• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES KREATIF A. AWAN DARMAWAN DALAM BERKARYA SENI LUKIS SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROSES KREATIF A. AWAN DARMAWAN DALAM BERKARYA SENI LUKIS SKRIPSI"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

v

PROSES KREATIF A. AWAN DARMAWAN DALAM BERKARYA SENI LUKIS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh: MIFTAHERA NIM. 10541 00394 10

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(2)
(3)
(4)

vii MOTTO

Tidak ada sesuatu yang yang lebih menyenangkan daripada menimbulkan senyum pada wajah orang lain, terutama pada wajah orang yang kita cintai.

R. A Kartini

Anda akan dikritik orang ketika melakukan sesuatu, dan anda juga akan dikritik jika tidak melakukan sesustu. Jadi, lakukan saja yang menurut anda benar.

Eleanor Rosevelt.

Jangan rusak nilai kita dengan membandingkannya dengan orang lain, perbedaan yang ada diciptakan

untuk membuat masing-masing diri kita special. Anonim

(5)

viii

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan sebagai tanda hormat dan baktiku kepada ayahanda Nasrullah dan ibunda Rosmah yang tercinta kepada om Usman S.Pd, Mipta Kurniawan S. Kom dan semua keluargaku.

Adik-adikku Ahyana Hera, Ismatul Aulia, Nurul Amalia, Salsabila, dan Alya Nabila, serta sahabat-sahabatku

Yang telah banyak berkorban dan bersabar

dengan selalu memberikan perhatian dan dukungan kepada penulis. Doa-doa beliau selalu mengiringi perjalanan penulis sampai sekarang, yang

sangat ampuh menembus gelombang hidup dan merupakan berkah yang membangkitkan semangat dari keterpurukan dan kegundahan.

Semoga Allah senantiasa melindungi mereka. Amin……!!!

(6)

ix ABSTRAK

MIFTAHERA 10541039410. 2010. “Proses Kreatif A. Awan

Darmawan dalam Berkarya Seni Lukis”. Skripsi. Jurusan Seni Rupa, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas, benar, dan lengkap, tentang Proses Kreatif A. Awan Darmawan dalam Berkarya Seni Lukis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penganalisasian data dilakukan dengan cara yaitu hasil observasi (pengamatan), wawancara (interview), studi dokumen (berupa sumber tertulis, film, gambar/foto, dan karya-karya monumental) dikumpulkan lalu diadakan kategorisasi data dengan merangkum data-data yang dianggap penting, kemudian disusun menjadi bagian-bagian untuk diperiksa kebenarannya dan selanjutnya diadakan penafsiran data. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang Proses Kreatif A. Awan Darmawan dalam Berkarya Seni Lukis bahwa Dalam berkarya, A. Awan Darmawan terikat dengan faham atau aliran tertentu, yakni aliran relisme. Konsep A. Awan Darmawan dalam penciptaan sebuah karya lukis, yang dilatar belakangi oleh konstruk sosial masyarakat dengan keragaman tradisi, dan legenda-legenda khususnya di Sulawesi Selatan. Namun intinya hanya mengeksplorasi dan memenuhi hasrat ekspresi pribadi. Teknik yang digunakan A. Awan Darmawan proses penciptaan karyanya adalah teknik sapuan kuas dan untuk penyelesaian akhir (finishing), menggunakan teknik layer (lapisan). Karya yang menurut orang lain sudah selesai, dicat kembali untuk membuat gradasi warna pada karyanya terlihat lebih halus.

(7)

x

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum, Wr.Wb

Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Proses Kreatif A. Awan Darmawan dalam Berkarya Seni lukis”.

Salawat dan salam juga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga beliau, para sahabat dan seluruh ummatnya yang tetap istiqamah pada ajaran Islam.

Segala usaha dan upaya telah dilakukan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin. Keberhasilan penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.

Oleh Karen itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan material, tenaga, dan pikiran sejak persiapan sampai dengan selesainya proposal ini. Ucapan terimah kasih itu penulis sampaikan kepada:

1. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. 2. Dr. Andi Syukri Syamsuri, M. Hum. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Andi Baetal Mukaddas, S.Pd., M.Sn. Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar.

(8)

xi

4. Muhammad Thahir, S.Pd. Sekertaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Dr. Muhammad Rapi, M. Pd, selaku Pembimbing I. 6. Drs. Benny Subiantoro, M.Sn, selaku Pembimbing II.

7. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Seni Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah banyak memberikan bantuan dan masukannya, baik dalam perkuliahan maupun dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Teman-teman yang telah mendukung kelancaran dan penyelesaian skripsi ini. 9. Khususnya, kedua orang tua Nasrullah dan Rosmah yang dengan tulus dan

penuh kasih sayang mendukung langkah kemajuan ananda, dan saudara saudaraku yang menjadi inspirasiku dalam beraktivitas.

Dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.

Billahi Fisabilil Haq Fastabiqul Khaerat Assalamu Alikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Agustus 2015

(9)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv SURAT PERNYATAAN ... v SURAT PERJANJIAN ………... vi MOTTO ……….. vii PERSEMBAHAN ………. viii ABSTRAK ………ix KATA PENGANTAR ……….. x

DAFTAR ISI ………... xii

DAFTAR GAMBAR ………. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ………. xvi

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang ……….... 1

B. Rumusan Masalah ………... 3

C. Tujuan Penelitian ……… 3

D. Manfaat Hasil Penelitian ………. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ………... 5

A. Kajian Pustaka ………. 5

(10)

xiii

BAB III METODE PENELITIAN ……….. 23

A. Jenis dan Lokasi Penelitian..………... 23

B. Variabel dan Desain Penelitian .………. 24

C. Defenisi Operasional Variabel ………... 25

D. Subjek dan Objek Penelitian ……….. 26

E. TeknikPengumpulan Data ……….. 27

F. Teknik Analisis Data ……….. 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 32

A. Hasil Penelitian ………. 32

B. Pembahasan ………... 33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 45

A. Kesimpulan ……… 45

B. Saran ……….. 46

DAFTAR PUSTAKA ………. 47 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Lukisan Religius ………... 10

Gambar 2.2 Lukisan Magis ……….. 12

Gambar 2.3 Lukisan Simbolis ……….. 12

Gambar 2.4 Lukisan Estetis ………. 13

Gambar 2.5 Lukisan Komersil ………. 13

Gambar 2.6 Lukisan Ekspresi ……….. 14

Gambar 2.7 Lukisan Naturalisme ……… 15

Gambar 2.8 Lukisan Realisme ………. 15

Gambar 2.9 Lukisan Impressionisme ………... 16

Gambar 2.10 Lukisan Expressionisme ………... 17

Gambar 2.11 Lukisan Kubisme ………. 17

Gambar 2.12 Lukisan Futurisme ……… 18

Gambar 2.13 Lukisan Dadaisme ……… 19

Gambar 2.14 Lukisan Surrealisme ………. 19

Gambar 2.15 Lukisan Abstraksionisme ………. 20

Gambar 2.16 Lukisan Popular Art ………. 20

Gambar 2.17 Kerangka pikir ……….. 22

Gambar 3.1 Denah lokasi penelitian ……… 24

Gambar 3.2 Desain Penelitian ………. 25

Gambar 4.1 Foto A. Awan Darmawan pada saat membuat sketsa di atas kanvas dengan menggunakan pensil.…..………... 36

(12)

xv

Gambar 4.3 Foto A. Awan Darmawan pada saat menyempurnakan kondisi lukisan yang telah diciptakan ………... 38 Gambar 4.4 Foto lukisan pada saat selesai dibuat ………... 38

(13)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Format Observasi ………. 50 Lampiran 2. Format Wawancara ……….. 59 Lampiran 3. Dokumentasi ……… 61

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seni sepanjang sejarah tidak lepas dari kehidupan manusia, karena seni adalah salahsatu kebudayaan yang mengandung nilai indah (estetis), sedangkan manusia menyukai keindahan. Seni senantiasa mengandung ide-ide yang disampaikan melalui karya. Ide dan gagasan tersebut diperoleh berdasarkan kualitas pengalaman dan ekspresi seniman.

Banyak orang yang mengatakan bahwa seni merupakan sesuatu yang mengandung nilai indah. Pandangan tersebut tidak sepenuhnya benar karena di samping indah, ada seni yang tidak indah, namun tetap mengandung cita rasa seni. Indah atau tidak indahnya suatu karya seni bergantung pada seniman yang membuatnya dan juga para penikmat seni.

