• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Pengertian Kecemasan

Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang (Ramaiah, 2003:1). Menurut Barlow dan Durand (dalam Soetjipto, 2006:158) mendefinisikan kecemasan adalah keadaan suasana, perasaan (mood) yang ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti tekanan fisik dan kekhawatiran tentang masa depan.

Desiningrum (2016:55) berpendapat bahwa kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi. Atkinson dkk (2001:212) menyebutkan bahwa kecemasan adalah perasaan tidak menyenangkan, yang ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang kadang-kadang dialami dalam tingkatan yang berbeda-beda.

8

Berdasarkan pernyataan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan merupakan reaksi normal terhadap sesuatu atau keadaan suasana, perasaan (mood) yang menimpa hampir setiap orang yang ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang kadang-kadang dialami dalam tingkatan yang berbeda-beda.

b. Indikator Kecemasan

Indikator kecemasan terdapat dua gejala kecemasan yaitu gejala fisiologis dan gejala psikologis (dalam Desiningrum, 2016:55):

a. Gejala fisiologis, meliputi gejala yang menyangkut kondisi badan atau tubuh seseorang yang cemas, terutama yang menyangkut fungsi sistem syaraf yang ditunjukkan dari ekspresinya seperti gemetar, pucat, menggigit kuku, aktivitas kelenjar adrenalin, tidak dapat tidur, perut mual, keringat berlebihan, telapak tangan berkeringat, terasa akan pingsan, sulit bicara, sulit bernafas, jantung berdebar-debar, suara bergetar, jari-jari terasa dingin, lemas, sulit menelan, kepala pusing, kekakuan leher atau punggung, tangan terasa dingin, sakit perut atau mual, sering buang air kecil, dan diare.

b. Gejala psikologis, meliputi gejala yang terkait dengan kondisi emosi dan pikiran seseorang yang mengalami kecemasan seperti takut dan khawatir yang tidak terkendali, merasa tertekan, merasa tidak mudah menghadapi sesuatu yang buruk yang akan

9

terjadi, terus menerus mengeluh tentang perasaan takut terhadap masa depan, percaya sesuatu yang menakutkan akan terjadi dengan sebab yang tidak jelas, kepekaan yang tajam dengan sensasi tubuh, terancam dengan orang atau keadaan yang secara normal tidak diperlihatkan, takut kehilangan kontrol, takut tidak bisa menghadapi permasalahan, berpikir hal tertentu berulang-ulang, ingin melarikan diri, bingung, kesulitan berkonsentrasi, perilaku dependen, perilaku agitatif.

Berdasarkan pejelasan di atas, peneliti menyimpulkan adanya dua aspek kecemasan yang digunakan sebagai acuan penelitian yang akan digunakan sebagai indikator yaitu;

a. Gejala fisiologis meliputi gemetar, susah tidur, jantung berdebar-debar, keringat berlebih, suara bergetar, sakit perut atau mual, kepala pusing, tangan terasa dingin, lemas, perasaan tegang, dan sulit bicara.

b. Gejala psikologis meliputi ingin melarikan diri, khawatir, sulit berkonsentrasi, gelisah dan takut.

c. Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan pada umumnya adalah suatu kondisi penyebab kegelisahan atau ketegangan yang sering kali tidak dipicu oleh faktor-faktor provokatif apapun (Ramaiah, 2003:4). Menurut Desiningrum

10

(2016:55) gangguan kecemasan yang berbeda dan mempengaruhi anak-anak diantaranya, adalah:

1. Gangguan Kecemasan akan Perpisahan

Gangguan kecemasan pemisahan adalah salah satu gangguan kecemasan berupa “Gangguan Pertama Didiagnosis dalam Infancy, Childhood, atau Remaja”. Gangguan kecemasan ini

dapat terjadi sebelum usia 6 tahun. Seperti namanya, seorang anak memiliki gangguan kecemasan pemisahan ketika dia mengalami kecemasan yang berlebihan ketika berpisah dari rumah atau dari orang-orang terdekat dengan anak. Seorang anak dengan gangguan kecemasan akan perpisahan memiliki ketakutan yang luar biasa bahwa sesuatu akan terjadi pada orang tuanya. Beberapa mungkin menolak untuk pergi ke sekolah karena khawatir bahwa sesuatu akan terjadi sementara dirinya berada jauh dari rumah.

2. Gangguan Kecemasan Umum (Generalized Anxiety Disorder)

Gangguan kecemasan umum melibatkan kecemasan yang berlebihan dan khawatir tanpa disebabkan oleh peristiwa atau kegiatan baru/khusus. Kekhawatiran yang disertai dengan gejala fisik, terutama kelelahan, sakit kepala, ketegangan otot, nyeri otot, kesulitan berkonsentrasi, mudah marah, dan kesulitan tidur. Anak-anak dan remaja dengan gangguan kecemasan umum

11

sering khawatir tentang kinerja sekolah atau kompetensi dalam acara olahraga secara berlebihan.

3. Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety Disorder)

Anak-anak dengan gangguan kecemasan sosial memiliki ketakutan terus-menerus dan berlebihan dari situasi sosial, pengawasan interpersonal, dan merasa takut malu atau mendapat penghinaan. Anak dengan gangguan ini menunjukkan perilaku menangis atau membuat ulah.

