i
PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK SALAT MELALUI
METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV MI
DARUSSALAM BANCAK KEC.BANCAK KAB.SEMARANG
TAHUN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh Ayu Afida Ilmi NIM 115 09 044
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:
Nama : Ayu Afida Ilmi
NIM :115 09 044
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Praktik Salat Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV MI Darussalam Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014
Telah kami setujui untuk dimunaqosyahkan.
Salatiga, Desember 2013 Dosen Pembimbing
Drs. Bahroni, M. Pd
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ayu Afida Ilmi
NIM : 115 09 044
Jurusan : Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Salatiga, Desember 2013
Yang menyatakan,
vi
Artinya: “katakanlah, sesungguhnya salatku, ibadatku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya, dan demikian itulah
yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah ”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Bapak & Ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, doa dan dukungannya selama ini.
2. Kakak-kakak tersayang yang selalu memberi nasehat dan dukungan.
vii
4. Bapak Drs.Bahroni, M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan perhatian dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
5. Bapak Suwardi, M.Pd, Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
6. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd, Ketua Program Studi PGMI.
7. Para dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmunya.
8. Kepala Sekolah dan segenap guru MI Darussalam Bancak yang telah
memberikan izin dan membantu penulis melaksanakan penelitian.
9. Teman saya trimis Legowowati yang selalu setia menemani di manapun.
10. Semua teman-teman seperjuangan PGMI B 2009.
viii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap dilimpahkan pada Nabi Muhammad
SAW, kepada para keluarga, sahabat serta umatnya.
Merupakan kebahagiaan bagi penulis yang telah dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Peningkatan Kemampuan Praktik Salat Melalui Metode
Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV MI Darussalam Bancak Kecamatan Bancak
Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014”. Selanjutnya dengan penuh kerendahan hati penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini.
Adapun ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, penulis sampaikan
kepada :
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd, Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
3. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd, selaku ketua Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtida‟iyah STAIN Salatiga.
4. Ibu Miftachur Rif‟ah M. Ag selaku pembimbing akademik
5. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan perhatian dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
ix
7. Bapak dan Ibu serta keluarga yang telah memberikan do‟a restu serta dukungan kepada penulis.
8. Kepala Sekolah dan segenap guru MI Darussalam Bancak yang telah memberikan izin dan membantu penulis melaksanakan penelitian.
9. Siswa-siswi kelas IV MI Darussalam Bancak yang telah membantu peneliti dalam pengumpulan data.
10.Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Semoga segala amal kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah SWT,
mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Salatiga, Desember 2013 Penulis
x
ABSTRAK
Ilmi, Ayu Afida. 2013. Peningkatan Kemampuan Praktik Salat Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV MI Darussalam Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014. Skripsi, Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Bahroni, M.Pd.
Kata kunci: kemampuan praktik salat, metode demonstrasi
Kurangnya pengelolaan guru dalam pembelajaran menyebabkan sebagian besar siswa mengalami hambatan dalam melakukan praktik salat, lebih khususnya pada gerakan dan bacaan salat. Berdasarkan observasi, proses pembelajaran di MI Darussalam Bancak masih menggunakan metode ceramah. Guru jarang menggunakan alat peraga dalam pembelajaran, sehingga siswa pasif dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Hal ini yang tepat dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dilaksanakan penelitian ini sebagai upaya peningkatan kemampuan praktik salat siswa kelas IV MI Darussalam Bancak Tahun ajaran 2013/2014.
Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan gerakan yang benar dalam praktik salat siswa? dan (2) apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan bacaan yang benar dalam praktik salat siswa?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dilakukan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui tiga siklus. Masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN BERLOGO ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Definisi Operasional... 4
E. Hipotesis ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 5
G. Metode Penelitian... 5
xii BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Praktik Salat dan Unsur-unsurnya ... 10
1. Pengertian Praktik Salat ... 10
2. Jenis Praktik Salat ... 10
3. Dasar Ibadah Salat ... ... 20
B. Metode Demonstrasi ... 22
1. Pengertian Metode Demonstrasi sebagai Metode Pengajaran. ... 25
2. Penggunaan Metode Demonstrasi dalam Proses Belajar Mengajar (PBM ) ... 25
3. Manfaat Metode Demonstrasi ... 29
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi ... 31
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian ... 35
B. Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus ... 39
1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ... 39
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 42
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 45
4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ... ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51
xiii BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... ... 78 DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
3.1 Daftar Guru MI Darussalam Bancak ... 37
3.2 Daftar Siswa MI Darussalam Bancak ... 38
4.1 Hasil Pengamatan Gerakan Siswa pada Pra Siklus ... 53
4.2 Hasil Pengamatan Bacaan Siswa pada Pra Siklus ... 54
4.3 Hasil Pengamatan Gerakan Siswa pada Siklus I ... 55
4.4 Hasil Pengamatan Bacaan Siswa pada Siklus I ... 56
4.5 Hasil Pengamatan Gerakan Siswa pada Siklus II... 57
4.6 Hasil Pengamatan Bacaan Siswa pada Siklus II ... 58
4.7 Hasil Pengamatan Gerakan Siswa pada Siklus III ... 59
4.8 Hasil Pengamatan Bacaan Siswa pada Siklus III ... 60
5.1 Hasil Penilaian Gerakan Siswa pada Pra Siklus ... 64
5.2 Hasil Penilaian Gerakan Siswa pada Siklus I ... 65
5.3 Hasil Penilaian Gerakan Siswa pada Siklus II ... 66
5.4 Hasil Penilaian Gerakan Siswa pada Siklus III ... 68
5.5 Hasil Penilaian Bacaan Siswa pada Pra Siklus ... 69
5.6 Hasil Penilaian Bacaan Siswa pada Siklus I ... 70
5.7 Hasil Penilaian Bacaan Siswa pada Siklus II ... 72
xv
DAFTAR GAMBAR
4.1 Grafik Gerakan Salat Siswa ... 62
4.2 Grafik Bacaan Salat Siswa ... 63
5.1 Grafik nilai gerakan salat siswa... ... 75
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PRA SIKLUS Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS III Lampiran 5 LEMBAR PENGAMATAN GERAKAN SISWA PRA SIKLUS
Lampiran 6 LEMBAR PENGAMATAN GERAKAN SISWA SIKLUS I Lampiran 7 LEMBAR PENGAMATAN GERAKAN SISWA SIKLUS II
Lampiran 8 LEMBAR PENGAMATAN GERAKAN SISWA SIKLUS III Lampiran 9 LEMBAR PENGAMATAN BACAAN SISWA PRA SIKLUS Lampiran 10 LEMBAR PENGAMATAN BACAAN SISWA SIKLUS I
Lampiran 11 LEMBAR PENGAMATAN BACAAN SISWA SIKLUS II Lampiran 12 LEMBAR PENGAMATAN BACAAN SISWA SIKLUS III
Lampiran 13 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU PRA SIKLUS Lampiran 14 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU SIKLUS I Lampiran 15 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU SIKLUS II
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses interaksi antara pendidik (guru)
dengan peserta didik (siswa) untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ditentukan. Pendidik, peserta didik dan tujuan pendidikan merupakan komponen utama pendidikan, yang jika hilang salah satunya,
maka hilang pula hakikat pendidikan. Mendidik adalah pekerjaan profesional.