Kata seni dan keindahan adalah dua kata yang selalu berkaitan pengertiannya, bahkan beberapa batasan tentang seni selalu mengaitkan dengan keindahan. Misalnya seni adalah segala macam keindahan ciptaan manusia atau seni adalah pembuatan benda-benda yang bermuatan adanya keindahan. Pada dasarnya memang harus diakui bahwa seni tidak dapat dipisahkan dengan keindahan, walaupun tidak semua yang indah adalah seni. Indah itu bisa didapat setelah mengamati kejadian di alam.

Seni mempunyai keistimewaan, karena tidak dapat diukur dengan akal, karena seni adalah hasil ungkapan batin seseorang, ungkapan jiwa

(15)

seseorang sehingga seni merupakan simbol cita rasa seseorang, seperti halnya pada karya seni lukis. Karena pada dasarnya seni lukis merupakan hasil ekspresi jiwa senimannya. Dalam menghasilkan karya seni, perupa dapat mengambil dari berbagai macam sumber penciptaan dengan menyikapi realitas yang dihadapi, berdasar dari dukungan, daya pandang yang dianggap menarik sebagai suatu objek dalam berkarya.

Karya seni khususnya seni lukis lahir dari seniman yang kreatif, artinya seniman selalu berusaha meningkatkan sensibilitas dan persepsi terhadap dinamika kehidupan masyarakat. Sebaliknya masyarakat akan dapat merasakan manfaatnya. Seniman yang kreatif akan membawa masyarakat keselera estetik yang lebih dalam, bukan selera yang mengarah pada kedangkalan seni. Hal tersebut menuntut kreativitas seniman dalam proses cipta seni, secara teoritis membutuhkan pemikiran yang matang. Ada tiga komponen dalam proses pencipta seni sebagai landasan berkarya, komponen tersebut adalah tema, bentuk dan isi. Walaupun secara teori dapat dipisahkan namun sebenarnya ketiga komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. (Dharsono, 2004:28).

Berdasarkan uraian di atas, Seniman adalah orang memiliki daya tangkap dan daya ungkap lebih tinggi dari pada yang bukan seniman. Lukisan gaya Affandi contohnya adalah pribadi Affandi, lukisan yang bergaya Soedjojono berarti lukisan itu hasil karya Soedjojono. Jadi setiap Seniman dalam berkarya mempunyai karakter tersendiri, karena tiap-tiap orang memiliki kemampuan atau daya fikir dan daya rasa yang berbeda-beda, artinya seniman

(16)

adalah manusia yang memiliki sifat-sifat istimewa yang diperoleh sebagai anugerah dari Allah SWT.

Pada kesempatan ini penulis mencoba untuk menganalisis dan menelusuri jejak seorang seniman yang berbakat dan mempunyai potensi di bidang seni lukis, dialah A. Awan Darmawan. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian dengan judul “Proses Kreatif A. Awan Darmawan dalam Berkarya Seni Lukis”.

B. Rumusan Masalah

Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “Proses Kreatif A. Awan Darmawan dalam Berkarya Seni Lukis”. Permasalahan yang lebih rinci dikemukakan sebagai berikut:

1. Bagaimana proses kreatif A. Awan Darmawan dalam berkarya seni lukis? 2. Bagaimana karakteristik seni lukis karya A. Awan Darmawan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mendiskripsikan proses kreatif A. Awan Darmawan dalam berkarya seni lukis.

2. Untuk mendiskripsikan tentang karakteristik karya seni lukis A. Awan Darmawan.

(17)

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan adanya manfaat yang dapat dipetik utamanya bagi pihak yang terkait dengan penelitian ini, sebagai berikut:

1. Sebagai bahan apresiasi bagi mahasiswa, khususnya Seni Rupa Universitas Muhammadiyah Makassar tentang karya seni lukis.

2. Sebagai referensi yang dapat menunjukkan eksistensi A. Awan Darmawan sebagai senirupawan.

3. Dapat menambah literatur perpustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar nantinya.

4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperoleh pengalaman langsung dan penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian lanjutan yang berhubungan dengan kemampuan pembelajaran seni rupa, baik materi seni lukis dan materi lainnya yang masih berkaitan dengan pembelajaran seni rupa.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini dimaksud sebagai landasan dalam melaksanakan penelitian. Di bawah ini dikemukakan beberapa pengertian dan teori yang berhubungan dengan “Proses Kreatif A. Awan Darmawan dalam Berkarya Seni Lukis”.

Pada dasarnya tinjauan pustaka dilakukan untuk mengetahui sasaran penelitian secara teoritis, dan pada bagian ini akan diuraikan landasan teoritis yang dapat menjadi kerangka acuan dalam melakukan penilitian. Landasan yang dimaksud ialah teori yang merupakan kajian kepustakaan dari berbagai literatur yang relevan dengan masalah yang akan diteliti oleh penulis.

1. Pengertian Proses

Proses adalah suatu tuntutan perubahan peristiwa dalam pengembangan sesuatu (W.J.S.Poerwadarminta, 1984:769) yang maksudnya adalah rangkaian kegiatan di dalam mengembangkan sesuatu. Selanjutnya dalam kamus besar bahasa Indonesia bahwa proses adalah rangkaian tindakan perbuatan, atau pengolahan produk jadi kesimpulannya proses dapat diartikan sebagai suatu tahap awal dari suatu kegiatan sehingga tercapai tujuan dari kegiatan tersebut.

(19)

2. Pengertian Kreatif

Kreatif atau kreativitas yang dimaksud adalah penciptaan karya seni dengan mewujudkan sesuatu yang belum pernah ada, mempunyai arti dan nilai baru. Daya kreasi yang kuat berarti kekuatan menciptakan hal-hal yang baru. Dalam karya seni rupa yang baik akan terkandung unsur kretivitas yang kuat (W.A Sukimin 2003:68). Menurut Monroe Beardsley dalam teori kreativitas menyatakan bahwa kreatif yang berarti mempunyai kemampuan untuk mencipta.

3. Pengertian Berkarya

Berkarya dengan kata dasar karya dalam kamus bahasa Indonesia karya adalah kerja/pekerjaan, hasil pembuatan dan ciptaan. karya adalah, hasil ciptaan atau pembuatan orang, yang belum pernah diciptakan oleh orang lain. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa berkarya artinya mengerjakan suatu pekerjaan sampai menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua orang. Karya tersebut dapat berupa benda, jasa, atau hal yang lainnya.

4. Seni Lukis

Sebelum lebih lanjut membahas tentang seni lukis terlebih dahulu kita akan membahas tentang seni. Kata seni berasal dari bahas Melayu yakni kecil. Dalam bahasa Inggris seni atau “Art” berarti keahlian dan keterampilan manusia dalam mengekspresikan dan menciptakan hal-hal yang indah serta bernilai bagi kehidupan baik untuk diri sendiri maupun

(20)

untuk masyarakat umumnya. Dalam bahasa Sangsekerta seni berasal dari kata “sani” yang berarti pemujaan, pelayanan, permintaan atau pencarian dengan hormat dan jujur. Kemudian dalam bahasa Belanda “genie” yakni jenius. Selanjutnya dalam bahasa latin pada abad pertengahan “Ars” yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu. Adapun beberapa defenisi seni yang dikemukakan oleh para tokoh/ahli yaitu:

Seni adalah “segala yang berkaitan dengan karya cipta yang dihasilkan oleh unsur rasa” (Kamus Ilmiah Populer, 2006: 431).

Seni adalah “keajaiban transendental yang senantiasa mengungkap kualitas emosional dan pada akhirya menemukan hakikat kebenaran” (Muh, Faisal, 2011).

Seni adalah “kreativitas, ekspresi dan proses” Gothe, 1773 (Benny Subiantoro, 2011:11).

Sementara seni lukis menurut Abd. Kahar Wahid adalah “pencurahan pengalaman artistik dengan menggunakan media garis dan warna di atas dua dimensional”.

Soedarso SP mengatakan bahwa seni lukis adalah “suatu pengucapan pengalaman artistik yang ditumpahkan dalam bidang dua dimensional dengan menggunakan garis dan warna”.

Dari uraian di atas, maka kita dapat memberikan asumsi bahwa seni lukis adalah hasil cipta manusia atas dasar pengalaman artistik yang dituangkan dalam bidang dua dimensional dengan penekanan garis dan warna.

(21)

a. Bahan dan Alat Yang Digunakan dalam Berkarya Seni Lukis 1. Bahan.

Bahan melukis adalah segala material yang dapat digunakan untuk kegiatan melukis. Bahan untuk meluis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu cat atau tinta (cat air, cat minyak, cat akrilik, tinta cina, dan pewarna lainnya) dan bidang lukis (kertas, kanvas, tripleks, kaca, keramik, tembok dan lainnya).

