• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1.Teori Graf

1. Pengertian Graf

Definisi 2.1.1 (Goodaire dan Parmenter, 1998:329)

Graf adalah himpunan pasangan terurut � = (�,�) di mana �(�)

himpunan tak kosong dan �(�)adalah himpunan pasangan elemen yang berbeda di �(�). Elemen �(�) disebut titik (vertex) dan elemen �(�)

disebut sisi (edge). Jadi, jika � ∈ �(�), maka e merupakan himpunan pasangan � = (�,�), di mana � ≠ � , �,� ∈ �(�). Selanjutnya, � dan � disebut titik ujung dari e, atau dengan kata lain �= (�,�)

menghubungkan titik � dan �. Selanjutnya sisi �= (�,�) dinotasikan dengan �, di mana sisi tersebut merupakan sisi yang sama dengan sisi �= (� ,�) yang dinotasikan dengan �,�.

Banyaknya unsur di �(�) disebut order dari G dilambangkan dengan �(�) dan banyaknya unsur di �(�) disebut ukuran (size) dari � dilambangkan dengan �(�) . Secara geometris graf dapat digambarkan sebagai sekumpulan titik pada bidang dimensi dua yang

dihubungkan dengan sekumpulan sisi (Chartrand dan Oellermann,

1993:3).

10

Contoh:

Gambar 2.1 Graf

Pada Gambar 2.1 gambar (a) merupakan graf dengan �(�) = 7 dan �(�) = 8, sedangkan gambar (b) merupakan graf dengan �(�) = 6

dan �(�) = 0.

Gambar 2.2 Bukan Graf

Gambar 2.2 bukan merupakan graf karena tidak memenuhi definisi 2.1.1

yaitu � � = ∅.

2. Beberapa Istilah dalam Graf

Berikut diberikan definisi berdekatan (adjacent) yang digunakan

untuk menjelaskan jenis-jenis graf khususnya graf lengkap (complete

graph).

(a) (b)

11

Definisi 2.1.2 (Munir, 2001:191)

Misal terdapat dua titik � dan � pada graf G, dua titik tersebut dikatakan berdekatan (adjacent) bila terdapat sebuah sisi yang

menghubungkan kedua titik tersebut. Dapat ditulis dengan notasi

�= (�,� )∈ �(�) di mana � ≠ � .

Berikut diberikan definisi bersisian (incident) yang digunakan untuk

menjelaskan derajat sebuah titik, graf sikel dan graf planar, pelabelan

total ajaib sisi, serta sifat pada graf sikel dengan tambahan � anting. Definisi 2.1.3 (Munir, 2001:191)

Diberikan graf G dan �,� ∈ � � , jika terdapat sebuah sisi yang menghubungkan � dengan � , dinotasikan �= (�,�) ∈ �(�) maka dikatakan bahwa e bersisian (incident) dengan titik � dan �.

Berikut diberikan definisi derajat (degree) sebuah titik yang

digunakan untuk menjelaskan jenis-jenis graf khususnya graf teratur.

Definisi 2.1.4 (Chartrand dan Oellermann, 1993:6)

Derajat (degree) sebuah titik � pada graf G yang dituliskan dengan

deg(�) menyatakan banyak sisi yang bersisian dengan �, dengan kata lain banyak sisi yang memuat � sebagai titik ujung. Titik dengan derajat nol disebut titik terisolasi (isolated vertex).

12

Berikut diberikan definisi sisi ganda (multiple edge) yang digunakan

untuk menjelaskan jenis-jenis graf khususnya graf sederhana dan graf

tak sederhana.

Definisi 2.1.5 (Munir, 2001:181)

Jika terdapat beberapa sisi berbeda pada graf yang menghubungkan

pasangan titik yang sama maka graf tersebut dikatakan mempunyai sisi

ganda (multiple edge).

Berikut diberikan definisi sisi ganda (multiple edge) yang digunakan

untuk menjelaskan jenis-jenis graf khususnya graf sederhana dan graf

tak sederhana.

