. Childs and Casey (2007: 1) dalam Journal of Educational Administration and Policy, January 14, 2007 berjudul Teacher Education Program Admission Criteria and What Beginning Teachers
Need to know to be Successful Teachers dalam
abstraknya melaporkan mengenai pemilihan program pendidikan guru yang prospektif. Program tersebut berkaitan dengan skill, wawasan dan perilaku yang merupakan kriteria persiapan guru dalam pembelajaran. Hasil dari proses tersebut mampu memproduksi guru professional. Keber-hasilan potensi yang dimiliki anak juga merupakan keberhasilan seorang guru.
4. Muropa and Gadzirayi (2007: 11) dalam Journal Effectiveness of the blended reward dan punishment model: a case study of Student
teachers learning to teach in High schools of
Zimbabwe mengemukakan bahwa model reward
dan punishment merupakan upaya
mengkolabo-rasikan atau mencampurkan model tutorial guru dan murid dalam pembelajaran. Metode ini banyak memfokuskan pada aktivitas diskusi. Perbedaan-nya terletak pada subjek yang melakukan reward
dan punishment, yaitu apabila dalam penelitian
terdahulu yang melakukan reward dan punishment
adalah guru terhadap siswa, sedangkan pada penelitian ini adalah kepala sekolah terhadap guru. Persamaannya adalah penggunaan metode kualita-tif dan pembahasan metode reward dan punish-ment dengan cara hubungan kerja sama atau diskusi.
5. Rucinski and Hazi (2007: 3) dalam Jurnal internasional berjudul reward dan punishment as Professional Development: Compati-ble or Strange Bedfellows in the Policy Quest for Increased Student
Achievement mengemukakan bahwa reward dan
punishment merupakan usaha evaluasi guru yang
berguna untuk meningkatkan kualifikasi guru sebagai tenaga pengajar. Prosesnya berlangsung secara berjangka atau bertahap yang dilakukan dalam rangka peningkatan pembelajaran siswa di kelas melalui guru yang diberi reward dan
punishment. Dijelaskan pula bahwa kinerja guru
dikembangkan melalui pemberian reward dan
Persamaan penelitian ini adalah sama-sama kaitan dengan pembinaan kepala sekolah sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah bahwa penelitian ini lebih memfokuskan pada peningkatan kinerja mengajar guru melalui reward
dan punishment. Metode yang digunakan adalah
tindakan sekolah, dimana penelitian ini dilakukan pada taraf sekolah dasar. sedangkan persamaannya adalah sama-sama membahas cara peningkatan kinerja guru melalui suatu pembinaan dalam bentuk
reward dan punishment.
Sekolah yang merupakan organisasi pendidikan juga berusaha mencapai tujuan yakni meningkatkan mutu siswa. Paling tidak, mutu siswa tergambar dari perolehan hasil belajar yang tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka berbagai upaya harus dilakukan termasuk meningkatkan kinerja guru. Untuk mengetahui perkembangan kinerja guru, maka harus dinilai atau dievaluasi. Oleh karena itu, satuan pendidikan (sekolah) senantiasa melakukan penilaian terhadap kinerja guru secara periodik, misalnya melalui rapat bulanan, setiap tiga bulan, setiap semester atau setiap tahun bahkan sekolah-sekolah yang sudah maju melakukan evaluasi kinerja semua unsur sekolah mulai dari Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru, pegawai, siswa, dan penjaga sekolah pada setiap akhir pekan. Hasil evaluasi dijadikan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada masa selanjutnya.
Dengan demikian terlihat jelas bahwa penilaian kinerja guru memiliki manfaat yang sangat besar dalam dunia pendidikan khususnya dalam lingkup sekolah. Keunggulan dari penelitian yang dilakukan di SDN Pedurungan Kidul 04 Semarang adalah bahwa dengan adanya teknik reward dan punishment
pembinaan kepala sekolah dapat memotivasi untuk meningkatkan kinerja guru.