2. Alat.

Alat melukis adalah segala perkakas yang dapat digunakan dalam kegiatan melukis. Untuk melukis, kita dapat menggunakan kuas cat air, kuas cat minyak, pisau palet, palet, sprayer, dan esel. (Tim Abdi Guru, 2007:11).

b. Teknik-Teknik Dalam Berkarya Seni Lukis

Teknik melukis adalah cara-cara yang digunakan untuk melukis. Teknik melukis dapat menggunakan beberapa car, yaitu; aquarel atau transparan, plakat atau menutup, seprai atau semprot, pointilis atau titik-titik, dan tempra (Tim Abdi Guru, 2007:11)

1. Aquarel

Teknik aquarel atau transparan adalah cara melukis dengan menggunakan bahan cat air dengan sapuan warna yang tipis sehingga hasilnya tembus pandang (transparent).

(22)

2. Plakat

Teknik plakat merupakan cara melukis dengan bahan cat air, cat akrilik, atau cat minyak dengan sapuan warna yang tebal atau kental sehingga hasilnya tampak pekat atau menutup.

3. Spray

Teknik spray atau semprot adalah cara melukis dengan bahan cat yang cair yang disemprotkan dengan sprayer. Teknik ini sering digunakan untuk membuat reklame visual.

4. Pointilis

Teknik pointilisatau titik-titik merupakan cara melukis yang dalam membuat gelap-terangnya gambar atau percampuran warna dengan membuat titik-titik.

5. Tempra

Teknik tempra merupakan cara melukis pada tembok dengan sedemikian rupa sehingga hasilnya menyatu dengan arsitektur.

4. Pengertian Karakteristik

Secara etimologis, istilah karakteristik tafsir merupakan susunan dua kata yang terdiri dari kata; karakteristik dan tafsir. Istilah karakteristik diambil dari bahasa Inggris yakni characteristic, yang artinya mengandung sifat khas. Ia mengungkapkan sifat-sifat yang khas dari sesuatu.

Dalam kamus lengkap psikologi karya Chaplin, dijelaskan bahwa karakteristik merupakan sinonim dari kata karakter, watak, dan sifat. Jadi di

(23)

antara pengertian-pengertian di atas sebagaimana yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa karakteristik itu adalah suatu sifat yang khas, yang melekat pada seseorang atau suatu objek dengan kata lain karakteristik adalah segala hal yang menjadi pembeda atau yang memberi kesan khusus bagi sesuatu terhadap sesuatu yang lainnya.

a. Karakteristik karya seni dapat ditinjau dari tujuan pembuatannya Dalam membuat sebuah karya seni lukis, para seniman memiliki berbagai macam tujuan dan alasan pembuatan karya tersebut. Tujuan-tujuan yang dipilih oleh para seniman antara lain Tujuan-tujuan religius, magis, simbolis, estetis, komersil, dan ekspresi (Sudarso, 1990).

1) Seni Lukis untuk Tujuan Religius. Seorang seniman yang memiliki tujuan religius menjadikan lukisan yang dibuatnya sebagai pengabdian yang ditunjukan kepada Tuhan, nenek moyang, atau para dewa, baik politheisme atau monotheisme. Salahsatu bentuk lukisan yang dibuat dengan tujuan religius adalah lukisan kaligrafi karya Yusuf.

Gambar 2.1 Lukisan Religius

(24)

2) Seni lukis untuk tujuan magis

Lukisan di dinding gua atau dinding karang menggambarkan sebuah kehidupan zaman prasejarah dari segi sosial-ekonomi dan kepercayaan masyarakat. Sikap hidup manusia tergambar di dalam lukisan-lukisan tersebut, dan termasuk juga di dalamnya nilai-nilai estetika dan magis yang bertalian dengan totem dan upacara-upacara yang belum diketahui dengan jelas.

Cap tangan dengan latar belakang cat merah mungkin mengandung arti kekuatan atau lambang kekuatan pelingdung untuk mencegah roh jahat, dan cap-cap tangan yang jari-jarinya tidak lengkap sebagai tanda adat berkabung.

Seorang seniman yang memiliki tujuan magis menjadikan lukisan yang dibuat untuk mendatangkan magis atau sihir.Lukisan ini bersifat primitif. Akan tetapi, pelukis modern juga banyak yang melukis tema dan motif primitif agar menimbulkan kesan magis. Mereka menganut paham primitivisme. Seniman-seniman yang banyak melukis tema dan motif primitif banyak terdapat di Bali.

(25)

Gambar 2.2 Lukisan Magis

Yun Suroso

3) Seni Lukis sebagai Tujuan Simbolis

Seorang seniman yang memiliki tujuan simbolis melakukan kegiatan melukis untuk melambangkan suatu cita-cita kehidupan pribadi atau kelompok. Misalnya, cita-cita berupa kebahagiaan, kedamaian, kekuatan, dan kehendak positif yang bermanfaat bagi manusia. Contoh lukisan yang dibuat dengan tujuan simbolis adalah lukisan kepahlawanan Pangeran Diponegoro karya Basuki Abdullah.

Gambar 2.3 Lukisan Simbolis

(26)

4) Seni Lukis untuk Tujuan Estetis

Seorang seniman yang memiliki tujuan estetis akan melukis dengan semata-mata mengutamakan rasa keindahan saja sehingga lukisannya dapat dinikmati sebagai penghias dekorasi. Contoh lukisan yang memiliki tujuan estetis adalah lukisan pemandangan atau lukisan kegiatan masyarakat.

Gambar 2.4 Lukisan Estetis www amazine. co 5) Seni Lukis untuk Tujuan Komersil

Seorang seniman yang memiliki tujuan komersil akan melukis dengan mengutamakan selera pembeli. Contohnya adalah para pelukis di jalanan.

Gambar 2.5 Lukisan Komersil www.anacaraka.co.id

(27)

6) Seni Lukis untuk Tujuan Ekspresi

Seorang pelukis yang melukis dengan tujuan ekspresi akan melukis untuk mengekspresikan perasaannya sendiri, tanpa melihat unsur-unsur lain. Di sini seniman benar-benar total mencurahkan semua ekspresi dan perasaannya ke dalam sebuah lukisan.Teknik yang dipakaipun beragam dan biasanya seorang seniman ini mempunyai teknik khas tersendiri.

Gambar 2.6 Lukisan Ekspresi Vincent van Gogh

b. Seni berdasarkan corak dan gaya

Karya lukis sebagai cabang seni rupa memiliki berbagai aliran maupun corak. Paul Klee (Soedarso SP, 2000:85), mengatakan bahwa seni adalah “interpretasi, dan seni adalah simbol, dan dari pangkal tolak tersebut lahirlah bermacam aliran baru dalam seni”.

(28)

1) Naturalisme dan Realisme.

Dalam naturalisme, seniman berusaha melukiskan segala sesuatu sesuai dengan alami atau alam kodrat. Realisme, dibanding dengan naturalisme, cenderung melukiskan kenyataan pahit dari peri kehidupan manusia, barangkali akibat exploitation de I’ homme. Meskipun demikian dalam seni sastra kita lihat Emille zole yang dianggap menganut aliran naturalismepun melukiskan kepahitan dan kebejatan moral manusia.

Gambar 2.7 Gambar 2.8

Lukisan Naturalisme, Lukisan Realisme, Raskin 20 Kg Kakak dan Adik KomunitasPelukisBorobudur Karya Basuki Abdullah 1978 (bakulseni. com)

2) Impressionisme.

Dilihat dari segi asal kata, impression merupakan kesan. Jadi bisa dikatakan impressionisme adalah “sebuah aliran yang berusaha menampilkan kesan-kesan pencahayaan yang kuat, dengan penekanan pada tampilan warna dan bukan bentuk”. Namun kalangan Akademisi ada yang justru menampilkan kesan garis yang kuat dalam

(29)

Impressionis. Aliran Impressionis muncul dari abad 19 yang dimulai dari Paris pada tahun 1860-an. Awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet, "Impression, Sunrise" ("Impression,soleil levant"). Kritikus Louis Leroy menggunakan kata ini sebagai sindiran dalam artikelnya di Le Charivari (Kusrianto, 2011:119).

Gambar 2.9

Lukisan Impressionisme, Sunrise Karya Claude Monet 1872/1873

3) Expressionisme.

Berlainan dengan impressionisme yang menangkap kesan sesaat terhadap fenomena, seniman expressionis lebih mengutamakan curahan batin sendiri secara bebas. “Ekspresionisme adalah suatu aliran yang berusaha melukiskan aktualitas yang sudah didistorsikan dalam bentuk dan warna untuk melahirkan emosi ataupun sensasi dari dalam” (Soedarso SP., 2000:99). Salah satu tokoh dari aliran ini adalah Vaincent Van Gogh.

