• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan pembelajaran menggunakan metode eksperimen dan model project based learning diantaranya:

Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi, Ardianti dan Kanzunnudin, yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Kerjasama Melalui Model Project Based

Learning (Pjbl) Berbantuan Metode Edutainment Pada Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kerjasama melalui model project based kearning berbantuan metode pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Sampel dari penelitian ini adalah

Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel secara random. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah control group post-test design. Penelitian ini terdiri dari atas kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. Kelompok ekperimen di kelas IVA dengan menggunakan model project based learning berbantuan metode edutainment, sedangkan kelompok kontrol di kelas IVB dengan model biasa dengan diskusi kelompok. Variabel penelitian ini adalah model peroject based learning berbantuan

metode edutainment sebagai variabel bebas (X) dan peningkatan hasil belajar

sebagai variabel terikat (Y). Teknik pengumpulan data dan instrumen yang digunakan pada penelitian ini meliputi: 1) lembar soal pre test dan post test yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya dan 2) lembar observasi untuk mengamati kemampuan kerjasama siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Analisis data statistik yang dilakukan untuk pengukuran hasil penelitian yaitu: 1) uji normalitas untuk melihat normal dan tidaknya data penelitian menggunggunakan chi kuadrat, 2) analisis pengaruh model terhadap kemampuan kerjasama untuk mengetahui perbedaan rerata dari skor kemampuan kerjasama siswa dan 3) analisis pengaruh model terhadap post test siswa. Hasil kemampuan kerjasama siswa ada 4 aspek, hasil rata-rata setiap aspek yaitu: 1) kebersamaan memperoleh rata-rata kelompok eksperimen 2,52 dan kelompok kontrol 2,15; 2) diskusi memperoleh rata-rata kelas eksperimen 1,77 dan kelas kontrol 1,69; 3) bertukar pendapat memperoleh rata-rata kelas eksperimen 2,53 dan kelas kontrol 1,89; 4) kekompakan memperoleh rata-rata kelompok eksperimen 1,88 dan kelompok kontrol 1,79. Hasil rata-rata-rata-rata tersebut

10 item yang merupakan pengembangan dari 4 aspek tersebut, setiap aspek terdiri dari 2 – 3 item soal. Dari penelitian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil uji-t analisis kemampuan kerjasam menunjukan bahwa nilai t-hitung 3,279 > t-tabel 2,011. Maka terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan kerjasama dan nilai posttest siswa kelompok eksperimen dengan kelompok control. Dengan demikian model project based learning berbantuan metode edutainment dapat meningkatkan kemampuan kerjasama dan hasil belajar siswa kelas IV SD Muhammadiyah Kudus.

Penelitian yang dilakukan oleh Fitri, Wayan dan Suharjo, yang berjudul “Pengaruh Model Project Based Learning (PjBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi antara siswa yang dibelajarkan dengan model project based learning (PjBL) dan siswa yang dibelajarkan dengan model konvensional yang ditinjau dari motivasi berprestasi. Penelitian ini dilaksanakan di SD Plus Darul Ulum. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan jenis penelitian

quasi experiment. Desain penelitian yang digunakan yaitu Non Equivalent Control Group. Populasi penelitian yaitu siswa kelas IV A dan IV C semester 2 di SD Plus

Darul Ulum Kabupaten Jombang tahun pelajaran 2017/2018 dengan jumlah keseluruhan sebanyak 44 siswa. Penentuan kelas menggunakan teknik Cluster

Random Sampling. Adapun kelas IV A populasi sebanyak 21 siswa sebagai kelas

dibelajarkan menggunakan model PjBL. Variabel dalam penelitian ini yaitu, (1) model project based learning (PjBL) sebagai variabel independent (bebas), (2) kemampuan berpikir tingkat tinggi sebagai variabel terikat (dependent), dan (3) motivasi berprestasi sebagai variabel moderasi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu berupa tes kemampuan berpikir tingkat tinggi dan angket motivasi berprestasi yang sebelumnya sudah di validasi konstruk pada dosen dan guru selain itu juga telah divalidasi empirik pada siswa lain sehingga butir soal sudah dapat dikatakan valid dan reliabel. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif statistik dan analisis multivariat. Uji hipotesis dilakukan dengan