Mutu pendidikan banyak tergantung pada guru dalam membimbing proses belajar mengajar. Selain itu guru harus mampu mengembangkan metode-metode dalam mengajar. Pemilihan dan penggunaan metode
pengajaran hendaknya didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai, materi yang ingin disampaikan dan kondisi anak. Metode tersebut diharapkan
mampu membangkitkan dan mengembangkan aktifitas belajar siswa. Materi salat merupakan materi tertua dalam pendidikan agama Islam. Pengajaran salat telah dilakukan Rosulullah secara langsung
bersamaan dengan pertumbuhan agama Islam. Salat merupakan kewajiban yang mendasar bagi setiap pribadi muslim. Salat pertama kali
diperintahkan pada malam Isra‟ dan Miraj Rosulullah Muhammad SAW. Tata cara ibadah salat sendiri memiliki ketentuan khusus yang telah diatur
2
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menggunakan metode demonstrasi. Metode demonstrasi dimaksudkan sebagai suatu kegiatan
memperlibatkan suatu gerak atau proses kerja sesuatu. Pelaksanaanya bisa menjadi guru atau orang lain yang sengaja diminta memperlihatkan proses
kerja sesuatu itu. Jadi aktifitas siswa lebih banyak pada mengamati apa yang didemonstrasikan.
Dalam menangani masalah semacam ini penulis mengambil judul
“PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAKTIK SALAT MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV MI
DARUSSALAM BANCAK KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013/2014”. Dari judul yang peneliti teliti ini nantinya akan bisa merubah cara guru dalam penyampaian materi
pembelajaran, karena disini siswa diajak untuk ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu melalui metode demonstrasi. Melalui metode ini
diharapkan siswa bisa dengan cepat dan mudah menangkap materi yang telah disampaikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Bagaimana hubungan antara metode demonstrasi dengan praktik salat? 2. Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan gerakan yang benar
dalam praktik salat siswa kelas IV MI Darussalam Bancak Kecamatan
3
3. Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan bacaan yang benar dalam praktik salat siswa kelas IV MI Darussalam Bancak Kecamatan
Bancak Kabupaten Semarang tahun 2013/2014? C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menemukan hubungan antara metode demonstrasi dengan praktik salat siswa kelas IV MI Darussalam Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun 2013/2014.
2. Untuk mengetahui apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan gerakan yang benar dalam praktik salat siswa kelas IV MI Darussalam
Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun 2013/2014. 3. Untuk mengetahui apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan
bacaan yang benar dalam praktik salat siswa kelas IV MI Darussalam
Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun 2013/2014. D. Definisi Operasional
1. Praktik Salat
Praktik berarti cara melakukan apa yang disebut dalam teori (Poerwadarminta, 2006:909).
Salat ialah ibadat yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu
yang dimulai dengan takbir bagi Allah Ta‟ala dan disudahi dengan
4 2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi dimaksudkan sebagai suatu kegiatan
memperlihatkan suatu gerak atau proses kerja sesuatu (Sriyono, 1992:116).
E. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peneliti menggunakan hipotesis sebagai berikut:
1. Adanya hubungan antara metode demonstrasi dengan praktik salat siswa kelas IV MI Darussalam Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten
Semarang tahun 2013/2014.
2. Metode demonstrasi dapat meningkatkan gerakan yang benar dalam praktik salat siswa kelas IV MI Darussalam Bancak Kecamatan
Bancak Kabupaten Semarang tahun 2013/2014.
3. Metode demonstrasi dapat meningkatkan bacaan yang benar dalam
praktik salat siswa kelas IV MI Darussalam Bancak Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang tahun 2013/2014.
F. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis:
Hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi bagi
5 2. Praktis
a. Guru dapat menggunakan metode demonstrasi pada pelajaran
Pendidikan Agama Islam sebagai media pembelajaran meningkatkan gerakan dan bacaan yang benar dalam salat.
b. Penelitian ini dapat sebagai masukan pengambilan kebijakan untuk pembinaan kepada guru Pendidikan Agama Islam terutama dalam hal kreatifitas pemilihan dan penggunaan metode demonstrasi.
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang diterapkan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Suyadi (2011:22), menjelaskan beberapa poin yang harus digarisbawahi, yaitu :
a. PTK adalah suatu bentuk inquiry atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri.
b. PTK dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti guru, peserta didik, atau kepala sekolah.
c. PTK dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan.
d. Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik belajar mengajar, memperbaiki
pemahaman dari praktik belajar Mengajar, serta memperbaiki situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilakukan.
6 un
e.
Gambar 1.1 Tahap-tahapan pelaksanaan PTK menurut
Suyadi (2011: 50).
a. Perencanaan tindakan menggambarkan hal-hal yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan kelas, seperti penyiapan perangkat
pembelajaran berupa skenario pembelajaran, alat peraga, serta lembar evaluasi.
b. Pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga.
c. Pengamatan dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan yaitu dengan cara menggambarkan objek yang diamati.
d. Refleksi menjadi landasan untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu tindakan yang telah dilakukan.
Refleksi Siklus I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Siklus II Pelaksanaan
Pengamatan
7 2. Lokasi, waktu, Subjek penelitian
a. Lokasi penelitian
1) Tempat penelitian : MI Darussalam Bancak 2) Mata Pelajaran : Fiqih
3) Materi pokok : Praktik salat 4) Kelas/semester : IV/I
b. Waktu penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dimulai semester I tahun 2013/2014.
c. Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Darussalam Bancak kecamatan Bancak kabupaten Semarang.
3. Instrument penelitian a. Lembar observasi
b. Lembar rencana pembelajaran 4. Teknis pengumpulan data
a. Dokumentasi
Dokumentasi berarti pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan (Poerwadarminta, 2006:299). Dokumentasi
8 b. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran fiqih dalam hal shalat. Tes yang dimaksud disini adalah praktik salat.
c. Observasi
Observasi ini digunakan untuk mengetahui tingkat kelemahan dan kelebihan pembelajaran berkaitan dengan keaktifan
siswa dalam mata pelajaran fiqih untuk meningkatkan keterampilan salat.
5. Analisis data
Analisis data dengan menggunakan tes praktik salat, untuk mengukur keterampilan gerak dan bacaan salat siswa. Pelaksanaan
analisis dilakukan secara terus menerus pada saat penelitian sedang berlangsung hingga pembuatan laporan penelitian akan menghasilkan
suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mengetahui hasil keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran, peneliti menggunakan statistik sederhana yaitu:
P= 𝑓
𝑛x100%
Keterangan:
P= jumlah nilai dalam persentase f= jumlah siswa
9 H. Sistematika Penulisan
Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas disusun dalam
format skripsi sebagai berikut: 1. Bagian awal terdiri dari:
Halaman sampul, lembar logo, halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel,
daftar gambar dan daftar lampiran. 2. Bagian inti terdiri dari :
BAB I Pendahuluan, berisikan definisi operasional, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II Kajian pustaka
BAB III Pelaksanaan penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I,
Deskripsi pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III.
BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, deskriptif per siklus dan
pembahasan tiap siklus.
BAB V Penutup, memuat kesimpulan dan saran.
10 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Praktik Salat dan Unsur-unsurnya 1. Pengertian Praktik Salat
Praktik salat secara bahasa terdiri dari dua kata, yaitu praktik dan salat. Praktik berarti cara melakukan apa yang disebut dalam teori (Poerwadarminta, 2006:909). Sedangkan salat ialah ibadat yang terdiri
dari perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir bagi Allah Ta‟ala dan disudahi dengan memberi salam (Sabiq, 1973:205). 2. Jenis Praktik Salat
Salat merupakan materi tertua dalam pendidikan agama islam. Pengajaran salat telah dilakukan Rosulullah secara langsung
bersamaan dengan pertumbuhan agama islam. Salat merupakan kewajiiban yang mendasar bagi setiap pribadi muslim.
