• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian Praktik Salat

Praktik salat secara bahasa terdiri dari dua kata, yaitu praktik dan salat. Praktik berarti cara melakukan apa yang disebut dalam teori (Poerwadarminta, 2006:909). Sedangkan salat ialah ibadat yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir bagi Allah Ta‟ala dan disudahi dengan memberi salam (Sabiq, 1973:205). 2. Jenis Praktik Salat

Salat merupakan materi tertua dalam pendidikan agama islam. Pengajaran salat telah dilakukan Rosulullah secara langsung bersamaan dengan pertumbuhan agama islam. Salat merupakan kewajiiban yang mendasar bagi setiap pribadi muslim.

Salat pertama kali diperintahkan pada saat malam isra‟ dan mi‟raj

Nabi Muhammad SAW. Tata cara ibadah salat sendiri memiliki ketentuan khusus yang telah diatur berdasarkan tata cara yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Salat yang wajib dikerjakan adalah salat Zhuhur, salat Ashar, salat Maghrib, salat Isya dan salat Subuh yang masing-masing mempunyai waktu tertentu, antara lain:

a. Waktu salat Zhuhur adalah sejak matahari mulai tergelincir hingga bayangan suatu benda sama dengan panjang benda

11

tersebut (tanpa memperkirakan bayangan yang muncul disaat matahari tepat diatas kita).

b. Waktu salat Ashar dimulai sejak panjang bayangan suatu benda sama dengan panjang benda tersebut (tanpa memperkirakan bayangan yang muncul tepat saat matahari tergelincir) hingga panjang bayangan suatu benda sama dengan dua kali panjang bendanya.

c. Waktu salat Maghrib adalah sejak matahari terbenam hingga megamerah hilang.

d. Waktu salat Isya adalah sejak mega merah hilang hingga separuh waktu malam berlalu. Separuh waktu malam ini dihitung dengan cara membagi malam dalam dua waktu. Sementara itu, waktu malam bermulasejak matahari terbenam hingga terbit fajar.

e. Waktu salat Subuh adalah sejak terbit fajar (melebar) hingga terbit matahari (Asyraf, 2005:46-47).

Dalam hal ini, Asyraf (2005:22-31) menyatakan bahwa salat mempunyai keutamaan umum dan keutamaan khusus. Berikut dijelaskan masing-masing keutamaan salat.

a. Keutamaan salat secara umum

1) Membersihkan hati dan badan. 2) Menghapus dosa.

12

4) Bermunajat kepada Allah.

5) Satu-satunya kewajiban yang ditetapkan di langit. 6) Perbuatan yang paling disukai Allah.

7) Salat adalah cahaya, petunjuk dan keselamatan. 8) Salat adalah wasiat terakhir rasulullah.

9) Kewajiban syariat yang terbaik. b. Keutamaan salat secara khusus

1) Keistimewaan salat Subuh

Diriwayatkan oleh Jundub Al Bajali bahwa Rasulullah SAW bersabda:

ْنِه الله ْنُكَّنَبُلْطَي َلاَف ِالله ِتَّهِذ ىِف َىُهَف َحْبًّّصلا ىَّلَص ْنَه

َنَّنَهَج ِراَن يِف ُهَّبُكَيَف ُهُك ِرْدُيَف ٍءْيَشِب ِهِتَّهِذ

Artinya: “Barang siapa melaksanakan salat Subuh,

maka dia masuk dalam jaminan Allah, (dengan begitu) Allah tidak akan mengambil tindakan sedikitpun karena jaminanNya. Siapa yang diambil tindakan oleh Allah, maka Allah pasti akan menemuinya, kemudian Allah akan menelungkupkan wajahnya dalam neraka

13

2) Keistimewaan salat Subuh dan Ashar

Abu Musa meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

تَّنَجْلا َلَخَد َنْيَدْرَبْلا ىَّلَص ْنَه

Artinya: ”Siapa yang melakukan salat Subuh dan

Ashar, maka dia akan masuk surga”.