Definisi 2.1.6 (Munir, 2001:181)

Jika terdapat sebuah sisi pada graf yang berawal dan berakhir pada satu

titik maka graf tersebut dikatakan memiliki gelang (loop).

Berikut diberikan contoh untuk memperjelas Definisi 2.1.2, 2.1.3,

2.1.4, 2.1.5, dan 2.1.6. Contoh : Gambar 2.3 Graf �1 �1 �2 �3 �4 �7 �5 �6 �1 �9 �3 �5 �2 �6 �8 �4 �7

13

Graf �1 memuat himpunan titik � �1 = {�1,�2,�3,�4,�5,6,�7} dan himpunan sisi � �1 = �1,�2,�3,�4,�5,6,�7,�8,�9 .

(i) Pada graf �1, pasangan titik �2 dan �3 serta titik �2 dan �5

merupakan titik-titik yang adjacent karena terhubung langsung oleh

sebuah sisi yaitu sisi �2 dan sisi �8, sedangkan titik �2 dan �4

bukan merupakan titik-titik yang adjacent karena tidak terdapat sisi

yang menghubungkan �2 dan �4.

(ii) Pada graf �1, sisi �1 incident dengan titik �1 dan �2 karena �1

menghubungkan �1 dan �2, tetapi tidak terdapat sisi yang incident

dengan titik �1dan �3 karena tidak ada sisi yang menghubungkan kedua titik tersebut.

(iii) Pada graf �1, deg(�3) = 4, deg(�5) = 4, deg(�1) = 2, �7 disebut

isolated vertex karena deg(�7) = 0.

(iv) Graf �1 memuat multiple edge yaitu sisi �6 dan �7 karena dua sisi tersebut menghubungkan pasangan titik yang sama yaitu �5 dan �6, serta memuat loop yaitu �3,�3,�3 dimana sisi �3 berawal dan berakhir di satu titik yaitu titik �3.

3. Jenis-jenis Graf

Graf dikelompokkan berdasarkan sifat-sifatnya, antara lain

berdasarkan ada tidaknya gelang atau sisi ganda, berdasarkan banyaknya

titik, serta berdasarkan orientasi arah pada sisinya.

14

Berdasarkan ada tidaknya gelang atau sisi ganda pada suatu graf,

graf dikelompokkan menjadi dua jenis (Munir, 2001:182), yaitu:

a. Graf Sederhana (Simple Graph)

Graf sederhana adalah graf yang tidak mengandung gelang maupun

sisi-ganda.

Contoh:

Gambar 2.4 Graf Sederhana

b. Graf Tak Sederhana (Unsimple Graph)

Graf tak sederhana adalah graf yang mengandung sisi ganda atau

gelang atau keduanya. Graf tak sederhana dibagi menjadi dua

macam, yaitu graf ganda (multigraph) dan graf semu (pseudograph).

Graf ganda adalah graf yang mengandung sisi ganda. Graf semu

adalah graf yang mengandung sisi ganda dan gelang.

15

Contoh :

Gambar 2.5 Graf Tak Sederhana

Pada Gambar 2.5, (a) merupakan graf ganda karena memiliki sisi

ganda, sedangkan (b) merupakan graf semu karena selain memiliki

sisi ganda juga memiliki gelang.

Berdasarkan banyak titik pada suatu graf, maka secara umum graf

dapat dikelompokkan menjadi dua jenis (Munir, 2001:183), yaitu :

a. Graf Berhingga (Finite Graph)

Graf berhingga adalah graf yang banyak titiknya berhingga.

Contoh:

Gambar 2.6 Graf Berhingga

b. Graf Tak Berhingga (Infinite Graph)

Graf tak berhingga adalah graf yang banyak titiknya tidak berhingga.

(a) (b)

16

Contoh :

Gambar 2.7 Graf Tak Berhingga

Berdasarkan orientasi arah pada sisi, maka secara umum graf

dikelompokkan menjadi dua jenis (Munir, 2001:183), yaitu :

a. Graf Tak Berarah (Undirected Graph)

Graf tak berarah adalah graf yang sisinya tidak mempunyai orientasi

arah. Pada graf tak berarah, urutan pasangan titik yang dihubungkan

oleh sisi tidak diperhatikan. Jadi (�,�) dan (�,�) adalah sisi yang sama.