Salat pertama kali diperintahkan pada saat malam isra‟ dan mi‟raj Nabi Muhammad SAW. Tata cara ibadah salat sendiri memiliki ketentuan khusus yang telah diatur berdasarkan tata cara yang telah
dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Salat yang wajib dikerjakan adalah salat Zhuhur, salat Ashar, salat Maghrib, salat Isya dan salat
Subuh yang masing-masing mempunyai waktu tertentu, antara lain: a. Waktu salat Zhuhur adalah sejak matahari mulai tergelincir
11
tersebut (tanpa memperkirakan bayangan yang muncul disaat matahari tepat diatas kita).
b. Waktu salat Ashar dimulai sejak panjang bayangan suatu benda sama dengan panjang benda tersebut (tanpa
memperkirakan bayangan yang muncul tepat saat matahari tergelincir) hingga panjang bayangan suatu benda sama dengan dua kali panjang bendanya.
c. Waktu salat Maghrib adalah sejak matahari terbenam hingga megamerah hilang.
d. Waktu salat Isya adalah sejak mega merah hilang hingga separuh waktu malam berlalu. Separuh waktu malam ini dihitung dengan cara membagi malam dalam dua waktu.
Sementara itu, waktu malam bermulasejak matahari terbenam hingga terbit fajar.
e. Waktu salat Subuh adalah sejak terbit fajar (melebar) hingga terbit matahari (Asyraf, 2005:46-47).
Dalam hal ini, Asyraf (2005:22-31) menyatakan bahwa salat
mempunyai keutamaan umum dan keutamaan khusus. Berikut dijelaskan masing-masing keutamaan salat.
a. Keutamaan salat secara umum
1) Membersihkan hati dan badan.
12
4) Bermunajat kepada Allah.
5) Satu-satunya kewajiban yang ditetapkan di langit.
6) Perbuatan yang paling disukai Allah.
7) Salat adalah cahaya, petunjuk dan keselamatan.
8) Salat adalah wasiat terakhir rasulullah. 9) Kewajiban syariat yang terbaik. b. Keutamaan salat secara khusus
1) Keistimewaan salat Subuh
Diriwayatkan oleh Jundub Al Bajali bahwa Rasulullah
SAW bersabda:
ْنِه الله ْنُكَّنَبُلْطَي َلاَف ِالله ِتَّهِذ ىِف َىُهَف َحْبًّّصلا ىَّلَص ْنَه
َنَّنَهَج ِراَن يِف ُهَّبُكَيَف ُهُك ِرْدُيَف ٍءْيَشِب ِهِتَّهِذ
Artinya: “Barang siapa melaksanakan salat Subuh, maka dia masuk dalam jaminan Allah, (dengan begitu) Allah tidak akan
mengambil tindakan sedikitpun karena jaminanNya. Siapa yang diambil tindakan
oleh Allah, maka Allah pasti akan menemuinya, kemudian Allah akan menelungkupkan wajahnya dalam neraka
13
2) Keistimewaan salat Subuh dan Ashar
Abu Musa meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW
bersabda:
تَّنَجْلا َلَخَد َنْيَدْرَبْلا ىَّلَص ْنَه
Artinya: ”Siapa yang melakukan salat Subuh dan
Ashar, maka dia akan masuk surga”.
3) Peringatan bagi orang yang meninggalkan salat Ashar
Buraidah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
ُهُلَوَع َطِبَح ْدَقَف ِرْصَعْلا َةَلاَص َكَرَت ْنَه
Artinya: “Siapa yang meninggalkan salat Ashar, maka
amal kebaikannya akan terhapus”.
4) Keistimewaan salat Isya dan Subuh berjamaah
Ustman bin Affan berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda”:
ْنَهَو ِلْيَّلا َفْصِن َماَق اَوَّنَأَكَف ٍتَعاَوَج ىِف َءاَشِعْلا ىَّلَص ْنَه
ُهَّلُك َلْيَّللا ىَّلَص اَوَّنَأَكَف ٍتَعاَوَج يِف َحْبُّصلا ىَّلَص
14
setengah malam. Dan siapa yang melakukan Subuh berjamaah, maka
seakan-akan menuaikan salat sepanjang malam
penuh”.
Oleh karena itu, target pengajaran salat bukan sekedar edukatif, tetapi juga syar‟i. Secara umum praktik salat meliputi gerakan dan bacaan salat.
Salat mempunyai rukun-rukun dan fardhu, darimana tersusun hakikat dan sari patinya, hingga bila ketinggalan salah
satu diantaranya, maka hakikat tersebut tak dapat tercapai dan shalat dianggap tidak sah menurut syara‟ (Sabiq, 1973:316).
Berikut akan dijelaskan mengenai syarat-syarat wajib salat,
syarat sah salat, rukun salat, sunat salat, hal-hal yang makruh dalam salat, hal-hal yang membatalkan salat, hal-hal yang
diperbolehkan dalam salat dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam salat :
a. Syarat-syarat wajib salat
Dalam hal ini, Rasjid (1986:73-76) menyatakan bahwa syarat wajib salat adalah:
1) Islam.
2) Suci dari haidh (kotoran) dan nifas.
3) Berakal.
15
5) Telah sampai da‟wah (perintah Rasulullah SAW). 6) Melihat atau mendengar.
7) Jaga (tidak sedang tidur atau lupa).
Sedangkan Asyraf (2005:42-49) menyatakan syarat wajib
salat adalah: 1) Islam.
2) Berakal (sadar).
3) Baligh. 4) Masuk waktu.
5) Bersih dari haid dan nifas. b. Syarat-syarat sah salat
Dalam hal ini, Rasjid (1986:76-79) menyatakan bahwa
syarat sah salat adalah:
1) Suci dari hadats besar dan hadats kecil.
2) Suci badan, pakaian, dan tempat dari najis. 3) Menutup aurat.
4) Mengetahui masuknya waktu shalat.
5) Menghadap ke kiblat (ka‟bah). c. Rukun salat
Dalam hal ini, Rasjid (1986:83-89) menyatakan bahwa rukun salat adalah:
1) Niat.
16
3) Takbiratul ihram (membaca Allahu Akbar). 4) Membaca surat Fatihah.
5) Ruku‟ serta tumakninah. 6) I‟tidal secara tumakninah. 7) Sujud dua kali serta tuma‟ninah.
8) Duduk diantara dua sujud serta tuma‟ninah. 9) Duduk akhir.
10)Membaca tasyahud akhir.
11)Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW.
12)Memberi salam yang pertama (ke kanan). 13)Menertibkan rukun.
d. Sunat-sunat salat
Dalam hal ini, Rasjid (1986:94-100) menyatakan bahwa sunat salat adalah:
1) Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram sampai setentang tinggi ujung jari dengan telinga, dan telapak tangan setinggi bahu serta keduanya dihadapkan
ke kiblat.
2) Mengangkat kedua tangan ketika ruku‟, ketika berdiri
dari ruku‟, dan ketika berdiri dari tasyahud awal
dengan.
17
4) Melihat kearah tempat sujud.
5) Membaca doa iftitah sesudah takbiratul ihram, sebelum
membaca Al-Fatihah.
6) Membaca a‟udzubillah sebelum membaca bismillah. 7) Diam sebentar sebelum membaca Al-fatihah dan
sesudahnya.
8) Membaca amin sehabis membaca fatihah.