(30)

Gambar 2.10 Lukisan Expressionisme Karya Vaincent Van Gogh, 1989 4) Kubisme.

Seni rupa yang kubistis punya wujud bersegi-segi punya kesan yang monumental, terutama untuk seni patung. Jenis-jenis kubisme agak banyak, namun yang berarti adalah kubisme analitis dan kubisme sintesis. Dalam hal yang analitis, seniman melihat objek dari berbagai arah yang dibentuk dalam faset-faset kecil, lalu dilukiskan sekaligus. Dari karya yang begini kita bisa melihat objek dilihat dari depan, samping, belakang dan sebagainya tergantung pada keinginan seniman. Sedangkan kubisme sintesis bertolak dari bentuk abstrak menuju bentuk kongkrit.

Gambar 2.11 Lukisan Kubisme Karya Pablo Picasso 1907

(31)

5) Futurisme.

Merupakan aliran seni rupa yang dibangunkan di luar Prancis pada tahun 1909 di Italia. Futurisme bisa dipandang sebagai pendobrakan faham kubisme yang dianggap statis dalam soal komposisi, garis dan pewarnaan.

Gambar 2.12 Lukisan Futurisme Karya Marcel Duchamp

6) Dadaisme.

Aliran dada merupakan isyarat yang nihilistis dari aliran berikutnya, surrealisme. Lahir di Zurich, merupakan produk yang histeris dari situasi perang dunia I. Sifatnya dikatakan anti seni, anti perasaan dan cenderung merefleksi kekasaran dan kekerasan.

(32)

Gambar 2.13 Lukisan Dadaisme Karya Jead Hans Arp

7) Surrealisme

Pada awalnya merupakan gerakan dalam sastra, diketemukan Apollinaire untuk menyebut dramanya. Dalam kreativitas seninya, kaum surrealis berusaha membebaskan diri dari kontrol kesadaran, menghendaki kebebasan besar, sebebas orang bermimpi.

Gambar 2.14

Lukisan Surrealisme, The persistence of memory Karya Salvador Dali

(33)

8) Abstraksionisme.

Jika pada aliran sebelumnya, betapapun orang masih bertolak dari kenyataan optis, maka pada aliran abstrak yang banyak macam ragamnya ini, orang berusaha menggali suatu kenyataan yang adanya dalam batin para seniman. Mungkin ia bernama fantasi, mungkin imaji kreatif dan mungkin juga intuisi.

Gambar 2.15

Lukisan Abstraksionisme, Barong I Karya Affandi

9) Akhirnya jika pada suatu waktu orang menjadi bosan dengan seni tanpa objek, muncullah nanti yang disebut popular art, dimana mereka mengingatkan keadaan sekeliling yang sudah sekian lamanya kita lupakan.

Gambar 2.16 Lukisan Popular Art

(34)

c. Profil A. Awan Darmawan

Nama Lengkap : A. Awan Darmawan Tempat/Tgl Lahir : Sengkang 01 April 1970

Status : Sudah Nikah

Jenis Kelamin : Laki Laki

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia Tinggi Badan : 168 cm

Berat Badan : 70 kg

d. Gambaran umum karya lukis A. Awan Darmawan

Pada kesempatan ini penulis mencoba menganalisis dan menelusuri jejak seorang seniman yang berbakat dan mempunyai potensi di bidang seni lukis, dialah A. Awan Darmawan. Pada penelitian ini, penilis mengangkat sebuah judul “Proses Kreatif A. Awan Darmawan dalam Berkarya Seni Lukis”.

Penganalisasian data dilakukan dengan cara yaitu hasil observasi, wawancara (interview), dan studi dokumen (sumber tertulis, filem, foto, dan karya-karya monumental) dikumpulkan lalu diadakan kategorisasi data dan interpretasi karya dengan merangkum data-data yang dianggap penting, kemudian disusun menjadi bagian-bagian untuk diperiksa kebenarannya dan selanjutnya diadakan penafsiran data. Observasi berjumlah 16 buah karya lukisan A. Awan Darmawan.

(35)

B. Kerangka Pikir

Dengan melihat beberapa konsep atau teori yang telah diuraikan pada kajian pustaka, maka dapat dibuat kerangka pikir yang dapat dijadikan sebagai acuan konsep berfikir tentang Proses Kreatif A. Awan Darmawan dalam berkarya seni lukis. Dari landasan teori di atas maka kerangka pikir penelitian ini, dapat diuraikan antara bagian satu dengan bagian lainnya.

Seperti yang telah dikaji teori di atas, karya seni lukis merupakan identitas senimannya dalam mengekspresikan ide dan konsep. Ada tiga komponen dalam proses pencipta seni sebagai landasan berkarya, komponen tersebut adalah tema, bentuk dan isi. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan kerangka pikir dalam skema sebagai berikut :

Gambar 2.17 Kerangka pikir.

Karakteristik senilukis karya A. Awan Darmawan

Hasil Penelitian

Proses kreatif senilukis karya A. Awan Darmawan

Proses Kreatif A. Awan Darmawan dalam berkarya

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, oleh karena itu pendekatan yang dianggap tepat dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Ciri-ciri pendekatan kualitatif adalah fokus pada objek secara utuh, melibatkan manusia sebagai alat pengumpul data secara induktif, menyusun teori, deskriptif, dan ada kriteria khusus untuk keabsahan data.

Menurut Zamroni (1988) salahsatu ciri penelitian kualitatif adalah bersifat deskriptif, maka data yang dikumpulkan lebih banyak berupa kata-kata. Menurut Arikunto (1983) data yang bersifat kualitatif adalah data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan beralamat di Kompleks Skarda N No. 4 yang lokasinya berada di Kota Makassar Sulawesi Selatan.

23

(37)

Kampus UNISMUH Makassar Pertamina Skarda Kompleks Skarda N No. 4

Gambar 3.1 Denah lokasi penelitian.

B. Variabel dan Desain Penelitian 1. Variabe penelitian

Variabel (Arikunto, 2013: 161) adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Melihat judul tersebut maka variabel penelitian ini adalah “Proses Kreatif A. Awan Darmawan dalam Berkarya Seni Lukis”. Adapun keadaan variabel-variabel sebagai berikut : 1. Proses kreatif A. Awan Darmawan dalam berkarya seni lukis.

2. Karakteristik seni lukis karya A. Awan Darmawan. Talasalapang raya A l a u d d i n KETERANGAN Lokasi Penelitian

(38)

2. Desain penelitian

.

Gambar 3.2 Desain Penelitian.

C. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan variabel di atas maka perlu dilakukan pendefinisian operasional variabel guna memperjelas dan menghindari terjadinya suatu kesalahan. Serta memudahkan sasaran penelitian hingga berjalan dengan baik. Adapun definisi operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Proses Kreatif A. Awan Darmawan dalam berkarya seni lukis.

Proses kreatif A. Awan Darmawan dalam berkarya seni lukis

Karakteristik seni lukis karya A. Awan Darmawan

Pengolahan data

Analisis data

Deskripsi data hasil

Hasil/kesimpulan Karya seni lukis A. Awan

(39)

Yang dimaksud di sini adalah bagaimana proses kreatif Seni lukis karya A. Awan Darmawan.

2. Karakteristik seni lukis karya A. Awan Darmawan.

Yang dimaksud di sini adalah bagimana karakteristik seni lukis karya A. Awan Darmawan menggunakan media kanvas.

D. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda, ataupun lembaga (organisasi). Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian, di dalam subjek inilah terdapat objek penelitian. (Aswar, 1998: 35). Adapun subjek dari penelitian ini adalah A. Awan Darmawan.

Objek penelitian adalah sifat keadaan dari suatu benda barang atau yang menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian. Keadaan yang dimaksud berupa sifat, kuantitas, dan kualitas yang bisa berupa perilaku, kegiatan, pendapat, pandangan, penilaian, keadaan batin dan bisa juga berupa proses. Apabila dilihat dari sumbernya, objek dalam penelitian kualitatif menurut Spradley disebut social situation atau situasi sosial yang terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis (Sugiyono, 2007: 49). Adapun objek dari penelitian ini adalah karya seni lukis A. Awan Darmawan.

(40)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik penelitian lapangan (Field Research). Untuk memperoleh data pada penelitian ini, di mana peneliti langsung pada tempat atau lokasi penelitian dengan menggunakan tiga macam teknik. Adapun tiga macam teknik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap karya seni lukis A. Awan Darmawan.

2. Wawancara

Interview atau wawancara merupakan salahsatu bentuk teknik

pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait untuk memperoleh data yang diperlukan.