3) Peringatan bagi orang yang meninggalkan salat Ashar Buraidah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

ُهُلَوَع َطِبَح ْدَقَف ِرْصَعْلا َةَلاَص َكَرَت ْنَه

Artinya: “Siapa yang meninggalkan salat Ashar, maka

amal kebaikannya akan terhapus”.

4) Keistimewaan salat Isya dan Subuh berjamaah

Ustman bin Affan berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda”:

ْنَهَو ِلْيَّلا َفْصِن َماَق اَوَّنَأَكَف ٍتَعاَوَج ىِف َءاَشِعْلا ىَّلَص ْنَه

ُهَّلُك َلْيَّللا ىَّلَص اَوَّنَأَكَف ٍتَعاَوَج يِف َحْبُّصلا ىَّلَص

Artinya: “Siapa yang melakukan Salat Isya berjamaah,

14

setengah malam. Dan siapa yang melakukan Subuh berjamaah, maka seakan-akan menuaikan salat sepanjang malam

penuh”.

Oleh karena itu, target pengajaran salat bukan sekedar edukatif, tetapi juga syar‟i. Secara umum praktik salat meliputi gerakan dan bacaan salat.

Salat mempunyai rukun-rukun dan fardhu, darimana tersusun hakikat dan sari patinya, hingga bila ketinggalan salah satu diantaranya, maka hakikat tersebut tak dapat tercapai dan shalat dianggap tidak sah menurut syara‟ (Sabiq, 1973:316).

Berikut akan dijelaskan mengenai syarat-syarat wajib salat, syarat sah salat, rukun salat, sunat salat, hal-hal yang makruh dalam salat, hal-hal yang membatalkan salat, hal-hal yang diperbolehkan dalam salat dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam salat :

a. Syarat-syarat wajib salat

Dalam hal ini, Rasjid (1986:73-76) menyatakan bahwa syarat wajib salat adalah:

1) Islam.

2) Suci dari haidh (kotoran) dan nifas. 3) Berakal.

15

5) Telah sampai da‟wah (perintah Rasulullah SAW). 6) Melihat atau mendengar.

7) Jaga (tidak sedang tidur atau lupa).

Sedangkan Asyraf (2005:42-49) menyatakan syarat wajib salat adalah:

1) Islam.

2) Berakal (sadar). 3) Baligh.

4) Masuk waktu.

5) Bersih dari haid dan nifas. b. Syarat-syarat sah salat

Dalam hal ini, Rasjid (1986:76-79) menyatakan bahwa syarat sah salat adalah:

1) Suci dari hadats besar dan hadats kecil. 2) Suci badan, pakaian, dan tempat dari najis. 3) Menutup aurat.

4) Mengetahui masuknya waktu shalat. 5) Menghadap ke kiblat (ka‟bah).

c. Rukun salat

Dalam hal ini, Rasjid (1986:83-89) menyatakan bahwa rukun salat adalah:

1) Niat.

16

3) Takbiratul ihram (membaca Allahu Akbar). 4) Membaca surat Fatihah.

5) Ruku‟ serta tumakninah. 6) I‟tidal secara tumakninah. 7) Sujud dua kali serta tuma‟ninah.

8) Duduk diantara dua sujud serta tuma‟ninah. 9) Duduk akhir.

10)Membaca tasyahud akhir.

11)Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW. 12)Memberi salam yang pertama (ke kanan). 13)Menertibkan rukun.

d. Sunat-sunat salat

Dalam hal ini, Rasjid (1986:94-100) menyatakan bahwa sunat salat adalah:

1) Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram sampai setentang tinggi ujung jari dengan telinga, dan telapak tangan setinggi bahu serta keduanya dihadapkan ke kiblat.