9) Membaca surat atau ayat Quran bagi imam atau orang shalat sendiri sesudah membaca Al-Fatihah pada dua
rakaat yang pertama.
10)Sunat bagi makmum mendengarkan bacaan imamnya. 11)Mengeraskan bacaan pada shalat subuh dan pada dua
rekaat yang pertama shalat Maghrib dan Isya‟.
12)Takbir tatkala turun dan bangkit, selain bangkit dari
ruku‟.
13)Membaca sami-Allahu limanhamidah. 14)Membaca rabbana walakal-hamdu.
15)Meletakkan dua telapak tangan diatas lutut ketika ruku‟. 16)Membaca tasbih tiga kali ketika ruku‟.
17)Membaca tasbih tiga kali ketika sujud. 18)Membaca doa ketika duduk antara dua sujud.
18
20)Duduk tawarruk di duduk akhir.
21)Duduk istirahat (sebentar) sesudah sujud kedua sebelum
berdiri.
22)Memberi salam yang kedua (ke kiri).
23)Ketika mamberi salam hendaklah diniatkan memberi salam kepada yang disebelah kanan dan kirinya.
e. Hal-hal yang dimakruhkan dalam salat
Asyraf (2005:84-88) menyatakan bahwa hal-hal yang makruh dalam salat adalah:
1) Menoleh atau melirik. 2) Memandang keatas.
3) Bertolak tangan (meletakkan tangan diatas pinggang).
4) Menyibakkan rambut, menyingsingkan baju atau lengan baju.
5) Tasybik (menjalin jari-jari tangan).
6) Bermain-main dan melakukan semua yang mengganggu kekhusyukan salat.
7) Membaca ayat saat rukuk atau sujud. 8) Menahan buang air kecil atau besar.
9) Salat saat makanan telah dihidangkan.
10)Salat menggunakan pakaian bergambar atau bertulisan.
19
12)Salat ditempat penyembelihan hewan dan pembuangan sampah.
13)Salat dijalan.
f. Hal-hal yang membatalkan salat
Asyraf (2005:90-93) menyatakan bahwa hal-hal yang membatalkan salat adalah:
1) Meninggalkan salah satu rukun salat, kecuali jika
menggantinya di tengah atau sesaat sesudah salat. 2) Makan dan minum.
3) Berbicara seauatu yang tidak berkaitan dengan kebaikan salat.
4) Tertawa (bukan sekedar tersenyum).
5) Banyak bergerak.
6) Menambah rakaat sebanyak jumlah rakaat salat itu.
7) Seluruh badan berpaling dari arah kiblat. 8) Batal kesuciannya (seperti wudhu). g. Hal-hal yang diperbolehkan dalam salat
Asyraf (2005:94-98) menyatakan bahwa hal-hal yang diperbolehkan dalam salat adalah:
1) Bergerak sedikit.
2) Berdehem karena terpaksa.
3) Memperbaiki salat makmum.
20
5) Membantu bacaan imam atau membaca tasbih saat imam lupa.
6) Menghalangi orang yang lewat didepannya.
7) Membunuh kalajengking atau ular jika menyerang.
8) Menggaruk anggota tubuh.
9) Memberi isyarat dengan tangan kepada orang yang mengucapkan salam kepadanya.
h. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam salat
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam salat
menurut Asyraf (2005:104-105), antara lain:
1) Isti‟adzah (membaca audzubillahi minasy -syitaanirrajim) hanya diawal salat (rakaat pertama).
2) Basmalah dibaca dengan suara pelan dalam salat yang bersifat jahriyah. Demikianlah yang sesuai dengan
sunnah Nabi SAW.
3) Ayat-ayat Al-Qur‟an dibaca ayat per-ayat, tidak disambung. Demikianlah yang sesuai dengan Sunnah
Nabi SAW.
4) Selalu memandang tempat sujud, karena cara seperti
itu lebih mendekati kekhusu‟an.
5) Orang yang salat boleh mengeluarkan ingus dalam sapu
21
6) Jika ragu keluar sesuatu dari perutnya, tidak perlu membatalkan shalat hingga mencium bau atau
mendengar sesuatu (kentut). 3. Dasar Ibadah Salat
Salat mempunyai kedudukan yang penting dalam Islam. Salat adalah rukun kedua setelah dua kalimat syahadat. Salat adalah kewajiban setiap muslim dan muslimah. Hanya saja bagimuslimah,
kewajiban shalat dapat gugur pada saat menstruasi dan nifas.
Salat dapat dilakukan secara sendiri maupun berjamaah. Namun
salat lebih utama dilakukan secara berjamaah dengan pahala 27 derajat. Pemimpin dalam salat disebut imam, sedangkan yang mengikuti imam disebut makmum. Syarat imam adalah laki-laki, adil
dan mengerti hukum. Sedangkan wanita diperbolehkan menjadi imam hanya terbatas untuk makmum wanita dan anak-anak yang masih kecil.
Hukum salat adalah fardhu „Ain, artinya setiap muslim wajib menjalankan salat dan berdosa jika meninggalkanya.
Meninggalkan salat secara menyangkal dan menantang adalah
kafir dan keluar dari islam dan ijma‟ kaum Muslimin.
Adapun orang yang meninggalkannya sedang ia masih beriman
dan meyakini keharusannya, hanya ditinggalkannya karena lalai atau
alpa, bukan karena sesuatu halangan yang diakui oleh syara‟, maka
22
Sementara mereka yang meninggalkan salat karena malas atau meremehkannya, maka sebagian ulama menganggapnya kafir. Namun
ulama lain berpendapat bahwa mereka yang meninggalkan salat karena malas atau meremehkannya adalah kafir, tetapi tingkat kekufurannya
di bawah tingkat kekufuran orang yang keluar dari agama islam, dan mereka lebih buruk dari pezina, pencuri maupun pembunuh. Selain itu, mereka dianggap telah berani berhadapan dengan siksa dan murka
Allah di dunia dan di akhirat (Asyraf, 2005:89).
Adapun dasar kewajiban ibadah salat secara tegas terdapat dalam
Al-Quran. Diantara dasar dari perintah salat adalah: a. Surat Al-Baqarah, ayat 110
Artinya: “Dan dirikanlah salat dan kerjakanlah zakat”. b. Surat An-Nisa‟ ayat 103:
ditentukan atas orang-orang mukmin”.23 B. Metode Demonstrasi
Dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Mata pelajaran
Pendidikan Agama islam (PAI), banyak ditemukan berbagai materi yang mempunyai kekhususan, baik yang berkaitan dengan isi materi maupun
tujuan. Berbagai pengkhususan tersebut menuntut kreatifitas seorang guru agar tujuan yang diperoleh siswa dapat sesuai dengan maksud syara‟(agama).
Diantara kreatifitas guru yang perlu ditekankan adalah kemampuan seorang guru untuk memilih metode pembelajaran sesuai dengan materi,
target, dan kondisi siswa. Pemilihan metode yang tepat dan sesuai akan menjamin tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal. Karena itu, guru sebaiknya memperhatikan dalam pemilihan dan penentuan metode
sebelum kegiatan belajar dilaksanakan di kelas.
Berbagai alternatif metode pembelajaran dipilih dan digunakan
oleh guru dalam Proses Belajar Mengajar di kelas, dengan berbagai pertimbangan, tujuan, isi materi, dan kondisi siswa, sehingga tujuan pengajaran dan bahan pengajaran lebih jelas, serta isi materi pembelajaran
dengan mudah diterima siswa.
