• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini dimaksud sebagai landasan dalam melaksanakan penelitian. Di bawah ini dikemukakan beberapa pengertian dan teori yang berhubungan dengan “Proses Kreatif A. Awan Darmawan dalam Berkarya Seni Lukis”.

Pada dasarnya tinjauan pustaka dilakukan untuk mengetahui sasaran penelitian secara teoritis, dan pada bagian ini akan diuraikan landasan teoritis yang dapat menjadi kerangka acuan dalam melakukan penilitian. Landasan yang dimaksud ialah teori yang merupakan kajian kepustakaan dari berbagai literatur yang relevan dengan masalah yang akan diteliti oleh penulis.

1. Pengertian Proses

Proses adalah suatu tuntutan perubahan peristiwa dalam pengembangan sesuatu (W.J.S.Poerwadarminta, 1984:769) yang maksudnya adalah rangkaian kegiatan di dalam mengembangkan sesuatu. Selanjutnya dalam kamus besar bahasa Indonesia bahwa proses adalah rangkaian tindakan perbuatan, atau pengolahan produk jadi kesimpulannya proses dapat diartikan sebagai suatu tahap awal dari suatu kegiatan sehingga tercapai tujuan dari kegiatan tersebut.

2. Pengertian Kreatif

Kreatif atau kreativitas yang dimaksud adalah penciptaan karya seni dengan mewujudkan sesuatu yang belum pernah ada, mempunyai arti dan nilai baru. Daya kreasi yang kuat berarti kekuatan menciptakan hal-hal yang baru. Dalam karya seni rupa yang baik akan terkandung unsur kretivitas yang kuat (W.A Sukimin 2003:68). Menurut Monroe Beardsley dalam teori kreativitas menyatakan bahwa kreatif yang berarti mempunyai kemampuan untuk mencipta.

3. Pengertian Berkarya

Berkarya dengan kata dasar karya dalam kamus bahasa Indonesia karya adalah kerja/pekerjaan, hasil pembuatan dan ciptaan. karya adalah, hasil ciptaan atau pembuatan orang, yang belum pernah diciptakan oleh orang lain. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa berkarya artinya mengerjakan suatu pekerjaan sampai menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua orang. Karya tersebut dapat berupa benda, jasa, atau hal yang lainnya.

4. Seni Lukis

Sebelum lebih lanjut membahas tentang seni lukis terlebih dahulu kita akan membahas tentang seni. Kata seni berasal dari bahas Melayu yakni kecil. Dalam bahasa Inggris seni atau “Art” berarti keahlian dan keterampilan manusia dalam mengekspresikan dan menciptakan hal-hal yang indah serta bernilai bagi kehidupan baik untuk diri sendiri maupun

untuk masyarakat umumnya. Dalam bahasa Sangsekerta seni berasal dari kata “sani” yang berarti pemujaan, pelayanan, permintaan atau pencarian dengan hormat dan jujur. Kemudian dalam bahasa Belanda “genie” yakni jenius. Selanjutnya dalam bahasa latin pada abad pertengahan “Ars” yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu. Adapun beberapa defenisi seni yang dikemukakan oleh para tokoh/ahli yaitu:

Seni adalah “segala yang berkaitan dengan karya cipta yang dihasilkan oleh unsur rasa” (Kamus Ilmiah Populer, 2006: 431).

Seni adalah “keajaiban transendental yang senantiasa mengungkap kualitas emosional dan pada akhirya menemukan hakikat kebenaran” (Muh, Faisal, 2011).

Seni adalah “kreativitas, ekspresi dan proses” Gothe, 1773 (Benny Subiantoro, 2011:11).

Sementara seni lukis menurut Abd. Kahar Wahid adalah “pencurahan pengalaman artistik dengan menggunakan media garis dan warna di atas dua dimensional”.

Soedarso SP mengatakan bahwa seni lukis adalah “suatu pengucapan pengalaman artistik yang ditumpahkan dalam bidang dua dimensional dengan menggunakan garis dan warna”.

Dari uraian di atas, maka kita dapat memberikan asumsi bahwa seni lukis adalah hasil cipta manusia atas dasar pengalaman artistik yang dituangkan dalam bidang dua dimensional dengan penekanan garis dan warna.

a. Bahan dan Alat Yang Digunakan dalam Berkarya Seni Lukis 1. Bahan.

Bahan melukis adalah segala material yang dapat digunakan untuk kegiatan melukis. Bahan untuk meluis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu cat atau tinta (cat air, cat minyak, cat akrilik, tinta cina, dan pewarna lainnya) dan bidang lukis (kertas, kanvas, tripleks, kaca, keramik, tembok dan lainnya).