2) Mengangkat kedua tangan ketika ruku‟, ketika berdiri dari ruku‟, dan ketika berdiri dari tasyahud awal

dengan.

3) Meletakkan telapak tangan kanan atas punggung tangan kiri dan keduanya diletakkan di bawah dada.

17

4) Melihat kearah tempat sujud.

5) Membaca doa iftitah sesudah takbiratul ihram, sebelum membaca Al-Fatihah.

6) Membaca a‟udzubillah sebelum membaca bismillah. 7) Diam sebentar sebelum membaca Al-fatihah dan

sesudahnya.

8) Membaca amin sehabis membaca fatihah.

9) Membaca surat atau ayat Quran bagi imam atau orang shalat sendiri sesudah membaca Al-Fatihah pada dua rakaat yang pertama.

10)Sunat bagi makmum mendengarkan bacaan imamnya. 11)Mengeraskan bacaan pada shalat subuh dan pada dua

rekaat yang pertama shalat Maghrib dan Isya‟.

12)Takbir tatkala turun dan bangkit, selain bangkit dari

ruku‟.

13)Membaca sami-Allahu limanhamidah. 14)Membaca rabbana walakal-hamdu.

15)Meletakkan dua telapak tangan diatas lutut ketika ruku‟. 16)Membaca tasbih tiga kali ketika ruku‟.

17)Membaca tasbih tiga kali ketika sujud. 18)Membaca doa ketika duduk antara dua sujud.

19)Duduk iftirasy pada semua duduk dalam salat kecuali duduk akhir.

18

20)Duduk tawarruk di duduk akhir.

21)Duduk istirahat (sebentar) sesudah sujud kedua sebelum berdiri.

22)Memberi salam yang kedua (ke kiri).

23)Ketika mamberi salam hendaklah diniatkan memberi salam kepada yang disebelah kanan dan kirinya.

e. Hal-hal yang dimakruhkan dalam salat

Asyraf (2005:84-88) menyatakan bahwa hal-hal yang makruh dalam salat adalah:

1) Menoleh atau melirik. 2) Memandang keatas.

3) Bertolak tangan (meletakkan tangan diatas pinggang). 4) Menyibakkan rambut, menyingsingkan baju atau lengan

baju.

5) Tasybik (menjalin jari-jari tangan).

6) Bermain-main dan melakukan semua yang mengganggu kekhusyukan salat.

7) Membaca ayat saat rukuk atau sujud. 8) Menahan buang air kecil atau besar. 9) Salat saat makanan telah dihidangkan.

10)Salat menggunakan pakaian bergambar atau bertulisan. 11)Salat di tempat maksiat.

19

12)Salat ditempat penyembelihan hewan dan pembuangan sampah.

13)Salat dijalan.

f. Hal-hal yang membatalkan salat

Asyraf (2005:90-93) menyatakan bahwa hal-hal yang membatalkan salat adalah:

1) Meninggalkan salah satu rukun salat, kecuali jika menggantinya di tengah atau sesaat sesudah salat. 2) Makan dan minum.

3) Berbicara seauatu yang tidak berkaitan dengan kebaikan salat.

4) Tertawa (bukan sekedar tersenyum). 5) Banyak bergerak.

6) Menambah rakaat sebanyak jumlah rakaat salat itu. 7) Seluruh badan berpaling dari arah kiblat.

8) Batal kesuciannya (seperti wudhu). g. Hal-hal yang diperbolehkan dalam salat

Asyraf (2005:94-98) menyatakan bahwa hal-hal yang diperbolehkan dalam salat adalah:

1) Bergerak sedikit.

2) Berdehem karena terpaksa. 3) Memperbaiki salat makmum.

20

5) Membantu bacaan imam atau membaca tasbih saat imam lupa.

6) Menghalangi orang yang lewat didepannya.

7) Membunuh kalajengking atau ular jika menyerang. 8) Menggaruk anggota tubuh.