Two Way Analisis of Variat (two way ANAVA) dengan bantuan SPSS 21.0 for Windows. Sebelum melakukan analisis data dan uji hipotesis, data yang diperoleh

perlu diuji asumsinya terlebih dahulu yang dilakukan dengan uji normalitas dan homogenitas varians. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) ada pengaruh yang signifikan model PjBL terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi, (2) ada pengaruh motivasi berprestasi terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan (3) model PjBL dan motivasi berprestasi yang secara bersama-sama berpengaruh terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi. Keefektifan model pembelajaran dapat diketahui dari hasil rata-rata nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi. Selisih yang diperoleh setelah setiap variabel sudah diketahui perbedaan rata-rata antara nilai posttest dan pretest kemampuan berpikir tingkat tinggi berdasarkan model pembelajaran dan motivasi berprestasi yang berbeda. Perbedaan rata-rata tersebut diasumsikan sebagai pengaruh keefektian model pembelajaran yang diterapkan

mempunyai selisih rata-rata sebesar 33,47, sedangkan pada kelas kontrol hanya sebesar 27,14. Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan rata-rata nilai siswa pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil rata-rata pada tabel di atas menunjukkan bahwa penerapan model project based learning (PjBL) dapat memberikan pengaruh dan keefektifan pembelajaran yang lebih besar dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang biasa diterapkan oleh guru. Kelas eksperimen, menunjukkan peningkatan rata-rata nilai paling tinggi pada kelompok siswa dengan motivasi berprestasi tinggi sebesar 44,45 dibandingkan dengan kelas kontrol hanya 42,00, sedangkan pada kelompok motivasi berprestasi rendah rendah untuk kelas eksperimen diperoleh nilai sebesar 27,14 dibandingkan dengan kelas kontrol hanya 26,25. Hal tersebut menunjukkan bahwa model project

based learning (PjBL) dan motivasi berprestasi mampu memberikan pengaruh

yang lebih besar terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat bahwa hasil perhitungan pada baris model*motivasi diketahui nilai F-hitung = 6,265 dengan Signifikansi menunjukkan 0,017. Hasil F-hitung yang diperoleh dibandingkan dengan F-tabel dengan N = 44 pada taraf signifikansi 5% yaitu 4,067. Hasil F-hitung yang diperoleh lebih besar dari F-tabel (6,265>4,067). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak atau juga dapat dikatakan ada pengaruh model pembelajaran dan motivasi berprestasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

Negeri Gugus IV Kabupaten Buleleng”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar IPA siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode eksperimen dan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode ceramah. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan

post-test only control group design. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas IV SD di Gugus IV Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 6 kelas. Sampel diambil dengan cara random sampling sebanyak 2 kelas, diperoleh siswa kelas IV di SD Negeri 1 Penglatan sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas IV di SD Negeri 3 Penglatan sebagai kelas kontrol. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar IPA, bentuk tes prestasi belajar IPA yang digunakan adalah pilihan ganda. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t yang berguna untuk menguji perbedaan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar IPA siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode eksperimen dan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode ceramah. Hal ini ditunjukkan oleh (thitung = 28,41 > ttabel = 2,000) dan didukung oleh perbedaan skor rata-rata yang diperoleh antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode eksperimen yaitu 23,69 dan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan metode ceramah yaitu 13,8. Berdasarkan temuan di atas, disimpulkan bahwa metode eksperimen berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD di Gugus IV Kecamatan Buleleng.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengambil kesimpulan bahwa peningkatan kerjasama, kemampuan berpikir tingkat tinggi dari motivasi berprestasi siswa, dan prestasi belajar siswa dapat meningkat dengan menggunakan model project based learning dan metode eksperimen. Maka dari itu penelitian-penelitian di atas memiliki relevansi yang menjadi landasan untuk melaksanakan penelitian dengan menggunakan model project based leraning dan metode eksperimen.