2. Alat.

Alat melukis adalah segala perkakas yang dapat digunakan dalam kegiatan melukis. Untuk melukis, kita dapat menggunakan kuas cat air, kuas cat minyak, pisau palet, palet, sprayer, dan esel. (Tim Abdi Guru, 2007:11).

b. Teknik-Teknik Dalam Berkarya Seni Lukis

Teknik melukis adalah cara-cara yang digunakan untuk melukis. Teknik melukis dapat menggunakan beberapa car, yaitu; aquarel atau transparan, plakat atau menutup, seprai atau semprot, pointilis atau titik-titik, dan tempra (Tim Abdi Guru, 2007:11)

1. Aquarel

Teknik aquarel atau transparan adalah cara melukis dengan menggunakan bahan cat air dengan sapuan warna yang tipis sehingga hasilnya tembus pandang (transparent).

2. Plakat

Teknik plakat merupakan cara melukis dengan bahan cat air, cat akrilik, atau cat minyak dengan sapuan warna yang tebal atau kental sehingga hasilnya tampak pekat atau menutup.

3. Spray

Teknik spray atau semprot adalah cara melukis dengan bahan cat yang cair yang disemprotkan dengan sprayer. Teknik ini sering digunakan untuk membuat reklame visual.

4. Pointilis

Teknik pointilisatau titik-titik merupakan cara melukis yang dalam membuat gelap-terangnya gambar atau percampuran warna dengan membuat titik-titik.

5. Tempra

Teknik tempra merupakan cara melukis pada tembok dengan sedemikian rupa sehingga hasilnya menyatu dengan arsitektur.

4. Pengertian Karakteristik

Secara etimologis, istilah karakteristik tafsir merupakan susunan dua kata yang terdiri dari kata; karakteristik dan tafsir. Istilah karakteristik diambil dari bahasa Inggris yakni characteristic, yang artinya mengandung sifat khas. Ia mengungkapkan sifat-sifat yang khas dari sesuatu.

Dalam kamus lengkap psikologi karya Chaplin, dijelaskan bahwa karakteristik merupakan sinonim dari kata karakter, watak, dan sifat. Jadi di

antara pengertian-pengertian di atas sebagaimana yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa karakteristik itu adalah suatu sifat yang khas, yang melekat pada seseorang atau suatu objek dengan kata lain karakteristik adalah segala hal yang menjadi pembeda atau yang memberi kesan khusus bagi sesuatu terhadap sesuatu yang lainnya.

a. Karakteristik karya seni dapat ditinjau dari tujuan pembuatannya Dalam membuat sebuah karya seni lukis, para seniman memiliki berbagai macam tujuan dan alasan pembuatan karya tersebut. Tujuan-tujuan yang dipilih oleh para seniman antara lain Tujuan-tujuan religius, magis, simbolis, estetis, komersil, dan ekspresi (Sudarso, 1990).

1) Seni Lukis untuk Tujuan Religius. Seorang seniman yang memiliki tujuan religius menjadikan lukisan yang dibuatnya sebagai pengabdian yang ditunjukan kepada Tuhan, nenek moyang, atau para dewa, baik politheisme atau monotheisme. Salahsatu bentuk lukisan yang dibuat dengan tujuan religius adalah lukisan kaligrafi karya Yusuf.

Gambar 2.1 Lukisan Religius

2) Seni lukis untuk tujuan magis

Lukisan di dinding gua atau dinding karang menggambarkan sebuah kehidupan zaman prasejarah dari segi sosial-ekonomi dan kepercayaan masyarakat. Sikap hidup manusia tergambar di dalam lukisan-lukisan tersebut, dan termasuk juga di dalamnya nilai-nilai estetika dan magis yang bertalian dengan totem dan upacara-upacara yang belum diketahui dengan jelas.

Cap tangan dengan latar belakang cat merah mungkin mengandung arti kekuatan atau lambang kekuatan pelingdung untuk mencegah roh jahat, dan cap-cap tangan yang jari-jarinya tidak lengkap sebagai tanda adat berkabung.

Seorang seniman yang memiliki tujuan magis menjadikan lukisan yang dibuat untuk mendatangkan magis atau sihir.Lukisan ini bersifat primitif. Akan tetapi, pelukis modern juga banyak yang melukis tema dan motif primitif agar menimbulkan kesan magis. Mereka menganut paham primitivisme. Seniman-seniman yang banyak melukis tema dan motif primitif banyak terdapat di Bali.