9) Memberi isyarat dengan tangan kepada orang yang mengucapkan salam kepadanya.

h. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam salat

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam salat menurut Asyraf (2005:104-105), antara lain:

1) Isti‟adzah (membaca audzubillahi minasy -syitaanirrajim) hanya diawal salat (rakaat pertama). 2) Basmalah dibaca dengan suara pelan dalam salat yang

bersifat jahriyah. Demikianlah yang sesuai dengan sunnah Nabi SAW.

3) Ayat-ayat Al-Qur‟an dibaca ayat per-ayat, tidak disambung. Demikianlah yang sesuai dengan Sunnah Nabi SAW.

4) Selalu memandang tempat sujud, karena cara seperti

itu lebih mendekati kekhusu‟an.

5) Orang yang salat boleh mengeluarkan ingus dalam sapu tangan atau bajunya.

21

6) Jika ragu keluar sesuatu dari perutnya, tidak perlu membatalkan shalat hingga mencium bau atau mendengar sesuatu (kentut).

3. Dasar Ibadah Salat

Salat mempunyai kedudukan yang penting dalam Islam. Salat adalah rukun kedua setelah dua kalimat syahadat. Salat adalah kewajiban setiap muslim dan muslimah. Hanya saja bagimuslimah, kewajiban shalat dapat gugur pada saat menstruasi dan nifas.

Salat dapat dilakukan secara sendiri maupun berjamaah. Namun salat lebih utama dilakukan secara berjamaah dengan pahala 27 derajat. Pemimpin dalam salat disebut imam, sedangkan yang mengikuti imam disebut makmum. Syarat imam adalah laki-laki, adil dan mengerti hukum. Sedangkan wanita diperbolehkan menjadi imam hanya terbatas untuk makmum wanita dan anak-anak yang masih kecil. Hukum salat adalah fardhu „Ain, artinya setiap muslim wajib menjalankan salat dan berdosa jika meninggalkanya.

Meninggalkan salat secara menyangkal dan menantang adalah kafir dan keluar dari islam dan ijma‟ kaum Muslimin.

Adapun orang yang meninggalkannya sedang ia masih beriman dan meyakini keharusannya, hanya ditinggalkannya karena lalai atau

alpa, bukan karena sesuatu halangan yang diakui oleh syara‟, maka

hadits-hadits telah menegaskan bahwa ia kafir dan wajib dibunuh (Sabiq, 1973:212).

22

Sementara mereka yang meninggalkan salat karena malas atau meremehkannya, maka sebagian ulama menganggapnya kafir. Namun ulama lain berpendapat bahwa mereka yang meninggalkan salat karena malas atau meremehkannya adalah kafir, tetapi tingkat kekufurannya di bawah tingkat kekufuran orang yang keluar dari agama islam, dan mereka lebih buruk dari pezina, pencuri maupun pembunuh. Selain itu, mereka dianggap telah berani berhadapan dengan siksa dan murka Allah di dunia dan di akhirat (Asyraf, 2005:89).

Adapun dasar kewajiban ibadah salat secara tegas terdapat dalam Al-Quran. Diantara dasar dari perintah salat adalah:

a. Surat Al-Baqarah, ayat 110









Artinya: “Dan dirikanlah salat dan kerjakanlah zakat”. b. Surat An-Nisa‟ ayat 103:















Artinya: “sesungguhnya salat itu adalah fardhu yang telah ditentukan atas orang-orang mukmin”.

Dari beberapa ayat Al-Qur‟an diatas, menunjukkan betapa kewajiban salat merupakan kewajiban utama bagi umat islam. Kewajiban individu mengenai salat telah diatur sedemikian rupa berdasarkan wahyu yang telah diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.

23 B. Metode Demonstrasi

Dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Mata pelajaran Pendidikan Agama islam (PAI), banyak ditemukan berbagai materi yang mempunyai kekhususan, baik yang berkaitan dengan isi materi maupun tujuan. Berbagai pengkhususan tersebut menuntut kreatifitas seorang guru agar tujuan yang diperoleh siswa dapat sesuai dengan maksud syara‟(agama).