17

Contoh:

Gambar 2.8 Graf Tak Berarah

b. Graf Berarah (Directed Graph/Diagraph)

Graf berarah adalah graf yang setiap sisinya diberikan orientasi arah.

Pada graf berarah (�,� ) dan (� ,�) menyatakan dua sisi yang

berbeda ((�,�)≠ (� ,�)). Pada sisi (�,�) titik �dinamakan titik asal (initial vertex) dan titik � dinamakan titik terminal (terminal vertex), sedangkan pada sisi (�,�) titik � dinamakan titik asal (initial vertex) dan titik � dinamakan titik terminal (terminal vertex).

Contoh :

Gambar 2.9 Graf Berarah � � � � � � � � � � � � � � � � � � � �

18

Terdapat beberapa jenis graf sederhana khusus (Munir, 2001:205) antara

lain:

a. Graf Lengkap (Complete Graph)

Graf lengkap adalah graf sederhana yang setiap titiknya berdekatan

atau terhubung langsung oleh satu sisi. Graf lengkap dengan n buah

titik dilambangkan dengan Kn. Banyak sisi pada sebuah graf lengkap

yang terdiri dari n buah titik adalah �(� −1)/2. Contoh :

Gambar 2.10 Graf Lengkap

Gambar 2.12 menunjukkan graf lengkap 1, 2, 3, 4 dan 5

dengan banyak titik masing-masing 1, 2, 3, 4, dan 5.

b. Graf Sikel (Cycle Graph)

Graf sikel merupakan graf sederhana yang setiap titiknya

mempunyai dua sisi yang bersisian. Graf sikel dengan n titik

dilambangkan dengan �.

19

Contoh:

Gambar 2.11 Graf Sikel

Gambar 2.11 menunjukkan graf sikel �3, �4, �5 dan �6 dengan banyak titik masing-masing 3, 4, 5, dan 6.

c. Graf Roda (Wheels Graph)

Graf roda merupakan graf yang diperoleh dengan cara

menambahkan satu titik pada graf sikel �, dan menghubungkan titik baru tersebut dengan semua titik pada graf sikel tersebut.

Contoh:

Gambar 2.12 Graf Roda

d. Graf Teratur (Regular Graph)

Graf teratur merupakan graf yang setiap titiknya mempunyai derajat

yang sama. Apabila derajat setiap titik pada graf teratur adalah r,

maka graf tersebut dinamakan graf teratur berderajat r. Banyak sisi

pada graf teratur dengan n titik adalah 1

2�� sisi.

20

Contoh :

Gambar 2.13 Graf Teratur

Gambar 2.13 menunjukkan graf teratur dengan �= 2 dan �= 3. e. Graf Planar (Planar Graph) dan Graf Bidang (Plane Graph)

Suatu graf disebut graf planar jika graf tersebut dapat digambarkan

pada bidang datar sedemikian sehingga tidak ada sisi-sisinya yang

berpotongan kecuali di titik di mana keduanya bersisian. Namun,

suatu graf mungkin saja planar meskipun biasanya digambarkan

dengan sisi yang saling berpotongan, karena graf tersebut dapat

digambarkan dengan cara berbeda di mana sisi-sisinya tidak saling

berpotongan. Graf planar yang digambarkan dengan sisi-sisi yang

tidak saling berpotongan disebut graf bidang.

Contoh:

Gambar 2.14 Graf Lengkap 4 merupakan Graf Planar

21

Gambar 2.15 Graf Lengkap 5 merupakan Graf Tak Planar

Gambar 2.16 Semua Graf Sikel dan Graf Lengkap 1, 2, 3

merupakan Graf Bidang

f. Graf Bipartit (Bipartite Graph)

Suatu graf sederhana G disebut bipartit jika mempunyai himpunan

titik V yang dapat dipartisi menjadi dua himpunan tak kosong yang

tak beririsan �1 dan �2 sedemikian hingga setiap sisi hubung dalam graf menghubungkan suatu titik di �1dengan titik di �2, atau tak ada sisi hubung di dalam G yang menghubungkan dua titik di �1 maupun di �2.