Dalam melakukan wawancara, pewawancara harus membuat suatu panduan atau pedoman wawancara mengenai hal-hal yang akan ditanyakan kepada yang akan diwawancarai. Dengan tujuan untuk mempermudah kegiatan wawancara dan pokok-pokok permasalahan yang dipertanyakan tidak terpaut jauh dari permasalahan utama.

3. Studi dokumen

Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berarti mengajar. Pengertian dari kata dokumen ini menurut G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University College London, (1997: 104) menjelaskan istilah

(41)

dokumen dalam tiga pengertian, pertama dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun sumber lisan; kedua dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja; ketiga dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat resmi dan surat-surat negara, seperti surat-surat perjanjian, undang-undang, konsesi, hibah dan sebagainya.

Lebih lanjut, Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertiannya yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.

Sedangkan menurut Robert C. Bogdan seperti yang dikutip Sugiyono (2005: 82) dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, karya-karya monumental dari seseorang.

Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat ditarik benang merahnya bahwa dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang semuanya itu memberikan informasi bagi proses penelitian.

(42)

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif dilakukan melalui prosedur sebagai berikut.

1. Reduksi data

Pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan pengumpulan dokumen merupakan cara yang dilakukan guna memperoleh data yang diperlukan. Dengan reduksi data akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dilakukan dengan menampung semua data yang ada baru kemudian memilih data yang benar-benar diperlukan dan berhubungan dengan penelitian tersebut untuk dianalisis lebih lanjut. Dalam proses reduksi, data-data yang tidak diperlukan maupun yang tidak berkenaan dengan masalah penelitian dapat dihilangkan dan kemudian diganti serta ditambah dengan data-data baru yang sesuai.

2. Sajian data

Setelah direduksi tahap berikutnya adalah penyajian data, sebagaimana halnya dengan proses reduksi data, penciptaan dan penggunaan data tidaklah terpisah dari analisis. Dalam penyajian ini akan disajikan data secara lengkap, baik data yang diperoleh dari observasi, dokumentasi, angket maupun wawancara, kemudian dianalisis antara kategori dari permasalahan yang ada, guna mendapatkan hasil penyajian

(43)

yang rapi dan sistematis sehingga data yang terkumpul tersusun dengan baik.

3. Verifikasi atau penarikan simpulan

Verifikasi atau penarikan simpulan merupakan hasil dari perolehan data yang telah didapatkan atau data yang diperoleh dari penelitian yang kemudian diolah sehingga dapat ditarik sebuah simpulan yang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai. Dari awal sampai akhir pengumpulan data yang direduksi dan disajikan kemudian dilihat serta ditinjau kembali melalui pengujian kebenaran, ketepatanan, sehingga sampai pada tingkat validitas yang diharapkan.

Dari ketiga hal tersebut dapat disimpulkan bahwa antara reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan merupakan sesuatu yang saling berhubungan dan saling menjalin antara satu dengan yang lain baik pada saat sebelum, selama, dan setelah pengumpulan data.

Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian mengenai Analisis Terhadap karya seni lukis A. Awan Darmawan yaitu:

1. Data hasil observasi, Interview/wawancara dan dokumentasi dikumpulkan dan diperiksa kembali.

2. Menganalisis permasalahan yang ada serta menyusun kembali untuk dikaji lebih lanjut.

3. Mengadakan kategorisasi data dan membuat kriterianya baik data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, maupun hasil dokumentasi.

(44)

4. Teknik analisis data adalah non statistik atau analisis kualitatif karena data yang terkumpul merupakan data kualitatif.

(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini dimaksudkan untuk menguraikan secara objektif tentang Proses Kraaeatif A. Awan Darmawan dalam Berkarya Seni Lukis, atau penelitian yang diperoleh di lapangan melalui instrumen yang digunakan dalam penelitian ini.

Penelitian ini tidak menggunakan data kuantitatif melainkan menggunakan data kualitatif. Data yang telah diolah dan dianalisa disajikan dalam bentuk deskriptif, sesuai dengan indikator dalam variabel penelitian.

1. Proses kreatif A. Awan Darmawan dalam berkarya Seni lukis

Pada kenyataannya, jika kita memperhatikan bagaimana proses menyelesaikan sebuah lukisan, setiap pelukis menjalaninya dengan berbagai cara dan langkah. Langkah atau prosedur tersebut tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya. Begitupun halnya dengan A. Awan Darmawan, akan tetapi setidaknya hal tersebut menjadi ciri khas untuk setiap pelukis.

Adapun Proses kreatif A. Awan Darmawan dalam membuat karya lukisannya melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

a) Mencari Ide (objek) lukisan. b) Penuangan ide pada media.

c) Penyelesaian akhir pada karya lukisan.

(46)

Pada dasarnya proses melukis A. Awan Darmawan hampir sama dengan pelukis lain yakni Mencari Ide (objek) lukisan, Penuangan ide pada media, Penyelesaian akhir pada karya lukisan. Prosesnya konvensional (ambil kanvas, kuas, cat, dan kebutuhan melukis lainnya dan eksekusi).

Namun yang berbeda dengan pelukis lain, khususnya di Sulawesi Selatan, A. Awan Daramawan menerapkan langkah atau teknik melukis yang khas dalam mengerjakan setiap lukisannya, yakni dengan menggunakan teknik sapuan kuas, dan untuk penyelesaian akhir (finishing) menggunakan teknik layer (lapisan) untuk membuat gradasi warna pada karyanya terlihat lebih halus.

2. Karakteristik Karya Seni Lukis A. Awan Darmawan

Mengenai karakteristik karya seni lukis A. Awan Darmawan maka yang dibahas adalah ciri atau khas karyanya. Karakteristik ini lahir dari kepekaan seseorang dalam menangkap dan menuangkan pengalaman estetis yang disaksikan dengan yang lain. Karya A. Awan Darmawan umumnya beraliran realis, A. Awan Darmawan merupakan pelukis fotografis, yaitu gaya melukisnya seperti hasil fotografi dan secara keseluruhan karyanya rata-rata menggunakan objek manusia/lukis potret.

B. Pembahasan

Dalam pembahasan ini, penulis akan menguraikan hasil kegiatan penelitian tentang Proses Kreatif A. Awan Darmawan dalam Berkarya Seni

(47)

Lukis, yang berdasarkan penyajian hasil analisa data yang telah dikemukakan sebelumnya. Adapun pembahasan hasil yang telah dikemukakan meliputi :

1. Proses kreatif A. Awan Darmawan dalam berkarya Seni lukis

Pembahasan ini akan diuraikan Analisis Terhadap Seni Lukis Karya A. Awan Darmawan berdasarkan penyajian hasil analisa data yang telah dikemukakan sebelumnya.

A. Awan Darmawan mulai melukis Pada akhir 90-an. Yang melatar belakangi beliau berkarya seni lukis yakni adanya dorongan yang sangat kuat dalam dirinya, faktor ini pulalah yang mendorongnya sehingga di Perguruan Tinggi memilih Jurusan Pendidikan Seni Rupa di Universitas Negeri Makassar (UNM).

Konsep A. Awan Darmawan dalam penciptaan sebuah karya lukis, yang dilatar belakangi oleh konstruk sosial masyarakat dengan keragaman tradisi, dan legenda-legenda khususnya di Sulawesi Selatan. Namun intinya hanya mengeksplorasi dan memenuhi hasrat ekspresi pribadi.

Dalam berkarya, A. Awan Darmawan terikat dengan faham atau aliran tertentu, yakni aliran realisme, karena menurutnya alam merupakan ciptaan tuhan dan merupakan karya seni yang sangat indah yang sudah memiliki nilai artistik. Selain itu, menurut A. Awan Darmawan dalam berkarya seni lukis, tidak perlu menggunakan simbol karena simbol merupakan tugas filsafat.

(48)

Pada kenyataannya, jika kita memperhatikan bagaimana proses menyelesaikan sebuah lukisan, setiap pelukis menjalaninya dengan berbagai cara dan langkah. Langkah atau prosedur tersebut tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya. Begitupun halnya dengan A. Awan Darmawan, akan tetapi setidaknya hal tersebut menjadi ciri khas untuk setiap pelukis.