Oleh karena itu, apabila guru dengan tepat menentukan metode
pengajaran yang sesuai tujuan pengajaran pengajaran, kesiapan guru dan siswa, situasi dan kondisi yang meliputi waktu yang tersedia dan fasilitas
24
Metode ialah cara yang sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan. Cara yang sistematik ini merupakan bentuk konkrit
daripada penerapan petunjuk-petunjuk umum pengajaran dan proses pengajaran tertentu (Simandjuntak, 1983:13).
Dalam kaitan dengan metode dalam proses belajar mengajar terdapat berbagai alternatif metode yang dapat dipilih oleh guru. Masing-masing metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena
itu guru harus mampu memilih dan menggunakan metode tersebut sesuai dengan tujuan, jenis materi, dan kondisi siswa.
Diantara jenis metode tersebut adalah: metode proyek, metode eksperimen, metode tugas dan resitasi, metode diskusi, metode sosio drama, metode demonstrasi, metode problem solving, metode karyawisata,
metode tanya jawab, metode latihan, metode ceramah (Djamarah, 2006:83-97).
Senada dengan hal tersebut, Simandjuntak (1983:19-31) menyatakan bahwa jenis-jenis metode meliputi ceramah, ceramah dengan tanyajawab, diskusi kelompok, permainan peran(role playing), gaming
(permainan), simulation (peniruan), studi kasus, pemecahan masalah, brainstorming (arus melontarkan pendapat), diskusi panel, seminar,
tutorial (guru/pengawas), lokakarya, demonstrasi, kunjungan ke lapangan, kerja lapangan, programmed instruction, metode resitasi(PR), simposium,
25
Berdasarkan jenis variasi metode diatas, dalam kegiatan belajar mengajar secara profesional guru dituntut untuk mampu memilih dan
menerapkan metode yang sesuai dengan kondisi yang sudah ada. Berhasil atau tidaknya kegiatan belajar, juga dipengaruhi oleh tepat tidaknya
seorang guru memilih metode dalam menyampaikan materi pelajaran. Sesuai dengan cakupan kajian tentang metode demonstrasi dalam meningkatkan praktik salat, maka uraian berikut lebih difokuskan pada
uraian metode demonstrasi dan praktik salat, sebagai berikut: 1. Pengertian Metode Demonstrasi sebagai Metode Pengajaran
Metode demonstrasi merupakan salah satu metode yang sesuai dengan materi praktik salat, yang meliputi gerakan dan bacaan salat siswa. Meskipun demikian, efektifitas metode demonstrasi tergantung
pada keahlian guru dan kesesuaian kondisi siswa. Sebaik apapun metode tanpa diimbangi kemampuan guru dalam menggunakan
metode tersebut, maka tidak akan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
memeragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya
ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan (Djamarah, 2006:90).
26
pengertian dengan baik dan sempurna. Selain itu, siswa juga dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama
pelajaran berlangsung.
2. Penggunaan Metode Demonstrasi dalam Proses Belajar Mengajar
(PBM)
Penggunaan metode ini dapat dilakukan secara bersama-sama antara guru dan murid sebagai latihan praktis dari yang sudah atau
belum diketahui muridnya.
Metode ini dapat dipergunakan apabila:
a. Memantapkan keterampilan tertentu.
b. Akan memudahkan pemberian penjelasan, karena penggunaan bahasa lisan atau tertulis terbatas.
c. Akan memperlihatkan kepadamurid-murid proses jalannya
suatu peristiwa atau kejadian (Dja‟far, 1992:31).
Agar demonstrasi dapat berhasil baik, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Alat dalam demonstrasi harus memadai.
b. Memungkinkan untuk dapat diamati secara jelas.
c. Guru atau orang lain yang ditunjuk untuk mendemonstrasikan
sesuatu harus benar-benar siap dan terampil.
d. Semua siswa harus mendapat kesempatan untuk mengadakan
27
e. Keterangan hendaklah jelas dan apa yang akan dicari diperoleh dari eksperiment itu harus diketahui.
f. Tiap-tiap lagkah dalam eksperiment hendaklah diperhatikan sehingga diketahui berhasil dan tidaknya atau benar dan
salahnya eksperiment yang dilakukan oleh anak (Sriyono, 1992:116).
Menurut Suyanti (2010:75-76), pada penggunaan metode
demonstrasi ada dua langkah yang harus dilakukan, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan,yaitu:
a. Tahap persiapan ada beberapa yang harus dilakukan, yaitu: 1) Rumuskan tujuan yang harus dicapai.
2) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi.
3) Lakukan uji coba demonstrasi.
b. Tahap pelaksanaanyang harus dilakukan, yaitu:
1) Langkah pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan, ada beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya:
a) Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas
apa yang didemonstrasikan.
b) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai
28
c) Kemukakan tugass-tugas yang harus dilakukan siswa (mencatat).
2) Langkah pelaksanaan demonstrasi
Pada langkah ini hal-hal yang harus dilakukan
adalah:
a) Mulai dengan kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir.
b) Menciptakan suasana yang menyejukkan. c) Meyakinkan siswa mengikuti jalannya
demonstrasi.
d) Memberi kesempatan pada siswa untuk aktif berpikir sesuai dengan apa yang dilihat dari
proses demonstrasi tersebut. 3) Langkah mengakhiri demonstrasi
Selesai melakukan demonstrasi, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang berkaitan dengan demonstrasi dan
proses pencapaian tujuan pembelajaran.
Sedangkan menurut karo-karo dkk (1997:40-41), menjelaskan
29 1) Langkah pertama
Guru menerangkan dan menjelaskan tujuan dari
diadakannya demonstrasi, misalnya agar pelajar mengetahui proses apa yang terjadi, cara bekerjanya alat tertentu, benar
tidaknya hipotesa dan sebagainya. 2) Langkah kedua
Guru atau murid, atau guru bersama murid menyediakan
alat-alat yang digunakan. Dalam langkah ini guru menerangkan fungsi alat-alat tersebut atau menerangkan
tentang cara pemakaian alat-alat tersebut. 3) Langkah ketiga
Dalam langkah ini menjelaskan urutan langkah-langkah
dalam mempertunjukkan atau mencobakan sesuatu. 4) Langkah keempat
Pelaksanaan dari demonstrasi. 5) Langkah kelima
Mencatat dan menyimpulkan hasil.
6) Langkah keenam
Dalam langkah ini diadakan penilaian atau membicarakan
30 3. Manfaat Metode Demonstrasi
Manfaat metode demonstrasi:
a. Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh pengajar sehingga siswa dapat menangkap hal-hal
yang penting. Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar dan tidak tertuju kepada hal lain.
b. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan
dengan hanya membaca atau mendengarkan keterangan guru, sebab siswa memperoleh persepsi yang jelas dari hasil
pengamatannya.
c. Bila siswa turut aktif melakukan demonstrasi, maka siswa akan memperoleh pengalaman praktik untuk mengembangkan
kecakapan dan keterampilan.
d. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan siswa akan
dapat dijawab waktu mengamati proses demonstrasi (Moedjiono, Hasibuan, 1986:30).
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (1986:31), ada beberapa
rencana yang harus dilakukan agar demonstrasi dapat berjalan dengan efektif, antara lain:
a. Rumuskan dengan jelas kecakapan atau keterampilan apa yang diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu
31
b. Pertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar dipergunakan, dan apakah ia merupakan metode yang
paling efektifuntuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
c. Apakah alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa
didapat dengan mudah, dan apakah sudah dicoba terlebih dahulu, supaya waktu diadakan demonstrasi tidak gagal. d. Apakah jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan
demonstrasi dengan jelas.
e. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah yang akan
dilaksanakan, sebaiknya sebelum demonstrasi dilakukan, sudah dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.
f. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. Apakah tersedia waktu untuk memberi kesempatan kepada siswa mengajukan
pertanyaan –pertanyaan dan komentar selama dan sesudah demonstrasi.
g. Selama demonstrasi berlangsung, tanyalah kepada diri sendiri
apakah:
1) Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas
oleh siswa?
2) Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik,
32
3) Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperlinya?
h. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Sering perlu diadakan diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau
siswa mencoba melakukan demonstrasi. 4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Seperti telah diuraikan di muka, metode demonstrasi merupakan
salah satu metode yang tepat digunakan dalam materi praktik shalat. Karena metode demonstrasi menyampaikan pelajaran dengan
memeragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
Kelebihan dari metode demonstrasi antara lain:
a. Pengetahuan anak tidak verbalistis dan memberikan
kemungkinan berfikir lebih kritis. b. Memberikan pengalaman yang riil.
c. Keragu-raguan siswa dapat hilang dengan mengamati.
d. Memberikan kemungkinan lebih berhasilnya interaksi belajar mengajar.
Kelemahan-kelemahan metode demonstrasi antara lain:
a. Bila tidak mengamati kelas secara seksama, maka metode ini
33
b. Bila alat pengajaran kurang memadai, maka hasilnyapun kurang memuaskan.
c. Kemungkinan eksperimen akan berlangsung lama sehingga mengganggu pelajaran berikutnya (Sriyono, 1992:116-117).
Senada dengan hal tersebut, Dja‟far (1992:31) menyatakan bahwa metode demonstrasi memiliki kebaikan dan kekurangan.
Kebaikan-kebaikan metode demonstrasi antara lain:
a. Mendorong prinsip kerja sendiribagi murid-murid.
b. Pelajaran dapat dikhayati dengan sepenuh jiwa raga, karena
langsung dipraktekkan.
c. Mempermudah pemusatan minat dan perhatian murid-murid yang tertuju kepada apa yang didemonstrasikan.
d. Masalah-masalah yang timbul dalam hati anak langsung terjawab, karena itu mengurangi kemungkinan salah
pengertian dan pengambilan kesimpulan yang keliru.
Kekurangan metode demonstrasi antara lain:
a. Memerlukan waktu lama dan dengan fasilitas
perlengkapan/alat-alat yang cukup.
b. Metode ini sukar dilaksanakan apabila murid-murid tidak
34
Memperhatikan kelemahan-kelemahan tersebut, pemakaian metode ini dalam pelaksanaannya disarankan hal-hal sebagai
berikut:
a. Sebelum metode ini kita terapkan, perlu diperhatikan
nilai-nilai didaktis methodis, misalnya apakah bahan pelajaran, alat-alat, serta waktu yang tersedia telah sesuai dengan tingkat kemampuan intelektual murid-murid.
b. Sebelum demonstrasi dilaksanakan, kita hendaknya menerangkan sejelas-jelasnya landasan landasan teori yang
kita pakai. Tanpa itu maka sulitbagi anak-anak memperoleh pengalaman praktis, pembentukan sikap serta
pengertian-pengertian yang jelas (Dja‟far, 1992:32).
Selain itu terdapat pula peran guru dan peran peneliti, yaitu peran guru adalah melaksanakan apa yang telah direncanakan oleh
35 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian : MI Darussalam Bancak
Alamat penelitian : Desa Bancak, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang
Materi pokok : Praktik Salat Kelas/semester : IV/I
2. Visi dan Misi Madrasah a. Visi
1) Tekun beribadah.
2) Berakhlakul karimah.
3) Unggul dalam prrestasi dan terampil.
b. Misi
1) Menambahkan akidah dengan beribadah. 2) Menumbuhkan semangat untuk maju.
3) Membiasakan berpakaian sesuai dengan ajaran Islam.
4) Menjadikan siswa belajar PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). 3. Tujuan Pendidikan Madrasah
36
b. Mengembangkan potensi akademik, minat dan bakat siswa melalui layanan bimbingan dan konseling dan kegiatan ekstra kulikuler.
c. Meningkatkan prestasi akademik siswa nilai rata-rata 60. d. Membiasakan perilaku Islam di lingkunga madrasah.
e. Meningkatkan prestasi akademik siswa dibidang seni dan olahraga lewat kejuaraan dan kompetisi.
4. Tenaga Pengajar
Daftar tenaga pengajar MI Darussalam Bancak Tabel 3.1 Daftar Nama Guru
NO NAMA JABATAN
1 Muh Sholoeh, S.Ag Kepala
2 Listyowati, A.Ma Wali Kelas
3 Anik Ambarwati, A.Ma Wali Kelas
4 Khairur Anwar, S.Pdi Wali Kelas
5 Syaekodin, S.Pdi Wali Kelas
6 Alimin Taufiq, S.Pdi Wali Kelas
7 M. khubet, A.Ma Wali Kelas
8 Wiwik Maizunanik, S.Ag Wali Kelas
37 5. Waktu Penelitian
Siklus I dilakukan pada tanggal 9 Oktober 2013
Siklus II dilakukan pada tanggal 23 Oktober 2013 Siklus III dilakukan pada tanggal 30 Oktober 2013
6. Karakteristik Siswa
Jumlah siswa kelas IV MI Darussalam Bancak kecamatan Bancak kabupaten Semarang yang dijadikan subjek penelitian adalah 27siswa,
yang terdiri dari 9 laki-laki dan 18 perempuan. Karakteristik siswa secara lebih terperinci dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Usia rata-rata 11 tahun.
b. Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani dan pedagang.
c. Daftar Nama siswa
Tabel 3.2 Daftar Nama Siswa
NO NAMA SISWA L/P
1 Santi Rosalina P
2 Puput Putri Melati P
3 Siti mukaromah P
4 Savitriana P
5 Umi Dwi Anggreini P
6 Annisa Trihapsari P
38
8 Nia Yuliana Ramadhani P
9 M. Abdul Munir L
10 M.Khozim L
11 Siti Asilia P
12 David Rahmat Saputra L
13 Adi Saputra L
14 Dwi Khairul Anam L
15 Alfiatur Rahmawati P
16 Vina Chamidah P
17 Eka Rahma Putri P
18 Santika Utami P
19 Wiji Semi Kurniati P
20 Nur Khafid Al-ghazali L
21 M.Khairi L
22 Siti Mubasirah P
23 Dita lukiyahya P
24 Riky khairul Candra L
25 Khairatun Nisa P
26 Nila Afina P
39 B. Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus
Untuk mencapai tujuan pembelajaran dan untuk memudahkan
penyampaian materi kepada siswa, maka diperlukan beberapa metode yang sesuai dan pendekatan pengajaran yang tepat. Berkaitan dengan
metode pengajaran ini, salah satu diantaranya adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi digunakan dengan cara mendemonstrasikan atau memperlihatkan sesuatu kepada siswa, dengan harapan siswa dapat
dengan mudah menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Ibadah salat merupakan ibadah yangterdiri dari teori hafalan dan gerakan
atau praktik baku dan tidak mengalami perubahan. Untuk menyajikan materi salat diperlukan latihan-latihan kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus. Pelatihan dalam hal ini menggunakan metode
demonstrasi.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, masing-masing siklus dimulai
dari tahapan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. 1. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Pra Siklus
a. Perencanaan
1) Menentukan tujuan pengajaran yang jelas agar tujuan pembelajaran dapat berhasil dengan baik.
