KAJIAN PUSTAKA
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Dari penelitian yang penulis lakukan mengenai analisis tingkat kebankrutan dengan menggunakan metode altman Z-score, ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan diantaranya penelitian yang dilakukan Fitria Wulandari, Burhanudin, dan Rochmi Widayanti Fakultas Ekonomi Universitas Islam Batik Surakarta (Juni 2017) yang mengguji analisis prediksi kebangkrutan menggunakan metode Altman (Z-Score) pada perusahaan Farmasi (studi kasus pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015), Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah perusahaan yang diteliti dan metode yang dipakai, penulis menggunakan tiga metode dalam menaganalisis kebangkrutan sebuah perusahaan yakni metode Altman Z-Score, Springate Score, Zmijewski Score . Hasil penelitian ini adalah:
1) Hasil dari analisis kebangkrutan mengunakan metode Altman (Z-Score) pada tahun 2011 sampai dengan 2015 kelima perusahaan farmasi yaitu PT Kimia Farma (Persero) Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, PT Tempo Scan Pasific Tbk, PT Darya-Varia Laboratoria Tbk dan PT Merck Tbk berada dalam kategori sehat atau tidak bangkrut, karena ditinjau dari nilai Z-Score seluruh perusahaan menunjukkan hasil melebihi standart Z-Score yaitu 2,99 serta tidak ada nilai rasio yang bernilai negatif, hal ini menunjukkan kinerja keuangan perusahaan tersebut baik.
2) Dari kelima perusahaan farmasi yang dianalisis diperoleh hasil bahwa PT Merck Tbk pada tahun 2011, 2013 dan tahun 2014 memiliki nilai Z-Score paling tinggi yaitu sebesar 8,45, 6,3 dan 5,93.
3) PT Kalbe Farma Tbk pada tahun 2012 dan tahun 2015 memiliki nilai Z-Score paling tinggi yaitu sebesar 6,08 dan 5,92.
33
Penelitian yang dilakukan oleh Endang Purwanti (Juni 2016), yang menguji analisis perbedaan model Altman Z-Score dan model Springate Score dalam memprediksi kebangkrutan pada perusahaan pertambangan di Indonesia (studi empiris pada perusahaan pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah perusahaan yang diteliti dan model yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan dua metode yakni metode Altman Z-Score dan model Springate. Penelitian yang penulis lakukan menggunakan tiga metode yakni Altman Z-Score, Springate Score, Zmijewski Score. Hasil dari penelitian ini adalah:
1) Hasil penelitian dengan menggunakan model Altman dari empat perusahaan, ada satu perusahaan yang diprediksi bangkrut yaitu PT Antam Tbk, sedangkan yang tiga perusahaan diprediksi tidak bangkrut yaitu PT Adaro Energy Tbk, PT Vale Indonesia Tbk, PT Timah (persero) Tbk. Kondisi ini dapat disimpulkan bahwa dengan model Alman tiga perusahaan mempunyai kinerja keuangan yang baik, sedangkan satu perusahaan yaitu PT Antam Tbk harus dapat meningkatkan kinerja keuangan untuk dapat terlepas dari kebangkrutan, kinerja keuangan dapat ditingkatkan dengan mengurangi hutang sehingga beban bunga berkurang yang dapat berdampak pada kenaikan laba, atau adanya efisiensi dalam biaya-biaya yang dikeluarkan.
2) Hasil penelitian dengan menggunakan model Springate dari empat perusahaan ada dua perusahaan yang prediksi bangkrut yaitu PT Antam Tbk dan PT Vale Indonesia Tbk, sedangkan yang dua perusahaan diprediksi tidak bangkrut yaitu PT Adaro Energy Tbk, PT Timah (persero) Tbk. Dengan model Springate diperoleh prediksi bangkrut ada dua perusahaan, artinya ada dua perusahaan yaitu PT.Antam Tbk dan PT Vale Indoesia Tbk mempunyai kinerja keuangan tidak baik.
3) Dengan menggunakan model Z Score Altman dan model Springate dari empat perusahaan pertambangan yaitu PT Adro Energy Tbk, PT
Antam Tbk, PT Vale Indonesia Tbk dan PT Timah (persero), ada perbedaan hasil nilai prediksi yaitu model Alman hanya ada satu perusahaan prediksi bangkrut sedangkan model springate ada dua perusahaan prediksi bangkrut.
4) Dengan uji paired sampel test diperoleh hasil ada perbedaan nilai Zscore Alman dengan nilai Sscore Springate dalam memprediksi kebangkrutan. Perbedaan disebabkan karena adanya perbedaan variabel yang digunakan dalam analisis. Model Z-score Alman menggunakan lima variabel sedangkan model Sscore Springate menggunakan empat variabel. Model Alman menggunakan Market Value of Equity yang dapat menunjukan kinerja manejerial dari suatu perusahaan. hal ini penting bagi pemegang saham karena dapat memprediksi harga saham.
5) Dari hasil analisis dan uji beda yang dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa model Z Score Alman adalah model yang lebih tepat untuk digunakan dalam memprediksi kebangkrutan.
Penelitian yang dilakukan oleh Diah Isti Ridha Buari, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Batik Surakarta (Maret 2017) yang mengguji analisis tingkat kebangkrutan pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (studi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2013-2015), Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah perusahaan yang diteliti beserta metode yang digunkan penulis menggunakan tiga metode dalam menganalisis tingkat kebangkrutan yakni medel Altman Z-Score, Springate Score, Zmijewski Score. Hasil dari penelitian ini adalah:
1) Hasil dari analisis kebangkrutan menggunakan metode Altman Z-Score pada tahun 2013. Terdapat dua perusahaan yang berada pada kondisi rawan kebangkrutan yaitu PT. Mayora Indah Tbk dan PT Indofood Sukses Makmur. Dua perusahaan yang berada pada kondisi sehat (tidak bangkrut) yaitu PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk dan PT. Ultra Jaya Milk Industry and Trading Company Tbk.
35
2) Hasil dari analisis kebangkrutan menggunakan metode Altman Z-Score pada tahun 2014. Terdapat dua perusahaan yang berada pada kondisi rawan kebangkrutan yaitu PT. Mayora Indah Tbk dan PT Indofood Sukses Makmur. Dua perusahaan yang berada pada kondisi sehat (tidak bangkrut) yaitu PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk dan PT. Ultra Jaya Milk Industry and Trading Company Tbk.
3) Hasil dari analisis kebangkrutan menggunakan metode Altman Z-Score pada tahun 2015. Terdapat satu perusahaan yang berada pada kondisi rawan kebangkrutan yaitu PT Indofood Sukses Makmur. Tiga perusahaan yang berada pada kondisi sehat (tidak bangkrut) yaitu PT.
Mayora Indah Tbk, PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk dan PT. Ultra Jaya Milk Industry and Trading Company Tbk.