22

Contoh:

Gambar 2.17 Graf Bipartit

Dari Gambar 2.17 kedua grafadalah graf bipartit karena setiap sisinya

menghubungkan dua titik dari himpunan yang berbeda.

2.2. Pelabelan Graf (Graf Labeling)

Pelabelan graf adalah pemetaan bijektif yang memetakan elemen dari

graf tersebut (titik dan/atau sisi) dengan bilangan bulat positif. Terdapat

beberapa macam pelabelan graf berdasarkan domainnya, yaitu pelabelan

titik (vertex labeling) yang domainnya himpunan titik, pelabelan sisi (edge

labeling) yang domainnya himpunan sisi, serta pelabelan total (total

labeling) yang domainnya titik dan sisi.

Bobot adalah jumlahan dari label-label pada setiap elemen graf. Pada

pelabelan graf terdapat dua jenis pelabelan menurut jumlah dari setiap

bobotnya yaitu pelabelan ajaib (magic labeling) dan pelabelan tak ajaib

(antimagic labeling). Pelabelan ajaib adalah suatu pelabelan yang bobot

masing-masing titik atau sisinya sama/konstan, sedangkan pelabelan tak

ajaib adalah suatu pelabelan yang bobot masing-masing titik atau sisinya

berbeda.

23

Pada penelitian ini akan digunakan pelabelan total ajaib sisi kuat (strong

edge magic total labeling).

Definisi 2.2.1 (Wallis, 2001:17)

Pelabelan total ajaib sisi adalah pemetaan bijektif dari �(�)∪ �(�) ke bilangan bulat positif 1, 2, 3,…,�+�, dengan �= �(�) dan �= �(�) , jika terdapat konstanta c sedemikian sehingga untuk setiap sisi ��, dan semua titik � dan � yang bersisian dengan sisi �, berlaku:

(�) + �, + (� ) =�

dengan (�, ) adalah label sisi �, , (�) dan (�) adalah label titik yang bersisian dengan sisi ��, . Dengan kata lain (�, ) =� untuk setiap sisi sisi �, , dengan (, ) adalah bobot masing-masing sisi �, . Bilangan c

disebut konstanta ajaib (magic constant) dari �. Contoh:

Gambar 2.18 Pelabelan Total Ajaib Sisi pada Graf �4 dengan � = 12

Pada Gambar 2.18 bobot setiap sisi konstan, yaitu 12. Bobot �1,2adalah

1 + 5 + 6 = 12, bobot �2,3 adalah 6 + 4 + 2 = 12, bobot �3,4 adalah

2 + 7 + 3 = 12, dan bobot �1,4 adalah 1 + 8 + 3 = 12. Jadi contoh

5 8 2 6 3 1 4 7 �2413

24

pelabelan pada Gambar 2.20 disebut pelabelan total ajaib sisi pada �4

dengan � = 12.

Definisi 2.2.2 (Wallis, 2001:17)

Pelabelan total ajaib sisi dikatakan kuat (strong) jika label-label titiknya

merupakan bilangan bulat positif 1, 2, 3,…,�, �= �(�) . Contoh:

Gambar 2.19 Pelabelan Total Ajaib Sisi Kuat pada Graf �3 dengan � = 9

Pada Gambar 2.19 �(�) = 3 dan bobot setiap sisi konstan yaitu 9. Bobot �1,2 adalah 1 + 6 + 2 = 9, bobot �2,3 adalah 2 + 4 + 3 = 9, dan bobot �1,3 adalah 3 + 5 + 1 = 9. Karena bobot setiap sisi konstan dan label-label titiknya adalah 1, 2, 3 maka contoh pelabelan pada Gambar 2.21 disebut pelabelan total ajaib sisi kuatpada �3dengan � = 9.