Diantara kreatifitas guru yang perlu ditekankan adalah kemampuan seorang guru untuk memilih metode pembelajaran sesuai dengan materi, target, dan kondisi siswa. Pemilihan metode yang tepat dan sesuai akan menjamin tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal. Karena itu, guru sebaiknya memperhatikan dalam pemilihan dan penentuan metode sebelum kegiatan belajar dilaksanakan di kelas.

Berbagai alternatif metode pembelajaran dipilih dan digunakan oleh guru dalam Proses Belajar Mengajar di kelas, dengan berbagai pertimbangan, tujuan, isi materi, dan kondisi siswa, sehingga tujuan pengajaran dan bahan pengajaran lebih jelas, serta isi materi pembelajaran dengan mudah diterima siswa.

Oleh karena itu, apabila guru dengan tepat menentukan metode pengajaran yang sesuai tujuan pengajaran pengajaran, kesiapan guru dan siswa, situasi dan kondisi yang meliputi waktu yang tersedia dan fasilitas yang ada, maka proses belajar mengajar akan lebih berhasildan bermakna dengan baik.

24

Metode ialah cara yang sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan. Cara yang sistematik ini merupakan bentuk konkrit daripada penerapan petunjuk-petunjuk umum pengajaran dan proses pengajaran tertentu (Simandjuntak, 1983:13).

Dalam kaitan dengan metode dalam proses belajar mengajar terdapat berbagai alternatif metode yang dapat dipilih oleh guru. Masing-masing metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu guru harus mampu memilih dan menggunakan metode tersebut sesuai dengan tujuan, jenis materi, dan kondisi siswa.

Diantara jenis metode tersebut adalah: metode proyek, metode eksperimen, metode tugas dan resitasi, metode diskusi, metode sosio drama, metode demonstrasi, metode problem solving, metode karyawisata, metode tanya jawab, metode latihan, metode ceramah (Djamarah, 2006:83-97).

Senada dengan hal tersebut, Simandjuntak (1983:19-31) menyatakan bahwa jenis-jenis metode meliputi ceramah, ceramah dengan tanyajawab, diskusi kelompok, permainan peran(role playing), gaming (permainan), simulation (peniruan), studi kasus, pemecahan masalah, brainstorming (arus melontarkan pendapat), diskusi panel, seminar, tutorial (guru/pengawas), lokakarya, demonstrasi, kunjungan ke lapangan, kerja lapangan, programmed instruction, metode resitasi(PR), simposium, team teaching.

25

Berdasarkan jenis variasi metode diatas, dalam kegiatan belajar mengajar secara profesional guru dituntut untuk mampu memilih dan menerapkan metode yang sesuai dengan kondisi yang sudah ada. Berhasil atau tidaknya kegiatan belajar, juga dipengaruhi oleh tepat tidaknya seorang guru memilih metode dalam menyampaikan materi pelajaran.

Sesuai dengan cakupan kajian tentang metode demonstrasi dalam meningkatkan praktik salat, maka uraian berikut lebih difokuskan pada uraian metode demonstrasi dan praktik salat, sebagai berikut:

1. Pengertian Metode Demonstrasi sebagai Metode Pengajaran

Metode demonstrasi merupakan salah satu metode yang sesuai dengan materi praktik salat, yang meliputi gerakan dan bacaan salat siswa. Meskipun demikian, efektifitas metode demonstrasi tergantung pada keahlian guru dan kesesuaian kondisi siswa. Sebaik apapun metode tanpa diimbangi kemampuan guru dalam menggunakan metode tersebut, maka tidak akan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan (Djamarah, 2006:90).

Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk

26

pengertian dengan baik dan sempurna. Selain itu, siswa juga dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.