Dalam melakukan penelitian ini akan sama seperti yang terdahulu yakni menggunakan metode eksperimen dalam model project based learning. Perbedaan penelitian terdahulu yakni yang pertama peningkatan kemampuan kerjasama melalui model project based learning (pjbl) berbantuan metode edutainment pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial, yang kedua pengaruh model project based

learning (pjbl) terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi ditinjau dari motivasi

berprestasi siswa kelas IV sekolah dasar, dan yang ketiga pengaruh metode eksperimen terhadap prestasi belajar ipa siswa kelas IV SD Negeri gugus IV Kabupaten Buleleng. Dalam penelitian yang akan dilakukan yakni untuk mengetahui pengaruh metode eksperimen dalam model project based leraning pada materi perpindahan kalor terhadap prestasi belajar siswa kelas 5 SDN Sirnaraja. C. Kerangka Pikir

Pada saat ini masih banyak guru yang menggunakan gaya pembelajaran yang konvensional. Pola pembelajarannya masih berpusat pada guru (teacher

aktif dalam pembelajaran yang kemudian hal itu berdampak pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa digunakan model

project based learning menggunakan metode eksperimen. Menurut Pratama dan

Prastyaningrum Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) merupakan metode pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai media pembelajaran dan dinilai sejalan dengan peraturan pemerintah. Siswa dituntut melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pendidik hanya berperan sebagai fasilitator. Model project based learning adalah model pembelajaran yang diakhir pembelajarannya menghasilkan sebuah produk. Dalam pembelajaran kurikulum 2013 siswa sering diminta untuk membuat sebuah produk dalam setiap akhir pembelajaran. Dengan demikian dengan penggunaan model project based learning dirasa cocok untuk digunakan dalam pembelajaran sehingga siswa dapat berkreasi dan mengembangkan ide kreatifnya dalam sebuah produk. Model pembelajaran ini didukung dengan metode pembelajaran yakni metode eksperimen, dimana metode ini merupakan sebuah metode yang membuat siswa terjun langsung atau mempraktekan secara langsung kegiatan pembelajaran yang meminta siswa untuk menemukan sebuah fakta dari pembelajaran yang sedang dipelajari pada saat itu. Penggunaan model project based learning yang didukung oleh metode eksperimen ini dirasa cocok karena dalam proses pembelajaran siswa mempraktekan secara langsung pembelajaran pada saat itu untuk menemukan sebuah fakta yang kemudian siswa juga membuat sebuah produk dari hasil eksperimen.

Cara berpikir siswa usia sekolah dasar masih abstrak, sehingga dengan penggunaan model project based learning dengan didukung metode eksperimen siswa dapat melihat secara langsung, melakukan secara langsung dan dapat menemukan sendiri fakta-fakta dari apa yang telah mereka lakukan. Sehingga diharapkan dengan penggunaan model dan metode tersebut dapat mengubah strategi belajar yang konvensional menjadi strategi belajar yang lebih menyenangkan yang pada akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Karena berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 5, bahwa pemahaman siswa akan materi perpindahan kalor masih rendah karena penggunaan strategi belajar yang masih konvensional, dimana guru hanya memberikan metode ceramah saja dan siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran. Sehingga hal itu berdampak pada prestasi belajar siswa menjadi rendah. Diharapkan dengan penggunaan strategi pembelajaran yang lebih menarik dapat lebih menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran dan berperan aktif dalam proses pembelajaran. Dengan model project based learning menggunakan metode eksperimen siswa dapat secara langsung bereksperimen mengenai hal yang ingin diketahui oleh mereka dari produk yang telah mereka buat sebelumnya. Dengan hal yang demikian diharapkan siswa dapat lebih memahami materi pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2.

Kerangka Pikir Pengaruh Metode Eksperimen dalam Model Project Based

Learning Pada Materi Perpindahan Kalor Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Kelas 5 SDN Sirnaraja

Dokumen terkait