2.3. Graf Sikel (Cycle Graph) dengan Tambahan Satu Anting

Graf sikel merupakan graf sederhana yang setiap titiknya berderajat dua,

atau graf dengan lintasan tertutup. Graf sikel dengan n titik dilambangkan

dengan �.

Graf sikel dengan tambahan satu anting merupakan pengembangan

bentuk dari graf sikel � dengan menambahkan satu titik diluar dan

5 6 4 3 1 2 �123

25

sebuah sisi yang menghubungkan titik tersebut dengan �. Graf sikel dengan tambahan satu anting dilambangkan dengan � +�1 (Septian, 2011:27).

Contoh:

Gambar 2.20 Graf Sikel dengan Tambahan Satu Anting

Setiap graf sikel dengan tambahan satu anting (� +1) mempunyai �, ��� (vertex antimagic total labeling) dengan � ≥3 dan 8

untuk semua � ≥3. Jika label sisi adalah himpunan bilangan bulat positif

{1, 2, 3,…,�+ 1} dan label titik adalah himpunan bilangan bulat positif {�+ 2,�+ 3,…, 2�+ 2} maka nilai � adalah �(5− )

2 + 4. Untuk � ≥3 dan � ganjil, = 1, 3, 5; untuk� ≥ 3 dan � genap, = 2, 4; sedangkan

= 6, 7, 8 tidak memenuhi untuk semua � ≥3. Pada graf sikel dengan tambahan satu anting (� +�1) terdapat 2�+ 4, 1 ��� dan �+ 4, 3 ��� untuk � ≥3 dan � ganjil (Septian, 2011:56).

2.4. Graf Sikel (Cycle Graph) dengan Tambahan Dua Anting

Graf sikel dengan tambahan dua anting merupakan pengembangan dari

graf sikel � dengan menambahkan dua titik diluar � dan dua sisi yang

(a) �4+�1 (b) �5+�1 (c) �6 +�1

26

menghubungkan masing-masing titik tersebut dengan �. Graf sikel dengan tambahan satu anting dilambangkan dengan � + 2�1 (Yuliyanto, 2012:26). Contoh:

Gambar 2.21 Graf Sikel dengan Tambahan Satu Anting

Graf sikel dengan tambahan dua anting (� + 2�1) memenuhi pelabelan total ajaib sisi kuat dengan nilai konstanta ajaib � terletak pada interval 5�+9

2 <� <5+17

2 . Untuk nilai konstanta ajaib � =5+13

2 , nilai label untuk masing-masing titik dan sisi adalah sebagai berikut:

1 =�+ 1 2 �2 = 2 � = �+ 4 +� 2 �= 3, 5, 7,…,� �+ 1 2 � = 4, 6, 8,…,� −1 ��+1 = 1 ��+2 =�+ 5 2 �1,2 = 2�+ 3 �,�+1 = 2�+ 3 − � �= 2, 3, 4,…,� −1 �1,� =�+ 3 (a) �4+ 2�1 (b) �6+ 2�1

27

1,�+1 = 2�+ 4

2,�+2 = 2�+ 2 (Yuliyanto, 2012:71).

2.5. Kerangka Berpikir

Sejauh ini telah dipelajari teori terkait definisi tentang graf, pelabelan

graf, serta hasil dari penelitian sebelumnya. Berdasarkan apa yang telah

dipelajari tersebut akan diselidiki apakah pelabelan total ajaib sisi kuat

(strong edge magic total labeling) berlaku pada graf sikel dengan

tambahan � anting, � ≥3, � ganjil dan akan ditentukan interval nilai konstanta ajaib c, serta akan diselidiki bagaimana rumus nilai label titik

dan sisi pada pelabelan total ajaib sisi kuat pada graf sikel dengan

tambahan � anting, � ≥3 dan � ganjil untuk nilai konstanta ajaib � dengan pola tertentu.

28

BAB III

Dokumen terkait