Proses kreatif A. Awan Darmawan dalam membuat karya lukisannya melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

a) Mencari Ide (objek) lukisan

Hal ini bertujuan untuk mencapai gambaran dasar objek yang akan dilukis, dengan kata lain Observasi dilakukan dengan cara melihat atau mengamati secara langsung objek yang akan dilukis, misalnya objek alam. Jika tidak melukis secara langsung biasanya cukup dengan foto objek atau melihat di internet. Objek tersebut sebelum dilukis terlebih dahulu diamati dan dijelajahi secara seksama guna menangkap gejala-gejala estetis yang terdapat pada objek tersebut. Agar kesan yang pertama diamati tetap sama dengan sebelumnya, maka terkadang objek tersebut dipotret. Selain itu, beliau juga mengunjungi kegiatan pameran, dengan melihat beberapa karya beliau dapat berinovasi dan menciptakan sebuah karya baru.

b) Penuangan ide pada media

A. Awan Darmawan memindahkan ide karyanya dengan cara membuat sketsa gambar pada media yang akan digunakan untuk melukis. untuk mengekspresikan ide yang ada, membuat sketsa di atas kanvas

(49)

dengan menggunakan pensil atau biasa juga dengan menggunakan kuas dengan teknik tipis pada kanvas, dengan menentukan bagian-bagian pokok dari bentuk lukisan sehingga menjadikan hal itu sebagai pusat pandangan pada saat membuat karya lukisan. Prosesnya konvensional proses lebih jauh tetap mengikuti naluri (Intuisi), dan berjalan bagai air yang mengalir.

c) Penyelesaian akhir pada karya lukisan A. Awan Darmawan.

Finishing atau penyelesaian akhir di sini yaitu setelah keseluru

han ide telah dituangkan pada media kanvas, kemudian akan menyempurnakan kondisi lukisan yang telah diciptakan, yakni menggunakan teknik layer (lapisan). Karya yang menurut orang lain sudah selesai, dicat kembali untuk membuat gradasi warna pada karyanya terlihat lebih halus.

Berikut ini foto proses kreatif A. Awan dalam berkarya seni lukis:

Gambar 4.1 Foto A. Awan Darmawan pada saat membuat sketsa di atas kanvas dengan menggunakan pensil.

(50)

Setelah membuat sketsa di atas kanvas, kemudian dengan menggunakan kuas A. Awan Darmawan menentukan bagian-bagian pokok dari bentuk lukisan yakni pada bagian wajah menggunakan warna coklat, dan pada lekukan baju menggunakan cat berwarna hitam.

Gambar 4.2 Foto karya A. Awan Darmawan saat karya selesai diblok. Setelah menentukan gelap terang pada karya, maka karya diblok sesuai dengan warna referensi (foto). Karena sebelumnya bagian-bagian pokok (lekukan) telah dicat, sehingga pada saat karya digarap (diblok), maka lekukan-lekukan tersebut tetap terlihat jelas.

(51)

Gambar 4.3 Foto A. Awan Darmawan pada saat menyempurnakan kondisi lukisan yang telah diciptakan.

yakni menggunakan teknik layer (lapisan). Karya yang menurut orang lain sudah selesai, dicat kembali untuk membuat gradasi warna pada karyanya terlihat lebih halus.

(52)

Karya yang dibuat terlihat nyata dan gradasi warna pada karya tersebut terlihat halus dan Detail.

Material yang banyak digunakan yakni kanvas dan cat minyak, yang biasa dibeli sendiri di toko, dan adapula yang dipesan melalui online. Mengenai ukuran kanvas bermacam-macam mulai berukuran kecil misalnya 60x50cm sampai ukuran 120x90cm ukuran besar semuanya dibeli sendiri di Toko.

Kreativitas A. Awan Darmawan dalam menciptakan karya lukisannya dengan menggunakan beberapa media, menggunakan berbagai macam alat dan bahan. Alat berupa kuas bermacam-macam ukurannya mulai dari selebar 1-12cm sampai ukuran yang sekecil-kecilnya. Untuk mewujudkan irama yang lebih rumit dan bergelombang dipakai kuas kecil. Untuk kesan blok-blok yang sangat besar biasanya menggunakan kuas besar.

Hal yang paling penting di sini dan perlu diperhatikan dalam berkarya adalah:

a) Kesehatan, yakni jasmani dalam keadaan prima terutama pikiran dan perasaan. Apabila kedua hal ini terganggu lebih baik kegiatan melukis ditunda dulu.

b) Siapkan referensi atau kemampuan dalam menjelajahi lapangan ataupun rangsangan tertentu yang terkadang tidak disengaja seperti pengalaman dalam perjalanan, dalam bekomunikasi, menonton sesuatu, melihat-lihat

(53)

foto perjalanan selama ini dan sebagainya yang kesemuanya dapat menjadi perangsang lahirnya imajinasi dengan cara teratur dan terarah. c) Siapkan alat dan bahan serta suasana tempat melukis yang memadai yang

terasa nyaman tidak sumpek atau panas ataupun gelap/redup yang membuat kita merasa cepat capek.

Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mengerjakan suatu pekerjaan, persiapan yang matang dan terencana merupakan hal paling mutlak yang harus dilakukan. Di samping pengalaman dan teknik pelukis yang bersangkutan, hal-hal kecil dan sepele bisa mempengaruhi hasil akhir yang dicapai.

Dalam perkembangannya ada beberapa faktor yang menjadi penunjang A. Awan Darmawan untuk tetap berkarya seni lukis sampai sekarang, antara lain:

a) Rasa cinta terhadap seni dan inilah pilihan profesi yang tidak bisa ditawar-tawar. Harus digeluti dan tidak bisa setengah-setengah menjalaninya sepanjang masih bisa berkreasi.

b) Pasaran karya bagus, dan tingginya Aktivitas berkesenian di Makassar. Selain dari faktor penunjang, ada juga faktor penghambat dalam kreativitas A. Awan Darmawan dalam berkarya seni lukis antara lain: a) Kondisi (Mood), dalam hal ini tentunya menjadi faktor yang sangat

penting bagi seeorang seniman, sebab meskipun alat dan bahan yang dibutuhkan sudah terpenuhi, akan tetapi persoalan kondisi (mood)

(54)

sangatlah penting dalam berkarya, karena hal ini dapat mempengaruhi kualitas karya yang dibuat.

b) Tempat, dalam berkarya dibutuhkan tempat yang tentram sebab jika tempat tidak kondusif, maka akan mempengaruhi mood dalam berkarya. Apalagi saat ini, semenjak membuka warnet di Rumahnya, suasana rumahnya menjadi sering ramai dan kondisi ini membuatnya susah untuk berkarya.

c) Alat dan bahan, sebab alat dan bahan yang berkualitas sangat berpengaruh pada proses berkarya atau proses kreativitas dalam melukis, dengan kata lain, dengan menggunakan alat dan bahan yang berkualitas bagus tentunya karya yang dibuat akan terlihat berbeda dengan menggunakan bahan yang biasa-biasa saja.

Bahan lukis cat yang berkualitas seperti Rembrant, Pelikan, Classico, Linton dan terkadang Greco (terpaksa) kalau persediaan cat berkualitas habis untuk sementara. Adapun kuas yang digunakan yakni ukuran 1cm, 5 cm, dan 12 cm, untuk detail gambar menggunakan kuas ukuran 000. kuas yang bagus adalah kuas yang keras pangkalnya dan lembut ujungnya, sangat bagus untuk mengenakan warna di atas kanvas secara natural atau real. Kuas yang kasar menghasilkan goresan yang kasar pula kecuali untuk pewarnaan tertentu, misal pewarnaan bayang-bayang atau warna awan pada langit yang memang memerlukan gumpalan warna agar lebih hidup. Sekarang ini semakin lengkap peralatan lukis seperti macam-macam kanvas dan kuas yang digunakan.

(55)

Hanya bahan yang tersedia di toko rata-rata buatan Cina yang kualitasnya masih di bawah dibandingkan cat-cat buatan Eropa atau Amerika.

d) Penglihatan, merupakan salahsatu faktor penghambat dalam berkarya. Menurut A. Awan Darmawan, selain mengalami kesulitan untuk melihat benda jauh, ia juga mengalami kesulitan melihat benda dekat. Sehingga pada saat melukis, ia kesulitan untuk menyelesaikan gambar yang sangat kecil dan detail.

e) Waktu, merupakan faktor penghambat dalam hal fhinising atau penyelesaian karya, menurut A. Awan Darmawan waktu yang digunakan dalam membuat lukisan di sini tidak menentu, tentunya hal ini dipengaruhi oleh faktor kondisi, Mood, tingkat kerumitan suatu karya, serta kegiatan yang begitu padat. Akan ada banyak waktu yang akan digunakan ketika hal tersebut dialami oleh pada saat proses berkaryanya.