2) Menyusun lembar ovbservasi sebagai panduan b. Pelaksanaan
40
a) Guru memulai pembelajaran dengan salam. b) Presensi siswa.
c) Apersepsi
Guru bertanya “Siapa yang sudah pernah melaksanakan
salat?”. 2) Kegiatan inti
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan.
b) Guru memberi penjelasan tentang pentingnya melaksanakan salat.
c) Siswa mendengarkan penjelasan guru.
d) Guru mendemonstrasikan gerakan dan bacaan salat di depan kelas.
e) Guru menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakan salat di depan kelas.
f) Guru meminta beberapa anak unyuk mendemonstrasikan salat secara berkelompok.
3) Kegiatan akhir
a) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah.
41 c. Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan
pengamatan untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini, penulis langsung memberikan pengamatannya
terhadap proses perbaikan pembelajaran yang sedang berlangsung.
1) Untuk siswa yaitu perhatian siswa terhadap materi yang
disampaikan, semangat siswa mengikuti pelajaran, kemampuan mendemonstrasikan gerakan dan bacaan salat,
keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan.
2) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian
materi, metode, bimbingan pada siswa, evaluasi dan mengakhiri pelajaran.
d. Refleksi
Hasil pembelajaran pada pra siklus ini belum memuaskan karena perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran kurang, serta
kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan gerakan dan bacaan salat kurang memuaskan. Hal ini disebabkan karena siswa
cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran dancenderung berbicara sendiri ketika guru menjelaskan materi pelajaran. Untuk
42
berusaha untuk menyempurnakan kekurangan yang ada dengan menggunakan metode demonstrasi.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I a. Perencanaan
1) Menentukan tujuan pengajaran yang jelas agar tujuan pembelajaran dapat berhasil dengan baik.
2) Menentukan jenis pendekatan dan metode pengajaran yang
tepat (merancang pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi).
3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan. Penyiapan perangkat yang meliputi menyiapkan instrument yang akan digunakan untuk pengamatan.
b. Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaranadalah:
1) Kegiatan awal
a) Guru memulai pembelajaran dengan salam. b) Presensi siswa.
c) Apersepsi
Guru bertanya “siapa yang sudah melaksanakan salat?”.
2) Kegiatan inti
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan.
43
gerakan dan bacaan salat mulai dari niat, takbiratul ihram, doa iftitah, surat al-fatihah, surat pendek, rukuk, i‟tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, tasyahud awal, tasyahud akhir, sampai salam sesuai urutan bacaan salat.
c) Siswa mendengarkan penjelasan guru dan memperhatikan lalu menirukan guru.
d) Guru menyiapkan sarana dan prasarana atau fasilitas
latihan atau belajar siswa seperti sajadah dan perlengkapan salat lainnya.
e) Guru menunjuk salah satu siswa untuk melaksanakan salat. f) Guru mengamati gerakan dan bacaan siswa secara
bergantian.
3) Kegiatan akhir
a) Guru memberikan penguatan serta menyimpulkan materi
b) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah atau doa.
c) Guru mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar
kelas dan siswa menjawab salam. c. Pengamatan
Selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan pengamatan untuk mengetahui pengaruh kegiatan pelaksanaan
44
pengamatannya terhadap proses perbaikan pembelajaran yang sedang berlangsung.
1) Pengamat mencatat semua temuan pada proses pembelajaran 2) Untuk siswa yaitu perhatian siswa terhadap materi yang
disampaikan, semangat siswa mengikuti pelajaran, kemampuan mendemonstrasikan gerakan dan bacaan salat, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan.
3) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa, penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian
materi, metode, bimbingan pada siswa, evaluasi dan mengakhiri pelajaran.
d. Refleksi
Hasil pembelajaran dari siklus I ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan karena perhatian siswa untuk mengikuti
pelajaran masih kurang, serta kemampuan dalam mendemonstrasikan gerakan dan bacaan salat kurang memuaskan karena siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran dan
cenderung berbicara sendiri ketika guru menjelaskan materi pelajaran. Maka pada siklus II peneliti (guru) berusaha untuk
45 3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi terhadap perbaikan pembelajaran pada
siklus I, maka peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang terdiri dari rencana, pelaksanaaan, pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan
1) Identifikasi masalah disusun berdasarkan refleksi pada siklus I.
2) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi yang lebih optimal.
3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan. b. Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran adalah:
1) Kegiatan awal
a) Guru memulai pembelajaran dengan salam.
b) Presensi siswa. c) Apersepsi
Guru bertanya “Siapa yang sudah hafal bacaan salat?”.
2) Kegiatan inti
a) Guru memperlihatkan keserasian antara gerakan dan
bacaan salat (guru memberikan contoh salat). b) Siswa memperhatikan lalu menirukan guru.
46
surat al fatihah, surat pendek, rukuk, i‟tidal, sujud, duduk
diantara dua sujud, tasyahud awal, tasyahud akhir, sampai
salam sesuai urutan bacaan salat secara bergantian. 4) Kegiatan akhir
a) Guru memberikan penguatan serta menyimpulkan materi. b) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca
hamdalah atau doa.
c) Guru mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar kelas dan siswa menjawab salam.
c. Pengamatan
Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan untuk mengetahui pengaruh kegiatan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus II ini, penulis langsung memberikan pengamatannya terhadap proses perbaikan
pembelajaran yang sedang berlangsung.
1) Pengamat mencatat semua temuan pada proses pembelajaran. 2) Untuk siswa yaitu perhatian siswa terhadap materi yang
disampaikan, semangat siswa mengikuti pelajaran, kemampuan mendemonstrasikan gerakan dan bacaan salat,
keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan.
3) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi
47
materi, metode, bimbingan pada siswa, evaluasi dan mengakhiri pelajaran.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti yaitu hasil pengamatan
situasi saat pelatihan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi saat pelatihan pada siklus II peneliti dapat menemukan peningkatan pembelajaran sebagai berikut:
1) Siswa yang kemampuannya kurang cenderung pasif saat pembelajaran berlangsung, sekarang sudah bisa menyesuaikan
diri dengan temannya.
2) Proses pembelajaran berjalan dengan lancar dikarenakan siswa sudah banyak yang bisa.
Selain itu pembelajaran ini juga telah menunjukkan perubahan: 1) Adanya keinginan siswa untuk berlatih membaca bacaan salat.
2) Adanya minat siswa terhadap keterampilan gerak dalam salat. Maka pada siklus III peneliti (guru) berusaha untuk menyempurnakan kekurangan yang ada pada siklus II.
4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
Berdasarkan hasil refleksi terhadap perbaikan pembelajaran
pada siklus II, maka peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang terdiori dari rencana, pelaksanaan, pengamatan
48 a. Perencanaan
1) Identifikasi masalah disusun berdasarkan refleksi pada siklus
II.
2) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasin yang lebih optimal.
3) Menyusun lembar observasi sebagai panduan. b. Pelaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah: 1) Kegiatan awal
a) Guru mengucapkan salam.
b) Apersepsi berupa tanya jawab mengenai pelajaran yang lalu.
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan inti
a) Guru memperlihatkan keserasian antara gerakan dan bacaan salat.
b) Siswa memperhatikan lalu menirukan guru.
c) Guru meminta siswa untuk mendemonstrasikan gerakan dan bacaan salat mulai dari niat, takbiratul ikhram, doa
iftitah, surat al-fatihah, surat pendek, rukuk, i‟tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, tasyahud awal, tasyahud akhir,
49
d) Guru menganjurkan siswa untuk menerapkan keserasian antara gerakan dan bacaan salat setiap kali siswa
melakukan salat, serta dapat membiasakan diri untuk selalu melaksanakan kewajiban salat fardhu.