4. Gangguan Panik (Panic Disorder)

Anak-anak yang memiliki gangguan panik mengalami serangan panik tiba-tiba dan berulang atau periode intens, ketakutan yang luar biasa. Seseorang mengalami serangan panik dengan gejala: jantung berdebar-debar, merasa lemas dan pusing. Ciri lainnya adalah perasaan mual disertai rasa takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

d. Dampak Kecemasan

Menurut Ramaiah (2003:9) Kecemasan akan dirasakan oleh semua orang, terutama jika ada tekanan perasaan atau tekanan jiwa yang amat sangat. Biasanya menyebabkan dua macam akibat:

a) Kepanikan yang amat sangat dan karena itu gagal berfungsi secara normal atau menyesuaikan diri pada situasi.

12

b) Gagal mengetahui lebih dahulu bahayanya dan mengambil tindakan pencegahan yang mencukupi.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Suryabrata (2012:293) prestasi belajar adalah sebagai nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan prestasi belajar siswa selama waktu tertentu. Djamarah (2011:19) mengungkapkan, prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Hanya dengan keuletan dan optimisme dirilah yang dapat membantu untuk mencapai suatu prestasi yang diharapkan.

Winkel (1996:162) mengemukakan, pretasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai bobot yang dicapainya. Prestasi belajar yang di dapat dari suatu usaha sendiri dan yang menyenangkan hati. Sementara Nasution (dalam Djamarah, 2011:173) mengatakan bahwa, prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai sesorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif, psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.

13

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah nilai atau hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau bukti keberhasilan belajar kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya.

b. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu (Ahmadi & Supriyono, 1991:130). Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Ahmadi & Supriyono (1991:130), menggolongkan faktor internal menjadi tiga golongan yaitu :

a. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas:

a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. c. Faktor kematangan fisik maupun psikis.

14 2. Faktor Eksternal

Syah (2008:137), menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua, yaitu:

a. Faktor-faktor Non Sosial

Kelompok faktor ini tak terbilang jumlahnya, misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, atau siang, ataupun malam), tempat (letaknya, pergudangannya), alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat tulis menulis, buku-buku, alat-alat peraga, dan sebagainya yang biasa kita sebut alat-alat pelajaran), metode pengajaran.

b. Faktor-faktor lingkungan a) Lingkungan sosial sekolah

Guru, administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi memotivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.

b) Lingkungan sosial masyarakat

Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak telantar juga dapat

15

mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.

c) Lingkungan sosial keluarga

Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.

3. Mata Pelajaran Matematika a. Pengertian Matematika

Belt & Piaget (dalam Kandou dan Runtukahu, 2014:30) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar-struktur tersebut sehingga terorganisasi dengan baik. Soedjadi (dalam Dewi, 2017:10) berpendapat bahwa matematika sebagai cabang ilmu eksak yang mencakup bilangan dan kalkulasi, penalaran dan struktur logis, fakta kuantitatif, serta bentuk dan ruangan.

16

Menurut Uno (2008:129) matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi, generalitas dan individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri dan analisis. Marsigit (2003:4) berpendapat bahwa matematika adalah himpunan dari nilai kebenaran, dalam bentuk suatu pernyataan yang dilengkapi dengan bukti.

Berdasarkan penjelasan dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak yang mencakup bilangan dan kalkulasi, serta alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis dalam bentuk pernyataan yang dilengkapi dengan bukti.

b. Materi Matematika 1. Volume Kubus

Tentu kalian semua sudah tahu bahwa kubus termasuk ke dalam bentuk bangun ruang khusus karena setiap sisi atau rusuknya memiliki ukuran yang sama panjang. Di dalam rumus volume kubus kita tidak akan menemukan istilah panjang, lebar, ataupun tinggi kita hanya akan menggunakan istilah rusuk atau sisi (s). Mari kita simak contoh gambar sebuah kubus berikut ini:

17

Untuk mencari volume dari kubus seperti pada gambar di atas, kita bisa menggunakan rumus volume kubus berikut ini:

Tabel 2.1 Rumus Volume Kubus

Keterangan:

V = Volume Kubus s = sisi

2. Volume Balok

Balok Sebenarnya sangat mirip dengan kubus namun rusuk-rusuk yang ada pada kubus memiliki ukuran yang berbeda. Oleh karena itu, pada rumus volume kubus kita akan menggunakan istilah panjang lebar dan tinggi. Simak gambar balok di bawah ini:

Volume sebuah balok bisa diketahui dengan cara menghitung luas alas dari balok tersebut lalu dikalikan dengan tingginya. Karena bentuk alas dari sebuah balok adalah persegi panjang, maka untuk mencari luas alasnya digunakan rumus:

18

Tabel 2.2 Rumus Luas Alas Balok

maka kemudian rumus volume balok menjadi seperti ini: Tabel 2.3 Rumus Volume Balok

Keterangan:

V = Volume Balok p = panjang l = lebar t = tinggi

Dokumen terkait