Gambar 2.2 Lukisan Magis

Yun Suroso

3) Seni Lukis sebagai Tujuan Simbolis

Seorang seniman yang memiliki tujuan simbolis melakukan kegiatan melukis untuk melambangkan suatu cita-cita kehidupan pribadi atau kelompok. Misalnya, cita-cita berupa kebahagiaan, kedamaian, kekuatan, dan kehendak positif yang bermanfaat bagi manusia. Contoh lukisan yang dibuat dengan tujuan simbolis adalah lukisan kepahlawanan Pangeran Diponegoro karya Basuki Abdullah.

Gambar 2.3 Lukisan Simbolis

4) Seni Lukis untuk Tujuan Estetis

Seorang seniman yang memiliki tujuan estetis akan melukis dengan semata-mata mengutamakan rasa keindahan saja sehingga lukisannya dapat dinikmati sebagai penghias dekorasi. Contoh lukisan yang memiliki tujuan estetis adalah lukisan pemandangan atau lukisan kegiatan masyarakat.

Gambar 2.4 Lukisan Estetis www amazine. co 5) Seni Lukis untuk Tujuan Komersil

Seorang seniman yang memiliki tujuan komersil akan melukis dengan mengutamakan selera pembeli. Contohnya adalah para pelukis di jalanan.

Gambar 2.5 Lukisan Komersil www.anacaraka.co.id

6) Seni Lukis untuk Tujuan Ekspresi

Seorang pelukis yang melukis dengan tujuan ekspresi akan melukis untuk mengekspresikan perasaannya sendiri, tanpa melihat unsur-unsur lain. Di sini seniman benar-benar total mencurahkan semua ekspresi dan perasaannya ke dalam sebuah lukisan.Teknik yang dipakaipun beragam dan biasanya seorang seniman ini mempunyai teknik khas tersendiri.

Gambar 2.6 Lukisan Ekspresi Vincent van Gogh

b. Seni berdasarkan corak dan gaya

Karya lukis sebagai cabang seni rupa memiliki berbagai aliran maupun corak. Paul Klee (Soedarso SP, 2000:85), mengatakan bahwa seni adalah “interpretasi, dan seni adalah simbol, dan dari pangkal tolak tersebut lahirlah bermacam aliran baru dalam seni”.

1) Naturalisme dan Realisme.

Dalam naturalisme, seniman berusaha melukiskan segala sesuatu sesuai dengan alami atau alam kodrat. Realisme, dibanding dengan naturalisme, cenderung melukiskan kenyataan pahit dari peri kehidupan manusia, barangkali akibat exploitation de I’ homme. Meskipun demikian dalam seni sastra kita lihat Emille zole yang dianggap menganut aliran naturalismepun melukiskan kepahitan dan kebejatan moral manusia.

Gambar 2.7 Gambar 2.8

Lukisan Naturalisme, Lukisan Realisme, Raskin 20 Kg Kakak dan Adik KomunitasPelukisBorobudur Karya Basuki Abdullah 1978 (bakulseni. com)

2) Impressionisme.

Dilihat dari segi asal kata, impression merupakan kesan. Jadi bisa dikatakan impressionisme adalah “sebuah aliran yang berusaha menampilkan kesan-kesan pencahayaan yang kuat, dengan penekanan pada tampilan warna dan bukan bentuk”. Namun kalangan Akademisi ada yang justru menampilkan kesan garis yang kuat dalam

Impressionis. Aliran Impressionis muncul dari abad 19 yang dimulai dari Paris pada tahun 1860-an. Awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet, "Impression, Sunrise" ("Impression,soleil levant"). Kritikus Louis Leroy menggunakan kata ini sebagai sindiran dalam artikelnya di Le Charivari (Kusrianto, 2011:119).

Gambar 2.9

Lukisan Impressionisme, Sunrise Karya Claude Monet 1872/1873

3) Expressionisme.

Berlainan dengan impressionisme yang menangkap kesan sesaat terhadap fenomena, seniman expressionis lebih mengutamakan curahan batin sendiri secara bebas. “Ekspresionisme adalah suatu aliran yang berusaha melukiskan aktualitas yang sudah didistorsikan dalam bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun sensasi dari dalam” (Soedarso SP., 2000:99). Salah satu tokoh dari aliran ini adalah Vaincent Van Gogh.

Gambar 2.10 Lukisan Expressionisme Karya Vaincent Van Gogh, 1989 4) Kubisme.