2. Karakteristik Karya Seni Lukis A. Awan Darmawan

Mengkaji atau mengurai karya seni dapat ditempuh dengan berbagai cara. Bisa melalui percakapan langsung dengan pelukisnya atau melalui pengamatan pada karyanya atau pula melalui kajian pustaka. Bentuk adalah bagian yang paling sukar diantara ketiga elemen yang menunjang terjadinya suatu lukisan, karena menyangkut juga dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat metafisis.

(56)

Mengenai karakteristik karya seni lukis A. Awan Darmawan maka yang dibahas adalah ciri atau khas karyanya. Karakteristik ini lahir dari kepekaan seseorang dalam menangkap dan menuangkan pengalaman estetis yang disaksikan dengan yang lain. karya seni lukis yang dibuat oleh A. Awan Darmawan yaitu sangat detail dan halus, dengan genre realisme.

Menurut defenisinya bahwa aliran realisme adalah aliran yang ingin mengemukakan kenyataan atau sesuatu yang bersifat lahiriyah. Berusaha dengan segala daya untuk menyatakan perwujudan objek yang tepat dan selalu berdasar atas keyakinan atas eksistensi objektif dari sesuatu. Namun saat ini yang menjadi dasar teoritis untuk mencari aktualisasi keilmuan yang diharapkan.

Berikutnya peneliti akan mengemukakan hasil wawancara mengenai tanggapan apresiator terhadap karya seni lukis A. Awan Darmawan:

1. Drs. H. A. Abdul Kahar Wahid

Dosen Tenaga Pengajar Seni Rupa Universitas Negeri Makassar.

Abdul Kahar wahid mengatakan, pemberian ton (gelap terang) pada karya A. Awan Darmawan masih banyak yang perlu diperbaiki, terutama permainan cahaya lipatan-lipatan baju dan kain yang timpau disinar tertentu.

Karya A. Awan Darmawan umumnya beraliran Realis dan gaya melukisnya seperti hasil fotografi, umumnya warna yang dia gunakan menggunakan warna coklat yang dipadu dengan warna lain. Dia jarang

(57)

menggunakan warna hijau, lukisannya cenderung seperti lukisan reneissan, secara keseluruhan karyanya rata-rata menggunakan objek manusia dibanding dengan karya pelukis lain. (Waktu wawancara: Selasa, Tgl 26 Januari 2016).

2. Drs. Yabu M, M.Sn.

Dosen Tenaga Pengajar Seni Rupa Universitas Negeri Makassar.

A. Awan Darmawan memiliki potensi melukis potret sehingga dia cenderung melukis potret diri, dia memanfaatkan potensinya. Dalam melukis dia menggunakan teknik sapuan kuas yang hasilnya sangat halus. Sangat sulit menentukan karakteristik lukisan A. Awan Darmawan, karena kalau lukisan potret, harus menyesuaikan sesuai dengan apa yang dipesan oleh pelanggan. (Waktu wawancara: Rabu, tgl 27 Januari 2016).

3. Drs. Benny Subiantoro, M.Sn.

Dosen Tenaga Pengajar Seni Rupa Universitas Negeri Makassar.

A. Awan Darmawan merupakan pelukis fotografis atau pelukis refrensif, dia melukis dengan mengacu pada referensi yang ada. A. Awan Darmawan dominan melukis potret diri dan karya-karyanya beraliran realis. (Waktu wawancara: Rabu, tgl 09 November 2016).

(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, tentang Proses kreatif A. Awan Darmawan dalam berkarya seni lukis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Konsep A. Awan Darmawan dalam penciptaan sebuah karya lukis, yang dilatar belakangi oleh konstruk sosial masyarakat dengan keragaman tradisi, dan legenda-legenda khususnya di Sulawesi Selatan. Namun intinya hanya mengeksplorasi dan memenuhi hasrat ekspresi pribadi.

2. Dalam berkarya, A. Awan Darmawan terikat dengan faham atau aliran tertentu, yakni aliran relisme, karena menurutnya alam merupakan ciptaan tuhan dan merupakan karya seni yang sangat indah yang sudah memiliki nilai artistik. Selain itu, menurut A. Awan Darmawan dalam berkarya seni lukis, tidak perlu menggunakan simbol karena simbol merupakan tugas filsafat.

3. Teknik yang digunakan A. Awan Darmawan proses kreatif penciptaan karyanya adalah teknik sapuan kuas dan untuk penyelesaian akhir (finishing), menggunakan teknik layer (lapisan). Prosesnya konvensional (ambil kanvas, kuas, cat, dan kebutuhan melukis lainnya dan eksekusi).

(59)

B. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan di atas, penelitian tentang “Proses kreatif A. Awan Darmawan dalam berkarya seni lukis”, maka dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Kepada generasi yang berkecimpung dalam bidang seni rupa (khususnya seni lukis), kiranya menjadikan seorang A. Awan Darmawan sebagai seniman yang patut dicontoh terutama semangat berkarya seninya.

2. Demi kemajuan kesenian Sulawesi Selatan yang berkesinambungan, disarankan kepada semua pihak baik masyarakat, instansi, maupun pemerintah agar dapat bekerjasama dan memberikan bantuan baik dalam bentuk moril maupun berupa materi kepada seniman-seniman Sulawesi Selatan yang memiliki bakat dalam berkesenian.

3. Demi kemajuan kesenian Sulawesi Selatan yang berkesinambungan, disarankan kepada semua pihak baik masyarakat, instansi, maupun pemerintah agar dapat bekerjasama dan memberikan bantuan baik dalam bentuk moril maupun berupa materi kepada seniman-seniman Sulawesi Selatan yang memiliki bakat dalam berkesenian.

(60)

DAFTAR PUSTAKA

A. X. Widaryanto, 2006. “Problematika Seni”, Bandung: STSI Bandung. Terjemahan “Problems of Art” Suzanne K. Langer.

Arikunto Suharssimi, 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bahari Nooryan, 2008. “Kritik Seni” Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bastomi, Suwaji. 1992. Kebudayaan,Apresiasi Seni , Pendidikan Seni, Semarang: IKIP Semarang Press.

Darmawan, Budiman, Drs, 1988. Penuntun Pelajaran Pendidikan Seni Rupa

Berdasarkan Kurikulum 1984-GBPP 1987 Untuk SMA Kelas I dan II.

Bandung: Ganesa Exact.

Dermawan, T, Agus, R, 1984.. Basoeki Abdullah RA Duta Seni Lukis Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia.

Isbandi, Rudi, 1985. Seni Lukis Anak, Surabaya: CV Fajar Harapan.

Read, Herbert, 1973, Pengertian Seni, Terjemahan Soedarso Sp. Yogyakarta. Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia.

Said , Abdul Azis. 2006. Dasar Desain Dwimatra. Universitas Negeri Makassar. Sony Kartika, Dharsono, 2004. Seni Rupa Modern Cetakan I, Bandung: Rekayasa

Sains.

Sony Kartika, Dharsono, 2007. Estetika Seni Rupa Nusantara, Cetakan I, Surakarta: Penerbit ISI Press Solo.

Soedarso SP, 2000. “Seni, Arti dan Problematikanya”, Yogyakata: Duta Wacana University Press. Terjemahan “The Meaning of Art” Hebert Read

Soedarso, SP, 1990. Tinjauan Seni Sebuah Pengantar Untuk Apresiasi Seni. Yogyakarta: Sakuy Dayar Sana.

Sudarmaji, Drs, 1979. Dasar – Dasar Kritik Seni Rupa. Dinas Museum Dan sejarah. DKI Jakarta.

Sudarmaji, 1994. Dari Saleh sampai Aming, Sejarah Seni Rupa Indonesia dalam

Sejarah dan Apresiasi. STSRI, „ASRI‟.

(61)

Sukri A. Syamsuri DKK, 2014. Pedoman penulisan SKRIPSI. Makassar: Panrita Press UNISMUH Makassar.

Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni, Bandung; ITB.

Supono, Asrana, Nyoman, 1983. Dasar-dasar Seni lukis, Departemen pendidikan dan kebudayaan direktorat jenderal pend. Dasar dan menengah: Direkturat pend. Menengah kejuruan.

Tim Abdi Guru, 2007 Seni Budaya Untuk SMP Kelas IX, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Wahid Abdul Kahar, Subiantoro Benny, 1990. Sejarah Seni Rupa Indonesia. Makassar. FBS IKIP Ujung Pandang.