2. Penggunaan Metode Demonstrasi dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

Penggunaan metode ini dapat dilakukan secara bersama-sama antara guru dan murid sebagai latihan praktis dari yang sudah atau belum diketahui muridnya.

Metode ini dapat dipergunakan apabila: a. Memantapkan keterampilan tertentu.

b. Akan memudahkan pemberian penjelasan, karena penggunaan bahasa lisan atau tertulis terbatas.

c. Akan memperlihatkan kepadamurid-murid proses jalannya

suatu peristiwa atau kejadian (Dja‟far, 1992:31).

Agar demonstrasi dapat berhasil baik, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Alat dalam demonstrasi harus memadai.

b. Memungkinkan untuk dapat diamati secara jelas.

c. Guru atau orang lain yang ditunjuk untuk mendemonstrasikan sesuatu harus benar-benar siap dan terampil.

d. Semua siswa harus mendapat kesempatan untuk mengadakan percobaan.

27

e. Keterangan hendaklah jelas dan apa yang akan dicari diperoleh dari eksperiment itu harus diketahui.

f. Tiap-tiap lagkah dalam eksperiment hendaklah diperhatikan sehingga diketahui berhasil dan tidaknya atau benar dan salahnya eksperiment yang dilakukan oleh anak (Sriyono, 1992:116).

Menurut Suyanti (2010:75-76), pada penggunaan metode demonstrasi ada dua langkah yang harus dilakukan, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan,yaitu:

a. Tahap persiapan ada beberapa yang harus dilakukan, yaitu: 1) Rumuskan tujuan yang harus dicapai.

2) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi. 3) Lakukan uji coba demonstrasi.

b. Tahap pelaksanaanyang harus dilakukan, yaitu: 1) Langkah pembukaan

Sebelum demonstrasi dilakukan, ada beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya:

a) Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

b) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai siswa.

28

c) Kemukakan tugass-tugas yang harus dilakukan siswa (mencatat).

2) Langkah pelaksanaan demonstrasi

Pada langkah ini hal-hal yang harus dilakukan adalah:

a) Mulai dengan kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir.

b) Menciptakan suasana yang menyejukkan. c) Meyakinkan siswa mengikuti jalannya

demonstrasi.

d) Memberi kesempatan pada siswa untuk aktif berpikir sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi tersebut.

3) Langkah mengakhiri demonstrasi

Selesai melakukan demonstrasi, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang berkaitan dengan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.

Sedangkan menurut karo-karo dkk (1997:40-41), menjelaskan bahwa langkah-langkah pengajaran dengan metode demonstrasi adalah:

29 1) Langkah pertama

Guru menerangkan dan menjelaskan tujuan dari diadakannya demonstrasi, misalnya agar pelajar mengetahui proses apa yang terjadi, cara bekerjanya alat tertentu, benar tidaknya hipotesa dan sebagainya.

2) Langkah kedua

Guru atau murid, atau guru bersama murid menyediakan alat-alat yang digunakan. Dalam langkah ini guru menerangkan fungsi alat-alat tersebut atau menerangkan tentang cara pemakaian alat-alat tersebut.

3) Langkah ketiga

Dalam langkah ini menjelaskan urutan langkah-langkah dalam mempertunjukkan atau mencobakan sesuatu.

4) Langkah keempat

Pelaksanaan dari demonstrasi. 5) Langkah kelima

Mencatat dan menyimpulkan hasil. 6) Langkah keenam

Dalam langkah ini diadakan penilaian atau membicarakan kebaikan-kebaikan dari apa yang telah dikerjakan atau membicarakan kekurangan dan cara-cara menanggulanginya.