Seni rupa yang kubistis punya wujud bersegi-segi punya kesan yang monumental, terutama untuk seni patung. Jenis-jenis kubisme agak banyak, namun yang berarti adalah kubisme analitis dan kubisme sintesis. Dalam hal yang analitis, seniman melihat objek dari berbagai arah yang dibentuk dalam faset-faset kecil, lalu dilukiskan sekaligus. Dari karya yang begini kita bisa melihat objek dilihat dari depan, samping, belakang dan sebagainya tergantung pada keinginan seniman. Sedangkan kubisme sintesis bertolak dari bentuk abstrak menuju bentuk kongkrit.

Gambar 2.11 Lukisan Kubisme Karya Pablo Picasso 1907

5) Futurisme.

Merupakan aliran seni rupa yang dibangunkan di luar Prancis pada tahun 1909 di Italia. Futurisme bisa dipandang sebagai pendobrakan faham kubisme yang dianggap statis dalam soal komposisi, garis dan pewarnaan.

Gambar 2.12 Lukisan Futurisme Karya Marcel Duchamp

6) Dadaisme.

Aliran dada merupakan isyarat yang nihilistis dari aliran berikutnya, surrealisme. Lahir di Zurich, merupakan produk yang histeris dari situasi perang dunia I. Sifatnya dikatakan anti seni, anti perasaan dan cenderung merefleksi kekasaran dan kekerasan.

Gambar 2.13 Lukisan Dadaisme Karya Jead Hans Arp

7) Surrealisme

Pada awalnya merupakan gerakan dalam sastra, diketemukan Apollinaire untuk menyebut dramanya. Dalam kreativitas seninya, kaum surrealis berusaha membebaskan diri dari kontrol kesadaran, menghendaki kebebasan besar, sebebas orang bermimpi.

Gambar 2.14

Lukisan Surrealisme, The persistence of memory Karya Salvador Dali

8) Abstraksionisme.

Jika pada aliran sebelumnya, betapapun orang masih bertolak dari kenyataan optis, maka pada aliran abstrak yang banyak macam ragamnya ini, orang berusaha menggali suatu kenyataan yang adanya dalam batin para seniman. Mungkin ia bernama fantasi, mungkin imaji kreatif dan mungkin juga intuisi.

Gambar 2.15

Lukisan Abstraksionisme, Barong I Karya Affandi

9) Akhirnya jika pada suatu waktu orang menjadi bosan dengan seni tanpa objek, muncullah nanti yang disebut popular art, dimana mereka mengingatkan keadaan sekeliling yang sudah sekian lamanya kita lupakan.

Gambar 2.16 Lukisan Popular Art

c. Profil A. Awan Darmawan

Nama Lengkap : A. Awan Darmawan Tempat/Tgl Lahir : Sengkang 01 April 1970

Status : Sudah Nikah

Jenis Kelamin : Laki Laki

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia Tinggi Badan : 168 cm

Berat Badan : 70 kg

d. Gambaran umum karya lukis A. Awan Darmawan

Pada kesempatan ini penulis mencoba menganalisis dan menelusuri jejak seorang seniman yang berbakat dan mempunyai potensi di bidang seni lukis, dialah A. Awan Darmawan. Pada penelitian ini, penilis mengangkat sebuah judul “Proses Kreatif A. Awan Darmawan dalam Berkarya Seni Lukis”.

Penganalisasian data dilakukan dengan cara yaitu hasil observasi, wawancara (interview), dan studi dokumen (sumber tertulis, filem, foto, dan karya-karya monumental) dikumpulkan lalu diadakan kategorisasi data dan interpretasi karya dengan merangkum data-data yang dianggap penting, kemudian disusun menjadi bagian-bagian untuk diperiksa kebenarannya dan selanjutnya diadakan penafsiran data. Observasi berjumlah 16 buah karya lukisan A. Awan Darmawan.

B. Kerangka Pikir

Dengan melihat beberapa konsep atau teori yang telah diuraikan pada kajian pustaka, maka dapat dibuat kerangka pikir yang dapat dijadikan sebagai acuan konsep berfikir tentang Proses Kreatif A. Awan Darmawan dalam berkarya seni lukis. Dari landasan teori di atas maka kerangka pikir penelitian ini, dapat diuraikan antara bagian satu dengan bagian lainnya.

Seperti yang telah dikaji teori di atas, karya seni lukis merupakan identitas senimannya dalam mengekspresikan ide dan konsep. Ada tiga komponen dalam proses pencipta seni sebagai landasan berkarya, komponen tersebut adalah tema, bentuk dan isi. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan kerangka pikir dalam skema sebagai berikut :

Gambar 2.17 Kerangka pikir.

Karakteristik senilukis karya A. Awan Darmawan

Hasil Penelitian

Proses kreatif senilukis karya A. Awan Darmawan

Proses Kreatif A. Awan Darmawan dalam berkarya

Dokumen terkait