W.A Sukimin, 2003. Kerajinan tangan dan seni rupa, Solo: Tiga serangkai. Fajar alfina nora, pengertian karakteristik http//.go spot. Com. id, 21 April 2013. Fa‟adz Al-Gharuty, pengertian studi dokumen http//.go spot. Com. Id, 2 februari

(62)

49

(63)

50

No Judul Karya Media Tahun

1 Soemitro (studi potret) Cat Minyak Pada Kanvas 1999

2 Ta'bangka Cat Minyak Pada Kanvas 1999

3 Don't Stop Sayangi IA dengan

Semangat Baru, Sayang ,,, Cat Minyak Pada Kanvas 2012 4 Drs. Abdul Karim Rektor IKIP

Ujung Pandang Priode 1974-1982 Cat Minyak Pada Kanvas 2012 5 E. Agussalim mokodompit, M.A.

Rektor IKIP Ujung Pandang Priode 1965-1974

Cat Minyak Pada Kanvas 2012 6 Brigjen. A. Ahmad Rivai Ketua

Presidium (Januari-Maret 1965) Cat Minyak Pada Kanvas 2012 7 No Deje De Comandante (studi

potret) Cat Minyak Pada Kanvas 2009

8 Playing Sinrilik At Lego-Lego Cat Minyak Pada Kanvas 1999 9 Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd.

Rektor UNM Priode 2008-2016 Cat Minyak Pada Kanvas 2012

10 Calon Urban Cat Minyak Pada Kanvas 1995

11 Prof. Dr. H. Paturing Parawansa Rektor IKIP Ujung Pandang Priode 1982-1991

Cat Minyak Pada Kanvas 2012 12 Prof. Dr. H. Sjahuddin Kaseng

Rektor IKIP Ujung Pandang 1991-1999

Cat Minyak Pada Kanvas 2012 13 Prof. Dr. H. M. Idris Arief, M.S.

Rektor UNM Priode 1999-2007 Cat Minyak Pada Kanvas 2012 14 Prof. Idrak Yassin, M.A Rektor

IKIP Makassar Priode Maret-September 1965

Cat Minyak Pada Kanvas 2012 15 To Marajana Selebbesse Ri

Juppandang ,,,, (Oil On Canvas, 120x90 cm)

Cat Minyak Pada Kanvas 2014 16 We Tadampali Petta Malasa Olie,

Bettengpola's Ancestor Cat Minyak Pada Kanvas 2002 Sumber : Hasil Observasi, 30 Oktober 2015

(64)

51

Soemitro “(studi potret)” 1999.

Foto karya A. Awan Darmawan, “Ta'bangka” 1999.

(65)

52

“Don't Stop Sayangi IA

dengan Semangat Baru, Sayang ,,,” 2012.

Foto karya A. Awan Darmawan, “Drs. Abdul Karim Rektor IKIP Ujung Pandang Priode 1974-1982” 2012.

(66)

53

“Agussalim Mokodompit, M.A. Rektor IKIP Ujung Pandang Priode 1965-1974” 2012.

Foto karya A. Awan Darmawan, “Brigjen. A. Ahmad Rivai Ketua Presidium

(67)

54

“No Deje De Comandante (studi potret)” 2009.

Foto karya A. Awan Darmawan, “Playing Sinrilik At Lego-Lego” 1999.

(68)

55

“Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd. Rektor UNM Priode 2008-2016” 2012.

Foto karya A. Awan Darmawan, “Calon Urban” 1995.

(69)

56

“Prof. Dr. H. M. Idris Arief, M.S. Rektor UNM Priode 1999-2007” 2012.

Foto karya A. Awan Darmawan, “Prof. Dr. H. Paturing Parawansa

(70)

57

“Prof. Dr. H. Sjahuddin Kaseng Rektor IKIP Ujung Pandang 1991-1999”.

Foto karya A. Awan Darmawan, “Prof. Idrak Yassin, M.A

(71)

58

“To Marajana Selebbesse Ri Juppandang ,,,,” 2014.

Foto karya A. Awan Darmawan, “We Tadampali Petta Malasa Olie,

(72)

59

Wawancara ini dilakukan dalam rangka mengumpulkan data dalam penelitian yang berjudul “Proses Kreatif A. Awan Darmawan dalam Berkarya Seni Lukis”

Adapun proses pertanyaan dalam format wawancara yang akan diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Sejak kapan Bapak mulai berkarya seni lukis, dan kapan mulai melukis profesional?

2. Bagaimana ide yang di tuangkan dalam karya seni lukis Bapak?

3. Bagaimana proses pembuatan karya seni lukis Bapak dari awal sampai akhir? 4. Berapa lama waktu yang Bapak gunakan dalam berkarya seni lukis?

5. Apa yang menjadi karakteristik karya seni lukis Bapak?

6. Darimana Bapak memperoleh alat dan bahan yang digunakan dalam berkarya seni lukis?

7. Material apa yang banyak digunakan oleh Bapak dalam berkarya seni lukis? 8. Bagaimana pengaruh alat dan bahan yang digunakan dalam berkarya seni

lukis?

9. Apa saja yang perlu diperhatikan sebelum berkarya?

10. Adakah faktor-faktor yang menjadi penunjang dalam pembuatan karya seni lukis Bapak?

11. Adakah juga faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pembuatan karya seni lukis Bapak?

(73)

60 tersebut?

14. Teknik apa yang sering Bapak gunakan dalam berkarya seni lukis? 15. Apa yang melatarbelakangi sehingga Bapak berkarya seni lukis?

(74)

61

Wawancara dengan A. Awan Darmawan (Foto Muharramah Rajat, 2015)

Wawancara dengan A. Awan Darmawan (Foto Muharramah Rajat, 2015)

(75)

62

(Foto Muharramah Rajat, 2015)

Wawancara dengan A. Awan Darmawan (Foto Muharramah Rajat, 2015)

(76)

63

Wawancara Apresiator dengan Drs. Yabu M, M. Sn. (Foto Suharyani Ulfah Wahab, 2016)

(77)

64

Wawancara Apresiator dengan Drs. Benny Subiantoro, M.Sn

(78)

Miftahera, disapa Itha/ Miftah lahir di Tosiba Kec. Samaturu, Kab. Kolaka pada tanggal, 24 Oktober 1992. Penulis merupakan anak pertama dari enam bersaudara dari pasangan Nasrullah dan Rosmah. Penulis memulai jenjang pendidikan TK Teratai di keluraha Tosiba pada tahun 1998 dan selesai pada tahun 1999 dan ditahun yang sama melanjutkan kejenjang SDN. 1 Tosiba, selesai pada tahun 2004, ditahun 2004 penulis Melanjutka sekolah menengah pertama di MTS. Darul Istiqamah Amamotu Kab. Kolaka pada tahun 2003 sampai tahun 2007, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMKN. 1 Samaturu Kab. Kolaka pada tahun 2007, lulus pada tahun 2010. Ditahun yang sama pula penulis tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Atas dasar keyakinan yang kuat kepada sang pencipta serta do’a dan restu ayah dan ibu yang tercinta bersama saudara, keluarga, teman-teman, penulis dapat berkarya dalam bentuk tulisan yakni: menyusun skripsi yang berjudul “Proses Kreatif A. Awan Darmawan dalam Berkarya Seni Lukis”.

Gambar

Gambar 4.3  Foto A. Awan Darmawan pada saat menyempurnakan kondisi  lukisan yang telah diciptakan …………………………………..
Gambar 2.1  Lukisan Religius
Gambar 2.2  Lukisan Magis
Gambar 2.4  Lukisan Estetis  www amazine. co  5) Seni Lukis untuk Tujuan Komersil
+7

Referensi

Dokumen terkait

Stevioside and Stevia-sweetener in food: application, stability and interaction with food ingredients.  Journal of Consumer Protection and Food Safety... Protein in optimal

Penelitian ini bertujuan untuk membangun sistem yang dapat membantu masyarakat dalam melakukan pencarian dan pengumuman barang hilang atau orang hilang yang sesuai dengan

Whereas biclausal ICs allow any verb in the second clause as long as it profiles an event, monoclausal ICs only allow verbs that profile scenes that are conceived of?. as having

“Peningkatan Partisipasi Belajar Siswa Kelas IV dengan Metode Role Playing pada Pembelajaran PKn di SDN 05 Padang Pasir

Penelit ian ini dilakukan de- ngan melihat bagaimanakah norma hukum dalam hubungannya t erhadap t at anan normat if berkait an dengan sinkronisasi hukum perat uran

Populasi dalam penelitian ini adalah semua obligasi korporasi yang listed diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2012 sampai dengan 2014.. Data dalam penelitian

3.   Kesepakatan  Bersama  antara  Pemerintah  Provinsi  Kalimantan  Timur  dengan  Tentara  Nasional  Indonesia  Angkatan  Darat  tentang  Pembangunan  3  (tiga) 

Menghitung besarnya peningkatan kemampuan koneksi dan komunikasi matematis siswa yang diperoleh dari skor pretes dan postes.Untuk mengetahui besarnya peningkatan