3) Kegiatan akhir
a) Guru memberikan penguatan serta menyimpulkan materi. b) Guru memberitahukan pelajaran yangakan datang.
c) Guru menutup, mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah atau doa.
d) Guru mengucapkan salam kepada siswa sebelum keluar kelas dan siswa menjawab salam.
c. Pengamatan
Selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan pengamatan untuk mengetahui pengaruh kegiatan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus III inipenulis langsung memberikan pengamatannya terhadap proses perbaikan pembelajaran yang sedang berlangsung.
1) Pengamat mencatat semua temuan pada proses pembelajaran. 2) Untuk siswa yaitu perhatian siswa terhadap materi yang
disampaikan, semangat sisaw mengikuti pelajaran, kemampuan mendemonstrasikan gerakan dan bacaan salat,
50
3) Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa, penguasaan materi,penyajian sesuai dengan uraian
materi, metode, bimbingan pada siswa, evaluasi dan mengakhiri pelajaran.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti yaitu hasil pengamatan situasi saat pelatihan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
situasi saat pelatihan pembelajaran siklus III ini sudah menunjukkan adanya perubahan. Bertambahnya perhatian siswa
untuk mengikuti pelajaran, serta kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan gerakan dan bacaan salat sudah optimal. Pembelajaran ini telah menunjukkan perubahan yaitu:
1) Siswa sangat antusias sekali dengan pembelajaran ini sehingga membuat mereka lebih menguasai keterampilan salat.
2) Proses pembelajaran lebih maksimal karena sudah banyak siswa yang bisa.
3) Adanya keinginan siswa untuk berlatih mengerjakan salat.
Setelah melaksanakan siklus III ini dan menganalisis hasil pengamatan penulis mengambil kesimpulan, perubahan nilai para
siswa melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan keterampilan gerakan dan bacaan salat siswa yang berakhir
51 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan 4 tahapan yaitu pra siklus untuk
mengetahui kemampuan peserta didik sebelum menggunakan metode dalam proses pembelajaran, tahap berikutnya siklus I, siklus II, dan siklus III dengan menggunakan metode demonstrasi.
Dalam penelitian ini setiap pembelajaran digunakan lembar pengamatan untuk mengukur sejauh mana benar atau tidaknya siswa melakukan gerakan
dan bacaan dalam salat.
B. Deskripsi hasil penelitian per siklus
Berdasarkan penelitian pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang telah
dilaksanakan dalam pra siklus siklus I, siklus II, dan siklus III, penulis melakukan analisis data dan refleksi diri. Adapun data yang diperoleh sebagai
berikut: 1. Pra Siklus
Data pengamatan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran fiqih
52 Tabel 4.1
Hasil Pengamatan Pra Siklus
Gerakan
Dari analisis yang dilakukan, diketahui persentase gerakan siswa yang tidak
53 Tabel 4.2
Hasil Pengamatan Pra Siklus
Bacaan
Dari analisis yang dilakukan diketahui persentase bacaan siswa yang tidak
benar sebanyak 24,81%, kurang benar sebanyak 22,59%, benar sebanyak 31,11% dan sangat benar sebanyak 21,48%. Sedangkan secara keseluruhan
persentase gerakan siswa sebesar 62,31%.
Pada tahap ini kebanyakan siswa masih melakukan gerakan dan bacaan yang tidak benar. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang belum
54 2. Siklus I
Data pengamatan gerakan siswa dalam proses pembelajaran praktik salat
setelah menggunakan metode demonstrasi pertama kalinya diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Pengamatan Siklus I
Gerakan
Dari analisis yang dilakukan diketahui persentase gerakan siswa yang tidak benar sebanyak 27,03%, kurang benar sebanyak 38,88%, benar sebanyak
20,74% dan sangat benar sebanyak 13,33 %. Sedangkan secara keseluruhan persentase gerakan siswa sebesar 55,09%. Pada siklus I ini persentase gerakan
55 Tabel 4.4
Hasil Pengamatan Siklus I
Bacaan
Dari analisis yang dilakukan diketahui persentase bacaan siswa yang tidak
benar sebanyak 19,25%, kurang benar sebanyak 20%, benar sebanyak 37,4% dan sangat benar sebanyak 23,33%. Sedangkan secara keseluruhan persentase
gerakan siswa sebesar 66,2%. Pada siklus I ini persentase bacaan mengalami peningkatan dari pra siklus sebesar 3.89%.
Dari pengamatan yang dilakukan, diperoleh data pembelajaran sebagai berikut:
a. Pembelajaran yang dilakukan sudah berjalan sesuai dengan waktu yang
56
b. Harus memberikan bimbingan lebih kepada beberapa murid yang belum bisa melakukan gerakan salat dan bacaan salat.
c. Berusaha lebih mengulang matyeri atau topik terhadap murid yang lemah dalam menagkap materi yang diajarkan.
Selain beberapa hal diatas, masih ada siswa yang belum memperhatikan pembelajaran. Masih ada siswa yang bercerita sendiri dan mengganggu temannya.
3. Siklus II
Data pengamatan gerakan dan bacaan siswa dalam proses pembelajan
praktik salat setelah menggunakan metode demonstrasi kedua kalinya diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Pengamatan Siklus II
57
Dari analisis yang dilakukan diketahui persentase gerakan siswa yang
tidak benar sebanyak 18,14%, kurang benar sebanyak 44,44%, benar sebanyak 23,7% dan sangat benar sebanyak 13,7 %. Sedangkan secara keseluruhan
persentase gerakan siswa sebesar 58,24%. Pada siklus II ini persentase gerakan mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 3,15%.
Tabel 4.6
Hasil Pengamatan Siklus II
Bacaan
Dari analisis yang dilakukan diketahui persentase bacaan siswa yang tidak benar sebanyak 16,29%, kurang benar sebanyak 15,18%, benar sebanyak
39,62% dan sangat benar sebanyak 28,88%. Sedangkan secara keseluruhan
58
persentase gerakan siswa sebesar 70,27%. Pada siklus II ini persentase bacaan mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 4,07%.
Berdasarkan kekurangan yang ditemukan pada siklus II, dari hasil pengamatan maka peneliti harus meningkatkan hal-hal sebagai berikut:
a. Mencari cara untuk lebih bisa meredam kebisingan. b. Harus lebih memberikan semangat kepada siswa
c. Lebih memperhatikan siswa yang belum benar melakukan gerakan dan
bacan salat.
d. Peneliti harus lebih bisa menyesuaikan waktu. Sehingga waktu bisa
digunakan secara maksimal. 4. SIKLUS III
Pada siklus ini peneliti lebih mengoptimalkan pada pendemonstrasian
gerakan dan bacaan salat. Data pengamatan gerakan dan bacaan siswa dalam proses pembelajan praktik salat pada siklus III ini diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.7
Hasil Pengamatan Siklus III
59
Dari analisis yang dilakukan diketahui persentase gerakan siswa yang
tidak benar sebanyak 8,51%, kurang benar sebanyak 35,55%, benar sebanyak 37,03% dan sangat benar sebanyak 18,88 %. Sedangkan secara keseluruhan
persentase gerakan siswa sebesar 66,57%. Pada siklus III ini persentase gerakan mengalami peningkatan dari siklus II sebesar 8,33%.
Tabel 4.8
Hasil Pengamatan Siklus III