30 3. Manfaat Metode Demonstrasi

Manfaat metode demonstrasi:

a. Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh pengajar sehingga siswa dapat menangkap hal-hal yang penting. Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar dan tidak tertuju kepada hal lain.

b. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan keterangan guru, sebab siswa memperoleh persepsi yang jelas dari hasil pengamatannya.

c. Bila siswa turut aktif melakukan demonstrasi, maka siswa akan memperoleh pengalaman praktik untuk mengembangkan kecakapan dan keterampilan.

d. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan siswa akan dapat dijawab waktu mengamati proses demonstrasi (Moedjiono, Hasibuan, 1986:30).

Menurut Hasibuan dan Moedjiono (1986:31), ada beberapa rencana yang harus dilakukan agar demonstrasi dapat berjalan dengan efektif, antara lain:

a. Rumuskan dengan jelas kecakapan atau keterampilan apa yang diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.

31

b. Pertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar dipergunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling efektifuntuk mencapai tujuan yang dirumuskan.

c. Apakah alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan mudah, dan apakah sudah dicoba terlebih dahulu, supaya waktu diadakan demonstrasi tidak gagal. d. Apakah jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan

demonstrasi dengan jelas.

e. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan, sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.

f. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. Apakah tersedia waktu untuk memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan –pertanyaan dan komentar selama dan sesudah demonstrasi.

g. Selama demonstrasi berlangsung, tanyalah kepada diri sendiri apakah:

1) Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa?

2) Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap siswa dapat melihat dengan jelas?

32

3) Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperlinya?

h. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Sering perlu diadakan diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau siswa mencoba melakukan demonstrasi.

4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi

Seperti telah diuraikan di muka, metode demonstrasi merupakan salah satu metode yang tepat digunakan dalam materi praktik shalat. Karena metode demonstrasi menyampaikan pelajaran dengan memeragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.

Kelebihan dari metode demonstrasi antara lain:

a. Pengetahuan anak tidak verbalistis dan memberikan kemungkinan berfikir lebih kritis.

b. Memberikan pengalaman yang riil.

c. Keragu-raguan siswa dapat hilang dengan mengamati. d. Memberikan kemungkinan lebih berhasilnya interaksi belajar

mengajar.

Kelemahan-kelemahan metode demonstrasi antara lain:

a. Bila tidak mengamati kelas secara seksama, maka metode ini menjadi tidak wajar.

33

b. Bila alat pengajaran kurang memadai, maka hasilnyapun kurang memuaskan.

c. Kemungkinan eksperimen akan berlangsung lama sehingga mengganggu pelajaran berikutnya (Sriyono, 1992:116-117).

Senada dengan hal tersebut, Dja‟far (1992:31) menyatakan bahwa

metode demonstrasi memiliki kebaikan dan kekurangan. Kebaikan-kebaikan metode demonstrasi antara lain: a. Mendorong prinsip kerja sendiribagi murid-murid.

b. Pelajaran dapat dikhayati dengan sepenuh jiwa raga, karena langsung dipraktekkan.

c. Mempermudah pemusatan minat dan perhatian murid-murid yang tertuju kepada apa yang didemonstrasikan.

d. Masalah-masalah yang timbul dalam hati anak langsung terjawab, karena itu mengurangi kemungkinan salah pengertian dan pengambilan kesimpulan yang keliru.

Kekurangan metode demonstrasi antara lain:

a. Memerlukan waktu lama dan dengan fasilitas perlengkapan/alat-alat yang cukup.

b. Metode ini sukar dilaksanakan apabila murid-murid tidak dimatangkan sebelumnya.

34

Memperhatikan kelemahan-kelemahan tersebut, pemakaian metode ini dalam pelaksanaannya disarankan hal-hal sebagai berikut:

a. Sebelum metode ini kita terapkan, perlu diperhatikan nilai-nilai didaktis methodis, misalnya apakah bahan pelajaran, alat-alat, serta waktu yang tersedia telah sesuai dengan tingkat kemampuan intelektual murid-murid.

b. Sebelum demonstrasi dilaksanakan, kita hendaknya

Dokumen terkait